Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KESEHATAN NEONATAL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH”

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Maternal

Dosen Pengampu : Siska Nurul Abidah, M. Tr. Keb

Disusun oleh :

Vicky Aruna Kristy 2130017002


Kiki Ilmiatus Sa’diya 2130017008
Laila Octaviani Deva 2130017010
Virda Ninda Ariyanto 2130017023
Nabilah Febrianti 2130017024
Andriani Wulansari 2130017029
Bintang Adi Kurniawan 2130017031
Eza Monika Febriani Valentin 2130017033
Dinda Ayu Anggraeni 2130017039
Naila Mafaza Ahsana 2130017040

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


SURABAYA
2019/202

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah berjudul “Kesehatan Neonatal Dengan Bayi Berat Lahir
Rendah” penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kesehatan Maternal. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Kesehatan Maternal serta teman-teman
yang turut memotivasi selama pembuatan makalah ini.
Seperti kata pepatah, “ Tak Ada Gading yang Tak Retak” maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Surabaya, 18 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

2.1 Pengertian BBLR...............................................................................................3

2.2 Etiologi BBLR...................................................................................................4

2.3 Insiden BBLR.....................................................................................................6

2.4 Patofisiologi BBLR............................................................................................7

2.5 Tanda dan Gejala BBLR.....................................................................................8

2.6 Komplikasi BBLR..............................................................................................9

2.7 Penanganan BBLR...........................................................................................13

2.8 Peran Bidan......................................................................................................14

BAB III PENUTUP........................................................................................................16

3.1 Kesimpulan......................................................................................................16

3.2 Saran................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah
kesehatan yang sering dialami pada sebagian masyarakat yang ditandai
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya
berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu
dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah
perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi
makananpun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya
karena aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja terjadi pada
mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan
dengan jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan ante
natal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas
dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka
panjang terhadap kehidupannya di masa depan. BBLR adalah bayi baru lahir
dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada
pernafasan (aspirasimekonium,asfiksianeonatorum), gangguan pada sistem
pencernaan (lambungkecil), gangguan sistem perkemihan
(ginjalbelumsempurna), gangguan sistem persyarafan(respon rangsangan
lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental
dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka
kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi
mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak,
serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan. Bayi yang lahir dengan berat
lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar tidak terjadi hal-
hal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian BBLR?
2. Apa saja etiologi BBLR?
3. Bagaimana insiden BBLR?

1
4. Apakah patofisiologi BBLR?
5. Apa saja tanda dan gejala BBLR?
6. Apa saja komplikasi BBLR?
7. Bagaimana penanganan BBLR?
8. Bagaimana peran bidan bila menemui kasus BBLR?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian BBLR


Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Pembagian menurut berat badan ini
sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Lama kelamaan ternyata bahwa
morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat
badannya, tetapi juga pada maturitas bayi. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi 3, yaitu :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara
1500 gram sampai dengan 2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir
antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan
berat lahir kurang dari 1000 gram.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitas yaitu:
1. Prematuritas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasinya itu atau biasa disebut neonatus
kurang bulan-sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK)
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine
dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
Definisi tentang bayi premature adalah setiap bayi baru lahir dengan
berat lahir < 2500 g. Definisi ini direkomendasikan oleh American
Academy of Pediatrics dan World Health Assembly. Dokter ahli
pediatrics dihadapkan pada masalah hubungan antara usia kehamilan dan
pertumbuhan janin.

2.2 Etiologi BBLR


2.2.1 Faktor Ibu
a. Toksemia gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia)
Pre-eklampsia/Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan
pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati.

