DISUSUN OLEH :
Waktu Pelaksanaan
4 Januari – 4 Februari 2023
Mengetahui,
() ()
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita nikmat dan
karunianya sehingga kita semua dapat menjalankan aktivitas kita sehari-hari,
khususnya saya yang dengan karunia-Nya lah, saya dapat menyelesaikan
penulisan laporan pendahuluan “LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI
BBLR” ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita menuju alam yang
terang benerang.
Saya sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan pendahuluan ini masih
banyak terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan saya, baik dari segi
penulisan maupun ketajaman analisis permasalahan di dalamnya, Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan guna
kesempurnaan dalam penulisan laporan pendahuluan pada masa yang akan
datang. Dan akhirnya saya mengucapkan terimakasih atas keadilan bapak/ibu
untuk membaca laporan pendahuluan saya. Serta mohon maaf atas segala
kekurangannya. Terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan,kerja sama dan kerja
keras, saya serahkan seluruh upaya demi mewujudkan keinginan ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
2.1.8 Pathway............................................................................................13
ii
2.2.4 Implementasi....................................................................................30
3.1 Kesimpulan.................................................................................................31
3.2 Saran.........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram (WHO, 2011) tanpa memandang
usia gestasi. Berat bayi lahir rendah (BBLR) sangat erat kaitannya dengan
kematian neonatal dan morbiditas, terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan kognitif, dan timbulnya penyakit kronis di kemudian hari, bayi
dengan Berat bayi lahir rendah (BBLR)umumnya mengalami proses hidup
jangka panjang yang kurang baik. Apabila tidak meninggal pada awal
kelahiran, bayi yang memiliki berat bayi lahir rendah (BBLR) juga memiliki
risiko tumbuh dan berkembang lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang
lahir dengan berat badan normal (Mahayana et al., 2012).
1
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2. BBLR (KMK) :
Bayi Berat Badan Lahir Rendah karena Bayi Kecil untuk Masa
Kehamilan (KMK) adalah bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya lebih baik dibandingkan
dengan bayi preterm dengan berat badan yang sama.
3
a. Bayi dengan berat lahir 2500 – 1500 gram adalah bayi berat lahir
rendah (BBLR).
b. Bayi dengan berat lahir 1500 – 1000 gram adalah bayi berat lahir
sangat rendah (BBLSR). 3) Bayi dengan berat lahir < 1000 gram
adalah bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLR).
Menurut Nur, Arifuddin & Vovilia (2016), Susilowati, Wilar & Salendu
(2016) serta Gebregzabiherher, Haftu, Weldemariam & Gebrehiwet
(2017) ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan masalah
BBLR yaitu:
1. Faktor ibu
a. Usia
b. Parietas
4
BBLR, itu dikarenakan setiap proses kehamilan dan persalinan
meyebabkan trauma fisik dan psikis, semakin banyak trauma
yang ditinggalkan akan menyebabkan penyulit untuk kehamilan
dan persalinan berikutnya.
c. Gizi
Kurang saat hamil Ibu yang mengalami gizi kurang saat hamil
menyebabkan persalinan sulit/lama, persalinan sebelum waktunya
(prematur), serta perdarahan setelah persalinan. Ibu yang
memiliki gizi kurang saat hamil juga lebih berisiko mengalami
keguguran, bayi lahir cacat dan bayi lahir dengan berat badan
yang kurang.
d. Jarak kehamilan
e. Pola hidup
2. Faktor kehamilan
a. Eklampsia / Pre-eklampsia
c. Perdarahan Antepartum
5
e. Faktor janin
Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut :
7. menangis lemah
8. Kepala bayi lebih besar dari badan , kepala tidak mampu tegak,
rambut kepala tipis dan halus, elastisitas daun telinga
6
13. Genetalia : pada bayi laki-laki skrotum kecil dan testis tidak teraba
(belum turun), dan pada bayi perempuan klitoris menonjol serta
labia mayora belum menutupi labia minora atau labia mayora
hampir tidak ada (Nuratif, 2015)
7
c. Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, putting kecil. Bila
cukup bulan payudara dan puting sesuai masa kehamilan
1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
3. Gangguan Imunologik
8
adekuat jumlah surfaktan pada paru-paru Gangguan nafas yang
sering terjadi pada BBLR (masa gestasi pendek) adalah
penyakit membran hialin, dimana angka kematian ini menurun
dengan meningkatnya umur kehamilan.
