Anda di halaman 1dari 6

Perawatan kulit bayi dan anak

Chairiyah Tanjung SMF I. K. Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan Abstrak Kulit neonatus dalam beberapa hal berbeda dengan dewasa. Bayi lebih rentan terhadap trauma dan infeksi, karena itu dibutuhkan perhatian khusus. Untuk perawatan kulit bayi ada beberapa hal yang harus diperhatikan ibu ataupun pengasuhnya, seperti membersihkan kulit dengan seksama, hidrasi dan melembabkan kulit dengan adekuat, mencegah gesekan dan maserasi terutama di bagian-bagian lipatan, proteksi terhadap bahan-bahan iritan dan sinar matahari. Perkembangan kulit anak terus berlangsung sejak awal kehidupan dan baru berfungsi sempurna kalau anak sudah remaja. Anak-anak lebih banyak beraktifitas diluar rumah dan kulitnya masih rentan terhadap kerusakan. Kerusakan kulit karena radiasi ultra violet pada masa anak dapat menimbulkan problem yang serius dikemudian hari. Perawatan dan tindakan proteksi kulit merupakan hal yang penting untuk kesehatan anak. Abstract Skin of the newborn differs from thet of an adult in several ways. It is more susceptible to trauma and infection and requires special care. Certain principles of skin care have to be emphasized to the mother and caregiver such as gentle cleansing, adequate hydration and moisturizing of the skin, preventing friction and maceration in body fold, protection from irritants and bright sunlight. Skin development in children continuous during early years of life and does not reach full adult function until adolescence. Children spend more time doing outdoor activities, younger skin is more susceptible to damage. Ultra violet damage in chilhood may have particularly profound consequences later. Adequate cleansing and protection is vital for their good health. Pendahuluan Kulit merupakan organ tubuh luar yang sangat kompleks yang membatasi tubuh dengan lingkungan sekitarnya.1 Fungsi utama kulit adalah untuk mempertahankan homeostasis air dan elektrolit, barier permeabilitas fisik, proteksi berbagai anti mikrobial, trauma, radiasi ultra violet, persepsi, absorbsi, ekskresi, termoregulasi, pembentuk pigmen dan vitamin D, berperan dalam proses penyembuhan luka dan berfungsi dibidang kosmetik.1,2 Secara fisik antar individu berbedabeda tergantung pada ras, tipe kulit, usia, jenis kelamin dan lokasinya. Pembentukan dan perkembangan kulit sudah dimulai sejak masa embrional dan sesudah lahir kulit bayi mengalami pematangan baik struktur anatomi, biokimia maupun fisiologi. Pada masa remaja dan dewasa kulit sudah matang kemudian mengalami proses kemunduran sesuai dengan pertambahan usia.1,3 Perbedaan struktur makroskopik dan mikroskopik pada berbagai usia mengakibatkan perubahan fisiologik kulit dan hal ini penting diketahui untuk menjadi dasar prinsip perawatan kulit sehat dan pengobatan penyakit kulit. Perawatan kulit bayi dan anak merupakan perwujudan kasih sayang ibu dan anaknya. Telah dibuktikan bahwa sentuhan ibu sangat berpengaruh pada perkembangan mental dan fisik seorang anak. Struktur dan fisiologi kulit bayi Walau komponen kulit neonatus mirip dengan individu dewasa tetapi ada perbedaanperbedaan khusus diantaranya.1 Struktur dan fungsi kulit bayi bergantung prematuritasnya. Kondisi struktur kulit bayi prematur belum berkembang sempurna. Epidermis bayi lebih tipis dengan produksi melanin yang masih sedikit, ikatan antar sel dan lapisan-lapisan kulit yang masih longgar,

dermis masih tipis dengan jumlah serabut elastis masih sedikit. Produksi kelenjar keringat sedikit sementara kelenjar sebasea besar dan aktif. Sistem saraf dan vaskuler belum berkembang sempurna demikian pula permeabilitas dan absorbsi kulit. Pada tabel 1 dapat dilihat perbedaan utama antara kulit bayi premature, bayi aterm dan dewasa. Tabel 1. Structural Differences Between Newborn and Adult Skin Skin structure Epidermis Premature newborn Thinner cells, compressed fewer layers of stratum corneum, low melanin production Less cohesion between epidermis and dermis Epidermis and dermis Less elastic fibers, thinner Ducts patent, secretory cells undifferentiated, decreased sweating capacity Lanugo hair Not fully organaized unmyelinated nerves, fetal in structure Highly permeable to fat soluble substances and increased absorption due to higher surface area to body weight ratio Full-term newborn Stratum corneum, adherent, low melanin content Adult Epidermis normal with good resistance to penetration, normal melanin content Good cohesion between epidermis and dermis Between epidermis and dermis Fully developed elastic fibers Less dense distribution, full sweating Vellus and terminal hair Adult pattern

