Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN TANDA VITAL

1. Memberi salam pada pasien


2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien
4. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya
5. Menanyakan keluhan utama saat ini
6. Mencuci tangan
Pengukuran tekanan darah
7. Memberitahu posisi pasien dan lengan pasien setinggi jantung
8. Menyingsingkan lengan baju ke atas
9. Menentukan ukuran manset yang sesuai dengan diameter lengan pasien
10. Memasang manset kira kira 1 inci dari siku
11. Meraba a. brachialis dan meletakkan diafragma stetoskop di atas tempat denyut nadi
a. brachialis tanpa menekan
12. Memompa sampai kira kira 30 mmHg di atas tekanan sistol
13. Kempiskan manset perlahan lahan
14. Mencatat bunyi korotkoff I dan V
15. Melonggarkan pompa segera setelah bunyi terakhir menghilang
16. Melepas manset
17. Mengembalikan posisi pasien senyaman mungkin
Pengukuran suhu tubuh
18. Meletakkan thermometer di ketiak pasien dengan posisi tepat
19. Menunggu sekitar 5 menit
20. Mengambil thermometer, mengelap dengan gerakan berputar dari bagian yang bersih
21. Merapikan kembali baju pasien
22. Membaca hasil pengukuran dengan segera
23. Mencuci thermometer dengan larutan sabun dan membilas dengan air bersih
24. Keringkan thermometer
25. Mengembalikan thermometer ke tempat semula
Palpasi denyut nadi
26. Menekan kulit dekat a. radialis dengan 3 jari dan meraba denyut nadi
27. Menekan a. radialis dengan kuat, dengan jari jari selama kurang lebih 60 detik
Pemeriksaan frekuensi pernapasan
28. Membuka baju pasien bila perlu untuk mengamati gerakan inspirasi dan menilai
kesimetrisan gerakan
29. Meletakkan tangan datar pada dada dan mengobservasi inspirasi dan ekspirasi serta
kesimetrisan gerakan
30. Menentukan irama pernapasan
31. Menentukan pernapasan dalam 30 detik
32. Mengembalikan posisi pasien senyaman mungkin
33. Mencuci tangan
PEMERIKSAAN KULIT
1. Memberi salam pada pasien
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien
4. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya
5. Menanyakan keluhan utama saat ini
6. Memberitahu pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan kulit
7. Mencuci tangan
8. Meminta pasien membuka baju bagian atas dengan menutup bagian pribadi pasien
9. Memeriksa semua daerah kulit
10. Memeriksa turgor kulit
11. Memeruksan tekstur kulit
12. Memeriksa warna kulit
13. Memeriksa membrana mukosa kulit
14. Mencuci tangan

PEMERIKSAAN KEPALA, MATA, HIDUNG,


MULUT, DAN TENGGOROKAN
1. Memberi salam pada pasien
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien
4. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya
5. Menanyakan keluhan utama saat ini
6. Mencuci tangan
Pemeriksaan kepala
7. Memperhatikan ekspresi wajah dan kontak mata pasien
8. Mengamati konfigurasi dan kesimetrisan wajah
9. Mengamati ada tidaknya penonjolan tulang
10. Mengamati ciri ciri rambut dan kulit
11. Palpasi tekstur rambut dan turgor kulit
12. Palpasi a. temporalis
13. Palpasi kelenjar parotis
14. Palpasi kelenjar submandibularis
Inspeksi mata
15. Mengamati alis mata pasien
16. Mengamati ada tidaknya lipatan epikantus pada pasien
17. Mengamati ada tidaknya hordeolum pada pasien
18. Mengamati ada tidaknya ektropion atau entropion pada pasien
19. Mengamati ada tidaknya strabismus
20. Mengamati kelopak mata untuk melihat ada tidaknya ptosis
21. Mengamati kelopak mata, melihat ada tidaknya xantelasma
22. Melihat ada tidaknya blefaritis dan edema palpebra
23. Memeriksa pupil pasien, meluhat isokor atau anisokor
24. Memeriksa pupil pasien, melihat miosis atau midriasis
25. Memeriksa konjungtiva pasien untuk melihat anemis atau tidak
26. Memeriksa kornea untuk melihat ada tidaknya arkus senilis
Hidung, mulut, dan kelenjar air liur
27. Memeriksa lubang hidung dengan memakai speculum hidung. Pakailah cahaya terang
dan masukkanlah speculum tegak lurus dengan bidang wajah
28. Memperhatikan warna mukosa normal
29. Mencari konka media dan inferior serta meatus media yang berada di antaranya
30. Periksalah bibir atas dan bibir bawah dan bagian yang berwarna merah terang
(vermillion border), eversikan bibir bawah dan periksalah forniks dan pertemuan gusi
dan gigi
31. Periksalah bagian gigi. Doronglah pipi lateral menjauhi gigi dengan spatula lidah dan
selesaikan inspeksi ini
32. Dengan lidah dijulurkan maksimum, perhatikanlah bermacam macam papil
33. Pakailah sarung tangan dan palpasilah kelenjar ludah submandibularis dan bagian
akhir duktus kelenjar parotis
34. Mencuci tangan

