Anda di halaman 1dari 17

Patofisiologi Pruritus

Oleh: Marwito
Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui apa itu pruritus
2. Mengetahui penyebab pruritus
3. Mengetahui mekanisme timbulnya pruritus
4. Mengetahui klasifikasi pruritus
5. Mengetahui treatmen pruritus
Pendahuluan
• Pruritus adalah merupakan gejala yang dominan muncul di kulit, yang
berhubungan dengan munculnya sensasi gatal sehingga menimbulkan
keinginan untuk menggaruk.
• Reseptor gatal merupakan ujung saraf bebas tidak bermyelin,
terutama ditemukan di kulit, membran mukosa dan kornea.
• Pruritus biasanya disebabkan oleh penyakit primer dikulit yang
menghasilkan ruam atau luka, atau bisa juga tanpa ruam dan luka.
Pruritus
Definisi
Pruritus atau gatal adalah sensasi tidak nyaman di kulit, berhubungan
dengan pengalaman emosional yang nyata atau gangguan yang
dirasakan sehingga berkeinginan untuk menggaruk.
Rasa gatal patologis adalah rasa gatal yang tidak menyenangkan,
timbul dalam berbagai jenis penyakit kulit serta berbagai jenis penyakit
sistemik dan menimbulkan keinginan kuat untuk menggaruk.
Epidemiologi Pruritus
Pruritus merupakan gejala klinis yang paling sering ditemukan oleh
praktisi, menduduki 5 besar keluhan tertinggi (WHO).
Keluhan Pruritus lebih dari 6 minggu dikategorikan kronis, dan 1/5
populasi dunia keluhan Pruritus adalah kronis.
Etiologi Pruritus
Pruritus bisa disebabkan oleh kelainan kulit seperti:
Dermatitis, Infeksi parasite, Infeksi, Inflamasi dan Keganasan

Pruritus Sistemik:
Kelainan Endokrin, Kelainan darah, Keganasan, Kelainan ginjal, Kelainan
hati, Penyakit autoimun.
Pruritus
Klasifikasi Pruritus berdasarkan kategori klinis (Twycross) dkk;
1. Neurogenik: gatal yang disebabkan oleh disfungsi molekuler atau
neurofisiologis pada system saraf.
2. Psykogenik: gatal yang terdapat pada penderita psikiatri
3. Neuropatik: gatal yang disebabkan patologi susunan system saraf
4. Pruritoseptif: gatal yang berkaitan dengan inflamasi, kekeringan
kulit, atau penyakit kulit lainnya
Gatal Neurogenik dan Sistemik
Keluhan gatal di kulit yang ditimbulkan oleh adanya gangguan
organ/sistemik seperti; gagal ginjal kronis, penyakit hati, hematologi,
limfoproliferatif dan keganasan.
Transmisi gatal melalui system saraf pusat, tetapi tidak terjadi keadaan
patologi system saraf. Misal: Pemberian opioid epidural anestesi
meinmbulkan keluhan gatal.
Gatal Psykogenik (Psychogenik Itch)
Timbulnya rasa gatal yang berhubungan dengan psykogenik atau
gangguan psikologis dan gangguan psikiatri. Timbul karena adanya
reaksi obsessive konvolsif unruk menggaruk, yang bisa saja pada kulit
yang normal. Pruritus Psikogenik melibatkan fungsi otak dan Psikiatri
abnormal masih belum bisa didefinisikan secara baik, Tetapi diagnosis
psikiatri multiple seperti; depresi, obsessive convulsive, anxietas,
somatoform desorders, mania, psikosis, dan
Gatal Neuropatik
• Neurophatic itch berhubungan dengan adanya gangguan sensorik
pada sistem saraf purat atau perifer. Dimana munculnya keluhan
pruritus tanpa adanya stimulus pruritogenik cutaneus. Neurophatik
ithc dapat disebabkan oleh adanya lesi primer atau disfungsi sepajang
jaras afferent system saraf. Neurophatic itch sering disertai dengan
abnormalitas saraf sensorik seperti parestesi, hiperestesi, atau
hipoestesi. Mekanisme neurophatic itch sampai saat ini belum jelas
betul. Ada beberapa hipothesis: -kerusakan lokal pada saraf (neuron)
nyeri atau gatal ditransmisikan melalui serabut saraf C, dapat
menghasilkan yang salah (sensasi gatal) pada serabut saraf spesifik.
Gatal Neuropatik
Hipotesis yang lain menduga hilangnya inhibisi neuron gatal pada
traktus spinotalamikus dapat mengaktivasi sensai gatal.

Postherpetic Neuralgia
Gejala yang timbul dari komplikasi berat Herpes Zoster, reaktivasi
dorman varisela zoster di ganglion sensoris.

Brachialgia Pruritus
Bisa karena adanya kompresi pada radiks saraf cervikalis-torakalis
Pruritoceptive ith
Jenis pruritus yang paling sering kita temukan disebabkan oleh kelainan
dermatologis.
Adanya reaksi inflamasi atau kerusakan pada kulit, bisa disebabkan oleh
mediator dari dalam (endogenous), dan zat allergen dari luar tubuh
(excogenous) yang kontak dengan kulit.
Klasifikasi Fruritus
Based on etiology of Pruritus its classified into deffrent categories:
1. Dermatological diseases
2. Systemic diseases including diseases of pregnancy and drug –
induced pruritus.
3. Neurological pruritus
4. Psychiatric/psychosomatic diseases
5. Mixed overlapping and coexistence of several diseases
6. Undetermined origins
Patofisiologi
Kontak dengan allergen dan iritan

Terjadi iritasi dan inflamasi ujung saraf bebas epidermal

Pelepasan histamin menghasilkan banyak pruritus

Pruritus akan menjadi lebih banyak karena gatal yang garukan.


Mekanisme Pruritus
- Sel Mass Pelepasan mediator
Faktor
- Basofil -Histamin
pencetus
Prostaglandin dll
Cuaca
dingin,
panas Manifestasi Permeabilitas
ujungserat kapiler meningkat
Keadaan saraf C (vasodelatasi)
yang tidak
stabil
Impuls diteruskan ke Eritema
serabut radiks dorsalis,
medulaspinalis,
Stress thalamus

Pruritus
Penatalaksanaan Pruritus
Perawatan Farmakologi
1. Anti Pruritus (antihistamin)
2. Cari etiologi:
pruritus neuropatik: Gabapentin
pruritus paraneoplastik: anti depresan
Pruritus nefropatik, chlolestatic: naltrexone
Penggunaan kortikosteroid secara intens tidak dianjurkan
Daftar Pustaka
1.Galibryan L, Curtis G.R, and Ethan A.L” Understanding the
pathophysiology of itch” manuskrip Dermatology Therapy
2.Fitzpatrick”s “Phatophysiology and clinical aspects of Pruritus,
Dermatology in General Medicine” McGraw Hill Medical
3. Bassari R, Jonathan B Koea”Jaunjice associated pruritus a review of
phatophysioligy anf treatment” World J of Gastr.
4. Kemenkes RI, RSWS.

Anda mungkin juga menyukai