Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “E” DENGAN BERAT

BADAN LAHIR RENDAH DI PUSKESMAS

SEBA NTT TAHUN 2021

LAPORAN REFLEKSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Stase BBL

Oleh :
Lenny Cresna Djami Hau
205491517006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA 2021

Pendidikan Profesi Bidan FIKES-UNAS


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Stase Persalinan
dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidan Pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi “E” Dengan Berat
Badan Lahir Rendah Di Puskesmas Seba NTT Tahun 2021
Dalam penyusunan tugas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada:
1. Dr. Retno Widowati, selaku Dekan FIKES Universitas Nasional.
2. Dr. Rukmaini, S.ST, M.Keb, selaku Dekan FIKES Universitas Nasional, Koordinator Stase
Persalinan dan Dosen Pembimbing.
3. Sri Dinengsih, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Prodi Profesi Kebidanan Universitas Nasional dan
koordinator stase BBL.
4. Tim dosen pengajar ibu Putri Azzahro,SST.,M.Kes,Nurul Husnul Lail.SsiT.,M.Kes,Triana
Indarayani,SST.,M.Kes
5. Teman - teman seangkatan dan pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat dan masukkan dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas Stase BBL ini masih jauh dari sempurna.
Pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis berharap semoga tugas BBL ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya.

Februari 2021

Penulis
DAFTAR  ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................2
1.3 Manfaat.................................................................................................................. 4
1.4Tempat dan Waktu...................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................3


2.1. Pengertian BBLR.................................................................................................3
2.2. Etiologi................................................................................................................4
2.3. Patofisologi..........................................................................................................5
2.4. Klasifikasi BBLR................................................................................................6
2.5. Penatalaksanaan...................................................................................................9

BAB III TINJAUAN KASUS.........................................................................................15


BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................16

BAB V PENUTUP..........................................................................................................19

5.1 Kesimpulan..........................................................................................................19
5.2 Saran ...................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berat badan lahir adalah salah satu indikator dalam tumbuh kembang anak hingga
masa status gizi yang diperoleh janin selama dalam kandungan. Pada negara
berkembang,berat bayi lahir rendah (BBLR) masih menjadi salah satu permasalahan
defisiensi zat gizi. Berat badan lahir rendah adalah berat badan kurang dari 2.500 gram,

tanpa memandang masa gestasi (Kosim,2012). Angka kematian bayi sebagian besar


adalah kematian neonatal yang berkaitan dengan status kesehatan ibu saat hamil,
pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, dan peranan
tenaga kesehatan serta ketersediaan fasilitas kesehatan. Salah satu penyebab kematian
bayi adalah BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah).
Bayi Berat Lahir Rendah termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbilitas kesakitan dan kematian pada bayi. Bayi Berat Lahir Rendah (kurang dari 2.500
gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal
dan neonatal. BBLR dibedahkan menjadi 2 kategori yaitu : BBLR karena prematur (usia
kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena IntrauterineGrowth Retardation
(IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badanya kurang.
Pravalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) di perkirakan 15% dari seluruh kelahiran di
dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang
atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistic menunjukkan 90% kejadian BBLR
didapaatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding
pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. Angka kejadian di indonesia sangat
bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya, yaitu berkisar 9-30%, hasil studi di 7
multicenter di peroleh angka BBLR dengan rentang 2,1%-17,2% (pantiawati, 2010).
Laporan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2010 tercatat bahwa jumlah bayi dengan
BBLR sebanyak 4.148 kasus.(Data BPS 2018). Berdasarkan data kelahiran yang di
tangani di Puskesmas Seba NTT selama Tahun 2018, terdapat 483 bayi yang lahir dengan
Berat Badan Lahir Rendah.
Upaya yang harus dilakukan untuk menekan angka BBLR adalah meningkatkan
pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kehamilan muda. Ibu hamil
yang diduga berisiko, terutama faktor, faktor resiko yang mengarah melahirkan bayi
BBLR harus cepatdilaporkan dipantau, penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim, tanda-tanda bahaya dan perawatan diri selama
kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan
baik (Pantiawati, 2010). Upaya lain yang dilakukan yaitu melakukan antenatal care yang
baik, segera konsultasi atau merujuk penderita bila terdapat kelainan, meningkatkan gizi
masyarakat sehingga dapat mencengah terjadinya BBLR, tingkatkan penerimaan keluarga
berencana, anjurkan lebih banyak istirahat, bila kehamilan mendekati aterm
(Ambarwati,2009).
Dalam penelitianyang dilakukan oleh Bhaskar Kumar Ravi tahun 2015 terdapat beberapa
faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR yaitu ibu hamil yang berumur kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, ibu mempunyai riwayat BBLR sebelumnya, tingkat
kemiskinan, beratyangkurang, kurang Gizi, anemia, hipertensi,dan pendidikan yang
rendah. Cakupan Jarak kehamilan, pemeriksaan tekanan darah, penimbangan berat
badandan cakupan pemeriksaan kadar hemoglobin merupakan faktor resiko dan memiliki
hubungan yang bermakna terhadap Kejadian BBLR. Di Iran ditemukan bahwa usia ibu
selain 25-30 tahun saat melahirkan dan usia perkawinan muda adalah salah satu faktor

resiko BBLR.

1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Mampu Menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan BBLR
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
1. Mampu Melakukan Pengakajian Manajemen Kebidanan Pada Bayi Dengan
BBLR.
2. Mampu Menentukan Diagnosa Manajemen Kebidanan Pada Bayi Dengan
BBLR.
3. Mampu Membuat Perencanaan Manajemen Kebidanan Pada Bayi Dengan
BBLR.
4. Mampu Melakukan Implementasi Manajemen Kebidanan Pada Bayi Dengan
BBLR.
5. Mampu Melakukan Evaluasi Manajemen Kebidanan Pada Bayi Dengan
BBLR.
1.3 MANFAAT
1. Bagi Puskesmas Seba NTT
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan terhadap pasien khususnya
Pada Bayi Dengan BBLR
2. Bagi Profesi Bidan
Diharapkan mampu melaksanakan asuhan Pada Bayi Dengan BBLR
1.4 WAKTU DAN TEMPAT
1. Waktu
Selasa 2 Februari 2021
2. Tempat
Dilaksanakan Di puskesmas Seba NTT
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian BBLR
Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa semua bayi baru lahir
yang berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram di sebut Low Birth Weight
Infant(Bayi Berat Badan Lahir Rendah/BBLR), karena morbiditas dan mortalitas neonatus
tidak hanya tergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan
(maturitas) bayi tersebut. Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa
berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari sama
dengan 2500 gram (Pantiawati,2010)BBLR adalaha bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499) (sarwono 2016). BBLR adalah
bayi yang lahir dengan <2500 gram tanpa memandang masa kehamilan yang di timbang 1
jam setelah lahir (Pudiastuti, 2011).
2.2 Etiologi
Menurut Pantiawati (2010) penyebab terbanyak terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) adalah kelahiran prematur. Menurut Prawirohardjo (2009), persalinan prematur
merupakan kelainan proses yang multifaktorial. Kombinasi keadaan obstetrik, dan faktor
medikmempunyai pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur. Kadang hanya
resiko tunggal dijumpai seperti distensi yang berlebihan uterus, ketuban pecah dini, atau
trauma. Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik yang
merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan
perubahan serviks.
1. Faktor ibu
 Penyakit, antara lain toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik
dan psikologis, nefritis akut, dan diabetes militus.
 Usia ibu : usia <20 tahun dan usia > 35 tahun, serta multigravidarum yang jarak
kelahirannya terlalu dekat.
 Keadaan sosial : golongan ekonomi yang rendah, perkawainan yang tidak sah.
 Sebab lain : ibu yang perokok, ibu peminum alkohol, dan ibu pecandu narkotika.
2. Faktor janin : hidromnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan : tempat tinggal daratan tinggi, radiasi dan zat-zat racun.
2.3 Patofisiologi
Ketika hamil tubuh membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh
mungkin memerlukan darah hingga 30 % lebih banyak daripada ketika tidak hamil.
Ketika tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi dibandingkan dengan yang telah
tersedia, maka dapat berpotensi terjadinya anemia. Anemia selama kehamilan akibat
peingkatan volume darah merupakan anemia ringan. Anemia yang lebih berat dapat
meningkatkan reiko tinggi anemia pada bayi, selain itu jika secara signifikan terjadi
anemia dua trimester pertama, maka berisiko lebih besar untuk memiliki bayi baru lahir
premature atau berat badan lahir rendah (proverawati, 2011). Pertumbuhan janin pada
kehamilan kembar tegantung dari faktor placenta apakah menjadi satu atau bagaimana
lokalisasi implantasi placentanya. Memperhatikan kedua faktor tersebut mungkin terdapat
jantung salah satu janin lebih kuat dari yang lainnya, sehingga janin yang mempunyai
jantung lemah mendapat nutrisi yang kurang menyebabkan pertumbuhan janin terhambat
sampai kematian janin dalam rahim. Dengan janin (bayi) yang relatif berat badannya
rendah menyebabkan morbiditas dan kematian yang tinggi. Pengaruh infeksi hepatitis
dalam kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati dalam mengatur dan