PEMERIKSAAN LEHER
1. Memberi salam pada pasien
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien
4. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya
5. Menanyakan keluhan utama saat ini
6. Mencuci tangan
Palpasi kelenjar tiroid
7. Melakukan palpasi dengan jari menyilang trakea
8. Menentukan garis bentuk lobus lateral
9. Meletakkan ujung jari pada pinggir lateral m. sternocleidomastoideus dan ujung ibu
jari pada garis tengah tepat di atas incisura sternalis
10. Meminta pasien menelan, bila kelenjar tiroid membesar, maka waktu pasien menelan
akan teraba sebagai jaringan yang berjalan ke atas dari bawah jari pemeriksa
11. Pindahlah ke belakang pasien
12. Meminta pasien melakukan sedikit fleksi leher
13. Meletakkan jari jari pemeriksa medial terhadap m. sternocleidomastoideus dan pasien
diminta menelan
Tekanan vena jugularis
14. Mengatur posisi pasien pada meja atau tempat pemeriksaan yang dapat dimiringkan
ke atas pada pinggangnya
15. Meninggikan kepala kira kira 30o dari garis horizontal
16. Menekan basis leher dengan jari tangan untuk mendistensikan dan mengamati vena
jugulari, yang akan terlihat sebagai pembuluh darah yang berjalan sendirian di atas m.
sternocleidomastoideus
17. Menyumbat alir balik vena dengan jari tangan di bagian atas
18. Mengosongkan vena dengan mengurutnya dengan jari tangan dan melihat apakah
terjadi pengisian dari bawah
19. Mengukur tinggi pengisian tersebut dengan suatu petanda horizontal ke posisi di atas
angulus sternum
Palpasi a. karotis
20. Meletakkan tiga jari ke sisi kartilago tiroid
21. Dengan hati hati menggeser m. sternocleidomastoideus ke lateral dan kartilago tiroid
ke medial
22. Menggunakan tangan kanan untuk meraba a. karotis kiri dan demikian pula
sebaliknya. Jangan dilakukan bersamaan
23. Mencuci tangan

PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH BENING


1. Memberi salam pada pasien
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan pada pasien
4. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya
5. Menanyakan keluhan utama saat ini
6. Mencuci tangan
Palpasi kelenjar getah bening leher
7. Mencari processus mastoideus dan rabalah sepanjang tepi posterior m.
sternocleidomastiodeus. Ini adalah trigonum servikalis posterior
8. Meraba processus mastiodeus, kemudian menggeser jari ke bawah sepanjang pinggir
posterior, yaitu m. trapezius. Di sini sering terdapat beberapa kelenjar limfe kecil pada
orang normal
Palpasi kelenjar getah bening aksilla
9. Meminta pasien mengangkat lengannya sampai ke atas kepalanya
10. Meletakkan ujung jari tangan kanan pada aksilla kiri dan sebaliknya untuk sisi lainnya
11. Menurunkan tangan pasien ke bawah dan meletakkan lengan bawahnya di atas tangan
pemeriksa
12. Meletakkan ibu jari pemeriksa pada aksilla dan menekan kaput humerus untuk
menemukan kelenjar limfe lainnya
13. Mencuci tangan

PEMERIKSAAN TULANG BELAKANG


Inspeksi tulang belakang saat tidak bergerak
1. Memberi salam dan menyapa pasien dengan sapaan yang sopan
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien
4. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
5. Mencari kontra indikasi tindakan pemeriksaan (mis riwayat instabilitas, vertigo
positional, sinkop, hipotensi ortostatik, nyeri posisi berdiri, dll)
6. Meminta dengan sopan pasien untuk menanggalkan bajunya
7. Mencuci tangan
8. Meminta pasien berdiri membelakangi pemeriksa dengan posisi tegak, tungkai sejajar
dan kaki dibuka selebar bahu, kedua lengan menjuntai di samping badan, kepala di
tengah sebidang dengan sacrum dan memandang ke depan, bahu dan pelvis tidak
terpunti atau miring
9. Menjelaskan tentang hal hal yang harus dicari dari inspeksi yaitu
deformitas/abnormalitas bentuk tulang dan otot, jaringan parut, efloresensi kulit
10. Mencari adanya fenomena winging dengan meminta pasien meletakkan kedua telapak
tangannya menempel di tembok lalu minta pasien mendorong tembok tersebut.
Menyebutkan bahwa jika ditemukan adanya angulus inferior scapula yang menjauhi
garis tengah maka terdapat fenomena winging
11. Meminta pasien berputar ke kanan dan menjelaskan kembali hal hal yang harus dicari
dari inspeksi yaitu normalitas kurva tulang belakang bagian servikal, torakal, lumbal
dan sakrokoksigeal, deformitas/abnormalitas bentuk, jaringan parut, dan efloresensi
kulit
12. Meminta pasien berputar ke kiri dan menjelaskan kembali hal hal yang harus dicari
dari inspeksi yaitu normalitas kurva tulang belakang bagian servikal, torakal, lumbal
dan sakrokoksigeal, deformitas/abnormalitas bentuk, jaringan parut, dan efloresensi
kulit
13. Meminta pasien mengenakan kembali pakaiannya
14. Mengucapkan terima kasih
15. Mencuci tangan
16. Memberi contoh beberapa abnormalitas yang dapat ditemui seperti tinggi bahu dan
pinggul yang tidak sama, gangguan kurva tulang belakang, kifosis, lordosis, skoliosis,
gangguan trofi otot seperti distrofi dan waisting, tanda lahir, lipoma yang menutupi
defek tulang pada spina bifida, jejas, vulnus, dan efloresensi kulit lain
Pemeriksaan gerak tulang belakang
1. Memberi salam dan menyapa pasien dengan sapaan yang sopan
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien dan menjelaskan bahwa
pemeriksaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri
4. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
5. Mencari kontra indikasi tindakan pemeriksaan (mis riwayat instabilitas, vertigo
positional, sinkop, hipotensi ortostatik, nyeri posisi berdiri, dll)
6. Mencuci tangan
7. Meminta pasien menanggalkan bajunya
8. Meminta pasien mengangkat salah satu kaki selama 30 detik secara bergantian untuk
mengamati tanda Tredelenburg
9. Pemeriksa meminta gerak fleksi ekstensi dan laterofleksi lumbal
10. Pemeriksa meminta gerak fleksi, ekstensi, laterofleksi dan rotasi leher
11. Pemeriksa meminta pasien untuk duduk di tepi tempat duduk
12. Pemeriksa meminta pasien untuk memutar badannya ke kanan atau ke kiri
13. Pemeriksa menjelaskan kemungkinan diagnosis banding jika ditemukan kelainan pada
pemeriksaan inspeksi tulang belakang saat bergerak
14. Mempersilahkan pasien mengenakan pakaiannya kembali
15. Mengucapkan terima kasih
16. Mencuci tangan
Menentukan titik nyeri
1. Memberi salam dan menyapa pasien dengan sapaan yang sopan
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien dan menjelaskan bahwa
pemeriksaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri
4. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
5. Mencari kontra indikasi tindakan pemeriksaan (mis riwayat instabilitas, vertigo
positional, sinkop, hipotensi ortostatik, nyeri posisi berdiri, dll)
6. Meminta pasien dengan sopan untuk menanggalkan bajunya
7. Menjelaskan hal hal yang akan dicari dengan palpasi dseperti nyeri tekan pada
processus spinosus, faset leher, nyeri radikular, pergeseran vertebra, spasme dan nyeri
tekan otot paravertebra
8. Mencuci tangan
9. Meminta pasien duduk membelakangi pemeriksa di atas tempat tidur periksa,
melakukan palpasi setiap processus sponosus dari servikal hingga lumbal
10. Meminta pasien mengenakan kembali pakaiannya
11. Mengucapkan terima kasih
12. Memberi contoh beberapa abnormalitas yang mungkin ditemui seperti nyeri tekan
akibat fraktur atau dislokasi karena trauma, infeksi atau radang
13. Mencuci tangan
Nyeri pada tekanan vertical
1. Memberi salam dan menyapa pasien dengan sapaan yang sopan
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien dan menjelaskan bahwa
pemeriksaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri
4. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
5. Mencari kontra indikasi tindakan pemeriksaan (mis riwayat instabilitas, vertigo
positional, sinkop, hipotensi ortostatik, nyeri posisi berdiri, dll)
6. Meminta dengan sopan pada pasien untuk menanggalkan bajunya
7. Mencuci tangan
8. Meminta pasien duduk membelakangi anda di kursi. Dengan kedua tangan
ditangkupkan tekan kepala pasien kebawah dan tanyakan apakah terdapat nyeri
seperti aliran listrik. Pemeriksa kemudian memegang kepala pasien dan
dianterofleksikan ke salah satu sisi dan tanyakan apabila timbul nyeri yang menjalar
9. Meminta pasien mengenakan kembali pakaiannya
10. Mengucapkan terima kasih
11. Memberi contoh beberapa kemungkinan diagnosis yang berhubungan dengan hasil
yang positif seperti radikulopati
12. Mencuci tangan
Palpasi untuk tenderness
1. Memberi salam dan menyapa pasien dengan sapaan yang sopan
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien dan menjelaskan bahwa
pemeriksaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri
4. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
5. Mencuci tangan
6. Meminta dengan sopan pada pasien untuk menanggalkan bajunya dan berbaring
menghadap ke kiri atau tengkurap di tempat tidur
7. Melakukan perkuis di sepanjang tulang belakang dari ruas torakal hingga sacral
8. Menanyakan pada pasien apabila terasa nyeri
9. Meminta pasien mengenakan kembali pakaiannya
10. Mengucapkan terima kasih
11. Memberi contoh beberapa kondisi patologis yang berhubungan dengan nyeri ketok
seperti osteoporosis, infeksi atau keganasan
12. Mencuci tangan
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG (ANAMNESIS)
1. Mengucapkan salam, lalu pemeriksa berdiri dan melakukan jabat tangan
2. Mempersilahkan duduk bersebrangan/bersilangan
3. Berikan respon yang baik dalam rangka membina sambung rasa
4. Menjaga suasana santai dan rileks, berbicara dengan lafal yang jelas dan bahasa yang
dipahami
5. Menanyakan identitas pasien
6. Menanyakan keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang. Meliputi onset dan
durasi, sifat, penjalaran dan tanyakan gejala lain yang berhubungan
7. Menggali penyakit dahulu yang serupa namun berkaitan untuk menilai hubungan
dengan penyakit sekarang
8. Menggali riwayat penyakit keluarga, tanyakan apakah ada anggota keluarga dengan
penyakit yang sama atau ada riwayat penyakit menular
9. Melakukan cek silang

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG (JVP)


1. Pasien disuruh berbaring
2. Membuat pasien berbaring dengan kepala membuat sudut 30o
3. Leher pasien harus diluruskan
4. Lakukan penekanan kepada v. jugularis dibawah angulus mandibula dan kemudian
cari dan tentukan titik kolaps
5. Tentukan jaraknya dari bidang yang melalui angulus ludovici
6. Bila permukaan titik kolaps berada 5cm dibawah bidang horizontal yang melalui
angulus ludovici, JVP sama dengan R-5 cm, sedang bila titik kolapsnya 2cm diatas,
maka JVPnya R+2 cm
7. Bila hasil kiri dan kanan berbeda, diambil nilai yang lebih rendah

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG (INSPEKSI


DAN PALPASI)
1. Melakukan inspeksi dari kanan pasien dan dari arah kaki untuk menentukan
kesimetrisan
2. Lakukan inspeksi dari sebelah kanan tempat tidur dinding depan, perhatikan adanya
pulsasi
3. Perhatikan daerah apex kordis, apakah ictus kordis nampak atau tidak
4. Mempalpasi iktus kordis pada lokasi benar
5. Meraba iktus kordis dengan ujung jari, kemudian satu jari
6. Meraba iktus kordis sambil mendengarkan suara jantung untuk menentukan durasinya
7. Mempalpasi impuls ventrikel kanan dengan meletakkan ujung jari pada sela iga 3,4,5
batas sternum kiri
8. Meminta pasien menahan napas dan mempalpasi daerah di atas
9. Mempalpasi daerah epigastrium dengan ujung jari yang diluruskan untuk merasakan
impuls ventrikel kanan
10. Arah jari ke bahu kanan
11. Mempalpasi daerah sela iga 2 kiri untuk merasakan impuls jantung saat ekspirasi
12. Mempalpasi daerah sela iga 2 kanan untuk mencari hal yang sama

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG (PERKUSI)


1. Melakukan perkusi untuk menentukan batas jantung yaitu dengan menentukan batas
jantung relative
2. Menentukan batas kanan jantung relative dimulai dari batas paru hati, kemudian 2 jari
diatasnya, dan perkusi dari lateral ke medial
3. Jari tengah diletakkan sejajar dengan sternum sampai terdengar perubahan bunyi
ketok sonor menjadi pekak
4. Batas jantung kiri relative sesuai dengan iktus kordis normal, terletak pada sela iga 5-
6 linea medioclavicularis kiri
5. Bila iktus kordis tidak diketahui, batas kiri jantung ditentukan dengan perkusi pada
linea aksilaris media kiri ke bawah. Perubahan sonor ke timpani merupakan batas
paru paru kiri
6. Dari atas (fossa supra clavicula) dapat dilakukan perkusi ke bawah
7. Mencatat hasil perkusi

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG


(AUSKULTASI)
1. Pasien diminta untuk rileks dan tenang
2. Pasien dalam posisi berbaring dengan sudut 30o
3. Dalam keadaan tertentu pasien dapat diubah posisinya
4. Pasien diminta bernapas biasa
5. Pusatkan perhatian pada suara dasar jantung, kemudian suara tambahan
6. Auskultasi pada beberapa tempat yang benar. Di daerah apeks kordis untuk
mendengar bunyi katup mitral (corong). Di sela iga 2 kiri untuk mendengar bunyi
katup pulmonal (membrane). Di sela iga 2 kanan untuk mendengar bunyi katup aorta
(membrane). Di sela iga 4 dan 5 tepi kanan dan kiri sternum atau ujung sternum untuk
mendengar bunyi katup tricuspid (corong)
7. Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
8. Bedakan sistolik dan diastolic
9. Usahakan mendapat kesan intensitas suara jantung
10. Perhatikan adanya suara tambahan
11. Tentukan apakah suara tambahan sistolik atau diastolic
12. Tentukan penjalaran bising
13. Catat hasil auskultasi
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG (PEMBULUH
PERIFER)
1. Melakukan inspeksi pada semua kuku jari tangan
2. Kemudian lakukan pemeriksaan denyut a. radialis
3. Bandingkan denyut a. radialis dan a. femoralis
4. Memeriksa denyut nadi a. brachialis
5. Memeriksa denyut nadi a. karotis
6. Memeriksa denyut nadi a. femoralis
7. Memeriksa denyut nadi a. popliteal
8. Memeriksa denyut nadi a. dorsalis pedis
9. Memeriksa denyut nadi a. tibialis posterior
PEMERIKSAAN RESPIRASI UMUM
1. Memberi salam pembuka saling memperkenalkan diri
2. Menginformasikan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
3. Berdiri di sisi kanan pasien
4. Meminta pasien untuk membuka pakaian
5. Meminta pasien berbaring dengan posisi terlentang
6. Membuat pasien dalam posisi relaks

PEMERIKSAAN RESPIRASI BAGIAN ATAS


1. Pasien dalam posisi tidur terlentang atau duduk
2. Pasien disuruh membuka mulut selebar mungkin
3. Gunakan cahaya senter
4. Tekan lidah pasien dengan spatel lidah
5. Pasien disuruh menyebut ah…h…h
6. Perhatikan palatum, arkus palatum, tonsil, dinding posterior faring, gigi dan lidah,
bukal

PEMERIKSAAN REPSIRASI
Inspeksi torak
1. Melakukan inspeksi dalam keadaan statis
2. Melakukan inspeksi pergerakan torak waktu respirasi
3. Perhatikan posisi trakea, normal atau deviasi
4. Perhatikan posisi iga iga
5. Perhatikan ruang ela iga
6. Perhatikan sternum dan klavikula
7. Perhatikan sudut epigastrium
8. Perhatikan vertebra torakalis
9. Perhatikan kelainan bentuk rongga toraks
10. Perhatikan apakah ada venektasi
11. Perhatikan cirri cirri pernapasan abnormal
Palpasi
12. Apakah ada limfadenopati supraklavikularis
13. Apakah ada emfisema subkutis
14. Palpasi pada permukaan rongga torak untuk menulai stem fremitus pada hemitorak
kanan dan kiri
Perkusi
15. Melakukan perkusi pada kedua hemitorax kiri dan kanan
16. Mencari batas paru hepar pada linea midclavicularis kanan
17. Menentukan batas belakang paru normal
18. Menentukan peranjakan batas belakang, dengan inspirasi dalam, batas turun 2 jari
19. Perkusi timpani pada torak anterior kiri bawah
20. Perkusi menentukan batas paru jantung, kanan kiri atas, kiri bawah
Auskultasi
21. Mendengar suara nafas vesikuler
22. Mendengar suara nafas trakeal
23. Mendengar suara nafas bronkovesikular
PEMERIKSAAN UMUM BEDAH (ANAMNESIS)
1. Mengucapkan salam, lalu pemeriksa berdiri dan melakukan jabat tangan
2. Mempersilahkan duduk bersebrangan
3. Menanyakan identitas pasien
4. Menanyakan keluhan utama dan menggali riwayat penyakit sekarang. Tanyakan
lokasi, onset, durasi, apakah ada pemicu, apakah ada perubahan, apakah pernah
sembuh
5. Menggali riwayat penyakit dahulu dan riwayat pengobatan
6. Menggali riwayat penyakit keluarga dan kebiasaan pasien

