Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENYAKIT-PENYAKIT YANG LAZIM

PADA BAYI DAN BALITA


DI INDONESIA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Anak
Dosen pengampu : Beti Sartika, S.ST., M.Kes

Disusun oleh :

Khoirunisa Nurfajriani (029BA20005)


Meti Yuliawati (029BA20006)
Sela Lusiani (029BA20012)
Sarah Maelani (029BA20011)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala


karuniaNya sehingga kami sebagai penulis makalah ini bisa menyelesaikan
makalah dengan tema “Penyakit-Penyakit yang Lazim pada Bayi dan Balita”.
Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan.
Namun akhirnya, berkat kerja sama antar semua anggota, masalah-masalah
tersebut bisa penulis dihadapi. Penulis menyadari dan meyakini dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kami masih dalam tahap pembelajaran.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala saran, kritik, dan masukan yang
membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini terselesaikan,
Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca makalah ini.

Sukabumi, Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah Kesehatan yang Sering Terjadi pada Bayi dan Balita............2
1. Bercak Mongol...............................................................................2
2. Hemangioma...................................................................................3
3. Ikterik..............................................................................................4
4. Muntah............................................................................................4
5. Gumoh............................................................................................6
6. Oral Trush.......................................................................................6
7. Diaper Rush (Ruam Popok)............................................................7
8. Seborrhoea......................................................................................8
9. Bisulan (Furunkel)..........................................................................9
10. Milliariasis......................................................................................10
11. Diare...............................................................................................11
12. Obstipasi.........................................................................................12
13. Infeksi.............................................................................................14
14. Bayi Meninggal Mendadak (Sudden Infant Death Syndrom).........15
B. Mitos pada Bayi dan Balita...................................................................16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurunkan angka kematian bayi merupakan salah satu tujuan dari
asuhan kebidanan pada neonatal, bayi dan balita. Dalam pelaksanaannya
masih banyak hambatan yang terjadi, contohnya ialah lahirnya bayi dengan
masalah, bayi dengan penyakit tertentu, dan balita yang terserang penyakit.
Maka dari itu penting bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan untuk
mengetahui dan terampil dalam mengenali gejala suatu penyakit serta cara
menanganinya. Makalah ini akan membahas tentang beberapa penyakit yang
dapat menyerang bayi antara lain ialah : bercak mongol, hemangioma,
muntah, gumoh, oral trush, diaper rash, sebhorrea, milliariasis, diare,
obstipasi , infeksi, syndrom kematian bayi mendadak (sudden infant death
syndrome-sids), muntah dan gumoh, gumoh/regurgitasi serta
penatalaksanaanya.

B. Tujuan
1. Mengetahui apa saja masalah kesehatan yang dapat terjadi pada neonatus,
bayi dan balita
2. Mengetahui penyebab masalah-masalah kesehatan pada neonatus, bayi dan
balita
3. Mengetahui tanda dan gejala setiap masalah kesehatan yang terjadi pada
neonatus, bayi dan balita
4. Mengetahui komplikasi apa saja yang dapat terjadi jika masalah kesehatan
tersebut tidak ditangani dengan tepat dan segera
5. Mengetahui penanganan setiap masalah kesehatan yang terjadi
6. Mengetahui apa saja yang harus bidan persiapkan jika masalah kesehatan
tersebut tidak dapat ditangani sendiri dan harus dirujuk
7. Mengetahui tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah-masalah kesehatan pada neonatus, bayi dan balita