5. Masalah Eliminasi
6. Gangguan Pencernaan
9
Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi dalam hal ini adalah
menentukan pilihan susu, cara pemberian dan jadwal pemberian
yang sesuai dengan kebutuhan bayi BBLR. ASI (Air Susu Ibu )
merupakan pilihan pertama jika bayi mampu menghisap. Permulaan
pemberian cairan yang diberikan sekitar 200 cc/kg/BB/hari. Cara
pemberian makanan BBLR harus diikuti tindakan pencegahan
khusus untuk mencegah terjadinya regurgitasi dan masuknya udara
dalam usus (Proverawati.dkk, 2010).
3. Pencegahan Infeksi
5. Pemberian Oksigen
10
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi
preterm akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi
diberikan sekitar 30%-35% dengan mengunakan head box.
Konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat
menimbulkan kebutaan.
11
selama pemberian intake dicegah terjadinya aspirasi. Dengan
tindakan ini dicegah sekaligusmengatasi asfiksia sehingga
memperkecil kematian bayi BBLR ( Verawati, 2010).
2.1.7 Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin
tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada
masalah gizi.
12
2.1.8 Pathway
13
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang
14
Menurut Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi (2015) pemeriksaan
penunjang bayi BLLR antara lain :
2.2.1 Pengkajian
2. Riwayat kesehatan
15
Kesadaran apatis, daya hisap lemah atau bayi tak mau minum,
hipotonia letargi, dan mungkin terjadi kelumpuhan otot
ekstravaskuler
e. Riwayat imunisasi
16
f. Riwayat nutrisi
3. Kebutuhan dasar
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
17
2) Nadi : 180 kali per menit, kemudian menurun sampai 120-
140x/menit
b. Pemeriksaan ABCD
1) Kepala
18
2) Mata
3) Hidung
4) Mulut
5) Telinga
6) Wajah
7) Leher
19
8) Paru-paru
9) Jantung
10) Abdomen
11) Punggung
12) Genetalia
20
belum turun dan rague pada skrotum kurang (Maryanti &
Sujianti, 2011, p. 168).
13) Ekstremitas
14) Anus
1) Reflek Morrow
21
4) Reflek Menggenggam
6) Reflek Gallant
7) Stepping Reflek
8) Swallowing Reflek
22
menghisap secara sadar. Waspada jika tidak ada reflek,
kemungkinan ada kelainan pada susunan ketika kita memasukkan
puting susu atau dot dan bayi mulai menghisap kemudian
menelan.
2.2.3 Intervensi
23
a. Disspnea Terapeutik
menurun (5) a. Pertahankan
b. Penggunaan otot kepatenan jalan
bantu napas napas
menurun (5) b. Posisikan semi-
c. Pemanjangan fowler
fase ekspirasi c. Berikan minum
menurun (5) hangat
d. Ortopnea d. Lakukan
menurun (5) fisioterafi dada
e. Pernapasanpurse e. Lakukan
d-lip menurun penghisapan
(5) lendir
f. Pernapasan f. Lakukan
cuping hidung hiperoksigenasi
menurun (5) g. Keluarkan
g. Ventilasi sumbatan benda
semenit padat dengan
meningkat (5) forsep
h. Kapasitas vital h. Berikan oksigen
meningkat (5) jika perlu
i. Diameter thorax Edukasi
anteriorposterior a. Anjurkan asupan
meningkat (5) cairan 2000
a. Tekanan ml/hari
ekspirasi b. Ajarkan Teknik
meningkat (5) batuk efektif
b. Tekanan Kolaborasi
inspirasi a. Kolaborasi
meningkat (5) pemberian
c. Frekuensi napas bronkodilator
membaik (5)
24
d. Kedalaman
napas membaik
(5)
e. Ekskursi dada
membaik (5)
25
m. Suhu tubuh adekuat
membaik c. Bedong bayi
n. suhu kulit segera setelah
membaik lahir untuk
o. Kadar glokosa mencegah
darah membaik kehilangan panas
p. Pengisian kapiler d. Masukkan bayi ke
membaik dalam box segera
q. Ventilasi setelah lahir
membaik e. Gunakan Topi
Bayi untuk
r. Tekanan darah
mencegah
membaik
kehilangan panas
pada bayi baru
lahir
f. Tempatkan bayi
baru lahir di
bawah radiant
warmer
g. Pertahankan
kelembapan
inkubator 50%
atau lebih untuk
mengurangi
kehilangan panas
karena proses
evaporasi
h. Atur suhu
inkubator sesuai
kebutuhan
