Anda di halaman 1dari 4

Penyebab Bercak Merah Pada Kulit

Alergi. Bercak merah muncul pada kulit setelah memakai bahan tertentu bisa berupa
kosmetik, pakaian, dan sebagainya, bisa juga muncul setelah makan makanan tertentu atau
menggunakan obat-obatan yang dapat memicu reaksi alergi. Jika pemakaian bahan langsung
pada kulit maka area kulit itu saja yang terkena, tetapi apabila penyebab alergi dimakan maka
bisa muncul bercak merah pada seluruh kulit tubuh. Dingin juga bisa menyebabkan alergi
selengkapnya baca: Alergi Dingin atau Biduran.

Iritasi. Hampir sama dengan alergi, bedanya kalau iritasi memerlukan beberapa kali kontak
dan konsentrasi zat pada taraf tertentu di mana kulit tidak tahan terhadapanya sehingga
terjadilah reaksi iritasi yang ditandai dengan kulit kemerahan dan terasa pedih disebut dengan
dermatitis kontak iritan.

Biang Keringat. Pada bBiang keringat, atau ruam panas,terlihat bintik-bintik merah pada
kulit yang terasa pedih dan gatal. Hal ini sering terjadi pada bayi , namun dapat terjadi pada
semua usia. Baca juga: Biang Keringat Pada Bayi

Kondisi Cuaca. Cuaca sangat dingin dan kering dapat menyebabkan bercak pada kulit,
terutama pada wajah karena kulit yang tipis dan sering terpapar panas sehingga akan cepat
kehilangan kelembaban. Beberapa mengalami bercak muncul di wajah setelah mandi hangat
di musim dingin.

Kurang Kebersihan. Mengenakan pakaian kotor atau tidak dicuci padahal sudah dipakai
untuk aktivitas berat dapat menyebabkan kulit gatal dan timbullah bercak merah. Hal ini
terjadi karena pakaian kotor menjadi sarang kuman sehingga dapat menyebebakan iritasi dan
peradangan pada kulit yang membuat bercak merah pada kulit bila berlanjut bisa terjadi
infeksi berupa bisul atau impetigo.
Terpapar Matahari. Jika kulit terkena sinar ultraviolet dari matahari dalam jumlah yang
banyak, maka akan dapat menyebabkan kulit menjadi memerah, nyeri atau mengembangkan
rasa sakit.

Petechiae/Purpura. Timbulnya bercak ungu kemerahan pada kulit yang terjadi ketika
pembuluh darah kecil rapuh dan bocor (darah merembes ke kulit). Hal ini merupakan gejala
dari banyak kondisi seperti sindrom rubella kongenital, penyakit autoimun,
meiningococcema, mengambil obat yang mempengaruhi fungsi trombosit dalam aliran darah,
vaskulitis dan lain-lain. Penyakit demam berdarah juga menyebabkan bercak merah pada
kulit.

Rosacea. Bercak yang menonjol di pipi, hidung atau dahi mungkin disebabkan oleh rosacea.
Hal ini juga dapat menyebabkan benjolan berisi nanah muncul di bawah kulit. Meskipun
penyebab pasti belum diketahui, diyakini bahwa hal ini dipicu oleh stres, mengonsumsi
makanan pedas, paparan sinar matahari yang berlebihan, minum alkohol, mandi air panas
atau menggunakan obat-obatan.

Tanda lahir. Hemangioma atau tanda lahir yang disebabkan oleh proliferasi pembuluh darah
akan terlihat sebagai bercak merah pada kulit (menyatu) terkadang kebiruan, terlihat setelah
anak lahir, meskipun dalam beberapa kasus dapat muncul pada tahun kemudian.

Ruam Popok. Bercak merah pada kulit yang ditemukan di daerah popok pada bayi kita sebut
sebagai ruam popok. Kelembaban, iritasi, alergi, dan infeksi bisa menyebabkan bercak
tersebut muncul.

Campak. Pada penyakit campak bercak merah akan muncul pada kulit beberapa hari ketika
bada demam. Kondisi ini juga dapat menyebabkan mata berair, kelelahan, demam atau sakit
tenggorokan. Campak adalah infeksi virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat, dengan
gejala muncul sekitar seminggu setelah infeksi awal. Bercak meah yang muncul setelah anak
demam biasanya disebabkan oleh campak jerman.
ruam rubella pada anak

Gigitan Serangga. Nyamuk dan serangga lain seperti kutu, tungau atau semut dapat
menyebabkan bercak merah pada kulit setelah digigit. Hal ini juga dapat menyebabkan reaksi
alergi pada kulit yang dapat menyakitkan atau gatal.

Karena begitu banyaknya penyebab bercak merah pada kulit, mungkin Anda akan kesulitan
menentukan kondisi mana yang sedang Anda alami. Oleh karena itu periksalah ke dokter agar
dapat ditentukan diagnosis yang akurat yang akan membantu Anda mendapatkan perawatan
yang memadai sesuai kondisi.

i
i
Djuanda, Adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta : FKUI

Anda mungkin juga menyukai