Dermo-epidermal junction Dermis Sweat glands Hair

Less cohesion between epidermis and dermis Epidermis and dermis Less elastic fibers, thinner Dense distribution of sweat glands, decreased sweating capacity Vellus hair Nerves small, unmyelinated vascular system fully organized at 3 months Althrough has good resistance to penetration, increased permeability to fat soluble substances and increased absorption due to higher surface area to body weight ratio

Sebaceous glands Nerve and vascular system

Permeability

Good resistance to penetration

Dikutip dari 2 Kelahiran bayi menyebabkan transisi tiba-tiba dari kehidupan intra uterin ke lingkungan luar. Proses adaptasi neonatus meliputi trans epidermal water loss (TEWL), hidrasi kulit, keasaman kulit (pH), permeabilitas kulit dan faktor pelembab (natural moisturizer factor, NMF).4 TEWL adalah lepasnya air dari stratum korneum ke atmosfir. TEWL bayi prematur lebih tinggi daripada dewasa (100 gr/m2/jam) namun terjadi penyesuaian dalam 15 hari.4 Pada bayi prematur terjadi peningkatan disfungsi barier dengan TEWL dan absorbsi bahanbahan kimia perkutaneus yang lebih tinggi. Pada bayi aterm walaupun TEWL nya mirip dengan dewasa, perkembangan barier kulit terus berlangsung selama 1 tahun I kehidupan. Kulit bayi mengandung water content yang lebih tinggi dan kemampuan absorbsi dan kehilangan air lebih cepat daripada dewasa.

Hidrasi kulit pada neonatus lebih rendah dan akan meningkat pada minggu ke 8 12, kemudian lebih tinggi pada bulan ke 3 dan turun mencapai level dewasa pada tahun pertama kelahiran.4 Kalau hidrasi kulit merosot maka stratum korneum dapat menjadi retak dan rapuh dan mudah mengalami iritasi. Sebaliknya hidrasi berlebihan akan mengurangi kohesi seluler sehingga memudahkan kerusakan kulit juga. Keasaman kulit dibentuk oleh produksi kelenjar keringat, lemak dan selaput tanduk kulit. Pada neonatus, keasaman kulit lebih tinggi dan turun ke level dewasa (pH 5.0 5.5) dalam 28 hari kelahiran. Pengingkatan pH kulit berkaitan dengan poliferasi dan aktifitas enzim proteolitik yang mengakibatkan gangguan fungsi barier kulit.4 Komponen NMF pada bayi lebih sedikit daripada dewasa. NMF berperan dalam menjaga kelembaban kulit.4,6 Selain itu beberapa faktor dapat meningkatkan kerentanan bayi terhadap toksisitas perkutaneus. Rasio permukaan kulit terhadap volume yang lebih besar, sistem metabolisme obat yang immature, penurunan depo lemak sub kutan yang secara efektif akan meningkatkan absorbsi dan menurunkan volume distribusi obat atau toksin, kulit bayi yang lebih rapuh dan 20% insiden dermatitis atopik terjadi pada anak, semuanya akan mengganggu barier kulit. Pada bayi lemak sub kutan kaya akan asam palmitat dan asam esteric jenuh yang mempunyai titik lebur 64o C tinggi yang berarti bayi lebih mudah kedinginan. 4 Struktur dan fisiologi kulit anak Pada masa anak struktur kulit masih dalam tahap penyesuaian dan faalnya belum optimal. Stratum korneum masih lebih tipis dari dewasa dan sel kulit masih kecil-kecil. Walaupun densitas melanosit sudah sama dengan dewasa tetapi produksi melanin masih sedikit sehingga fungsi proteksi terhadap radiasi ultra violet belum sempurna.4 perkembangan kelenjar sebasea juga belum sempurna sehingga produksi sebum masih sedikit. Fungsi sebum yang sebenarnya belum diketahui tetapi disangkakan berfungsi untuk mengurangi kehilangan air dari kulit, melembutkan kulit, proteksi terhadap infeksi bakteri dan jamur, berperan dalam transfortasi vitamin E ke lapisan atas kulit dan sebum mengandung IgA.7 Pada masa anak, gangguan kulit yang familiar adalah yang berkaitan dengan akne dan infeksi kulit.5 Perawatan kulit bayi dan anak Perawatan kulit bayi dan anak bertujuan untuk mempertahankan fungsi utama kulit sebagai pelindung, pertahanan integritas kulit dan mencegah ataupun meminimalisasi iritasi.2,7 Tujuan ini bisa dicapai dengan berbagai cara dan beberapa diantaranya saling berhubungan. 1. Menghindari pajanan bahan-bahan iritan dan alergen Gunakan produk perawatan kulit khusus yang formulanya sudah disesuaikan dengan kulit bayi dan anak dengan pH yang netral dan bahan pewarna dan pengharum minimal.2 2. Mengurangi kontak dengan lingkungan yang menyebabkan iritasi Residu detergen, urin dan feses harus dibersihkan dengan seksama dan memakaikan krim pelindung ataupun bedak di daerah-daerah yang mudah mengalami iritasi.2 3. Mempertahankan hidrasi kulit Iritasi mudah terjadi pada kulit bayi yang kering. Dehidrasi kulit dapat dicegah dengan mengendalikan kelembaban dan suhu ruangan dan memakaikan pelembab setelah mandi. Mantel kulit berperan melindungi kulit dan menjaga kelembaban, karena itu jangan memakai produk yang terlalu kuat mengikis lemak kulit.2 4. Mengurangi gesekan Gesekan dapat dikurangi dengan melindungi kulit dari bahan iritan. Kenakan pakaian longgar dan lembut serta mengoleskan krim pelindung atau bedak.2 5. Meminimalisasi penyerapan melalui kulit