PEMERIKSAAN UMUM BEDAH (PERSIAPAN)


1. Menyiapkan alat pemeriksaan
2. Meminta izin kepada pasien/keluarga untuk diperiksa
3. Memberikan penjelasan sehubungan dengan tindakan

PEMERIKSAAN UMUM BEDAH (BENJOLAN


UMUM)
1. Meminta izin untuk memeriksa benjolan pada pasien
2. Mengamati dan menjelaskan lokasi benjolan dengan patokan jelas
3. Mengamati dan menjelaskan ukuran, bentuk, perubahan warna kulit, adanya luka
parut dan warna benjolan. Menanyakan apakah nyeri bila dipalpasi
4. Melakukan pemeriksaan pada ulkus dan menjelaskan dasar ulkus dan sekret ulkus
5. Melakukan palpasi dan menjelaskan permukaan, batas benjolan, konsistensi,
temperature, rasa nyeri pulsatil atau tidak, adanya fluktuasi dan thrill suatu benjolan.
Melakukan transiluminasi pada benjolan
6. Melakukan palpasi dan dapat membedakan apakah benjolan terfiksasi atau bebas
7. Melakukan perkusi dan dapat menjelaskan perbedaan makna bunyi pekak dan resonan
8. Melakukan auskultasi pada benjolan dan menjelaskan apakah terdengar bruits atau
bunyi peristaltic usus
9. Melakukan pemeriksaan KGB regional
10. Melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari benjolan di permukaan tubuh

PEMERIKSAAN UMUM BEDAH (LEHER)


1. Meminta izin untuk memeriksa leher dan meminta pasien melepas perhiasan
2. Mengamati dan menjelaskan lokasi dan benjolan pada leher, menjelaskan perubahan
warna kulit dan ada atau tidaknya luka parut
3. Meminta pasien menjulurkan lidah dan melakukan gerakan menelan sambil
mengamati benjolan di leher
4. Melakukan palpasi dari belakang pasien
5. Dapat menentukan batas batas trigonum anterior dan posterior leher dan menjelaskan
temuan benjolan
6. Pemeriksa selanjutnya melakukan pemeriksaan pada KGB leher dengan cara up and
down
7. Menjelaskan lokasi dan temuan pembesaran KGB
8. Pemeriksa berada di depan pasien kembali dan melakukan palpasi pada benjolan
sambil mengamati wajah untuk melihat ada atau tidaknya nyeri
9. Melakukan auskultasi pada benjolan dileher untuk mencari bruit sistolik yang khas
pada Graves disease
10. Melakukan perkusi sternum dari incisura jugularis kebawah untuk mencari perluasan
retrosternal benjolan

PEMERIKSAAN UMUM BEDAH (ABDOMEN)


1. Meminta izin untuk melakukan pemeriksaan
2. Memulai dengan melihat tanda penyakit abdomen pada tubuh perifer, mengamati
konjungtiva dan sclera
3. Melakukan palpasi pada daerah supraclavicular dan mencari pembesaran KGB
4. Meminta pasien membuka pakaian sehingga region abdomen dapat terlihat
5. Mengamati abdomen dan menjelaskan temuan seperti distensi, luka parut dan pulsasi
6. Meminta pasien menarik napas dalam dan menahan. Tujuan pemeriksaan untuk
mengamati ada tidaknya pulsasi dari aneurisma
7. Meminta pasien untuk batuk atau mengangkat kepala dan mengamati ada tidaknya
suatu hernia
8. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien dan melakukan palpasi ringan pada
kesembilan region abdomen, tanyakan apakah nyeri
9. Pemeriksa melakukan palpasi dengan dalam untuk menilai ada atau tidaknya massa
10. Melakukan palpasi pada hepar dan lien
11. Melakukan perkusi bila ditemukan hepatosplenomegali
12. Melakukan auskultasi, tujuan auskultasi adalah untuk mendengar suara peristaltic
usus, dan ada atau tidaknya bruit
13. Melakukan pemeriksaan pada genitalia eksterna dan skrotum
14. Meminta ijin untuk melakukan digital rectal examination

