Anda di halaman 1dari 16

IKTERUS NEONATORUM

NURUL PUJIA ASTUTI


08700263

DEFINISI

Kata ikterus (jaundice) berasal dari kata Perancis jaune yang


berarti kuning. Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera
mata atau jaringan lainnya (membrane mukosa) yang menjadi
kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat
kadarnya dalam sirkulasi darah.

Pada orang dewasa, ikterus akan tampak apabila serum bilirubin


> 2 mg/dL (> 17 mol/L)

pada neonatus baru tampak apabila serum bilirubin > 5 mg/dL


( >86mol/L).

IKTERUS
IKTERUS

FISIOLOGIS
FISIOLOGIS

PATOLOGIS
PATOLOGIS

IKTERUS FISIOLOGIS
Ikterus fisiologis adalah keadaan hiperbilirubin karena factor fisiologis
yang merupakan gejala normal dan sering dialami bayi yang baru lahir.
Ikterus fisiologis diantaranya sebagai berikut :

timbul pada hari kedua dan ketiga

kadar bilirubin indirect tidak melebihi 10mg/dl % pada neonatus cukup


bulan dan 12,5mg/dl % untuk neonatus lebih bulan.

Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5mg/dl % perhari

Ikterus menghilang pada 10 hari pertama

Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologik

IKTERUS PATOLOGIS

Terjadi dalam 24 jam pertama


Kadar bilirubin melebihi 10mg/dl % pada neonatus
cukup bulan atau melebihi 12,5 mg/dl % pada
neonatus kurang bulan.
Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg/dl% perhari
Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
Kadar bilirubin direct melebihi 1mg/dl
Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik

ETIOLOGY
1. Peningkatan produksi

Hemolisis, misalnya pada inkompalibilitas yang terjadi bila


terdapat ketidaksesuaian golongan darah dan anak pada
penggolongan rhesus dan ABO.

Perdarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran

Kelainan congenital

2. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan


misalnya hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obat
tertentu misalnya sulfadiazine.
3. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa
mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati
dan darah merah seperti infeksi, toksoplasmasiss, syphilis.
5. Peningkatan sirkulasi enterohepatik, misalnya pada ileus obstruktif.

PATOFISIOLOGY

PENILAIAN MENURUT KRAMMER


Penilaian ikterus dan derajat ikterus dengan cara Kramer dengan
membagi derajat ikterus bayi baru lahir dalam 5 bagian yang
dimulai cara :

DIAGNOSA
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium.

Anamnesis

1. Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan, ibu


DM, gawat janin, malnutrisi intra uterin, infeksi intranatal)
2. Riwayat persalinan dengan tindakan / komplikasi
3. Riwayat ikterus / terapi sinar / transfusi tukar pada bayi
sebelumnya
4. Riwayat inkompatibilitas darah
5. Riwayat keluarga yang menderita anemia, pembesaran
hepar dan limpa

LANJUTAN

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau
beberapa hari kemudian. Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang
cukup. Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat
dengan penerangan yang kurang, terutama pada neonatus yang kulitnya gelap.
Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan
terapi sinar.

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan
jaringan subkutan. Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam
diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus
mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut.

LANJUTAN
Pemeriksaan

laboratorium

Pemeriksaan

serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus

yang mengalami ikterus. Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang
tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat. Namun pada bayi yang
mengalami ikterus berat, lakukan terapi sinar sesegera mungkin, jangan menunda
terapi sinar dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serum bilirubin.
Transcutaneous

bilirubin (TcB) dapat digunakan untuk menentukan kadar serum

bilirubin total, tanpa harus mengambil sampel darah. Namun alat ini hanya valid
untuk kadar bilirubin total < 15 mg/dL (<257 mol/L), dan tidak reliable pada kasus
ikterus yang sedang mendapat terapi sinar.

PENATALAKSANAAN

Berdasarkan pada penyebabnya maka


manajemen bayi dengan hiperbilirubinemia
diarahkan untuk mencegah anemia dan
membatasi efek dari hiperbilirubinemia.
Fototerapi
Fototerapi menurunkan kadar bilirubin
dengan cara memfasilitasi ekskresi bilirubin
tak terkonjugasi
Transfusi Pengganti
Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk
menghasilkan enzim yang meningkatkan

FOTOTHERAPY

TRANSFUSI GANTI

KOMPLIKASI

Komplikasi yang mungkin


timbul dari ikterus
neonatorum terjadi kern
ikterus, yaitu kerusakan
otak akibat perlengkatan
bilirubin indirect pada otak
terutama pada korpus
striatum, thalamus,
nucleus subtalamus
hipokampus, nucleus
merah di dasar ventrikel IV

PROGNOSIS

Hiperbilirubinemia baru akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah


melalui sawar darah otak. Pada keadaan ini penderita mungkin menderita
kernikterus atau ensefalopati biliaris. Pada masa neonatus gejala mungkin
sangat ringan dan hanya memperlihatkan gangguan minum, latergi dan
hipotonia. Selanjutnya bayi mungkin kejang, spastik dan ditemukan epistotonus.
Pada stadium lanjut mungkin didapatkan adanya atetosis disertai gangguan
pendengaran dan retardasi mental di hari kemudian. Dengan memperhatikan hal
di atas, maka sebaiknya pada semua penderita hiperbilirubinemia dilakukan
pemeriksaan berkala, baik dalam hal pertumbuhan fisis dan motorik, ataupun
perkembangan mental serta ketajaman pendengarannya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai