LAPORAN REFLEKSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Stase BBL
Oleh :
Lenny Cresna Djami Hau
205491517006
Dengan mengucap puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Stase Persalinan
dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidan Pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi “E” Dengan Berat
Badan Lahir Rendah Di Puskesmas Seba NTT Tahun 2021
Dalam penyusunan tugas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada:
1. Dr. Retno Widowati, selaku Dekan FIKES Universitas Nasional.
2. Dr. Rukmaini, S.ST, M.Keb, selaku Dekan FIKES Universitas Nasional, Koordinator Stase
Persalinan dan Dosen Pembimbing.
3. Sri Dinengsih, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Prodi Profesi Kebidanan Universitas Nasional dan
koordinator stase BBL.
4. Tim dosen pengajar ibu Putri Azzahro,SST.,M.Kes,Nurul Husnul Lail.SsiT.,M.Kes,Triana
Indarayani,SST.,M.Kes
5. Teman - teman seangkatan dan pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat dan masukkan dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas Stase BBL ini masih jauh dari sempurna.
Pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis berharap semoga tugas BBL ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya.
Februari 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................2
1.3 Manfaat.................................................................................................................. 4
1.4Tempat dan Waktu...................................................................................................3
BAB V PENUTUP..........................................................................................................19
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................19
5.2 Saran ...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
resiko BBLR.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Mampu Menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan BBLR
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
1. Mampu Melakukan Pengakajian Manajemen Kebidanan Pada Bayi Dengan
BBLR.
2. Mampu Menentukan Diagnosa Manajemen Kebidanan Pada Bayi Dengan
BBLR.
3. Mampu Membuat Perencanaan Manajemen Kebidanan Pada Bayi Dengan
BBLR.
4. Mampu Melakukan Implementasi Manajemen Kebidanan Pada Bayi Dengan
BBLR.
5. Mampu Melakukan Evaluasi Manajemen Kebidanan Pada Bayi Dengan
BBLR.
1.3 MANFAAT
1. Bagi Puskesmas Seba NTT
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan terhadap pasien khususnya
Pada Bayi Dengan BBLR
2. Bagi Profesi Bidan
Diharapkan mampu melaksanakan asuhan Pada Bayi Dengan BBLR
1.4 WAKTU DAN TEMPAT
1. Waktu
Selasa 2 Februari 2021
2. Tempat
Dilaksanakan Di puskesmas Seba NTT
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian BBLR
Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa semua bayi baru lahir
yang berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram di sebut Low Birth Weight
Infant(Bayi Berat Badan Lahir Rendah/BBLR), karena morbiditas dan mortalitas neonatus
tidak hanya tergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan
(maturitas) bayi tersebut. Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa
berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari sama
dengan 2500 gram (Pantiawati,2010)BBLR adalaha bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499) (sarwono 2016). BBLR adalah
bayi yang lahir dengan <2500 gram tanpa memandang masa kehamilan yang di timbang 1
jam setelah lahir (Pudiastuti, 2011).
2.2 Etiologi
Menurut Pantiawati (2010) penyebab terbanyak terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) adalah kelahiran prematur. Menurut Prawirohardjo (2009), persalinan prematur
merupakan kelainan proses yang multifaktorial. Kombinasi keadaan obstetrik, dan faktor
medikmempunyai pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur. Kadang hanya
resiko tunggal dijumpai seperti distensi yang berlebihan uterus, ketuban pecah dini, atau
trauma. Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik yang
merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan
perubahan serviks.
1. Faktor ibu
Penyakit, antara lain toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik
dan psikologis, nefritis akut, dan diabetes militus.
Usia ibu : usia <20 tahun dan usia > 35 tahun, serta multigravidarum yang jarak
kelahirannya terlalu dekat.
Keadaan sosial : golongan ekonomi yang rendah, perkawainan yang tidak sah.
Sebab lain : ibu yang perokok, ibu peminum alkohol, dan ibu pecandu narkotika.
2. Faktor janin : hidromnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan : tempat tinggal daratan tinggi, radiasi dan zat-zat racun.
2.3 Patofisiologi
Ketika hamil tubuh membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh
mungkin memerlukan darah hingga 30 % lebih banyak daripada ketika tidak hamil.
Ketika tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi dibandingkan dengan yang telah
tersedia, maka dapat berpotensi terjadinya anemia. Anemia selama kehamilan akibat
peingkatan volume darah merupakan anemia ringan. Anemia yang lebih berat dapat
meningkatkan reiko tinggi anemia pada bayi, selain itu jika secara signifikan terjadi
anemia dua trimester pertama, maka berisiko lebih besar untuk memiliki bayi baru lahir
premature atau berat badan lahir rendah (proverawati, 2011). Pertumbuhan janin pada
kehamilan kembar tegantung dari faktor placenta apakah menjadi satu atau bagaimana
lokalisasi implantasi placentanya. Memperhatikan kedua faktor tersebut mungkin terdapat
jantung salah satu janin lebih kuat dari yang lainnya, sehingga janin yang mempunyai
jantung lemah mendapat nutrisi yang kurang menyebabkan pertumbuhan janin terhambat
sampai kematian janin dalam rahim. Dengan janin (bayi) yang relatif berat badannya
rendah menyebabkan morbiditas dan kematian yang tinggi. Pengaruh infeksi hepatitis
dalam kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati dalam mengatur dan
mempertahankan metabolisme tubuh, sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu atau
berkurang. Oleh karena itu pengaruh infeksi hati terhadap kehamilan dapat dalam bentuk
keguguran atau persalinan premature dan melahirkannya BBLR. Penyakit hipertensi
dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau
timbul dalam kehamilan atau pada permulaan persalina, hipertensi dalam kehamilan
menjadi penyebab penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal. Ibu dengan
hipertensi akan menyebabkan terjadinya infusiensi plasenta, hipoksia sehingga
pertumbuhan janin terhambat dan sering terjadi kelahiran premature. Preeklamsi dapat
mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan
kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena preeklamsi pada ibu akan menyebabkan
perkapuran di daerah plasenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksingen dari
plasenta, dengan adanya perkapuran didalam plasenta, suplai makanan dan oksingen yang
masuk kejanin berkurang dari oksingen yang masuk kejanin berkurang.
2.4 Klasifikasi BBLR
1. Menurut Pudiastuti (2011) ada beberapa klasifikasi dari BBLR yaitu : Berdasarkan
umur kehamilan :
Bayi premature/kurang bulan (usia kehamilan <37 minggu) sebagian bayi kurang
bulan belum siap hidup di luar kandungan dan mendapatkan kesulitan untuk mulai
bernapa, menghisap melawan infeksi dan menjaga tubuhnya tetap hangat.
Bayi cukup bulan (usia kehamilan 38-42 minggu)
Bayi lebih bulan (usia kehamilan >42 minggu)
2. Berdasarkan Berat Badan
Bayi berat badan lahir amat sangat rendah/ekstrim rendah (bayi lahir berat badan <
1000gram)
Bayi berat badan lahir sangat rendah (bayi lahir berat badan <1500 gram)
Bayi berat lahir cukup rendah (bayi berat badan 1501-2500 gram)
3. Berdasarkan Berat Badan Dan Usia Kehamilan
Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) smail for gestasional age(SGA). Bayi
yang lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intrauterine dengan BB terletak
dibawah presentil ke 10 dalam grafik pertumbuhan intrauterine.
2.5 Penatalaksanaan
Menurut pudiatuti (2011) perawatan BBLR adalah :
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara :
Membungkus bayi dengan selimut bayi yang tebal
Menidurkan bayi pada incubator
Menjaga suhu lingkungan
2. Memberikan nutrisi yang adekuat.
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan untuk menjaga mencengah infeksi
4. Observasi KU baik bayi selama 3 hari, apabila tidak ada perubahan rujuk bayi ke RS.
Menurut Sarwono (2016) penanganan BBLR adalah
1. Puskesmas
Keringkan kecepatannya dengan handuk hangat
Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain kering dan
hangat. Pertahankan tetap hangat.
Berikan lingkungan hangat dengan dengan cara kontak kulit
Beri lampu 60 watt, dengan jarak 60 cm pada bayi
Kepala bayi ditutup topi
Beri oksigen.Tali pusat dalam keadaan bersih
Tetesi ASI bila dapat menelan
2. Rumah Sakit
Beri minum dengan sonde/tetesi ASI
Bila tidak mungkin, infuse dektstrose 10 %+bicarbonas Natrcus 1,5 %-4:1
Antibiotika
Bila tidak dapat menghisap puting susu/tidak dapat menelan
langsung/ sesak/ biru/ tanda-tanda hipotermi berat terangkan
kemungkinan akan meninggal.
3. Berat lahir 1750-2500 gram
Bayi sehat
Biarkan bayi menyusui pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih
mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusi lebih sering
(setiap 2 jam bila perlu)
Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum.
Bayi sakit
Bayi dengan berat 1750-2000 gram atau lebih dengan gangguan nafas, kejang,
dan gangguan minum segera lakukan rujukan
Apabila bayi minum per oral dan tidakmemerlukan cairan IV, berikan minum
seperti pada bayi sehat.
Apabila bayi memerlukan cairan IV.
Hanya berikan cairan IV selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum peroral pada hari kedua atau segera setelah bayi stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda
siap menyusui.
Apabila masalah sakitnya mengalang proses menyusui (misalnya gangguan
nafas, kejang) berikan ASI perah melalui pipa lambung
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS (Biodata)
Nama Bayi : By E
Umur Bayi : 0 Hari
Tgl/Jam/Lahir : 2 February 2021/ 03.00 WIT
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No.Status Reg. : 056534002
Berat Badan : 2000gram
Panjang Badan : 46 Cm
Tanda 0 1 2 Jumlah
Nilai
Frekuensi jantung [ ] Tak ada [ ] < 100 [ ] > 100 7
Menit Usaha bernafas [ ] Tak ada [ ] Lambat tak teratur [ ] Menangis kuat
Ke-1 Tonus otot [ ] Lumpuh [ ] Ext. Flexi sedikit [ ] Gerakan aktif
Reflex [ ] Tak bereaksi [ ] Gerakan sedikit [ ] Menangis
Warna [ ]Biru / pucat [ ] Tumbuh kemerahan [ ] Kemerahan
tangan & kaki
Frekuensi jantung [ ] Tak ada [ ] < 100 [ ] > 100 7
Menit Usaha bernafas [ ] Tak ada [ ] Lambat tak teratur [ ] Menangis kuat
Ke-5 Tonus otot [ ] Lumpuh [ ] Ext. Flexi sedikit [ ] Gerakan aktif
Reflex [ ] Tak bereaksi [ ] Gerakan sedikit [ ] Menangis
Warna [ ]Biru / pucat [ ] Tumbuh kemerahan [ ] Kemerahan
tangan & kaki
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
Keadaan Umum : Lemah
Suhu : 36,5
Pernafasan : 48 x/menit
Nadi : 125x/menit
Berat Badan Sekarang : 2000 gram
VII. EVALUASI
1. Ibu dapat mengulang kembali Hasil pemeriksaan dan nasihat-nasihat yang telah di
anjurkan
2. Pendokumentasian Telah dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengakajian
Pada kasus ini dari pengkajian data subyektif yaitu nama By Ny M, neonates cukup bulan,
jenis kelamin Laki-laki, pemeriksaan fisik dan antropometri yaitu : BB bayi 2000gram, PB:
46 cm, LK: 32cm, LD :28cm, Sedangkan pemeriksaan fisik yaitu : kepala tidak ada molase,
wajah tidak ikterik, konjungtiva merah muda, telinga simetris, mulut tidak ada labioskisis,
hidung tidak ada pernapasan cuping hidung, dada tidak ada retraksi dinding dada, perut
tidak ada penonjolan sekitar tali pusat, punggung tidak ada fraktur, kulit Integrasi kulit
tampak tipis, lemak kulit kurang, tampak kemerahan, dan tidak ada lanugo.ekstremitas
polidaktili tidak ada, bergerak aktif, genetalia pada laki Testis sudah turun kedalam
skrotum.
Menurut Rukiah 2015, etiologi yang mempengaruhi kejadian BBLR yaitufaktor Ibu:
toksemia gravidarum (Pre-eklampsia dan eklampsia), riwayat kelahiran prematur
sebelumnya, perdarahan antepartum,malnutrisi, dan anemia, kelainan berbentuk uterus
rauma pada masa kehamilan antara lain jatuh, kebiasan ibu (ketergantungan obat narkotik,
rokok, dan alkohol), usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, bekerja yang terlalu berat, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
Data obyektif menurut Pantiawati (2010) merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan
pemeriksaan antropometri dan pemeriksaan fisik. Bayi BBLR dengan Neonatus Cukup
Bulan memiliki karakteristik Berat Badan <2500 gram,PB<45 cm,LK<33 cm, LD<30 cm,
kulit merah halus, tampak gambaran vena, permukaan plantar garis kaki berada di seluruh
telapak kaki, payudara aerola menonjol 3-4 mata. Berdasarkan Pengkajian data subjektif
dan objekt pada By. E menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan
praktek.