mempertahankan metabolisme tubuh, sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu atau
berkurang. Oleh karena itu pengaruh infeksi hati terhadap kehamilan dapat dalam bentuk
keguguran atau persalinan premature dan melahirkannya BBLR. Penyakit hipertensi
dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau
timbul dalam kehamilan atau pada permulaan persalina, hipertensi dalam kehamilan
menjadi penyebab penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal. Ibu dengan
hipertensi akan menyebabkan terjadinya infusiensi plasenta, hipoksia sehingga
pertumbuhan janin terhambat dan sering terjadi kelahiran premature. Preeklamsi dapat
mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan
kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena preeklamsi pada ibu akan menyebabkan
perkapuran di daerah plasenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksingen dari
plasenta, dengan adanya perkapuran didalam plasenta, suplai makanan dan oksingen yang
masuk kejanin berkurang dari oksingen yang masuk kejanin berkurang.
2.4 Klasifikasi BBLR
1. Menurut Pudiastuti (2011) ada beberapa klasifikasi dari BBLR yaitu : Berdasarkan
umur kehamilan :
 Bayi premature/kurang bulan (usia kehamilan <37 minggu) sebagian bayi kurang
bulan belum siap hidup di luar kandungan dan mendapatkan kesulitan untuk mulai
bernapa, menghisap melawan infeksi dan menjaga tubuhnya tetap hangat.
 Bayi cukup bulan (usia kehamilan 38-42 minggu)
 Bayi lebih bulan (usia kehamilan >42 minggu)
2. Berdasarkan Berat Badan
 Bayi berat badan lahir amat sangat rendah/ekstrim rendah (bayi lahir berat badan <
1000gram)
 Bayi berat badan lahir sangat rendah (bayi lahir berat badan <1500 gram)
 Bayi berat lahir cukup rendah (bayi berat badan 1501-2500 gram)
3. Berdasarkan Berat Badan Dan Usia Kehamilan
 Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) smail for gestasional age(SGA). Bayi
yang lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intrauterine dengan BB terletak
dibawah presentil ke 10 dalam grafik pertumbuhan intrauterine.
2.5 Penatalaksanaan
Menurut pudiatuti (2011) perawatan BBLR adalah :
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara :
 Membungkus bayi dengan selimut bayi yang tebal
 Menidurkan bayi pada incubator
 Menjaga suhu lingkungan
2. Memberikan nutrisi yang adekuat.
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan untuk menjaga mencengah infeksi
4. Observasi KU baik bayi selama 3 hari, apabila tidak ada perubahan rujuk bayi ke RS.
Menurut Sarwono (2016) penanganan BBLR adalah
1. Puskesmas
 Keringkan kecepatannya dengan handuk hangat
 Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain kering dan
hangat. Pertahankan tetap hangat.
 Berikan lingkungan hangat dengan dengan cara kontak kulit
 Beri lampu 60 watt, dengan jarak 60 cm pada bayi
 Kepala bayi ditutup topi
 Beri oksigen.Tali pusat dalam keadaan bersih
 Tetesi ASI bila dapat menelan
2. Rumah Sakit
 Beri minum dengan sonde/tetesi ASI
 Bila tidak mungkin, infuse dektstrose 10 %+bicarbonas Natrcus 1,5 %-4:1
 Antibiotika
 Bila tidak dapat menghisap puting susu/tidak dapat menelan
langsung/ sesak/ biru/ tanda-tanda hipotermi berat terangkan
kemungkinan akan meninggal.
3. Berat lahir 1750-2500 gram
 Bayi sehat
 Biarkan bayi menyusui pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih
mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusi lebih sering
(setiap 2 jam bila perlu)
 Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum.
 Bayi sakit
 Bayi dengan berat 1750-2000 gram atau lebih dengan gangguan nafas, kejang,
dan gangguan minum segera lakukan rujukan
 Apabila bayi minum per oral dan tidakmemerlukan cairan IV, berikan minum
seperti pada bayi sehat.
 Apabila bayi memerlukan cairan IV.
 Hanya berikan cairan IV selama 24 jam pertama
 Mulai berikan minum peroral pada hari kedua atau segera setelah bayi stabil.
 Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda
siap menyusui.
 Apabila masalah sakitnya mengalang proses menyusui (misalnya gangguan
nafas, kejang) berikan ASI perah melalui pipa lambung
 Berikan cairan IV dan ASI menurut umur.
BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


PADA BAYI DENGAN BBLR

Nama Mahasiswa : Lenny Cresna Djami Hau


NIRM : 205491517006
Tempat : Puskesmas Seba
Pembimbing : Sri Dinengsih, S.SiT, M.Kes.

Tanggal Masuk : 2 February 2021


No. Register : 056534002

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS (Biodata)
Nama Bayi : By E
Umur Bayi : 0 Hari
Tgl/Jam/Lahir : 2 February 2021/ 03.00 WIT
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No.Status Reg. : 056534002
Berat Badan : 2000gram
Panjang Badan : 46 Cm

Nama Ibu : Ny M Nama Ayah : Tn Y


Umur : 17 Tahun Umur : 20 Tahun
Suku/Bangsa : Kupang/Ina Suku Bangsa : kupang/Ina
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat Rumah : Jalan Palapa No 5 Alamat Rumah : Jalan Palapa No 5
Telp. : 085237509776 Telp. : 081238967543
Alamat Kantor : - Alamat Kantor : Kupang
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
Pada tanggal : 2 Februari 2021 Pukul : 04.00 WIT
1. Riwayat Penyakit Kehamilan :
 Perdarahan : Tidak Ada
 Pre eklamsia : Tidak Ada
 Eklampsia : Tidak Ada
 Penyakit Kelamin : Tidak Ada
 Lain – Lain : IUGR
2. Kebiasaan Waktu Hamil :
 Makanan : Sayur,Ikan Tempe
 Obat-Obatan/Jamu : SF,Kalk,Vit B.com
 Merokok : Tidak Ada
 Lain – Lain : Tidak Ada
3. Riwayat Persalinan Sekarang :
a. Jenis Persalinan : Normal, Persentasi Belakang Kepala
b. Ditolong Oleh : Bidan
c. Lama Persalinan : 1 Jam
 Kala I : 13 Jam
 Kala II : 15 Menit
d. Ketuban Pecah : Spontan
Warna : Jernih , Tidak Berbau
e. Komplikasi Persalinan :
 Ibu : Tidak Ada
 Bayi : Tidak Ada
f. Keadaan Bayi Baru Lahir :
 Nilai Apgar : 1–5 = - 5 –10 = 7/10

Tanda 0 1 2 Jumlah
Nilai
Frekuensi jantung [ ] Tak ada [ ] < 100 [ ] > 100 7
Menit Usaha bernafas [ ] Tak ada [ ] Lambat tak teratur [ ] Menangis kuat
Ke-1 Tonus otot [ ] Lumpuh [ ] Ext. Flexi sedikit [ ] Gerakan aktif
Reflex [ ] Tak bereaksi [ ] Gerakan sedikit [ ] Menangis
Warna [ ]Biru / pucat [ ] Tumbuh kemerahan [ ] Kemerahan
tangan & kaki
Frekuensi jantung [ ] Tak ada [ ] < 100 [ ] > 100 7
Menit Usaha bernafas [ ] Tak ada [ ] Lambat tak teratur [ ] Menangis kuat
Ke-5 Tonus otot [ ] Lumpuh [ ] Ext. Flexi sedikit [ ] Gerakan aktif
Reflex [ ] Tak bereaksi [ ] Gerakan sedikit [ ] Menangis
Warna [ ]Biru / pucat [ ] Tumbuh kemerahan [ ] Kemerahan
tangan & kaki
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
 Keadaan Umum : Lemah
 Suhu : 36,5
 Pernafasan : 48 x/menit
 Nadi : 125x/menit
 Berat Badan Sekarang : 2000 gram

Pemeriksaan Fisik Secara Sistematis :


 Kepala : Kepala dan ubun-ubun tidak ada cephalhematoma, tidak ada
caput succedeum
 Muka : Simestris kiri dan kanan, tidak pucat, dan tidak ada tanda
Lahir.
 Mata : Simestris kiri dan kanan, kongjontiva merah mudah,sclera
tidak ikterus, tidak ada secret
 Telinga : Kedua telinga bersih, simetris, tidak ada pengeluaran secret.
Bentuk sempurna, membalik seketika (score Ballard 3)
 Mulut : Refleks menghisap lemah, pallatum tidak ada kelainan,
lidah bersih, merah muda, bibir tampak agak kering dan
pucat.
 Hidung : Bentuk normal, terdapat septum nasal di tengah, tidak ada
pengeluaran secret dari lubang hidung, tidak ada pernapasan
cuping hidung.
 Leher : Tidak ada , benjolan pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan
vena jugularis.
 Dada : Kedua simetris, bunyi nafas terdengar bersih dan teratur,
tidak ada tarikan dada, bunyi jantung tidak ada kelainan.
Putting susu menonjol, tonjolan 3-4mm (score ballard 3)
 Tali Pusat : Tidak ada perdarahan tali pusat
 Punggung : Tidak ada benjolan, cekungan dan tidak ada spina bifida.
 Ekstremitas : Kedua tangan simetris, pergerakan aktif, jumlah jari
lengkap 10, tidak ada sianosis, sudut pergelangan tangan
(score ballard 3), membaliknya lengan (score ballard 3),
tanda selempang (score ballard 3).
Kedua kaki simetris, pergerakan aktif, jumlah jari lengkap
10, lipatan 2/3 anterior (score ballard 3), sudut politea
(score ballard 3), tumit ketelinga (score ballard 3)
 Genitalia : Testis sudah turun kedalam skrotum, terdapat lubang uretra
(score ballard 3)
 Anus : terdapat lubang pada anus
 Kulit : Integrasi kulit tampak tipis, lemak kulit kurang, tampak
kemerahan, dan tidak ada lanugo.
Refleks :
 Refleks Moro : Baik, bayi terkejut, saat penolong membunyikan suara
keras.
 Refleks Rooting : Baik bayi menolehkan kepalanya ke sisi yang disentuh.
 Refleks Walking :
 Refleks Graphs/Plantar: bila meletakkan sesuatu pada telapak kaki bayi, akan
tertutup jari-jari kaki bayi.
 Refleks Sucking : Masih Lemah
Antropometri :
 Lingkar Kepala : 25 CM
 Lingkar Dada : 25 CM
 Lingkar Lengan Atas : 10 CM
Eliminasi :
 Miksi : Sudah Warna Kuning
 Meconeum : Belum
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Kadar glukosa : 80 mg/dl (80-120 mg/dl)
 Hemoglobin : 13,5 gr% (12 – 24 gr%)
 Hematoktrit : 50% (44-75%)
 Trombosit : 293.000 mm3 (84.000 – 478.000 mm3)
 Leukosit : 10.800 mm3 (6.000-17.500 mm3)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ballard score : 35 (usia gestasi ± 38 minggu)
II. INTERPRESTASI DATA
A. Diagnosa : NCB KMK dengan Berat Badan Lahir Rendah
B. Masalah : Riwayat Hamil IUGR
C. Kebutuhan : Kolaborasi Dengan Dokter,anjurkan ibu untuk menyusui bayi sesering
Mungkin,memantau secara ketat BB
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
A. Diagnosa : NCB KMK dengan Berat Badan Lahir Rendah
B. Masalah Potensial : Hipotermi, Hipoglekemia, Hiperbilirubinemia.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU
KOLABORASI
kolaborasi dengan dokter,jaga kehangatan bayi,memberikan asi sesering mungkin.
V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya saat ini dalam keadaan
baik, namum berat badan bayinya rendah tidak sesuai dengan umur kehamilan atau
BBLR.
2. Lakukan observasi keadaan umum bayi dan TTV bayi seperti laju jantung,
laju nafas, dan suhu.
3. Timbang BB bayi setiap hari
4. Pertahankan suhu bayi dengan perawatan incubator dan tetap terbungkus
5. Kaji tanda-tanda infeksi
6. Beritahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan vitamin ,HB0,pemberian salep mata
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter.
8. Anjurkan kepada ibu untuk memberikan Asi pada bayinya sesering mungkin
9. Dokumentasi Secara Soap
VI. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya saat ini dalam
keadaan baik, namum berat badan bayinya rendah tidak sesuai dengan umur kehamilan
atau BBLR.
2. Melakukan observasi keadaan umum bayi dan TTV bayi seperti laju jantung,
laju nafas, dan suhu.
3. Melakukan Penimbangan BB bayi setiap hari dengan menimbang berat badan bayi
setiap hari akan diketahui pertumbuhannya setiap hari.
4. Mempertahankan suhu bayi dengan perawatan incubator dan tetap terbungkus
Perawatan bayi dengan terbungkus dalam inkubator akan menghindari terjadinya
konduki dan evaporasi.
5. Mengkaji tanda-tanda infeksi karena Bayi sangat rentan terhadap infeksi, terutama
pada talipusat yang dapat menjadi tempat masuknya migroorganisme
6. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan vitamin ,HB0,pemberian salep mata
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter, dan dvice dokter:
Bayi dirawat untuk pemantauan berat badan secara ketat, kadar glukosa dan
bilirubin total dilihat secara fsik
8. Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan Asi pada bayinya sesering mungkin
9. Melakukan Pendokumentasian

VII. EVALUASI
1. Ibu dapat mengulang kembali Hasil pemeriksaan dan nasihat-nasihat yang telah di
anjurkan
2. Pendokumentasian Telah dilakukan

Jakarta,2 Februari 2021


Mengetahui,
Pembimbing Stase BBL Mahasiswa

Sri Dinengsih, S.SiT, M.Kes Lenny Cresna Djami Hau.

BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengakajian
Pada kasus ini dari pengkajian data subyektif yaitu nama By Ny M, neonates cukup bulan,
jenis kelamin Laki-laki, pemeriksaan fisik dan antropometri yaitu : BB bayi 2000gram, PB:
46 cm, LK: 32cm, LD :28cm, Sedangkan pemeriksaan fisik yaitu : kepala tidak ada molase,
wajah tidak ikterik, konjungtiva merah muda, telinga simetris, mulut tidak ada labioskisis,
hidung tidak ada pernapasan cuping hidung, dada tidak ada retraksi dinding dada, perut
tidak ada penonjolan sekitar tali pusat, punggung tidak ada fraktur, kulit Integrasi kulit
tampak tipis, lemak kulit kurang, tampak kemerahan, dan tidak ada lanugo.ekstremitas
polidaktili tidak ada, bergerak aktif, genetalia pada laki Testis sudah turun kedalam
skrotum.
Menurut Rukiah 2015, etiologi yang mempengaruhi kejadian BBLR yaitufaktor Ibu:
toksemia gravidarum (Pre-eklampsia dan eklampsia), riwayat kelahiran prematur
sebelumnya, perdarahan antepartum,malnutrisi, dan anemia, kelainan berbentuk uterus
rauma pada masa kehamilan antara lain jatuh, kebiasan ibu (ketergantungan obat narkotik,
rokok, dan alkohol), usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, bekerja yang terlalu berat, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
Data obyektif menurut Pantiawati (2010) merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan
pemeriksaan antropometri dan pemeriksaan fisik. Bayi BBLR dengan Neonatus Cukup
Bulan memiliki karakteristik Berat Badan <2500 gram,PB<45 cm,LK<33 cm, LD<30 cm,
kulit merah halus, tampak gambaran vena, permukaan plantar garis kaki berada di seluruh
telapak kaki, payudara aerola menonjol 3-4 mata. Berdasarkan Pengkajian data subjektif
dan objekt pada By. E menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan
praktek.
2. Interprestasi Data
Analisa masalah dan diagnosadilihat dari data subyektif dan obyektif yang menunjang
sehingga dapat diambil diagnosa pada kasus ini yaitu Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan dengan BBLR.
Menurut (varney, 2007). Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan
sehingga ditemukan diagnosa dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan
pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan. Diagnosa yang sering disertai
masalah yang tidak termasuk dalam “nomenklatur standar diagnosa” tetapi akan tentu
menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan
suatu perencanaan untuk mengurangi rasa sakit (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan Intreprestasi data menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktek.

3. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial


Berdasarkan teori pada langkah ini bidan mampu mengatasi masalah potensial tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar tidak tejadi hipotermi dan hipoglikemia. Oleh karena
itu, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
Menurut Pantiawati (2008) Masalah potensial yang sering muncul pada bayi dengan BBLR
adalah hipotermi dan hipoglikemia. Pada kasus bayi Ny E antisipasi masalah potensialnya
adalah resiko terjadi hipotermi dan hipoglikemia. tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktek.
4. Tindakan Segera
Tindakan segera pada kasus by E dengan NCB-KMK dan BBLR adalah jaga kehangatan
bayi. Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus.
Menurut Ika Pantiawati (2010) tindakan segera yang diberikan adalah jaga kehangatan
bayi, memberikan ASI atau minum lebih sering untuk mencengah terjadinya hipotermi dan
hipoglikemia
5. Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh
Menurut Hidayat (2008), langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan
oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi.Jelaskan pada ibu dan keluarga
tentang kondisi bayinya Ibu dan keluarga berhak mengetahui kondisi bayinya agar lebih
kooperatif dengan asuhan yang diberikan. Observasi TTV untuk mengidentifikasi tanda
bahaya patologi yang mungkin terjadi pada bayi, Observasi BAK dan BAB dapat
mengetahui kelancaran proses metabolisme BBL.

6. Pelaksanaan
Menurut Varney (2007) pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi BBLR bila dilakukan
oleh keluarga klien atau orang tenaga kesehatan lainnya. Pelaksanaan asuhan kebidanan
pada bayi BBLR di lakukan Puskesmas Seba NTT
Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya. Mengoservasi kondisi dan
TTV bayi S: 36,20C, HR : 149x/menit, RR: 51x/menit, warna kulit muda, tali pusat masih
basah, tidak berbau, isapan asi kuat, gerakan bayi aktif, BAB :-, BAK : 1kali.
Hal ini juga sesuai dengan pelaksanaan yang dilakukan pada kasus By E yaitu
Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya, Mengobservasi kondisi TTV
bayi,menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mugkin.
Menurut Ika Pantiawati (2010) perencanaan segera pada BBLR untuk mencengah
terjadinya Hipotermi dan Hipoglikemia.Menghangatkan bayi dengan masukkan bayi ke
dalam incubator dengan suhu 34oc, membungkus bayi dengan selimut bayi, memakaikan
topi, sarung tangan

dan kaki, Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan. Hasil pemeriksaan telah
didokumentasikan.
Hal ini juga sesuai dengan perencanaan yang dilakukan pada kasus By E yaitu
Menghangatkan bayi dengan masukkan bayi kedalam incubator,menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI Sesering mungkin, Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
Pelaksanaan pada kasus By E adalah sebagian berdasarkan tinjauan langkah penaganan
kasus dan tinjauan manajemen kebidanan pada tahap pelaksanaan sesuai dengan tinjauan
teori.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah masalah yang sudah ada dapat diatasi sesuai
dengan yang direncanakan dan dilakukan. Pada langkah Evaluasi tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada data pengkajian subyektif adalah Nama ibu, Ny M dan usia ibu 17 tahun dan

data obyektif melalui pemeriksaan fisik dan antropometri dimana BB bayi 2000gram, PB: 46

cm, LK: 25 cm, LD : 25 cm, LP : 23 cm.

Diagnosa kebidanan ditegakkan Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan dengan

BBLR.Masalah potensial BBLR adalah resiko terjadinya Hipotermi dan

Hipoglikemia. Tindakan segera adalah Hangatkan bayi dengan cara dibungkus dan

memberikan ASI segera mungkin. Perencanaan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan dengan BBLR pada kasus ini adalah lakukan

pencengahan infeksi dengan perawatan tali pusat, anjurkan ibu menyusui bayi setiap 2 jam,

dan lakukan pencengahan hipotermi. Pelaksanaan asuhan pada By Ny M berdasarkan

perencanaan yang telah dibuat.

5 . 2 S aran

1. Bagi Pasien dan keluarga


Disarankan bagi keluarga agar segera mencari pertolongan apabila mendapati salah
satu tanda bahaya di rumah. Serta keluarga diberi pendidikan bagaimana merawat
bayi dengan berat badan lahir rendah.
2. Bagi Profesi Bidan
Diharapkan mampu memberikan Asuhan Kebidanan bayi Dengan BBLR di
lahan praktek

DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, R,& Hasmi. Determinan kesehatan ibu dan anak..Jakarta: Trans info
Medika.2014.
Bhaskar, kumar ravi et,al,.eds.A Case Control Study on Risk Factors Associated withLow
Birth Weight Babies in Eastern Nepal, Kathmandu 44600,Nepal:International Journal
of Pediatrics Department of Obstetrics and Gynaecology, B.P. Koirala Institute of
Health Sciences Dharan, Sunsari 56700, Nepal.2015
Dian Insana Fitridkk. “Hubungan Pemberian ASI dengan Tumbuh Kembang Bayi Umur6
Bulan di Puskesmas Nanggalo” Jurnal Kesehatan AndalasVol. 3. Issue 2 .2014
Fauziah,A,& Sudatri. Asuhan neonatus resiko tinggi dan kegawatan.yogyakarta: Nuha
medika.2013.
Manuaba,dkk,Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan KB.Edisi 2.Jakarta: EGC.2013
Maritalia,D..Asuhan kebidanan nifas danmenyusui.Jakarta:Pustaka Pelajar.2014.
Manggiasih, AV,& Jaya,P.Asuhan Kebidanan PadaNeonatus, Bayi,Balita,danAnak Pra
sekolah.Jakarta: Trans Info Media.2016.

Anda mungkin juga menyukai