0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi hiperbilirubin. Secara singkat, dibahas definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan komplikasi dari kondisi tersebut. Langkah-langkah pentingnya meliputi pemantauan antenatal, pencegahan faktor risiko, pengobatan seperti fototerapi, serta menghindari komplik
Deskripsi Asli:
askep pada bayi baru lahir dengan resiko hiperbilirubin
Judul Asli
Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Resiko PPT
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi hiperbilirubin. Secara singkat, dibahas definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan komplikasi dari kondisi tersebut. Langkah-langkah pentingnya meliputi pemantauan antenatal, pencegahan faktor risiko, pengobatan seperti fototerapi, serta menghindari komplik
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi hiperbilirubin. Secara singkat, dibahas definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan komplikasi dari kondisi tersebut. Langkah-langkah pentingnya meliputi pemantauan antenatal, pencegahan faktor risiko, pengobatan seperti fototerapi, serta menghindari komplik
RESIKO TINGGI HIPERBILIRUBIN Disusun Oleh : Kelompok 8 Wiji Anggoro Grifita J. Mangapeng Grini A. Domensili Febriani Tamarongke
Kelas llA Akper Rumkit TK III Manado T.A 2018/2019 Definisi
Hiperbiliirubin adalah suatu keadaan dimana
kadar bilirubiin mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi menimbulkan kern- ikterus, jika tidak ditanggulangi dengan baik. Etiologi
Pada keadaan normal kadar bilirubin indirek
pada tali pusat 1-3 mg/dL dan meningkat kurang dari 5 mg/dL/24 jam sehingga biasanya baru tampak pada hari kedua dan hari ketiga dan memuncak pada hari kedua sampai ke empat dengan kadar 5-6 mg/dL dan turun tiga sampai kelima dan turun kurang dari 2 mg/dL pada hari ke lima sampai ke tujuh. Lanjutan… Peningkatan kadar bilirubin dalam darah tersebut dapat terjadi karena keadaan sebagai berikut : 1. Polychetemia 2. Isoimmun Hemolytic Disease 3. Kelainan struktur dan enzim sel darah merah 4. Keracunan obat (hemolisis kimia; salisilat, kortikosteroid, kloramfenikol) 5. Hemolisis ekstravaskuler 6. Cephalhematoma 7. Ecchymosis 8. Gangguan fungsi hati; defisiensi glukoronil transferase, obstruksi empedu (atresia biliari), infeksi, masalah metabolik galaktosemia, hipotiroid jaundice ASI 9. Adanya komplikasi; asfiksia, hipotermi, hipoglikemi. Menurunnya ikatan albumin; lahir prematur, asidosis. Patofisiologi
Peningkatan kadar Bilirubin tubuh dapat
terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban Bilirubin pada sel Hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran Eritrosit, Polisitemia. Gangguan pemecahan Bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar Bilirubin tubuh. Derajat Area Kadar bilirubin total
1 Kepala dan leher 5 mg/dl
2 Kepala, leher dan bagian atas 9 mg/dl
3 Kepala, leher, badan bagian atas 11 mg/dl
dan bawah tungkai
4 Kepala, leher, badan bagian atas 12mg/dl
dan bawah tungkai dan lutut
5 Kepala, leher, badan bagian atas 16 mg/dl
dan bawah tungkai, lutut. Dan kaki serta tangan Manifestasi Klinis
Bayi baru lahir (neonatus) tampak kuning
apabila kadar bilirubin serumnya kira-kira 6mg/dl (Mansjoer at al, 2007). Ikterus sebagai akibat penimbunan bilirubin indirek pada kulit mempunyai kecenderungan menimbulkan warna kuning muda atau jingga. Sedangkan ikterus obstruksi (bilirubin direk) memperlihatkan warna kuningkehijauan atau kuning kotor. Perbedaan ini hanya Lanjutan… Gambaran klinis ikterus fisiologis : Tampak pada hari 3,4 Bayi tampak sehat (normal) Kadar bilirubin total <12mg% Menghilang paling lambat 10-14 hari Tak ada faktor resiko Gambaran klinik ikterus patologis : Timbul pada umur <36 jam Cepat berkembang Bisa disertai anemia Menghilang lebih dari 2 minggu Ada faktor resiko Klasifikasi Penggolongan Hiperbilirubinemia berdasarkan saat terjadi Ikterus : 1. Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama. 2. Ikterus yang timbul 24 - 72 jam sesudah lahir. 3. Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama. 4. Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya. Pemeriksaan Fisik Secara klinis, ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau setelah beberapa hari. Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup. Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang, terutama pada neonatus yang berkulit gelap. Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar (Etika et al, 2006). Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang dapat dilakukan diantaranya : 1. Tes Coomb pada tali pusat bayi baru lahir. 2. Golongan darah bayi dan ibu : mengidentifikasi inkompatibilitas ABO. 3. Bilirubin total : kadar direk (terkonjugasi) bermakna jika melebihi 1,0-1,5 mg/dl, yang mungkin dihubungkan dengan sepsis. 4. Protein serum total : kadar kurang dari 3,0 g/dl menandakan penurunan Lanjutan… 5. Hitung darah lengkap: Hemoglobin (Hb) mungkin rendah (kurang dari 14 g/dl) karena hemolisis. 6. Glukosa 7. Daya ikat karbon dioksida. Penurunan kadar menunjukkan hemolisis. 8. Meter ikterik transkutan : mengidentifikasi bayi yang memerlukan penentuan bilirubin seru. 8. Meter ikterik transkutan : mengidentifikasi bayi yang memerlukan penentuan bilirubin 9. Jumlah retikulosit : peningkatan retikulosit menandakan peningkatan produksi SDM dalam respons terhadap hemolisis yang berkenaan dengan penyakit Rh. 10. Smear darah perifer : dapat menunjukkan SDM abnormal atau imatur, eritroblastosis pada penyakit Rh, atau sferositis pada inkompabilitas ABO. 11. Tes Betke-Kleihauer: evaluasi smear darah maternal terhadap eritrosit janin. Penatalasanaan Penatalaksanaan Medis 1. Pengawasan antenatal dengan baik dan pemberian makanan sejak dini (pemberian ASI). 2. Menghindari obat yang meningkatakan ikterus pada masa kelahiran, misalnya sulfa furokolin. 3. Pencegahan dan pengobatan hipoksin pada neonatus dan janin. 4. Fenobarbital 5. Antibiotik, bila terkait dengan infeksi. 6. Fototerapi 7. Transfusi tukar. : Transfusi tukar dilakukan bila sudah tidak dapat ditangani dengan foto Lanjutan…
Penatalaksanaan non medis :
1. Memenuhi kebutuhan atau nutrisi 2. Mengenal gejala dini mencegah meningkatnya ikterus 3. Gangguan rasa aman dan nyaman akibat pengobatan Komplikasi Sebagian besar kasus hiperbilirubinemia tidak berbahaya, tetapi kadang kadar bilirubin yang sangat tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak (keadaannya disebut kern ikterus). Kern ikterus adalah suatu keadaan dimana terjadi penimbunan bilirubin di dalam otak, sehingga terjadi kerusakan otak. Efek jangka panjang dari kern ikterus adalah keterbelakangan mental, kelumpuhan serebral (pengontrolan otot ‘’The End’’