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. MASALAH KESEHATAN YANG SERING TERJADI PADA BAYI


DAN BALITA
1. BERCAK MONGOL
a. Pengertian
Merupakan bercak kebiruan yang disebabkan karena
terperangkapnya sel melanostik (pigmen) di bagian belakang tubuh
bayi pada saat pembentukan sistem saraf. Bercak mongol tergolong
normal dan tidak berbahaya dan hampir dialami oleh semua bayi.
b. Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari
bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang
mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses
migrasi dari Krista neuralis ke epidermis. Hamper 90% bayi
dengan kulit berwarna atau kulit Asia (Timur) lahir dengan brcak
ini, namun pada bayi Kaukasia hanya 5%.
c. Tanda dan Gejala
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu,
atau biru kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti
memar. Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan
bokong, tetapi sering juga ditemukan pada kaki, punggung,
pinggang dan pundak. Bercak mongol juga memiliki ukuran yang
bervariasi, dari sebesar peniti sampai berdiameter enam inchi.
Seorang anak bias memiliki satu atau beberapa bercak mongol.
Bercak mongol biasanya terlihat sebagai :
 Luka seperti pewarnaan
 Daerah pigmentasi dengan tekstur kulit normal
 Area datar dengan bentuk yang tidak teratur

2
 Bercak yang biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan
atau tahun
 Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan
d. Penanganan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun
pertama atau pada 1-4 tahun sehingga tidak memerlukan
perlindungan dan penanganan khusus. Namun bercak mongol
multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa
cenderung tidak akan hilang dan dapat menetap sampai dewasa.
Apabila penderita telah dewasa, dianjurkan pengobatan dengan
menggunakan sinar laser.
Penanganan yang dapat dilakukan oleh bidan :
1) Memberikan konseling pada orang tua bayi
2) Menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bercak
mongol
3) Menjelaskan bahwa bintik tersebut akan menghilang dalam
hitungan bulan/tahun dan tidak berbahaya sehingga orang tua
bayi tidak merasa cemas.

2. HEMANGIOMA
a. Pengertian
Merupakan tanda lahir yang berupa sekelompok pembuluh
darah yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum. Biasanya
muncul di permukaan kulit. Meski bisa tumbuh membesar dua kali
ukurannya stabil dan buka merupakan tumor.
b. Penanganan
Umumnya setelah mencapai mencapai ukuran stabil,
warnanya akan menipis kemudian dapat menghilang dengan
sendirinya sehingga tidak memerlukan penanganan khusus.
Kemudian berikan konseling kepada orang tua bayi bahwa tanda

3
lahir itu normal dan sering terjadi pada bayi baru lahir, sehingga
orang tua tidak perlu khawatir dalam menghadapi kejadian ini.

3. IKTERIK
a. Pengertian
Merupakan perubahan warna kulit / sclera mata berwarna putih
menjadi kuning karena kadar bilirubin dalam darah. Ikterik pada
bayi dikatakan fisiologis apabila muncul pada hari kedua dan
ketiga setelah bayi lahir.
b. Penanganan
Perlu dilakukan pengamatan yang ketat dan cermat pada 24
jam pertama sehingga ikterus tidak potensial menjadi patologis.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara terus memberi
ASI pada (banyak minum), melakukan terapi sinar yaitu dengan
menyinari bayi pada pagi hari sekitar jam 7 sampai jam 9 selama
sepuluh menit. Namun apabila terjadi keadaan patologik perlu
dirujuk ke RS (periksa golongan darah ibu dan bayi, periksa kadar
bilirubin).

4. MUNTAH
a. Pengertian
Merupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam lambung
baik cairan maupun makanan yang sebelumnya telah dicerna
melalui gerak peristaltik otot lambung.
b. Etiologi
Muntah bisa disebabkan karena berbagai hal seperti :
1) Kelainan congenital pada saluran pencernaan, iritasi lambung
atresia esophagus, hirshprung, tekanan intracranial yang tinggi.
2) Infeksi pada saluran pencernaan.
3) Cara pemberian makanan yang salah.
4) Keracunan.

