2. Lead Resiprokal
Terjadi pada sadapan dengan arah berlawanan dari daerah yang iskemik, yang
menunjukkan gambaran ST depresi (Mirror Image) yang terjadi di awal Infark.
6. Mehran
CIN didefinisikan sebagai peningkatan 0,5 mg/dL (44 mmol/L) dalam serum kreatinin atau
peningkatan 25% dibandingkan dengan nilai awal Cr dalam 48 jam sesudah prosedur.
7. DM pada angina
Pasien dengan Diabetes Melitus memiliki peningkatan insiden arterioskelrotik
kardiovaskular, penyakit arteri perifer, dan serebrovaskular. Hipertensi dan kelainan
metabolisme lipoprotein juga sering ditemukan pada orang dengan Diabetes Melitus.1
Hiperglikemia merupakan faktor penting yang dapat mempercepat aterogenesis melalui
berbagai mekanisme. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa produksi Reactive
Oxygen Species (ROS) meningkat dalam kondisi hiperglikemik, dan stres oksidatif
berkontribusi pada kerusakan kardiovaskular diinduksi oleh hiperglikemia.
Kelainan lemak darah lazim terjadi pada Diabetes Melitus karena resistensi insulin atau
defisiensi enzim penting dan jalur metabolisme yang berpengaruh pada metabolisme lemak.
Perubahan lemak ini dikaitkan dengan peningkatan asam lemak bebas sekunder pada
resistensi insulin. Hubungan sebab akibat antara dislipidemia dan aterosklerosis telah
diketahui dengan baik. Pada kasus Diabetes Melitus, hubungan antara hiperglikemia,
obesitas, dan perubahan kadar insulin sangat mempercepat pertumbuhan aterosklerosis.
Salah satu yang paling diabaikan dari semua komplikasi serius diabetes adalah
neuropati otonom kardiovaskular (CAN), 1-3 yang meliputi kerusakan pada serabut saraf
otonom yang mempersarafi jantung dan pembuluh darah, mengakibatkan kelainan pada
kontrol denyut jantung dan dinamika vascular. Kelainan serat saraf otonom ditunjukkan
secara histologis pada pasien diabetes yang meninggal setelah infark miokard tanpa rasa
sakit. pasien diabetes dengan iskemia Silent miokard . menunjukkan bukti kelainan difus
pada pencitraan m-iodobenzilguanidin, yang menunjukkan bahwa kelainan persepsi nyeri
mungkin terkait dengan denervasi simpatis.