Disusun oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan hidayahnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan lancar. Tugas makalah yang
akan dibuat ini yang berjudul “ KELAINAN KONGENITAL”.
Terwujudnya tugas makalah ini merupakan tujuan kami untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu
pengetahuan dan wawasan. Tersusunnya karya ilmiah ini adalah berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, untuk itu dengan segala hormat dan ketulusan hati kami ucapkan terima kasih kepada
1. Bapak Yudisa Diaz Lutfi S., M.Kep selaku dosen mata kuliah Patofisiologi yang telah
membimbing kami demi terwujudnya tugas makalah dengan baik
2. Kedua orang tua kami yang telah memberi dukungan dan support dalam menyelesaikan
tugas makalah ini.
3. Teman-teman semua yang telah memberikan dorongan serta masukan demi terselesainya
makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada tugas makalah ini. Oleh karena itu kami
ingin pembaca untuk memberikan kritik dan saran pada tugas makalah ini agar nantinya bisa menjadi
tugas yang baik dan bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 22
B. Saran .............................................................................................. 22
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelainan kongenital adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun
metabolisme tubuh yang ditemukan pada neonatus. Kelainan kongenital merupakan
kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul semenjak kehidupan
kehidupan konsepsi sel telur.
Adapun penyebab dari kelainan kongenital adalah faktor usia, faktor
kromosom, faktor mekanik, faktor infeksi, faktor obat, faktor hormonal, faktor radiasi,
faktor fisik pada rahim, faktor gizi, riwayat kesehatan ibu, paritas, jarak kehamilan.
Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju
maupun negara berkembang. Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa
satu jenis kelainan saja atau dapat pula berupa beberapa kelainan kongenital secara
bersamaan sebagai kelainan kongenital multipel. Kadangkadang suatu kelainan
kongenital belum ditemukan atau belum terlihat pada waktu bayi lahir, tetapi baru
ditemukan beberapa waktu setelah kelahiran bayi.
Sebaliknya dengan kemajuan teknologi kedokteran, kadang-kadang suatu
kelainan kongenital telah diketahui selama kehidupan fetus. Bila ditemukan satu
kelainan kongenital besar pada bayi baru lahir, perlu kewaspadaan kemungkian
adanya kelainan kongenital ditempat lain. Dikatakan bahwa bila ditemukan dua atau
lebih kelainan kongenital kecil, kemungkinan ditemukannya kelainan kongenital
besar di tempat lain sebesar 15% sedangkan bila ditemukan tiga atau lebih kelainan
kongenital kecil, kemungkinan ditemukan kelainan kongenital besar sebesar 90%.
Di Indonesia, sekitar 2% dari semua bayi yang dilahirkan membawa cacat
kongenital serius, yang mengancam nyawa, menyebabkan kecacatan permanen, atau
membutuhkan pembedahan untuk memperbaikinya. Kematian lebih banyak terjadi
pada awal-awal kehidupan dan lebih banyak pada anak laki-laki di semua umur.
Hal ini dikarenakan hanya sedikit pengetahuan yang kita miliki tentang
penyebab abnormalitas kongenital. Cacat pada gen tunggal dan kelainan kromosom
bertanggung jawab atas 10-20% dari total kecacatan yang terjadi. Sebagian kecil
berkaitan pada infeksi intrauterin (misalnya sitomegalovirus, rubella), lebih sedikit
lagi disebabkan obat-obatan teratogenik dan yang lebih sedikit lagi disebabkan radiasi
ionisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Kelainan Kongenital
2. Bagaimana dengan Patofisiologi dari Kelainan Kongenital
3. Apa saja Pengelompokan dari Kelainan Kongenital
4. Bentuk apa saja Kelainan Kongenital yang dapat dijumpai di Klinik
5. Bagaimana Diagnosis dari Kelainan Kongenital
6. Apa Epidemiologi dari Kelainan Kongenital
7. Bagaimana Pencegahan dari Kelainan Kongenital
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui definisi dari Kelainan Kongenital
2. Mengetahui Patofisiologi dari Kelainan Kongenital
3. Mengetahui Pengelompokan dari Kelainan Kongenital
4. Mengetahui Kelainan Kongenital yang dapat dijumpai di Klinik
5. Mengetahui Diagnosis Kelainan Kongenital
6. Mengetahui Epidemiologi dari Kelainan Kongenital
7. Mengetahui Pencegahan dari Kelainan Kongenital
D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami konsep dasar penulis karya
ilmiah
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami naskah ilmiah, jenis – jenis
dan ciri – ciri serta syarat – syarat dalam penulisan karya ilmiah.
