MEKANISME GATAL
MODUL GANGGUAN KULIT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2013
1. MEKANISME GATAL
Pruritus didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman pada kulit yang
menimbulkan keinginan untuk menggaruk daerah tertentu untuk mendapatkan
mengapa seseorang dapat merasakan rasa gatal beberapa saat setelah stimulus
terjadi. Bandingkan saat tangan kita terkena benda panas.
Gatal dapat timbul apabila pruritoseptor terangsang dan reseptor lainnya tidak
terangsang. Tidak mungkin pada penghantaran sinyal, terdapat dua reseptor
sekalgus yang terangsang oleh satu stimulus. Saat pruriseptor terangsang,
seseorang akan mulai merasakan sensasi gatal sehingga timbul hasrat untuk
menggaruk. Saat menggaruk, polimodal nosiseptor akan terangsang sehingga
pruritoseptor akan berhenti terangsang. Hal ini memberikan penjelasan
mengapa ketika seseorang menggaruk tubuhnya yang gatal, maka rasa gatal
akan menghilang. Setelah garukan dihentikan, yang artinya polimodal
nosiseptor berhenti terangsang, pruritoseptor sangat mungkin untuk kembali
terangsang sehingga gatal akan timbul kembali. Polimodal nosiseptor juga
dapat menimbulkan gatal, misalnya pada baju baru yang labelnya kasar akan
menimbulkan sensasi gatal.Stimulus pada serabu saraf C melalui ganglion
dorsal dan menyilang pada saraf tulang belakang ke sisi kontralateral dan
masuk ke jalur spinotalamikus lateral menuju thalamus dan akhirnya mencapai
korteks serebri sensori.
Mediator Penyebab Gatal pada Kulit
Histamin
Konsentrasi histamin yang rendah pada lapisan dermo-epidermal menyebabkan
sensasi gatal, namun injeksi yang lebih dalam (deeper intracutaneus)
menyebabkan nyeri. Histamin disintesis di dalam sel mast dan tersimpan pada
granula sel mast. Ketika terjadi reaksi radang, sel mast terdegranulasi dan
keluarlah histamin tersebut. Histamin terdiri dari dua macam, H1 dan H2.
Histamin yang menyebabkan gatal adalah H1.
Serotonin
Amina jenis ini ditemukan pada platelet tapi tidak terdapat pada sel mast
manusia. Serotonin dapat menyebabkan gatal melalui pelepasan histamine dari
sel mast dermal.
Endopeptidase
Endopeptidase seperti tripsin atau papain dapat menyebabkan gatal. Tripsin
adalah komponen penting dari sel mast dermal dan dilepaskan akibat aktivasi
sel mast. Sel mast memperoleh triptase, dari kerja proteinase-activated
receptor-2 (PAR-2) pada terminal saraf C yang berdekatan sehingga
membangkitkan neuropeptida pruritogenik dari terminal yang sama. Hal ini
memperlihatkan interaksi sistem imun dan sistem saraf dalam menyebabkan
sensasi gatal. Selain tripsin, reaksi inflamasi juga menghasilkan interleukin-2
(IL-2) yang ikut berperan dalam timbulnya gatal.
Neuropeptida
2) Dermatitis numularis
Gejala klinis :
Sangat gatal
Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel
Etiologi :
Tidak diketahui
Diduga stafilokokus dan mikrokokus ikut berperan
3) Neurodermatitis Sirkumskripta
Gejala klinis :
Mengeluh Gatal sekali
Lesi biasanya tunggal
Awalnya eritematosa, lambat laun menghilang, bag. Tengah berskuama dan
menebal.
Etiologi :
Pruritus peran sentral
Penyakit yang medasari gagal ginjal kronis, alergi, dll
4) Dermatitis autosensitisasi
Gejala klinis :
Biasanya pada tungkai bawah
Berupa erupsi akut yang tersebar simetris, sangat gatal, terdiri dari eritema,
papul, dan vesikel
Etiologi :
Belum diketahui secara pasti
Curiga karena kulit yang sangat iritatif
5) urtikaria
Gejala klinis :
gatal, rasa terbakar, atau tertusuk
eritema dan edema setempat
bag. Tengah lebih pucat
Etiologi
obat
makanan
gigitan?sengatan serangga
bahan fotosensitizer
inhalan
kontaktan
trauma fisik
infeksi dan infestasi
psikis
genetik
penyakit sistemik
6) Reaksi Fotoalergik
Gejala klinis:
Urtikaria akut sampai lesi papular/ eksematosa
Poliforfi terutama eksematosa desertai rasa gatal
Pada st. Akut terlihat vesikel disertai squama, krusta,eksoriasi
St. Kronik ditemukan urtika, dan papul
Etiologi :
Fotoalergen
Melalui respon imun humoral, atau respon imun selular
7) Psoriasis
Gejala klinis :
Eritroderma
Mengeluh gatal ringan
Tempat predileksi pada skalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka,
ekstremitas bag. Ekstensor terutama siku, serta lutut, dan darah
lumbalsakral.
Bercak-bercak eritema
Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika serta
transparan
terdapat fenomena tetesan lilin, auspitz, kobner
Etiologi
Faktor genetik
Penyakit autoimun
Faktor pencetus : stres psikis, infeksi fokal, trauma (fenomena koebner),
endokrin, gangguan metabolik, obat, alkohol, dan merokok
8) Parapsoriasis
Gejala klinis :
P. Gutata : ruam terdiri atas papul miliar serta lentikular, eritema, dan
squama, dapat hemoragik, berkonfluensi, dan umumnya simetrik. Tempat
pada badan, lengan atas, paha. Sembuh spontan tanpa meninggalkan sikatriks
P. Variegata : kelainan pada bahu, badan, tungkai, bentuknya seperti kulit
zebra, terdiri atas skuama, dan eritema yang bergaris-garis.
P. En plaque : t4 pada badan dan ekstremitas, berupa bercak eritematosa,
permukaannya datar, bulat, lonjong.
Etiologi :
Belum diketahui
9) Pitiriasis rosea
Gejala klinis :
Mengeluh ringan gatal
Skuama halus
Lesi pertama umumnya di badan, solitar, berbentuk oval dan anular,
Etiologi :
Belum diketahui
Hipotesis, karena virus
Sering bergabung dgn penyakit lain seperti grave, vitiligo, dan alopesia areata
Sumber :
Buku ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN edisi kelima cetakan 2007.
FKUI.