i. Hangatkan
terlebih dahulu
26
bahan – bahan
j. yang akan kontak
dengan bayi
k. Hindari
meletakkan bayi
di dekat jendela
terbuka atau di
area aliran
pendingin ruangan
atau kipas angin
l. Gunakan matras
penghangat,
selimut hangat,
dan penghangat
ruangan untuk
menaikkan suhu
tubuh
m. Gunakan kasur
pendingin, water
water circulating
blankets, ice pack
atau gel pad dan
intravascularcooli
ng catheterization
untuk
menurunkan suhu
tubuh
n. Sesuaikan suhu
lingkungan
dengan kebutuhan
pasien
27
Edukasi
a. Jelaskan cara
pencegahan heat
exhaustion dan
heat stroke
b. Jelaskan cara
pencegahan
hipotermi karena
terpapar udara
dingin
c. Demonstrasikan
teknik perawatan
metode kanguru
(PMK) untuk bayi
BBLR
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
antipiretik, jika peru
28
c. kulit kuning e.Identifikasi perlunya
menurun penggunaan selang
d. sklera kuning nasogastrik
e. membran mukosa f. Monitor asupan
kuning makanan
f. prematuritas menurun g. Monitor berat badan
g. bayi cengeng h. Monitor hasil
menurun pemeriksaan
h. pucat menurun laboratorium
i. kesulitas makan Terapeutik
menurun a. Lakukan oral hygiene
j. alergi makanan sebelum makan, jika
menurun perlu
k. pola makan b. Fasilitasi menentukan
membaik pedoman diet mis.
l. tebal lipatan kulit Piramida makanan
membaik c. sajikan makanan secara
m. proses tumbuh menarik dan suhu yang
kembang membaik sesuai
n. lapisan lemak d. Berikan makanan
membaik tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
e. Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
F. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
g. Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
29
a. Anjurkan posisi duduk,
jika perlu
b. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika
perlu
b. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien
yang
dibutuhkan, jika perlu
4 Resiko Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi.
infeksi tindakan keperawatan (1.14539)
selama 1x24 jam Observasi
diharapkan kemerahan a. Perhatikan tanda
dan tingkat infeksi dan gejala infeksi
menurun. lokal dan sistemik
Kriteria Hasil : Terapeutik
a. Tingkat infeksi a. Batasi jumlah
menurun pengunjung
b. Integritas kulit b. Berikan perawatan
dan jaringan kulit pada area
membaik edema
c. Kontrol resiko c. Cuci tangan sebelum
meningkat dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
30
d. Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
beresiko infeksi
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
b. Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
c. Ajarkan etika
batuk
d. Ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka dan
luka operasi
e. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
f. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
2.2.4 Implementasi
31
kriterian hasil yang diharapkan. (Gordon. 1994, dalam Potter & Perry,
2011). Implementasi keperawatan lebih menekankan pada melakukan
suatu tindakan yang sudah direncanakan pada tahap intervensi.
2.2.5 Evaluasi
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah
satu factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi
khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat
mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
3.2 Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
Indrasanto Eriyati. Dkk. 2008. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergency Komprehensif (PONEK) : Asuhan Neonatal Esensial. Jakarta :
JNPK, KR, IDAI, POGI.
Proverati Atikah, SKM, MPH dan Cahyo Ismawati Sulistyorini, S.Kep., Ns. 2010.
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta: Nusa Medika.
Suriyadi, Yuliani. 2006. Buku Pegangan Praktik Asuhan Keperawatan Pada Anak.
Ed.2. Jakarta : CV. Agung Seto.
34