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mampu
mengimplementasikan teori, konsep dan langkah – langkah penulisan
karangan ilmiah dan unsur – unsurnya.
Mahasiswa dapat menguasai tentang kajian kepustakaan untuk
mengimplementasikan dalam penulisan karangan ilmiah.
Mahasiswa dapat memahami dan menguasai pembuatan skripsi tesis
disertai jurnal.
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberitahukan mengenai penyakit Kelainan Kongenital, patofisiologi,
pengelompokan, epidemiologi, serta pencegahan dari Kelainan Kongenital.
Sehingga masyarakat dapat mengantisipasi bahaya penyakit Kelainan Kongenital
dan mencegah terjadinya Kelainan Kongenital.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Spina Bifida termasuk dalam kelompok neural tube defect yaitu suatu celah
pada tulang belakang yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra
gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh. Kelainan ini biasanya disertai
kelainan di daerah lain, misalnya hidrosefalus, atau gangguan fungsional yang
merupakan akibat langsung spina bifida sendiri, yakni gangguan neurologik yang
mengakibatkan gangguan fungsi otot dan pertumbuhan tulang pada tungkai bawah
serta gangguan fungsi otot sfingter.
2. Labiopalatoskisis (Celah Bibir dan Langit – langit)
Labiopalatoskisis adalah kelainan kongenital pada bibir dan langit-langit yang
dapat terjadi secara terpisah atau bersamaan yang disebabkan oleh kegagalan atau
penyatuan struktur fasial embrionik yang tidak lengkap. Kelainan ini cenderung
bersifat diturunkan (hereditary), tetapi dapat terjadi akibat faktor non-genetik.
Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan
oleh kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.
Komplikasi potensial meliputi infeksi, otitis media, dan kehilangan pendengaran.
3. Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan
intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel dan dapat
diakibatkan oleh gangguan reabsorpsi LCS (hidrisefalus komunikans) atau
diakibatkan oleh obstruksi aliran LCS melalui ventrikel dan masuk ke dalam
rongga subaraknoid (hidrosefalus non komunikans).
Salah satu gejala janin yang dikandung mengalami anensefalus jika ibu hamil
mengalami polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak).
Prognosis untuk kehamilan dengan anensefalus sangat sedikit. Jika bayi lahir
hidup, maka biasanya akan mati dalam beberapa jam atau hari setelah lahir.
5. Omfalokel
Omfalokel adalah kelainan yang berupa protusi isi rongga perut ke luar
dinding perut sekitar umbilicus, benjolan terbungkus dalam suatu kantong.
Omfalokel terjadi akibat hambatan kembalinya usus ke rongga perut dari posisi
ekstra-abdominal di daerah umbilicus yang terjadi dalam minggu keenam sampai
kesepuluh kehidupan janin. Terkadang kelainan ini bersamaan dengan terjadinya
kelainan kongenital lain, misalnya sindrom down. Pada omfalokel yang kecil,
umumnya isi kantong terdiri atas usus saja sedangkan pada yang besar dapat pula
berisi hati atau limpa.
6. Hernia Umbilikalis
Secara klinis, pada kelainan ini tampak air ludah terkumpul dan terus meleleh
atau berbusa, pada setiap pemberian minum terlihat bayi menjadi sesak napas,
batuk, muntah, dan biru.
8. Atresia dan Strenosis Duodenum
Pada kehidupan janin, duodenum masih bersifat solid, perkembangan
selanjutnya berupa vakuolisasi secara progresif sehingga terbentuklah lumen.
Ibu Hamil
Kelainan Kongenital
ileum Gangguan
penyumbat
an bagian otot usus terjadi akibat
Dinding perut obstruksi usus
proksimal besar adanya infeksi,
memberi kesan karena
esofagus, pengaruh obat,
kelainan
dan skafoid, & pengaruh
vaskular
trakhea radiasi, dan
terbentuknya mesenterika,
sebagainya.
lumen. dan intususepsi
intrauterine.
kegagalan kompleks
pertumbuhan septum urorektal,
struktur mesoderm lateralis, dan
struktur ectoderm dalam
pembentukan rektum dan
traktus urinarius bagian bawah.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN