Anda di halaman 1dari 13

Acanthosis Nigricans

Dwiky Ananda Ramadhan (1102017076)


Abstract
• LATAR BELAKANG
Akantosis nigricans diakibatkan oleh hiperpigmentasi area intertriginous. Secara Histologi, AN mempunyai ciri-ciri stratum korneum yang menebal
dan jumlah akantosis yang bervariasi. Meskipun jinak dan jarang bergejala, AN dapat menjadi tanda bahaya untuk patologi yang mendasarinya.
• PRESENTASI KASUS
Setelah menganalisis pasien dengan AN dengan tiga pola yang berbeda, yang diilustrasikan oleh satu laporan kasus masing-masing. Jenis yang
pertama merupakan AN jinak terkait dengan sindrom metabolik termasuk obesitas. Jenis kedua adalah keganasan AN paraneoplastik terkait dengan
berbagai keganasan yang lebih luas. Jenis ini dapat terjadi sebelum, setelah atau muncul dengan klinis keganasan. Jenis ketiga adalah AN yang
kambuh setelah remisi lengkap. Terdapat pasien yang memiliki AN ganas dan berhasil diobati kankernya. Namun, bertahun-tahun kemudian, AN-
nya kambuh. Dalam hal ini dikatakan kambuh karena dikatikan dengan munculnya skin tags. Kanker yang kambuh tidak termasuk tumor kambuh.
BMI-nya adalah 31,2 kg / m2, dan diagnosis AN jinak dikonfirmasi.
• KESIMPULAN
• Diagnosis AN tetap tidak lengkap tanpa skrining untuk sindrom metabolik dan / atau kanker. Kombinasi AN dan skin tags lebih sering dikaitkan
dengan sindrom metabolik. AN dapat dianggap sebagai tanda kegawatan untuk keganasan dan sindrom metabolik.
PENDAHULUAN
Acanthosis nigricans (AN) diakibatkan oleh hiperpigmentasi daerah
intertriginous dan terkadang pada kulit periareolar.
AN dapat terjadi focal atau diffuse papillomatous, hyperkeratotic, lesi
yang menebal, yang didistribusikan secara simetris dan jarang
mempengaruhi mukosa seperti rongga mulut
Patogenesis AN sangat kompleks.

Peningkatan konsentrasi insulin menghasilkan


aktivasi direct dan indirect dari reseptor insulin-like
growth factor (IGF)-1 pada keratinosit suprabasal
dan fibroblas. Reseptor kinase tyrosin lainnya seperti
(EGFR) dan (FGFR) juga dapat berkontribusi pada
hiperproliferasi keratinosit dan fibroblas. Namun,
dalam obesitas, konsentrasi insulin lebih rendah
daripada yang disiapkan untuk efek tersebut.
Kasus 1
Seorang laki-laki obesitas berusia 48 tahun ditemukan lesi
hiperpigmentasi di paha dan skrotum. Indeks massa tubuhnya (IMT)
adalah 36 kg / m2 . Ia menderita hipertensi dan hiperlipidemia. Pada
pemeriksaan, terdapat hiperpigmentasi kecoklatan difus pada paha dan
kulit skrotal dengan papilomatosis. Tidak ada perawatan yang khusus.
direkomendasikan konseling gizi, dengan Diagnosis AN jinak
dikonfirmasi.
Kasus 2
Seorang pria berusia 39 tahun datang dengan kambuhnya AN di daerah
intertriginous. Dengan riwayat medis kanker ginjal pada tahun 2012
yang ditemukan setelah episode pertama AN yang telah diangkat
dengan operasi. Diagnosis keganasan AN dikonfirmasi. Lima tahun
kemudian ia menunjukkan dengan kambuhnya hiperpigmentasi coklat-
kehitaman dengan skin tags setelah remisi lengkap pada tahun 2013.
Setelah dilakukan CT-Scan abdominal dan laboratorium tidak terdapat
gambaran yang menunjukan pertumbuhan kanker kambuh. BMI-nya
adalah 31,2 kg / m2. Diagnosis AN jinak dikonfirmasi, dan eksisi bedah
lesi paha dilakukan. direkomendasikan konseling nutrisi.
Kasus 3
Seorang wanita 62 tahun datang dengan hiperpigmentasi kecoklatan di
leher, punggung dan lipatan anus. Dia menderita cholangiocarcinoma
dengan metastasis peritoneal dan ditatalaksana dengan kemoterapi
dengan gemcitabine dan cisplatin. AN berkembang tak lama setelah
diagnosis tumor. AN ganas dikonfirmasi, dan terapi topikal antipruritik
dengan salep polidokanol 5% diberikan.
Akantosis Nigrikans dengan sindrom metabolik
AN memiliki hubungan yang kuat dengan kelebihan berat badan pada
orang dewasa, remaja dan anak-anak.
Anak-anak yang kelebihan berat badan dan obesitas dengan AN
menunjukkan tingkat yang jauh lebih tinggi untuk asam urat, glukosa
puasa, insulin, dan glutamic oxalacetic transaminase.
Akantosis Nigrikans dan Keganasan
Paraneoplasia adalah gangguan yang terkait dengan keganasan. Sering
menjadi marker/tanda pertama tumor ganas. Meskipun relatif jarang,
perlu dijadikan diagnosis dini dan meningkatkan prognosis keganasan.
Reference
Wollina U, Hansel G, Lotti T, Tchernev G, Vojvodic A, Temelkova
I. Acanthosis Nigricans - A Two-Sided Coin: Consider Metabolic
Syndrome and Malignancies!. Open Access Maced J Med Sci.
2019;7(18):3081-3084. Published 2019 May 13.
doi:10.3889/oamjms.2019.258

Anda mungkin juga menyukai