Kulit yang utuh dan sehat tidak mudah mengabsorbsi bahan (perkutan). Aplikasi obat pada kulit yang rusak harus berhati-hati terutama pada pemakaian jangka panjang, jumlah obat yang banyak dan lesi yang luas.2,5 6. Menghindari ketidak seimbangan flora normal Pada permukaan kulit di dapati flora yang tidak menimbulkan gangguan pada kulit. Pemakaian bahan-bahan tertentu seperti bahan anti septik dapat mengubah flora normal sehingga mengganggu kulit.2 7. Mengurangi pajanan sinar matahari Sinar matahari mempunyai efek yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia. Proteksi kulit bayi dan anak terhadap radiasi ultra violet yang belum optimal menyebabkan bayi dan anak harus dilindungi dari radiasi ultra violet. Radiasi ultra violet akan dapat menyebabkan terbakar surya (sunburn) sedangkan yang kronis dapat memicu penuaan dini kanker kulit dikemudian hari.5,9

Perawatan kulit bayi Di dalam kandungan fetus dilindungi oleh verniks kaseosa dan dikelilingi oleh cairan amnion. Setelah lahir residual verniks tidak perlu dilepaskan dari kulit neonatus karena akan lepas sendiri pada perawatan normal.10 Bayi kemudian dibersihkan dengan waslap bersih dan lembut kemudian dibungkus dengan kain yang bersih. Ada berbagai pendapat kapan waktunya bayi di mandikan untuk pertama kali. Pada prinsipnya bayi di mandikan bila suhu dan sistem kardiorespiratorinya sudah stabil, biasanya dalam 2 4 jam postpartum pada bayi aterm yang sehat.8,10 Tujuan memandikan bayi adalah untuk membersihkan sisa-sisa material, mengurangi kolonisasi bakteri dan interaksi psikologis dan komunikasi sentuh antara ibu dan bayinya.2,8 Pada saat mandi gunakan air hangat. Bila memakai sabun dapat dipakai sabun padat, sabun cair ataupun deterjen sintetik dengan pH netral dan pewarna dan pengharum minimal. Penggunaan bubble bath tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan iritas dan mengeringkan kulit terutama bila sering digunakan.8 Untuk membersihkan kepala dapat dipakai sabun mandi bayi ataupun sampo bayi yang formulanya isotonik dengan airmata dan tidak mengiritasi mata. Bayi dimandikan dalam waktu sesingkat mungkin dan paling lama 5 menit.2 Seluruh sisa-sisa sabun dibilas dengan cermat. Pada saat memandikan harus diperhatikan pula agar tidak terjadi kecelakaan seperti bayi terlepas dari tangan, bath tub yang licin ataupun sampo yang mengenai mata. Setelah selesai mandi bayi diletakkan di atas handuk yang lembut dan bayi dikeringkan. Dianjurkan untuk mengoleskan pelembab bayi untuk mempertahankan hidrasi kulit.5 Ada beberapa bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus. Pusar dan tali pusar bayi dibersihkan dengan seksama untuk menghilangkan sisa-sisa air dan debris. Dapat dipakai anti septik, isopropyl alkohol ataupun air steril saja pada kasa penutup. Peneliti lain mengatakan bahwa tali pusar cukup ditutup dengan kain kasa saja ataupun tidak ditutup sama sekali.10 Telinga bayi harus dibersihkan dengan teliti dengan menggunakan air atau air garam pada swab non traumatic. Pembersihan telinga tidak boleh sampai ke saluran telinga apalagi sampai ke membran timpani. Genitalia dan daerah popok bayi harus mendapat perhatian pula. Bersihkan daerah genitalia mulai dari depan ke belakang. Kelembaban, urin dan feses dapat menjadi pemicu timbulnya dermatitis popok. Tindakan pencegahan adalah dengan mempertahankan kekeringan di daerah popok dengan cara membersihkan daerah popok dengan cermat, mengganti popok setiap kali bayi buang air kecil dan air besar dan mendidik toilet training sedini mungkin. Disposable nopkin lebih baik daripada popok kain.8,10 Untuk mencegah eritema pada bokong dapat digunakan bedak secukupnya.8,11 Kebersihan kuku juga harus diperhatikan. Kuku neonatus sangat lembut dan tidak perlu digunting pada beberapa bulan pertama. Bila hendak menggunting kuku bayi gunakanlah gunting kuku khusus untuk bayi dengan hati-hati.

Perawatan kulit anak Perawatan kulit pada anak meliputi perawatan kulit, edukasi, aplikasi produk-produk perawatan kulit dan tabir surya.5 Pada masa anak struktur dan faal kulit belum optimal. Mobilitas anak yang tinggi menyebabkan anak mudah terpajan antigen potensial. Aktifitas di sekolah, temperatur kulit yang ambient, kelembaban udara, higiene yang kurang diperhatikan dan kepadatan lingkungan dapat meningkatkan pajanan terhadap mikro organisme dan bahan iritan. Aktifitas olahraga, pemakaian asesoris dan kosmetik dapat menyebabkan terjadinya dermatitis kontak alergi.12,13 Pembersihan kulit pada anak dengan air saja tidak cukup dan dibutuhkan produk pembersih yang efektif dan aman yaitu yang mempunyai pH dibawah 7 dengan pewarna dan pengharum minimal. Produk pembersih ini dapat berbentuk padat ataupun cairan.5 Anak-anak membutuhkan mandi setiap hari ataupun sesuai dengan budaya di suatu daerah dengan lama mandi maksimal 15 menit. Seluruh tubuh dibersihkan terutama daerah-daerah lipatan. Untuk membersihkan kepala dapat digunakan sampo dan bila dibutuhkan pembersihan kepala setiap hari sebaiknya digunakan sampo bayi.5 Pada anak diajarkan untuk menjaga kebersihan genital. Smegma yang ada di bagian dalam prepusium penis harus dibersihkan dengan hati-hati. Pada anak perempuan diajarkan untuk menghindari kontak vulva dengan materi feses dengan membiasakan membersihkan daerah tersebut dari depan ke belakang.14 Setelah tubuh dikeringkan sebaiknya anak memakai pelembab untuk menjaga hidrasi kulit. Kulit anak juga harus selalu dilindungi dari radiasi ultra violet dan untuk itu dapat dilakukan beberapa hal. Sedapat mungkin anak menghindari pajanan sinar matahari secara langsung terutama disaat terik matahari.9,15 Diusahakan agar lokasi kegiatan diluar rumah terlindung dari pajanan sinar matahari, misalnya berenang di kolam renang yang mempunyai atap atau beraktifitas di sore hari. Proteksi secara fisik dapat dilakukan memakai payung, topi bertepi lebar, sun glasses, memakai baju berlengan dan berkaki panjang dan memakai tabir surya.15 Tabir surya untuk anak lebih baik yang inorganik karena tidak berpenetrasi ke stratum korneum dan sangat jarang menimbulkan sensitisasi.15 Tabir surya dioleskan ke bagian-bagian kulit yang terpajan sinar matahari 15 menit sebelum keluar rumah dan dioles ulang setiap 2 jam bila berkeringat ataupun berenang. Dalam memilih dan menggunakan produk-produk pembersih dan perawatan kulit untuk bayi dan anak, pilihlah produk yang pH nya netral, tidak mengiritasi dan mengeringkan kulit. Produk dengan wadah jar lebih mudah terkontaminasi oleh mikroorganisme ketika seseorang mengambil isi wadah dengan jari telanjang. Bacalah dengan teliti isi kandungan produk-produk tersebut, cara penggunaannya, efek samping yang mungkin terjadi dan tanggal kadaluarsa. Bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sebaiknya pemakaian produk dihentikan dan berkonsultasilah dengan orang yang ahli di bidangnya. Kesimpulan Perkembangan kulit individu sudah dimulai sejak masa janin kemudian berlanjut ke masa anak, dan mencapai perkembangan optimal dimasa remaja dan dewasa kemudian mengalami kemunduran pada proses penuaan. Struktur dan fisiologi bayi dan anak yang belum optimal menyebabkan banyak hal-hal yang harus diperhatikan pada perawatan kulit bayi dan anak. Selain cara merawat kulit, pemilihan produk-produk perawatan kulit perlu pula dilakukan dengan seksama agar tidak menimbulkan iritasi, toksisitas dan mengeringkan kulit. Pada anak perlu dilakukan pendekatan edukasi agar anak dapat menjaga kesehatan kulitnya sendiri dengan cara yang benar.