3
Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia / Eklampsia pada ibu akan
menyebabkan perkapuran di daerah placenta, sedangkan bayi
memperoleh makanan dan oksigen dari placenta, dengan adanya
perkapuran di daerah placenta, suplai makanan dan oksigen yang
masuk ke janin berkurang.
b. Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan antepartum dan
malnutrisi, anemia sel sabit.
c. Kelainan bentuk uterus (misal : uterus bikurnis, inkompeten serviks).
d. Tumor (misal : mioma uteri, eistoma).
e. Ibu yang menderita penyakit antara lain :
1) Akut dengan gejala panas tinggi (misal : tifus abdominalis dan
malaria).
2) Kronis (misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal
(glomerulonefritis akut).
f. Trauma pada masa kehamilan antara lain jatuh
g. Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan alkohol)
h. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun.
i. Paritas ibu
Jumlah anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan
janin sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan
perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah
lemah.
2.2.2 Faktor Janin
a. Kehamilan ganda.
Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat
berbeda antara 50 sampai 1.000 gram, karena pembagian darah pada
placenta untuk kedua janin tidak sama. Regangan pada uterus yang
berlebihan kehamilan ganda salah satu faktor yang menyebabkan
kelahiran BBLR. Pada kehamilan ganda distensi uterus berlebihan,
sehingga melewati batas toleransi dan sering terjadi partus prematus.
Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan ganda
bertambah yang dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi
lain, sehingga sering lahir bayi yang kecil. Kematian perinatal anak
kembar lebih tinggi daripada anak dengan kehamilan tunggal dan
prematuritas merupakan penyebab utama.
b. Hidramnion.

4
Hidramnion yang kadang-kadang disebut polihidramnion merupakan
keadaan cairan amnion yang berlebihan. Hidromnion dapat
menimbulkan persalinan sebelum kehamilan 28 minggu, sehingga
dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat meningkatkan
kejadian BBLR
c. Ketuban pecah dini.
Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini (KPD) disebabkan
oleh karena berkurangnya kekuatan membran yang diakibatkan oleh
adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Pada
persalinan normal selaput ketuban biasanya pecah atau di pecahkan
setelah pembukaan lengkap, apabila ketuban pecah dini, merupakan
masalah yang penting dalam obstetri yang berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi ibu .
d. Cacat bawaan, kelainan kromosom.
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur
bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang
dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan
sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa
kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah dengan kelainan kongenital
yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu
pertama kehidupannya .
e. Infeksi (misal : rubella, sifilis, toksoplasmosis).
f. Insufensi plasenta.
Plasenta secara anatomi dan fisiologi tidak mampu memberi nutrisi
dan oksigen kepada janin
g. Inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah
A, B, dan O)
2.2.3 Faktor Plasenta
a. Plasenta privea.
b. Solusi plasenta.
2.2.4 Faktor lingkungan
Radiasi atau zat-zat beracun.
2.2.5 Keadaan sosial ekonomi yang rendah
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian
tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini

5
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal
yang kurang.
Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan
yang tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang
lahir dari perkawinan yang sah.
1. Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan dan merokok
2. Tingkat Pendidikan

2.3 Insiden BBLR


Kejadian BBLR di Indonesia selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 5,7%.
Beberapa provinsi yang kejadian BBLR nya relatif jauh dengan rata-rata
nasional, di antaranya Kepulauan Riau (8,3%), Bali (8,9%), NTT (10%),
Kalimantan Tengah (10,8%), Kalimantan Selatan (9,1%) Sulawesi Utara
(9,3%), Sulawesi Selatan (9,6%) dan Maluku Utara (11,3%) dan Papua Barat
(8,9%). Kiranya perlu dicermati dan dianalisis lebih lanjut mengapa di
provinsi tersebut kejadian BBLR cukup tinggi. Tren kejadian BBLR di
Indonesia selama 5 tahun terakhir masih belum menunjukkan perubahan yang
berarti. Kondisi ini menunjukkan bahwa program yang ada belum cukup
efektif untuk menurunkan kejadian BBLR. Kasus anak yang meninggal
dengan usia di bawah satu bulan ternyata yang mempunyai riwayat BBLR
sebesar 43,3%. sedangkan yang meninggal usia 1 sampai 23 bulan yang
mempunyai riwayat BBLR sebesar 21,7%. Hasil ini menguatkan penelitian
bahwa kejadian BBLR berpengaruh pada kematian bayi terutama di masa 1
bulan ke bawah. Kasus anak meninggal dari data yang ada semua berjenis
kelamin perempuan, apakah ini sebagai faktor kebetulan atau tidak perlu
penelitian lebih lanjut, Dari semua kasus anak meninggal dalam 5 tahun
terakhir ternyata yang memiliki riwayat BBLR sebesar 33,3%.
Faktor yang berhubungan bermakna dengan kejadian BBLR dalam
penelitian ini adalah meminum zat besi, kejadian komplikasi selama
kehamilan dan wilayah. Besar risiko faktor yang bermakna pada kejadian
BBLR ibu yang meminum zat besi kurang dari 90 tablet mempunyai risiko
terjadi BBLR 1,7 kali dibandingkan ibu yang meminum zat besi 90 tablet ke
atas. Lokasi tempat tinggal di perdesaan mempunyai risiko 0,68 kali untuk
terjadi BBLR dibandingkan ibu yang tinggal diperkotaan, sedangkan ibu yang

6
mengalami komplikasi ketika hamil mempunyai risiko 2,3 kali untuk terjadi
BBLR dibandingkan ibu yang tidak mengalami komplikasi ketika hamil.

2.4 Patofisiologi BBLR

2.4.1 Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38
minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa
kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini
terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya
kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.

2.4.2 Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin
tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi
dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system
reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan
gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan
bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi
kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis
pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang
rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita
anemia.

2.4.3 Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada


di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu
gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil
umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit
besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar
hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan

7
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi
dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus,
cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal
secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia
berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu
dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga
lebih besar.

2.5 Tanda dan Gejala BBLR


Tanda dan gejala bayi prematur
1. Kulit tipis dan mengkilap
2. Tulang rawan elinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan
sempurna
3. Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama
pada punggung
4. Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik
5. Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora
sedangkan pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis
kadang belum turun
6. Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian belum terbentuk
7. Kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur
8. Aktifitas dan tangisnya lemah
9. Refleks menghisap dan menelan tidak efektif/lemah
Tanda dan gejala bayi dismaturitas
1. Gerakan cukup aktif, tangis cukup kuat
2. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
3. Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, puting kecil. Bila cukup
bulan payudara dan puting sesuai masa kehamilan
4. Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
sedangkan bayi laki-laki testis mungkin telah turun
5. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian
6. Menghisap cukup kuat

2.6 Komplikasi BBLR


Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah yaitu:
1. Hipotermi
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh di bawah 36,0 C.Suhu normal
bayi, baru lahir berkisar 36,50C – 37,50C (suhu Axilla).
Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :
a. Radiasi: dari objek ke panas bayi

8
Contoh : timbangan bayi dingin tanpa alas
b. Evaporasi : karena penguapan cairan yang melekat pada kulit.
Contoh : air ketuban pada tubuh bayi, baru lahir, tidak cepat
dikeringkan.
c. Konduksi : panas tubuh diambil oleh suatu permukaan yang melekat
ditubuh.
Contoh : pakaian bayi yang basah tidak cepat diganti.
d. Konveksi : penguapan dari tubuh ke udara.
Contoh : angin dari tubuh bayi baru lahir
2. Hipoglikemia
Kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah rata-rata bayi seusia dan
berat badan yang sama. Sebagai batasannya pada bayi aterm (cukup
bulan) dengan berat badan 2500 gram atau lebih, kadar glukosa plasma
darah lebih rendah dari 30 mg/dl dalam 72 jam pertama dan 40 mg/dl
pada hari berikutnya, sedangkan pada berat badan lahir rendah dibawah
25 mg/dl.
Glukosa merupakan sumber energi utama selama kehidupan janin,
walaupun asam amino dan laktat ikut berperan pada kehamilan lanjut.
Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah
ibu, kadar gula darah janin sekitar dua pertiga dari kadar gula darah ibu.
Karena terputusnya hubungan plasenta dan janin, maka terhenti pula
pemberian glukosa. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah
sekitar 50-60 mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat lahir
rendah (BBLR) dalam kadar 40 mg/dl.
Dikatakan juga hipoglikemi apabila kadar gula darah kurang dari 30
mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya
gejala hipoglikemi. Biasanya terdapat pada bayi makrosomia. Umumnya
hipoglikemi terjadi pada neonatus berumur 1-2 jam. Hal ini disebabkan
oleh karena bayi tidak lagi mendapatkan glukosa dari ibu, sedangkan
insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun.
Hipoglikemi jarang terjadi pada ibu yang dipantau glukosa darahnya
dengan baik.
3. Gangguan cairan dan elektrolit
Gangguan cairan dan elektrolit pada BBLR mengakibatkan dehidrasi.
4. Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam
darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan

9
kern ikterus jika tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai
hubungan dengan keadaan yang patologis
5. Sindroma gawat napas
Sindroma gawat napas juga disebut penyakit membran hialin yaitu terjadi
akibat pematangan paru yang kurang sempurna akibat kekurangan
surfaktan terjadi pada bayi kurang bulan.
6. Paten duktus arteriosus
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus
(arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu
pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang
bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah.
7. Infeksi
Karena antibodi pada BBLR belum berkembang memungkinkan bakteri,
virus atau jamur mudah menginfeksi bayi tersebut
8. Perdarahan Intraventrikuler
Yaitu terdapatnya darah hanya dalam sistem ventrikuler, tanpa adanya
ruptur ataulaserasi dinding ventrikel. Disebutkan pula bahwa PIVH
merupakan perdarahan intraserebral nontraumatik yang terbatas pada
sistem ventrikel.
9. Apnea of prematurity
Penghentian bernapas dengan seorang prematur bayi yang berlangsung
selama lebih dari 15 detik dan/atau ini disertai dengan hipoksia atau
bradycardia.
10. Anemia
Anemia sering terjadi pada bayi prematur, ditandai oleh penurunan nilai
hematokrit, retikulosit dan kadar eritropoetin endogen rendah.
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan berat
lahir rendah (BBLR) antara lain :
1. Gangguan perkembangan
Kadang bayi prematur rentan mengalami kelainan pada otak ayng
mengakibatkan kesulitan belajar, gangguan pendengaran, dan
penglihatan.
2. Gangguan pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan dapat ditangani dengan anak dapat
distimulasi, antara lain dengan mengajak bicara serta melatih berdiri,
juga memberikan perhatian yang lebih besar. Lakukan latihan ini
secara intensif. Selain itu, dapat diberikan makanan yang banyak
mengandung zat besi, seperti bayam, kangkung, juga multivitamin

10
dan mineral, terutama yang mengandung zat besi, mengingat
cadangan zat besi untuk anak yang lahir dengan berat 1 kg hanya
sedikit. Zat besi penting bagi perkembangan anak.
3. Gangguan penglihatan(Retinopati)
Penyebab kebutaan bayi lahir prematur adalah retinopathy of
prematurity (RoP), yaitu kelainan pada mata yang disebabkan oleh
adanya gangguan perkembangan selaput saraf yang melapisi dinding
dalam bola mata atau retina.
Perkembangan aktif bola mata itu sendiri dimulai sejak janin
memasuki usia 4 minggu hingga minggu ke 40. Pada saat akhir masa
kehamilan (fullterm) perkembangan mata bayi ukurannya mencapai
setengah mata orang dewasa dan terus berkembang sampai 2 tahun.
Tidak semua bayi prematur lahir lahir dengan RoP. Kalaupun ada
gejalanya kebanyakan RoP tersebut membaik tanpa pengobatan pada
stadium yang awal. Akan tetapi, pada bayi prematur dengan RoP yang
berkembang ke stadium yang lanjut diperlukan penanganan
secepatnya.
Kelainan itu umumnya terjadi pada kedua mata, tetapi perkembangan
stadiumnya tidak sama. Bisa jadi salah satu matanya jadi lebih buruk.
Faktor resiko RoP terjadi bila berat lahir bayi kurang dari 1.500 gram
dengan umur kelahiran kurang dari 32 minggu (8 bulan) atau dikenal
dengan nama bayi lahir prematur.
Bayi prematur dengan pertumbuhan bola mata yang tidak sempurna
dapat mengakibatkan RoP sampai stadium 5 dapat dipastikan bayi
menjadi buta, karena itu pada bayi kelahiran prematur, penanganan
medis harus dilakukan secara tepat.
4. Gangguan pendengaran
Karena saat pembentukan organ dalam kandungan belum sempurna.
5. Penyakit paru kronis
Karena saat pembentukan organ dalam kandungan belum sempurna.
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
Karena pembentukan organ yang belum sempurna bayi prematur
rentan terkena penyakit.
7. Kenaikan frekuensi kelamin bawaan
Kelainan kelamin misalnya pada bayi laki-laki testis belum turun pada
skrotum sedang pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi
labia minora atau bahkan pada bayi belum terbentuk organ genital.