PEMERIKSAAN UMUM BEDAH (PAYUDARA)


1. Pemeriksa harus ditemani seorang perawat
2. Meminta izin dan menjelaskan tujuan pemeriksaan, kemudian meminta pasien
melepas baju
3. Menanyakan apakah pasien menyadari benjolan dan tanyakan lokasinya
4. Meminta pasien untuk mengangkat tangan ke atas dan mengamati apakah benjolan
melekat pada kulit
5. Meminta pasien meletakkan kedua tangan di pinggang dan mengamati apakah tumor
melekat pada otot dibawahnya
6. Melakukan pengamatan pada nipple dan aerola serta menjelaskan ada atau tidaknya
discolouration, discharge, depression, deviation, displacement, destruction atau
duplication. Menjelaskan mengenai simetris atau tidaknya dalam segi ukuran dan
bentuk, perubahan kulit, ada atau tidaknya nodul dan apakah ada luka parut
7. Melakukan palpasi secara sistemik pada payudara normal. Gunakan tangan kiri untuk
menahan payudara dan tangan kanan untuk melakukan palpasi tiap kuadran
8. Saat menemukan benjolan, tanyakan apakah benjolan tersebut yang dimaksudkan
9. Menjelaskan benjolan dengan detil, lokasi, ukuran, permukaan, batas, konsistensi,
nyeri, terfluktuasi dan terfiksir atau tidak
10. Melakukan palpasi pada kelima area KGB aksilla, medial, lateral, anterior, posterior
dan apical. Pemeriksaan KBG kiri dilakukan dengan tangan kanan dan sebaliknya
11. Melakukan perkusi dan auskultasi pada thorax, melakukan palpasi pada abdomen
untuk mencari hepatosplenomegali, melakukan perkusi pada vertebra untuk mencari
perluasan
VENA PUNGSI
1. Pendahuluan termasuk identitas, penjelasan maksud dan informed consent
2. Persiapan alat dan bahan
3. Persiapan pasien dan pemeriksa
4. Inspeksi lengan daerah fossa cubiti dan sekitarnya
5. Palpasi vena vena dan tentukan vena
6. Asepsis tempat tusukan dan sekitarnya dengan cara melingkar
7. Persiapan spuit dan peralatan lainnya sambil menunggu alcohol mongering
8. Pembendungan dilakukan 7-10 cm dari lipatan siku, pasien disuruh mengepal tinju
9. Penusukan dilakukan dengan ujung mulut jarum mengikuti arah vena hingga jarum
masuk 1cm ke dalam lumen vena
10. Dengan tangan kiri, tarik penghisap secara perlahan sehingga darah masuk dalam
semprit, bersamaan dengan itu, kepalan tangan dibuka dan bendungan dilepas
11. Setelah memperoleh jumlah sesuai, letakkan kapas pada tempat tusukkan
12. Pasien disuruh menekan tempat tusukan dengan kapas selama beberapa menit
13. Selanjutnya lepaskan jarum dari semprit dan darah dialirkan perlahan melalui dinding
tabung, lakukan homogenisasi dan beri sampel
14. Salam penutup

PEMERIKSAAN HB
1. Tabung hemometer diisi dengan HCl 0,1N sampai tanda 2 dengan pipet Pasteur
2. Hisap darah dengan pipet sahli sampai tanda 20µL
3. Hapus kelebihan darah dengan tisu secara hati hati
4. Masukkan darah ke larutan HCl dengan cara meniup tanpa menimbulkan gelembung
udara
5. Bilas pipet dengan cara menghisap dan mengeluarkan 3 kali
6. Tunggu 3 menit untuk pembentukan asam hematin (warna coklat tua)
7. Asam hematin diencerkan dengan akuades setetes demi tetes sambil diaduk sampai
mendapat warna yang sama dengan standar
8. Miniskus larutan dibaca pada skala hemoglobin