Referensi 1. Chu DH. Development and structure of skin. Dalam : Wolf K, Goldsmith LA, Sephan IK, Gidrest BA, Luffeld DY, Penyunting. Fitzpatricks dermatol in general medicine. Edisi ke-8. New York: The Mc Graw Hill co ; 2012 h. 58 75 2. Sarkar R, Bane S, Agrawal KK, Gupta P. Skin care for the newborn. Indian Pediatr. 2010 Jul : 47; h. 593 98 3. Chang MW. Neonatal, pediatric and adolescent dermatol. Dalam : Wolff K, Goldsmith LA, Sephan IK, Gildrest BA, Luffeld DY, penyunting. Fitzpatricks dermatol in general medicine. Edisi ke-8. New York : The Mc Graw Hill co; 2012. H. 1185 1203 4. Hoeger PH. Physiology of neonatal skin. Dalam : Harper J, Oranje A, Prosen N, penyunting. Textbook of pediatr dermatol. Edisi ke-2 Massachusette: Blackwell Scientific Publishing ; 006 h. 48 54 5. Rudy SJ. Skin care for infant and young children using new evidence to address common Myths. Dalam ; Lio P, Rudy SJ, Schwarz JA. Evidence based selection of skin care options for infants and children. 2011. Diunduh dari : http://www.medscape.org/anthology/skin care children 6. Peytavi UB, Hauser M, Stamatas GN, Pathirana D, Bartels NG. Skin care prctices for newborn and infants; review of the clinical evidence for best practices. Pediatr dermatol 2012: 29; 1 13 7. Nelson AM, Thibout DM. Biology of sebaseous gland. Dalam : Wolff K, Goldsmith LA, Sephan IK, Gildrest BA, Luffeld DY, penyunting. Fitzpatricks dermatol in general medicine. Edisi ke-8 New York: The Mc Graw Hill co: 2012 h. 685 690 8. Stalder JF. Skin care of the newborn. Dalam : Harper J, Oranje A, Prosen N, penyunting. Textbook of pediatr dermatol. Edisi ke-2. Massachusette: Blackwell Scientific Publishing 2006. h. 48 548 9. Kawasumi M, Ngehiem P. Ultra violet radiation carcinogenesis. Dalam : Wolff K, Goldsmith LA, Sephan IK, Gildrest BA, Luffeld DY, penyunting. Fitzpatricks dermatol in general medicine. Edisi ke-8. New York: The Mc Graw Hill co: 2012.h. 1251 60 10. Association of Womens Health, obstetric and Neonatal Nurses (AWHONN). Neonatal skin care, evidence-based clinical practices guideline. 2007. Diunduh dari : www.tutttomedicazioni.it/linksdocumenti/141/LG-gestionecuteneonatal2007NGC-8050.pdf 11. Ralf A. Skin care of diaper area. Pediatr dermatol. 2009: 25(4); 427 433 12. Millington GM, Graham-Brown RAC. Skin and skin disease throughout life. Dalam burns T, Breathnack S, Cox N, Griffith C, penyunting. Rooks Textbook of Dermatol. Edisi ke-8 Chighester: Willey Blackwell; 2010.h.8.1 13. Mancini AJ. Bacterial skin infection in children; The common and the not so common. Pediatr Ann. 2000: 29; 26 35 14. Miranda AF, Mario B. Genital hygiene, culture, practices and health impact. Dalam: Miranda AF, Howard IM, penyunting. The vulva: anatomy, physiology and pathology. Informa 15. Kullavanijaya P, Lim HW. Photoprotection. J Am Acad Dermatol. 2005: 52(6); 937 58

Anda mungkin juga menyukai