2. Interprestasi Data
Analisa masalah dan diagnosadilihat dari data subyektif dan obyektif yang menunjang
sehingga dapat diambil diagnosa pada kasus ini yaitu Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan dengan BBLR.
Menurut (varney, 2007). Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan
sehingga ditemukan diagnosa dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan
pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan. Diagnosa yang sering disertai
masalah yang tidak termasuk dalam “nomenklatur standar diagnosa” tetapi akan tentu
menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan
suatu perencanaan untuk mengurangi rasa sakit (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan Intreprestasi data menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktek.
6. Pelaksanaan
Menurut Varney (2007) pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi BBLR bila dilakukan
oleh keluarga klien atau orang tenaga kesehatan lainnya. Pelaksanaan asuhan kebidanan
pada bayi BBLR di lakukan Puskesmas Seba NTT
Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya. Mengoservasi kondisi dan
TTV bayi S: 36,20C, HR : 149x/menit, RR: 51x/menit, warna kulit muda, tali pusat masih
basah, tidak berbau, isapan asi kuat, gerakan bayi aktif, BAB :-, BAK : 1kali.
Hal ini juga sesuai dengan pelaksanaan yang dilakukan pada kasus By E yaitu
Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya, Mengobservasi kondisi TTV
bayi,menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mugkin.
Menurut Ika Pantiawati (2010) perencanaan segera pada BBLR untuk mencengah
terjadinya Hipotermi dan Hipoglikemia.Menghangatkan bayi dengan masukkan bayi ke
dalam incubator dengan suhu 34oc, membungkus bayi dengan selimut bayi, memakaikan
topi, sarung tangan
dan kaki, Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan. Hasil pemeriksaan telah
didokumentasikan.
Hal ini juga sesuai dengan perencanaan yang dilakukan pada kasus By E yaitu
Menghangatkan bayi dengan masukkan bayi kedalam incubator,menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI Sesering mungkin, Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
Pelaksanaan pada kasus By E adalah sebagian berdasarkan tinjauan langkah penaganan
kasus dan tinjauan manajemen kebidanan pada tahap pelaksanaan sesuai dengan tinjauan
teori.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah masalah yang sudah ada dapat diatasi sesuai
dengan yang direncanakan dan dilakukan. Pada langkah Evaluasi tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada data pengkajian subyektif adalah Nama ibu, Ny M dan usia ibu 17 tahun dan
data obyektif melalui pemeriksaan fisik dan antropometri dimana BB bayi 2000gram, PB: 46
Diagnosa kebidanan ditegakkan Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan dengan
Hipoglikemia. Tindakan segera adalah Hangatkan bayi dengan cara dibungkus dan
memberikan ASI segera mungkin. Perencanaan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan dengan BBLR pada kasus ini adalah lakukan
pencengahan infeksi dengan perawatan tali pusat, anjurkan ibu menyusui bayi setiap 2 jam,
5 . 2 S aran
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, R,& Hasmi. Determinan kesehatan ibu dan anak..Jakarta: Trans info
Medika.2014.
Bhaskar, kumar ravi et,al,.eds.A Case Control Study on Risk Factors Associated withLow
Birth Weight Babies in Eastern Nepal, Kathmandu 44600,Nepal:International Journal
of Pediatrics Department of Obstetrics and Gynaecology, B.P. Koirala Institute of
Health Sciences Dharan, Sunsari 56700, Nepal.2015
Dian Insana Fitridkk. “Hubungan Pemberian ASI dengan Tumbuh Kembang Bayi Umur6
Bulan di Puskesmas Nanggalo” Jurnal Kesehatan AndalasVol. 3. Issue 2 .2014
Fauziah,A,& Sudatri. Asuhan neonatus resiko tinggi dan kegawatan.yogyakarta: Nuha
medika.2013.
Manuaba,dkk,Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan KB.Edisi 2.Jakarta: EGC.2013
Maritalia,D..Asuhan kebidanan nifas danmenyusui.Jakarta:Pustaka Pelajar.2014.
Manggiasih, AV,& Jaya,P.Asuhan Kebidanan PadaNeonatus, Bayi,Balita,danAnak Pra
sekolah.Jakarta: Trans Info Media.2016.