PEMERIKSAAN LED
1. Sediakan tabung yang diisi dengan NaCl 0,9% 1 bagian
2. Hisap darah EDTA sebanyak 4 bagian, masukkan dalam botol NaCl
3. Campurlah larutan dengan gerakan melingkar
4. Hisap campuran darah ke dalam pipet westergren dengan bantuan karet penghisap
sampai tanda 0
5. Letakkan pipet dalam rak westergren dan biarkan 60 menit
6. Bacalah tinggi lapisan pada jam pertama dan kedua
PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
1. Isi pipet kapiler dengan darah mengalir sampai ¾ penuh, jangan putus putus
2. Salah satu ujung pipet disumbat dengan dempul
3. Tabung dimasukkan dalam alat mikrosentrifus dengan bagian yang disumbat
menghadap keluar
4. Diputar 5 menit dengan kecepatan 16.000 RPM
5. Hematokrit dibaca dengan alat baca hematokrit dan dicatat

PEMBUATAN HAPUSAN DARAH


1. Desinfeksi jari yang akan ditusuk
2. Biarkan mongering
3. Tusuk jari dengan lanset
4. Tekan jari yang ditusuk, hapus darah yang pertama keluar
5. Tekan lagi jari yang ditusuk, teteskan darah pada dua bagian objek gelas
6. Siapkan objek gelas lain, buat sudut 45o, tarik sampai menyentuh tetesan darah
kemudian dorong ke depan (hapusan darah tipis)
7. Lebarkan tetesan darah yang satunya dengan ujung objek gelas yang satunya
8. Keringkan
9. Fiksasi hapusan darah tipis dengan methanol, hapusan darah tebal tidak
10. Warnai hapusan darah dengan giemsa

PEWARNAAN GRAM
1. Buat preparat ulas di atas kaca objek, keringkan dan fiksasi diatas nyala api
2. Letakkan di atas rak pewarnaan
3. Tetskan Kristal violet, diamkan 1 menit
4. Cuci dengan akuades
5. Teteskan lugol, diamkan 1 menit
6. Berikan alcohol 96% sampai tak ada warna ungu yang mengalir
7. Cuci dengan akuades
8. Teteskan safranin, diamkan 30 detik
9. Cuci dengan akuades
10. Keringkan dengan kertas tissue
11. Lihat di bawah mikroskop

PEWARNAAN TAHAN ASAM


1. Buat preparat ulas di atas kaca objek, keringkan dan fiksasi di atas nyala api
2. Letakkan di atas rak pewarnaan
3. Tuangkan carbol fuchsin 1% diatasnya sampai menutupi seluruh permukaan
4. Panasi selama 5 menit dari bawah sampai keluar uap
5. Lakukan dekolorisasi dengan menuangkan asam alcohol 3% sampai sediaan menjadi
pucat
6. Cuci dengan air
7. Tuangkan larutan metilen blue 1%, biarkan 1 menit
8. Cuci dengan air
9. Biarkan kering
10. Lihat dibawah mikroskop
HEAT COAGULATION TEST
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan
2. Persiapan alat dan bahan
3. Meletakkan corong kaca kedalam tabung reaksi
4. Meletakkan kertas saring diatas corong kaca
5. Meneteskan 2-3 tetes akuades di atas kertas saring
6. Mengambil 5ml urin dengan spuit kemudian menyaring
7. Memanaskan urin diatas lampu spritus sampai mendidih
8. Tetesi urin dengan 2-3 tetes asam cuka 2%

PEMERIKSAAN TINJA PARASIT


1. Persiapan alat dan bahan
2. Teteskan setets eosin 2% atau lugol 1% di atas kaca objek
3. Ambil sedikit tinja dengan kayu lidi atau pipet dan taruh diatas kaca objek
4. Hancurkan tinja jika berbentuk padat
5. Tutup kaca objek dengan menggunakan kaca objek lain dan usahakan cairan merata
6. Diperiksa dengan mikroskop

PEMERIKSAAN ANAL SWAB


1. Pemeriksaan pasien dan pemeriksa
2. Siapkan alat dan bahan
3. Pegang alat anal swab dengan tangan kanan
4. Jari jempol dan jari telunjuk digunakan untuk membuka daerah perianal lebih lebar
5. Alat anal swab diusapkan sekitar anus
6. Setelah diusapkan, ditempatkan ke tabung kaca
7. Ucapkan terima kasih pada pasien
8. Hasil pemeriksaan diperiksa di bawah mikroskop

UJI CARIK CELUP


1. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan
2. Persiapan alat dan bahan
3. Kocok urin dalam wadah penampung urin
4. Masukkan urin dalam tabung reaksi
5. Carik celup dicelupkan dalam urin dalam waktu kurang dari 1 detik
6. Letakkan carik celup mendatar menghadap atas
7. Bandingkan perubahan warna dengan standar pada botol carik celup
8. Simpulkan hasil

Anda mungkin juga menyukai