4
5) Komplikasi
 Komplikasi yang sering terjadi adalah :
1) Dehidrasi atau alkalosiskarena kehilangan cairan tubuh/
elektrolit
2) Ketosisi karena tidak makan dan minum
3) Asidosis yang disebabkan adanya ketosis yang dapat
berkelanjutan menjadi syok bahkan sampai kejang
4) Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva, rupture
esophagus, aspirasi, yang disebabkan karena muntah yang
sangat hebat.
c. Patofisiologi
Muntah terjadi ketika anak/bayi menyemprotkan isi
perutnya keluar, terkadang sampai seluruh isinya dikeluarkan. Pada
bayi, muntah sering terjadi pada minggu- minggu pertama. Hal
tersebut merupakan reaksi spontan ketika isi lambung dikeluarkan
dengan paksa melalui mulut. Refleks ini dikoordinasikan di
medulla oblongata. Muntah dapat dikaitkan dengan keracunan,
penyakit saluran pencernaan, penyakit intracranial, atau toksin
yang dihasilkan oleh bakteri.
d. Penanganan
1) Kaji factor penyebab dan sifat muntah
2) Berikan pengobatan yang bergantung pada factor penyebab
3) Ciptakan suasana tenang
4) Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati
5) Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah
6) Berikan antiemetic jika terjadi reaksi simptomatis
7) Rujuk segera

5
5. GUMOH
a. Pengertian
Meupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam lambung
baik cairan maupun makanan (ASI atau PASI) segera setelah bayi
diberikan asupan tersebut tanpa mengalami proses pencernaan
melalui gerak peristaltik otot lambung.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya gumoh antara lain :
1) Bayi sudah merasa senang
2) Posisi salah saat menyusui
3) Posisi botol yang salah
4) Tergesa-gesa saat pemberian susu
5) Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan
c. Patofisiologi
Pada keadaan gumoh, biasanya lambung sudah dalam
keadaan terisi penuh, sehingga terkadang gumoh bercampur dengan
air liur yang mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut
pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup
di ujung lambung tidak bisa bekerja dengan baik. Otot tersebut
seharusnya mendorong isi lambung ke bawah.
d. Penanganan
1) Perbaiki teknik menyusui
2) Perhatikan posisi botol saat pemberian susu
3) Sendawakan bayi setelah disusui
4) Lakukan teknik menyusui yang benar, yaitu bibir mencakup
rapat seluruh putting susu ibu sampai ke areola.

6. ORAL TRUSH
a. Pengertian
Oral trush adalah terinfeksinya membrane mukosa mulut bayi
oleh jamur Candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak-

6
bercak keputihan dan membentuk plak-plak berkeping di mulut,
terjadi ulkus dangkal. Biasanya penderita akan menunjukkan gejala
demam karena adanya iritasi gastrointestinal.
b. Etiologi
Oral trush terjadi karena adanya infeksi jamur (candida
albican) yang merupakan organism penghuni kulit dan mukosa
mulut, vagina, dan saluran cerna.
b. Tanda dan Gejala
Sangat mudah terlihat pada pasien oral trush adalah lesi di
mulut yang berwarna putih dan membentuk plak-plak yang
berkeping menutupi seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi,
dan mukosa pipi.
c. Penanganan
1) Bedakan oral trush dengan endapan susu pada mulut bayi.
2) Apabila sumber infeksi berasal dari ibu, maka ibu harus segera
diobati dengan pemberian antibiotic berspektrum luas.
3) Jaga kebersihan dengan baik, terutama kebersihan mulut.
4) Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum
susu dengan air matang dan juga bersih.
5) Pada bayi yang minun susu dengan menggunakan botol,
gunakan teknik steril dalam membersihkan botol susu.
6) Berikan terapi pada bayi.
7) 1 ml larutan Nystatin 100.000 unit diberikan 4x sehari dengan
interval setiap 6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan
hati-hati agar tidak menyebar luas kerongga mulut.
8) Gentian violet 3x sehari.

7. DIAPER RUSH (RUAM POPOK)


a. Pengertian
Kemerahan pada kulit bayi akibat adanya kontak yang terus
menerus dengan lingkungan yang tidak baik.

7
b. Etiologi
1) Tidak terjaganya kebersihan kulit dan pakaian bayi
2) Jarang mengganti popok setelah bayi BAB atau BAK
3) Terlalu panas atau lembabnya udara/suhu lingkungan
4) Tingginya frekuensi BAB (diare)
5) Adanya reaksi kontak terhadap karet, plastic dan deterjen
c. Tanda dan Gejala
1) Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan allergen,
sehingga muncul eritema.
2) Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti bokong, alat
genital, perut bawah, atau paha atas.
3) Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papilla
eritematosa, vesikula dan ulserasi.
d. Penanganan
1) Dapat diatasi dengan cara menjaga kebersihan dan kelembaban
kulit bayi terutama pada kulit di daerah alat kelamin dan
bokong.
2) Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan.
3) Setiap setelah BAB dan BAK segera bersihkan daerah pada
tubuh bayi yang terkontaminasi.
4) Mencuci popok dengan detergen yang lembut.

8. SEBORRHOEA
a. Pengertian
Kulit tampak berkaca-kaca, berwarna merah dan berminyak
oleh karena produksi lemak yang berlebihan dan bisa juga terjadi
jerawat komedo pada kulit. Biasanya seborrhea terjadi di daerah
kepala.
b. Etiologi
Beberapa factor penyebab seborrhea :

8
1) Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena factor keturunan
dari orang tua.
2) take makanan yang kaya lemak dan kalori.
3) Asupan minuman beralkohol.
4) Adanya gangguan emosi.
c. Penanganan
Walaupun secara kausal masih belum diketahui, tapi
penyembuhannya bisa dilakukan dengan obat-obat topical seperti
sampo yang tidak berbusa (keramasilah kepala bayi sebanyak 2
sampai 3 kali seminggu) dank rim selenium sulfida.

9. BISULAN (FURUNKEL)
a. Pengertian
Infeksi bakterial (terutama oleh kuman Staphylococcus Aureus
dan Streptococcus sp.) pada bagian atas lapisan kulit. Salah satu
faktor resiko atau pemicu munculnya bisulan adalah obesitas
(semakin gemuk seseorang semakin tinggi resiko untuk mengalami
bisul).
b. Etiologi
Bisul dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
1) Iritasi pada kulit.
2) Kebersihan kulit yang kurang terjaga.
3) Daya tahan tubuh yang rendah.
4) Infeksi oleh Staphylococcus Aureus
c. Tanda dan gejala
1) Nyeri pada daerah ruam.
2) Ruam pada daerah kulit berupa noduseritematosa yang
berbentuk kerucut dan memiliki pustule.
3) Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan
jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu
keluar melalui lobus minori resistensiae.

9
4) Setelah seminggu umumnya furunkel akan pecah pecah sendiri
dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
d. Penanganannya
1) Faktor pemicu harus dihilangkan.
2) Menjaga kebersihan umum terutama pada kulit.
3) Bila bisulan melebar (semakin luas) diberikan obat antibiotik
golongan penicilin atau diberikan antibiotik Eritromicin.
4) Bila bisul matang lakukan insisi dan bila bisul sering kambuh
perlu dilakukan pemeriksaan gula darah.

10. MILLIARIASIS
a. Pengertian
Kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan disertai
dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat
berlebih disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu pada
dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung),
tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga
kepala.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas
dan lembab serta adanya dengan infeksi bakteri.
c. Penanganan
1) Melakukan perawatan kulit yang benar.
2) Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak
salycil atau bedak kocok setelah mandi.
3) Bila sangat gatal, pedih, luka, dan timbul bisul, dapat
diberikan antibiotik.
4) Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan
bersih) sehingga tidak melukai / menggores kulit saat
menggaruk.

10
11. DIARE
a. Pengertian
BAB dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari, disertai
perubahan tinja / feses menjadi cair dengan atau tanpa lender dan
darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak
sehat.
b. Etiologi
1) Infeksi
 Enteral, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran
pencernaan dan merupakan penyebab utama terjadinya
diare.
 Parenteral, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan.
2) Malabsorbsi karbohidrat, lemak, dan protein
3) Makanan, misalnya makanan basi, beracun, dan alergi.
4) Psikologi, misalnya rasa takut atau cemas.
c. Tanda dan gejala
1) Cengeng
2) Gelisah
3) Suhu meningkat
4) Nafsu makan menurun
5) Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan adanya
darahnya.
6) Anus lecet
7) Dehidras
8) Berat badan menurun
9) Turgor kulit menurun
10) Mata dan ubun-ubun cekung
11) Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering

11
d. Penanganan
1) Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan cairan
elektrolit.
2) Melakukan terapi rehidrasi.
3) Melakukan kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebabnya.
4) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
untuk mencegah penularan.
5) Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi
antibiotik.
6) Tidak dianjurkan memberi anti diare.

12. OBSTIPASI
a. Pengertian
Merupakan penimbunan feses yang keras akibat adanya
penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna. Bisa juga
didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama hari
atau lebih.
b. Etiologi
Obstipasi pada anak dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :
1) Kebiasaan makan, Obstipasi dapat timbul bila feses terlalu
kecil untuk membangkitkan keinginan untuk buang air besar.
Keadaan ini terjadi akibat dari kelaparan, dehidrasi, dan
mengonsumsi makanan yang kurang mengandung selulosa.
2) Hipotiroidesme, Obstipasi merupakan gejala dari dua
keadaan, yaitu kreatinisme dan myodem yang menyebabkan
tidak cukupnya ekskresi hormone tiroid sehingga semua
proses metabolism berkurang.
3) Keadaan-keadaan mental, Factor kejiwaan memegang
peranan penting terhadap terjadinya obstipasi, terutama

12
depresi berat yang tidak memedulikan keinginannya untuk
buang air besar. Kondisi anak dengan keterbelakangan
mental juga merupakan penyebab terjadinya obstipasi karena
anak sulit dilatih buang air besar.
4) Penyakitorganic, Obstipasi terjadi bila terasa nyeri saat buang
air besar dan sengaja dihindari seperti pada fistula ani atau
wasir yang mengalami thrombosis.
5) Kelainan congenital, Adanya penyakit seperti atresia,
stenosis, megakolon anganglionik congenital (penyakit
hirschprung), obstruski bolus usus ileus mekonium, atau
sumbatan mekonium. Hal ini dicurigai terjadi pada neonates
yang tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama.
6) Penyebab lain, Penyeban lainnya adalah diet yang salah,
tidak mengonsumsi makanan yang mengandung serat
selulosa sehingga bisa mendorong terjadinya peristaltic, atau
pada anak setelah sakit atau sedang sakit, ketika anak masih
kekurangan cairan.
c. Tanda dan Gejala
1) Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36
jam pertama, pada bayi jika tidak mengeluarkan feses selama
3hari atau lebih.
2) Sakit dan kejang pada perut
3) Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan
mekonium yang menyemprot
4) Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum.
5) Bising usus yang janggal.
6) Merasa tidak enak badan, anoreksia, dan sakit kepala.
7) Terdapat luka pada anus
d. Penanganan
1) Banyak minum
2) Makan makanan yang tinggi serat.

13
3) Mencegah memberikan makanan dan obat yang
menyebabkan konstipasi /Obstipasi.
4) Lebih baik memberi ASI pada bayi.
5) Melakukan kolaborasi untuk intervensi bedah jika terdapat
indikasi.
6) Melakukan perawatan kulit per anal.

13. INFEKSI
a. Pengertian
Kolonaliasis yang dilakukan oleh spesies asing terhadap
organisme inang dan bersifat paling membahayakan inang.
b. Etiologi
Infeksi perinatal dapat disebabkan oleh berbagai bakteri
seperti Escherichia coli, Pseudomonas pyocyaneus, Klebsielia,
Staphylococcus aureus, dan Coccus gonococcus. Infeksi ini bisa
terjadi pada saat antenatal, intranatal, dan postnatal.
c. Tanda dan gejala
Gejala infeksi yang umum terjadi pada bayi yang
mengalami infeksi perinatal adalah sebagai berikut :
1) Bayi malas minum.
2) Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi.
3) Frekuensi pernapasan meningkat.
4) Berat badan menurun.
5) Pergerakan kurang.
6) Muntah
7) Diare
8) Sklerema dan edema
9) Perdarahan, ikterus, kejang.
10) Suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi.

14
d. Penanganan
1) Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan
2) Mencuci tangan sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi,
pakaian bayi harus bersih, alat-alat yang digunakan untuk
melakukan tindakan pada bayi harus bersih.
3) Berikan posisi semi fowler apabila bayi mengalami sesak.
4) Apabila suhu tinggi lakukan kompres dingin.
5) Memberikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit.
6) Apabila bayi muntah lakukan perawatan muntah yaitu posisi
tidur miring ke kiri atau ke kanan.
7) Apabila ada diare, perhatikan personal hygine dan keadaan
lingkungan.
8) Rujuk segera kerumah sakit. Lakukan informant consent pada
keluarga

14. Bayi Meninggal Mendadak (Sudden Infant Death Syndrom)


a. Pengertian
Suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi
yang tampaknya sehat. Sering ditemukan pada bayi usia 2 minggu
sampai 1 tahun dan sering terjadi ketika bayi sedang tidur.
b. Etiologi
1) Ibu yang masih remajaBayi dengan jarak kehamilan yang dekat
2) Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal
3) Bayi yang mengalami dysplasia bronkopulmoner.
4) Bayi premature.
5) Gemeli (bayi kembar)
6) Bayi dengan sibling
7) Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkotika.
8) Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur telungkup.
9) Bayi dengan virus pernapasan.

15
10) Bayi dengan infeksi botulinum
11) Bayi dengan apnea yang berkepanjangan
12) Bayi dengan pola napas herediter
13) Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli.
c. Pencegahan
1) Selalu meletakkan bayi dalam posisi terlentang ketika ia
sedang tidur walaupun saat tidur siang.
2) Menggunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu
empuk.
3) Jauhkan berbagai selimut atau kain lembut.
4) Pastikan wajah dan kepala bayi tidak tertutup oleh apapun
selama ia tidur.
5) Melarang siapa pun merokok di sekitar bayi.
6) Jangan membiarkan bayi kepanasan selama tidur.

B. MITOS SEPUTAR BAYI DAN BALITA


1. Jemur Bayi di Pagi Hari
Anggapan bahwa bayi harus dijemur setiap pagi tak sepenuhnya
betul. Bayi memang perlu dijemur di pagi hari untuk menghangatkan
tubuhnya, tetapi tak perlu setiap hari. Juga, tak perlu lama-lama, cukup
10 sampai 15 menit saja di bawah jam delapan pagi. Terutama bila bayi
anda lahir berwarna kuning. Sinar matahari pagi hari dapat menguraikan
bilirubin menjadi senyawa yang larut dalam air dan akan dikeluarkan
sebagai urin.
2. Susu Botol Saat Tidur
Itu hanya untuk meringankan anda saja. Memberikan susu botol
pada bayi yang bangun malam hari membuat anda lebih praktis dan bayi
pun segera tidur lagi. Tapi, susu botol dapat mengganggu perkembangan
bayi. Karena, endapan susu dapat berkumpul di bagian gusi. Selain itu, si
kecil mudah terkena infeksi telinga karena susu yang diminum dapat
masuk ke saluran eustachius, penghubung antara tenggorokan bagian

16
belakang dan telinga bagian belakang. Jadi, bila harus memberikan susu
botol, angkat bayi, pangku agar kepala lebih tinggi dari badannya.
Setelah itu tidurkan tanpa botol
3. Air Dingin Membuat Bayi Kuat
Anggapan memandikan bayi dengan air dingin dapat membuat bayi
kuat sangat tidak benar. Bayi justru rentan terhadap suhu dingin. Itu
sebabnya setelah lahir orangtua membedong bayinya. Air dingin dapat
membuat pembakaran dan metabolisme tubuh bayi meningkat, sehingga
makanan dalam tubuh bisa habis untuk mengatur suhu tubuh. Bayi bisa
kehabisan tenaga dan akhirnya mudah sakit. Bayi harus dimandikan
dengan air hangat. Angkat sebelum bayi kedinginan dan usahakan anak
dalam keadaan hangat.
4. Wajar Bayi Berliur
Memang wajar, sebab bayi hingga usia 4 tahun aktif memproduksi
air liur. Namun, bila liur bayi berlebihan, kemungkinan terjadi
peradangan atau infeksi di rongga mulut. Air liur juga menjadi tanda
tumbuh gigi. Jadi, bukan karena akibat ngidam tak terpenuhi.
5. Bayi Boleh Ngompol
Sampai usia dua tahunan, wajar saja bila masih ngompol. Karena,
kontrol air seninya belum berfungsi sempurna. Meski demikian,
mengajarkan bayi buang air lebih dini lebih baik, sehingga di usia dua
tahunan ia sudah bisa mengontrol kandung kemihnya. Bila sampai di atas
2 tahunan masih ngompol, waspadai kemungkinan masalah psikologis
atau biologis.
6. Harus Gumoh Sesudah Makan
Gumoh atau mengeluarkan cairan makanan atau minuman sesudah
ia makan atau menyusu, dilakukan bayi bila ia kekenyangan atau bila
banyak udara terikut masuk saat ia makan atau menyusu. Gumoh juga
bisa terjadi bila gurita bayi terlalu kencang mengikat tubuhnya atau, salah
memposisikan anak saat makan, misalnya makan dengan posisi
telentang. Bila ia tak mengalami itu, bayi pun tak selalu gumoh