11
2.7 Penanganan BBLR
2.7.1 BBLR yang menangis termasuk ke dalam kriteria Bayi Lahir tanpa
asfiksia. Bayi tersebut dalam keadaan bernapas baik dan warna air ketuban
jernih. Untuk BBLR yang lahir menangis atau bernapas spontan ini
dilakukan Asuhan BBLR tanpa asfiksia sebagai berikut:
a. Bersihkan lendir secukupnya kalau perlu.
b. Keringkan dengan kain yang kering dan hangat.
c. Segera berikan pada ibu untuk kontak kulit ibu dengan kulit bayi.
d. Segera memberi ASI dini dengan membelai.
e. Memandikan bayi dilakukan setelah 24 jam, atau lebih dari 24 jam jika
bayi hipotermi < 36,5 C, suhu lingkungan dingin, ada penyulit yang
lain.
f. Profilaksis suntikan Vitamin K1 1 mg dosis tunggal, IM pada paha kiri
anterolateral.
g. Salep mata antibiotik.
h. Perawatan tali pusat: kering, bersih, tidak dibubuhi apapun dan
terbuka.
i. Bila berat lahir ≥ 2000 gram dan tanpa masalah atau penyulit, dapat
diberikan Vaksinasi Hepatitis B pertama pada paha kanan.
2.7.2 BBLR yang tidak bernapas spontan dimasukkan ke dalam kategori Lahir
dengan asfiksia dan harus segera dilakukan Langkah Awal Resusitasi dan
tahapan resusitasi berikutnya bila diperlukan.
1. Resusitasi:
a. Diputuskan berdasarkan penilaian keadaan Bayi Baru Lahir, yaitu
bila:
1) Air Ketuban bercampur mekonium ( letak kepala/gawat janin).
2) Bayi tidak menangis, atau tidak bernapas spontan, atau
bernapas megap-megap.
b. Menggunakan acuan berikut:
1) Buku Modul atau Kaset Video Manajemen Asfiksia Bayi
BaruLahir untuk bidan.
2) Asuhan Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia pada Buku APN

12
2. Langkah awal resusitasi
1) Jaga bayi dalam keadaan hangat.
2) Atur posisi kepala bayi sedikit tengadah (posisi menghidu).
3) Isap lendir di mulut, kemudian hidung.
4) Keringkan sambil dilakukan rangsang taktil.
5) Reposisi kepala.
6) Nilai keadaan bayi dengan melihat parameter : usaha napas Bila
setelah dilakuan penilaian, bayi tidak menangis atau tidak
bernapas spontan dan teratur.
a) Lakukan Ventilasi sesuai dengan tatalaksana manajemen
Asfiksia Bayi Baru Lahir.
b) Bila setelah ventilasi selama 2 menit, tidak berhasil, siapkan
rujukan.
c) Bila bayi tidak bisa dirujuk dan tidak bisa bernapas hentikan
ventilasi setelah 10 menit denyut jantung tidak ada/tidak
terdengar, kemudian siapkan konseling dukungan emosional
dan pencatatan bayi meninggal.

2.8 Peran Bidan


1. Asuhan pada BBLR sehat
a. Perawatan metode kanguru bagi bblr
b. Pemberian ASI pada bayi berat lahir rendah (bblr)
c. Pencegahan infeksi
d. Perawatan bblr pada minggu-minggu pertama
e. Pemberian imunisasi pada bblr
f. Mendeteksi tanda bahaya pada bayi baru lahir untuk persiapan
prarujukan
2. Asuhan pada BBLR sakit
a. Asuhan hipotermi
b. Asuhan infeksi
c. Asuhan ikterus neonatorum
d. Asuhan bblr dengan gangguan minum dan masalah pemberian ASI
e. Asuhan kejang

13
f. Asuhan spasme
g. Asuhan gangguan saluran cerna
h. Asuhan diare
i. Asuhan kelainan bawaan
3. Asuhan pra rujukan BBLR
4. Asuhan pasca perawatan BBLR
5. Pemantauan Tumbuh Kembang BBLR

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi 3, yaitu :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara
1500 gram sampai dengan 2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir
antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan
berat lahir kurang dari 1000 gram.

3.2 Saran
Peningkatan kesehatan ibu hamil harus mendapat dukungan dari semua pihak.
Agar kejadian BBLR bisa menurun.

15
DAFTAR PUSTAKA
http/:kuliahbidan.wordpress.com

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia.2000.Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika. Jakarta

Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson.2000. Ilmu Kesehatan Anak.EGC.Jakarta

www.depkes.go.id

www.docstoc.com

http://www.biomedcentral.com

http://lontar.ui.ac.id

Departemen Kesehatan RI.Direktorat Bina Kesehatan . 2008. Modul Masyarakat


Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk Bidan di Desa. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai