Anda di halaman 1dari 10

PERUBAHAN FISIOLOGIS SISTEM INTEGUMEN PADA BAYI

Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi dan

Anak Pra-Sekolah

Dosen pengampu : Liawati, S.S.T., M.Kes.

Disusun oleh :

Rina 2118005

Husmayani 2118017

Delvita Putri Denanda 2118020

Tia Wandini 2118027

Naufal Septia Melinda 2118036

Rahma Apriliani 2118037

Vina Silvia 2118051

Silvi Andiani 2419003

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA SISTEM INTEGUMEN PADA BAYI”.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan untuk kepentingan proses
belajar. Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada dosen kami Liawati, S.S.T.,
M.Kes. Yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini. Melalui kata pengantar
ini kami terlebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini
ada kekurangan da nada tulisan yang kami buat kurang tepat
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik
dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan untuk
pelajaran bagi kami semua dalam pembuatan di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas
ini kami dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Bandung, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................2

1.4 Manfaat................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Adaptasi Bayi Baru Lahir....................................................................3

2.2 Sistem Integumen.................................................................................3

2.3 Perubahan Sistem Integumen Pada Bayi Baru Lahir...........................3

2.4 Bayi Cukup Bulan................................................................................4

2.5 Perlindungan Termal............................................................................4

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan..............................................................................................6

3.2 Saran.....................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

System integument adalah organ yang membedakan, memisahkan, melindungi


dan menginformasikan hewan atau manusia terhadap lingkungan sekitarnya. System ini
seringkali merupakan bagian system organ yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku,
kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa latin
“integumentum”, yang berarti penutup.

Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang
terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan
organ yang paling luas permukaan yang mmbungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit
sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.

Cahaya matahari mengandung sinar iltra violet dan melindungi terhadap


mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh. Misalnya menjadi pucat, kekuning-
kuningan, kemerah-merahan atau suhu kult meningkat. Gangguan psikis juga dapat
mengakibatkan kelainan atau perubahab pada kulit misalnya karena stress, ketakutan, dan
keadaan marah akan mengakibatkan perubahan pada kulit wajah. (Aniq, 2008)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dari makalah ini adalah “bagaimana adaptasi
perubahan fisiologis system integumen pada bayi baru lahir?”.
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum :

Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana adaptasi perubahan fisiologis system


integumen pada bayi baru lahir

1.3.2 Tujuan khusus :

Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui :

a. Adaptasi bayi baru lahir


b. System integument
c. Perubahan system integument pada bayi
d. Bayi yang cukup bulan
e. Perlindungan ternal (termoregulasi)
1.4 Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini adalah supaya kita sebagai seorang mahasiswi bidan
dapat memahami apa itu system integument dan bagaimana adaptasi perubahan fisiologis
system integumen pada bayi baru lahir
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Adaptasi Bayi Baru Lahir

Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari
keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan
yang terjadi pada tubuh bayi yang setelah dilahirkan. Seiring dengan tumbuh dan
berkembangnya bayi maka satu per satu organ pada bayi baru lahir akan menjadi matang.
Perubahan tersebut mampu membentuk sistem pada tubuh bayi dimana ada sistem
kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem urogenital, sistem
muskuloskletal, sistem endoktrin dan sistem saraf yang belum matang ketika bayi baru
dilahirkan. (Anik,2008)

2.2 Sistem Integumen

Sistem integumen merupakan sistem organ yang melindungi dan menutupi


permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga
dan lubang-lubang masuk. Kulit yang di dalamnya terdapat ujung saraf peraba banyak
fungsi, antara lain membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh
dan mempunyai sedikit kemampuan ekskretori, sekretori, dan absorpsi. (Pearce,
2011:291)

