Anda di halaman 1dari 3

PR MR 4/1/2022

1. Klinis yang menyebabkan ST Depresi


- Iskemik
- Perikarditis
- Brugada Sindrome
- Hipokalemia
- Efek Digitalis
Hanna E, Glancy D. ST-segment depression and T-wave inversion: Classification, differential
diagnosis, and caveats. Cleveland Clinic Journal of Medicine. 2011:78: 404-414

2. Lead Resiprokal
Terjadi pada sadapan dengan arah berlawanan dari daerah yang iskemik, yang
menunjukkan gambaran ST depresi (Mirror Image) yang terjadi di awal Infark.

Darmawan, A. 2010. Penyakit Jantung Koroner.


Tesis, Jurusan Kedokteran (tidak dipublikasikan), hal. 4.

3. Penggunaan PPI pada STEMI


Penghambat pompa proton (yang bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT (dual
antiplatelet therapy - aspirin dan penghambat reseptor ADP) direkomendasikan pada
pasien dengan riwayat perdarahan saluran cerna atau ulkus peptikum, dan perlu diberikan
pada pasien dengan beragam faktor risiko seperti infeksi H. pylori, usia ≥65 tahun, serta
konsumsi bersama dengan antikoagulan atau steroid (Kelas I-A).
PERKI – Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut

4. Dosis Loading CPG


Clopidogrel dosis awal 600 mg atau Ticagleror 180 mg. Dosis tersebut diberikan
dengan maksud menekan kerja trombosit agar tidak aktif selama tindakan
pemasangan stent. Dan dari penelitian dengan pemberian High Dose Clopidogrel akan
lebih cepat mencapai efek dari mengahambat ADP reseptor t.ang bekerja dengan P2Y
inh. Untuk melemahakan agregrasi platelet.
Gazette
ESC Guideline STEMI
5. Jenis Antiplatelet

Reseptor P2Y12 adalah reseptor berpasangan G-protein yang


mengikat ADP, disimpan dalam granula padat trombosit sampai
aktivasi trombosit. Pengikatan ADP ke reseptor P2Y12
menghambat pensinyalan yang dimediasi adenilat siklase dan
pembentukan AMP siklik, yang akibatnya meningkatkan agregasi
trombosit yang berkelanjutan melalui aktivasi sinyal intraseluler
dan perubahan konformasi reseptor GP (glikoprotein) IIb/IIIa.

Aspirin secara nonselektif dan ireversibel mengasetilasi residu


serin pada enzim COX (siklooksigenase), menekan produksi
prostaglandin dan TxA2 (tromboksan A2), aktivator trombosit
yang poten.
GP IIb/IIIa adalah reseptor trombosit yang sangat melimpah dan
merupakan tempat pengikatan untuk fibrinogen. GP IIb/IIIa
memiliki peran penting dalam adhesi dan agregasi trombosit.
Cangrelor adalah antagonis reseptor P2Y12 intravena, reversibel,
nonthienopyridine, analog ATP. Cangrelor memiliki onset kerja
yang cepat, dengan penghambatan trombosit yang nyata dalam 2
menit, reversibilitas yang cepat dengan waktu paruh eliminasi 3
sampai 6 menit, dan kembalinya fungsi trombosit normal dalam 1
jam.

6. Mehran

CIN didefinisikan sebagai peningkatan 0,5 mg/dL (44 mmol/L) dalam serum kreatinin atau
peningkatan 25% dibandingkan dengan nilai awal Cr dalam 48 jam sesudah prosedur.
7. DM pada angina
Pasien dengan Diabetes Melitus memiliki peningkatan insiden arterioskelrotik
kardiovaskular, penyakit arteri perifer, dan serebrovaskular. Hipertensi dan kelainan
metabolisme lipoprotein juga sering ditemukan pada orang dengan Diabetes Melitus.1
Hiperglikemia merupakan faktor penting yang dapat mempercepat aterogenesis melalui
berbagai mekanisme. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa produksi Reactive
Oxygen Species (ROS) meningkat dalam kondisi hiperglikemik, dan stres oksidatif
berkontribusi pada kerusakan kardiovaskular diinduksi oleh hiperglikemia.
Kelainan lemak darah lazim terjadi pada Diabetes Melitus karena resistensi insulin atau
defisiensi enzim penting dan jalur metabolisme yang berpengaruh pada metabolisme lemak.
Perubahan lemak ini dikaitkan dengan peningkatan asam lemak bebas sekunder pada
resistensi insulin. Hubungan sebab akibat antara dislipidemia dan aterosklerosis telah
diketahui dengan baik. Pada kasus Diabetes Melitus, hubungan antara hiperglikemia,
obesitas, dan perubahan kadar insulin sangat mempercepat pertumbuhan aterosklerosis.
Salah satu yang paling diabaikan dari semua komplikasi serius diabetes adalah
neuropati otonom kardiovaskular (CAN), 1-3 yang meliputi kerusakan pada serabut saraf
otonom yang mempersarafi jantung dan pembuluh darah, mengakibatkan kelainan pada
kontrol denyut jantung dan dinamika vascular. Kelainan serat saraf otonom ditunjukkan
secara histologis pada pasien diabetes yang meninggal setelah infark miokard tanpa rasa
sakit. pasien diabetes dengan iskemia Silent miokard . menunjukkan bukti kelainan difus
pada pencitraan m-iodobenzilguanidin, yang menunjukkan bahwa kelainan persepsi nyeri
mungkin terkait dengan denervasi simpatis.

8. Kapan bisa berhubungan pada pasien


Harus di rehabilitasi terlebih dahulu, dan disesuaikan dengan sexual Intercouse pada Mets
saat Rehab.
Aktivitas seksual praorgasme rata-rata 2-3 METs; aktivitas seksual selama orgasme 3-4
METs.

Anda mungkin juga menyukai