Anda di halaman 1dari 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

             Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah :

No Laboratorium Mikrobiologi Keterangan

Warna :
Kapang (Fernipan)
 1. Jamur         : Biru

Spesimen :Saccharomyces cerevisiae  2. Permukaan : Putih


1.

Warna :
Jamur (Ragi)
 1. Jamur          : Biru

 2. Tepi            : Hitam


2
 3. Permukaan : Biru

Spesimen :Saccharomyces cerevisiae

1.2Pembahasan

Jamur adalah mikroorganisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk
benang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin atau selulosa atau keduanya,
heterotrof, absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan
genertif yaitu spora. Jamur pada ummnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur
berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh pertumbuhan dan
reproduksinya. Tubuh jamur terdiri dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh
buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa
(Pelczar, 2011).

Morfologi secara harfiah berarti ‘pengetahuan tentang bentuk’ (morphas). Morfologi jamur
merupakan ilmu yang memepelajari tentang bentuk jamur dan mencakup bagian-bagiannya.
Jamur benang yang berukuran kecil dan biasanya bersifat uniseluler dapat diamati dengan
mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati
obyek yang berukuran sangat kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan
obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga
dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop
dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron (Tarigan, 2008). Pada
praktikum ini, identifikasi jamur dilakukan dengan menggunakan mikroskop elektrik
binokuler dengan mengamati sifta-sifat morfologinya dan fisologinya.

Praktikum kali ini, dilakukan pengamatan morfologi jamur, dengan menggunakan empat
sampel produk pangan yaitu iwel, permen susu, sawut dan dendeng. Pada iwel yaitu jamur
Aspergillus sp. Pada permen susu yaitu jamur Rhizopus oligosporus, pada sawut yaitu jamur
Penicillium sp., dan pada dendeng yaitu jamur Neurospora sp.

Hasil morfologi Aspergillus sp. jamur pada iwel yaitu terdapat vesikula, konidiofor,
sel kaki dan miselium. Warna yang tampak pada jamur Aspergillus sp yang ada pada hasil
pengamatan yaitu kecoklatan. Menurut Nazaruddin (2014) morfologi dari Aspergillus sp.
yaitu konidia, sterigmata, vesikula, konidiofor, sel kaki, dan miselium. Morfologi yang
nampak pada hasil pengamatan tidak sama dengan literarur, kemungkinan hal ini disebabkan
pada saat pengambilan jamur pada medium terjadi kesalahan yaitu biakan yang diambil
terlalu sedikit atau pada saat difiksasi terlalu panas. Karakteristik iwel yaitu iwel terbuat dari
beras ketan dimana ketan mengandung banyak nutrisi yaitu energi yang terkandung sebesar
362 kilokalori, protein 6,7 gram, karbohidrat 79,4 gram. Kadar air yang sesuai untuk ketan
untuk pengembangan yaitu antara 8-9%. Kerenyahan suatu produk dipengaruhi oleh Aw
(aktivitas air). Makin kecil Aw maka produk akan semakin kering. Dalam bidang pangan,
Aspergillus sp. sangat bermanfaat yaitu banyak digunakan dalam fermentasi kedelai untuk
kecap, dalam produksi asam sitrat (pengawet makanan) dan produksi enzim amiloglukoside.
Aspergillus sp. dapat menghasilkan mitoksin, dimana mitoksin ini didefinisikan sebagai zat
yang diproduksi oleh jamur dalam bahan makanan, dan bersifat tahan terhadap panas
sehingga dengan pengolahan, pemanasan tidak menjamin berkurangnya aktifitas toksin
tersebut. Pada pengamatan iwel dengan menggunakan mikroskop elektron ditemukan jamur
Aspergillus sp. dengan warna dasar putih kekuningan dan kondiospora berwarna coklat.
Pengamatan ini dilakukan dengan perbesaran 10x0,25.

Pengamatan pada sampel permen susu ditemukan jamur yaitu Rhizopus oligosporus. Jamur
ini termasuk ke dalam ordo Mucorales dari fillum Zygomycota, mempunyai hifa tidak
bersekat, berinti banyak dan melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Koloni jamur
ini berwarna abu kecoklatan. Sporangifor tunggal dengan dinding halus atau agak sedikit
kasar. Sporangia globosa pada saat masak berwarna hitam kecoklatan. Jamur ini dapat
tumbuh optimum pada suhu 30-35oC dan banyak ditemukan ditanah, buah dan sayuran yang
membusuk serta roti yang sudah lama. Pada pengamatan permen susu ditemukan Rhizopus
oligosporus dengan perbesaran 40x10 berwarna coklat pada sporangium, orange pada
sporangiofor dan berbentuk spiral.

Pengamatan pada sampel sawut ditemukan jamur yaitu Penicillium sp. Jamur ini adalah
genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Ascomycta. Memiliki ciri hifa bersepta dan
membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium tidak memiliki selubung
pelindung sehingga berbeda dari sporangium. Spora yang dihasilkan konidium disebut
konidia, sedangkan tangkainya disebut konidiofor. Tempat pembentukan dan pematangan
spora disebut dengan sterigma. Jamur ini banyak ditemukan pada zat organik biodegredable.
Pada pengamatan sawut dengan perbesaran 40x10 berwarna kuning atau oranye. Bagian yang
terlihat hanya sterigma, metula dan brachia.

Neurospora sp. ini tumbuh pada olahan pangan yaitu dendeng. Morfologi jamur Neurospora
sp. berdasarkan hasil pengamatan yaitu hifa dan konidia. Sedangkan menurut Ellin (2013)
morfologi jamur Neurospora sp. adalah konidia, hifa, dan konidiofor. Dendeng mengandung
410 kalori; 25,6 gram lemak; 11 gram karbohidrat dan 33,2 gram protein setiap 100 gram
dendeng. Jamur Neurospora sp. hidup pada suhu rendah atau tempat lembab. Jadi aktivitas air
pada jamur ini sendiri sangat tinggi. Neurospora sp. ini biasa digunakan pada pembuatan
oncom. Neurospora sp ini berwarna orange dan sering tumbuh di kayu yang telah dibakar.

Jamur Aspergillus sp., Rhizopus oligosporus, Penicillium sp., dan Neurospora sp.,
merupakan jamur yang menguntungkan. Aspergillus sp., dimanfaatkan dalam pembuatan
kecap dan tauco yang terbuat dari kacang kedelai. Rhizopus oligosporus dimanfaatkan dalam
pembuatan tempe. Penicillium sp., dapat dimanfaatkan sebagai antibiotik (Penicillium
nutatum) dan pembuatan keju (Penicillium camembertil). Dan Neurospora sp., digunakan
dalam pembuatan oncom.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah faktor substrat, kelembapan,


suhu, derajat keasaman substrat (pH) dan senyawa-senyawa kimia di lingkungannya. Substrat
merupaan sumber utama nutrien bagi jamur. Kelembapan dari jamur merupaka faktor yang
penting bagi pertumbuhan jamur, kelmbapann yang diperlukan oleh jamur berbeda-beda
tergantung pada jenisnya. Suhu lingkungan juga berperan penting dalam bagi pertumbuhan,
berdasarkan suhu dapat dikelompokkan menjadai psikofil, mesofil dan termofil. pH substart
sangat penting karena enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai substrat sesuai dengan
aktivitasnya pada pH tertentu. Senyawa-senyawa kimia yang tidak diperlukan lagi akan
dikeluarkan kelingkungan sebagai bentuk dari pengamanan terhadap organisme lain.

Anda mungkin juga menyukai