17
7. Bayi Harus Digendong
Menggendong bayi merupakan kebiasaan keluarga Indonesia.
Memang membuat bayi tenang, namun tak membuat bayi melatih
emosinya.Bila otot-otot lehernya mulai kuat, ia bisa mengontrol kepala
dengan baik, anda boleh mengajaknya bermain dengan mengangkat bayi
tinggi-tinggi, mengayun-ayunkan, dsb. Cara tersebut dapat melatih anak
mengontrol emosinya.
8. Anak ngempeng, Wajar
Banyak yang menganggapnya demikian. Itu wajar dilakukan anak
di bawah usia dua tahun. Di atas usia tersebut, anak yang kecanduan
ngempeng, termasuk ngempeng dengan ibu jarinya, bisa tanda si kecil
mengalami gangguan psikologis. Misalnya, anak merasa tidak aman,
ketakutan, kurang perhatian, tidak percaya diri dan sebagainya. Bila anak
demikian, alihkan pada kegiatan lain.
9. Sehat Anak yang Selalu Berkeringat
Keringat yang keluar berlebihan bukan pertanda sehat. Tapi tanda
gangguan tertentu, misalnya stres, fungsi kelenjar gondok yang
berlebihan, rendahanya kadar gula, berat badan berlebih. Jadi sebaiknya
waspada jika keringat anak berlebihan.
10. Anak Harus Diberi Vitamin
Bila pola makan anak bagus, sebenarnya tak perlu tambahan
vitamin. Jika ingin tetap memberi anak vitamin, berikan sesuai
kebutuhan, karena vitamin sangat bermanfaat bila anak
membutuhkannya. Seperti, vitamin untuk meningkatkan nafsu makan,
untuk menambah zat besi dan sebagainya.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah yang lazim terjadi pada bayi dan balita ini lazim terjadi.
Cara penanganannya adalah dengan mengetahui bagaimana penanganan
dari tiap-tiap masalah yang terjadi. Serta orang tua bisa mencari
bagaimana tingkat keparahan dari masalah kesehatan yang dihadapi
sehingga bisa mengetahui mana yang sudah parah dan mana yang tidak.
Serta bisa membawa anaknya ke tenaga kesehatan jika penyakit atau
masalah tersebut semakin parah.

B. Saran
1. Sebagai tenaga kesehatan maka harus mengetahui masalah kesehatan
yang lazim terjadi pada bayi dan balita dan tahu bagaiamana cara
penanganannya.
2. Sebagai tenaga kesehatan maka sebaiknya mampu memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu agar ibu bisa menangani secara cepat
masalah kesehatan yang diderita anaknya

19
DAFTAR PUSTAKA

Deslidel, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC.
Dewi Vivian N. L.2010.AsuhanNeonatusbayidanBalita. Jakarta: SalembaMedika.
Sudarti, dan Endang Khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan
Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yeyeh, Ai.2010.AsuhanNeonatusBayidanAnakBalita. Jakarta: CV. Trans
InfoMedika

20

Anda mungkin juga menyukai