2.3 Perubahan Sistem Integumen Pada Bayi Baru Lahir


Pada saat lahir semua struktur kulit seperti dermis, epidermis, dan jaringan
subkutan. Tetapi banyak fungsi dari kulit yang belum matang. PH kulit yang normal
adalah asam, berguna untuk melindungi kulit dari penyebaran bakteri. Pada neonatus PH
kulit lebih tinggi, kulit lebih tipis, dan sekresi keringat dan sebum sedikit. Hal ini dapat
menyebabkan neonatus rentan terhadap infeksi kulit dari pada anak yang lebih besar atau
orang dewasa. Akibat perlengketan antara dermis dan epidermis mengakibatkan kulit
neonatus cenderung mudah melepuh, seperti kulit neonatus yang mudah sekali alergi
terhadap plester. (Anik, 2008)
Pada bayi lahir cukup bulan, kulit berwarna merah dengan sedikit verniks
kaseosa, sementara itu, bayi premature memiliki kulit tembus pandang dan banyak
verniks. Pada saaat lahir, tidak semua verniks dihilangkan karena absorpsi oleh kulit bayi
dan hilang dalam 24 jam. Bayi baru lahir tidak memerlukan bedak atau cream karena zat-
zat kimia dapat mempengaruhi pH kulit bayi.
Kelenjar keringat terdapat pada saat lahir tetapi memerlukan waktu untuk berfungsi
secara efisien. Vernix caseosa yang menutupi kulit pada bayi baru lahir, diproduksi oleh
kelenjar sebasea. Bintik-bintik putih kecil yang dikenal sebagai milia bisa terdapat pada
saat lahir, itu merupakan kelenjar sebasea yang bergelembung. Jika terjadi pengelupasan
kulit pada saat lahir menandakan kehamilan yang berlangsung lama (postmatur), retardasi
pertumbuhan, atau infeksi dalam rahim seperti sifilis. Kulit neonatus ditutupi oleh rambut
yang sangat halus yang disebut sebagai lanugo. (Anik, 2008)
2.4 Bayi yang cukup bulan
Bayi yang cukup bulan memiliki ciri-ciri kulit yaitu :
a. Kulit berwarna kemerahan beberapa jam setelah lahir setelah itu kulit berwarna
memucar menjadi warna normal
b. Kulit terlihat bercak-bercak terutama bagian ekstremitas
c. Tangan dan kaki sedikit sianosis. Warna kebiruan ini disebut dengan akrosianosis yang
disebabkan oleh ketidakstabilan vasmotor, statis kapiler dan kadar hemoglobin yang
tinggi. Keadaan ini dianggap normal dan bersifat sementara, yaitu berlangsung dalam
7-10 hari.
Neonatus yang prematur mempunyai rambut halus seperti bulu roma, disebut lanugo,
yang menutupi kulit, tetapi ini akan menghilang pada bayi aterm. Suatu bahan seperti
pelumas, verniks kaseosa, dapat menutupi kulit. Bahan ini diduga berfungsi untuk
melindungi kulit selama kehidupan dalam uterus.
2.5 Perlindungan Termal (Termoregulasi)
2.4.1 Mencegah kehilangan panas tubuh
a. Keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih.
b. Minta ibu untuk mendekap tubuh bayi dan segera menyusukan bayinya.
c. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
d. Jangan segera menimbang (tanpa penutup) dan memandikan bayi.
2.4.2 Rekomendasi untuk memandikan bayi
a. Tunggu (minimal 6 jam) sebelum memandikan bayi (tunggu lebih lama untuk
bayi asfiksia atau hipotermia).
b. Lakukan setelah stabilnya temperature tubuh bayi (36,5-37,5 C°).
c. Memandikan dalam ruangan yang hangat dan tidak banyak hembusan angina.
d. Memandikan secara cepat dengan menggunakan air hangat.
e. Segera keringkan tubuhnya (dengan handuk bersih, kering, dan hangat).
f. Segera kenakan pakaiannya.
g. Tempatkan di dekat ibunya.
h. Beri ASI sedini mungkin
2.4.3 Stres Dingin
Dapat menimbulkan masalah fisiologis dan metabolisme pada semua bayi
baru lahir tanpa memandang usia kehamilan dan kondisi lain. Efek stres dingin,
ketika seorang bayi mengalami stres akibat udara dingin, konsumsi oksigen akan
meningkat, terjadi vasokontriksi perifer, dan vasokontriksi pulmoner sehingga
ambilan oksigen oleh paru dan kadar oksigen menurun. (Kurnia, 2014: 96).
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Komponen dari system integument merupakan bagian system organ yang terbesar.
Didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam system yang beragam yang masing-masing
mempunyai fungsi, struktur dan tata letak yang berbeda-beda. Termasuk didalamnya system
integument, yang sangat berperan dalam melindungi system-sistem yang berada didalam tubuh.
Karena system integument terletak pada luar tubuh. Selain itu juga masih banyak fungsi dari
system integument sendiri, diantaranya yaitu menjaga suhu normal tubuh. Mencegah pathogen-
patogen masuk kedalam tubuh. Maka bisa disihanan pertama atau awal dari pengampulkan
bahwa system integument merupakan ketahanan pertama atau awal dari pengaruh buruk keadaan
diluar tubuh.

3.2 Saran

Diharapkan bidan dan ibu dapat memperhatikan perubahan adaptasi sistem integumen
pada bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. 2008. Asuhan Bayi Baru Lahir (Asuhan Neonatal).

Jakarta: Trans Info Media

Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sari Eka Puspita dan & Rimandini Dwi Kurnia (2014). Asuhan Kebidanan

Persalinan (Intranatal care). Jakarta, Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai