Disusun Oleh :
Cici Septiani
0450462005002
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan berkat dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Study
kasus ini. Penulisan study kasus ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat Untuk menyelesaikan Praktik semester V Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan. Politeknik Bhakti Asih Purwakarta
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan.
Oleh karena itu penulis minta maaf atas segala kekurangan yang ada pada tulisan
ini. Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan, motivasi, dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik dari awal masa perkuliahan hingga sampai saat ini, akan
sangat berat bagi penulis dalam menyelesaikan study kasus. Untuk itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga study
kasus ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.
i
Daftar isi
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
janin. Kehamilan normal berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari). Kehamilan adalah kondisi fisiologis yang dapat diikuti proses
2018). Keluhan yang terjadi pada trimester 3 salah satunya adalah nyeri
perut bagian bawah. Nyeri perut bagian bawah umumnya di anggap hal
normal bagi seorang wanita yang sedang mengalami masa kehamilan. Nyeri
perut bagian bawah adalah rasa sakit yang menusuk atau tajam pada perut
perhatian khusus adalah selama trimester III, karena masa ini merupakan
merasa cepat lelah, sukar tidur, nafas pendek, kaki dan tangan oedema.
merasakan pegal pada pinggang, varises dan kram pada kaki. Salah satu
Jawiah, 2018)
(Khairoh, 2019)
Upaya yang bisa dilakukan oleh bidan untuk mengatasi nyeri perut
bagian bawah yaitu dengan memberikan KIE pada ibu hamil mengenai nyeri
perut bawah merupakan fisiologis yang dialami oleh ibu hamil trimester 3,
upaya yang dilakukan ibu hamil berupa mengompres area nyeri dengan air
hangat, mandi dengan air hangat, dengan membungkuk ke arah nyeri untuk
menurunnya berat badan pada postpartum lebih cepat (Priyatna, 2014). Yoga
merupakan kombinasi antara olah tubuh dan peregangan dengan nafas dalam
termasuk nyeri punggung bawah (Field, 2011). Berlatih yoga selama masa
ketenangan jiwa yang dibutuhkan oleh ibu hamil. Yoga aman dilakukan
mempersiapkan persalinan.
pinggang, kram kaki dan kesulitan tidur dengan jumlah sampel 12 dan
Purwakarta ‘
B. Perumusan Masalah
“Apakah berpengaruh Senam Prenatal Yoga Terhadap Ketidaknyaman Ibu Hamil
Trimester III di Pmb Sumartini Bungursari Purwakarta ?
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.T
umur 22 tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 38 minggu di Pmb Sumartini
Bungursari Purwakarta dengan menggunakan manajemen varney dan
catatan perkembangan menggunakan SOAP.
2. Tujuan khusus
D. Sasaran
E. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan penulis khususnya tentang Prenatal Yoga
Dalam Mengurangi Ketidaknyaman pada ibu hamil Trimester III.
2. Bagi profesi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka upaya
mengatasi Ketidaknyaman Ibu Hamil Trimester III.
3. Bagi Institusi pendidikan
Menambah referensi dan bahan informasi, mengenai kehamilan dan
keluhan yang terjadi pada kehamilan terutama dalam mengatasi
Ketidaknyaman Ibu hamil trimester III.
5. Bagi Klien Hasil penelitian ini dapat dijadikan edukasi untuk mengurangi
Ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III.
6. Bagi Lahan Praktek Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan. Bidan diharapkan dapat
mengaplikasikan metode Prenatal Yoga Atau Teknik Rebozzo Dalam
Mengurangi Ketidaknyaman Ibu Hamil Trimester III.
F. Sistematika penulisan
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Ruang lingkup
D. Menfaat penulisan
E. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Perkembangan Kehamilan Trimester III
a) Perkembangan Janin
b) Perubahaan Tubuh Ibu Hamil
c) Tanda-Tanda Persalinan
B. Perawatan Kehamilan Trimester III
a) Makanan dan gizi
b) Olaraga
c) Istrahat dan tidur
d) Perawatan Kehamilan resiko Tinggi
C. Persiapan Persalinan
a) Kelas Persalinan
b) Persiapan fisik dan Mental
c) Pemilihan dokter kandungan dan rumah Sakit bersalin
D. Persalinan
a) Tahap Persalinan
b) Jenis persalinan
c) Tindakan Medis dalam Persalinan
d) Perawatan Setelah Persalinan
E. Menjaga kesehatan Pasca persalinan
a) Perawatan Luka Jahitan
b) Kegiatan Seksual
c) Perawatan bayi baru lahir
d) Menjaga Kesehatan Mental
F. Tanya Jawab Seputar kehamilan Trimester 3
a) Pertanyaan Umum Seputar Kehamilan Trimester 3
b) Pertanyaan Seputar Persalinan dan Pasca Persalinan
BAB III Tinjauan Kasus
A. Asuhan Kebidanan yang dilakukan selama kehamilan Trimiester III
B. Sistem penulisana kasus di awal pengkajian memalai 7 langkah varney,
untuk evaluasi memakai sistem pendokumentasian kebidanan secara utuh
dan catatan perkembangan dalam bentuk lampiran
BAB IV PEMBAHASAN
A. Membahas tentang asuhan yang telah dilakukan berdasarkan standar
asuhan serta teori yang mendukung
B. Tulis semua pembahasan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah
Varney’s, dan pendokumentasian kebidanan disesuaikan dengan teori yang
ada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Resume dari teori serta asuhan
B. Saran bagi pihak pmb, klinik, puskesmas, mahasiswa dan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
C. Persiapan Persalinan
a) Kelas Persalinan
Kelas antenatal merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dengan bentuk tatap muka dalam kelompok
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan, pencegahan
komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik/senam hamil.
Kegiatan dalam kelas antenatal adalah pembahasan materi buku kesehatan
ibu dan anak (KIA) yang diikuti dengan diskusi dan tukar pengalaman
antara ibu hamil/suami/keluarga dan petugas kesehatan (Kemenkes RI,
2020).
b) Persiapan fisik dan Mental
Kesiapan fisik berkaitan dengan masalah kondisi kesehatan ibu, dimana
ibu perlu menyiapkan kondisi fisik sebelum hamil. Ibu memahami berupa
adanya perubahan fisiologi sebelum terjadi persalinan kira-kira 2 minggu,
dimana ibu akan lebih mudah bernafas karena fundus uteri agak menurun
berhubung kepala janin mulai masuk ke dalam pintu atas pinggul (PAP),
Ibu akan sering buang air kecil (BAK) karena turunnya kepala janin ke
dalam PAP yang menekan vesika urinaria serta ibu merasakan adanya
gambaran his palsu yaitu kadang-kadang perut mengejang(Joyce Y.
Johnson, 2014).Kesiapan fisik lain yang perlu diperhatikan adalah dengan
melakukan olahraga misalnya senam hamil, karena seorang ibu hamil
memerlukan fisik yang fit untuk melahirkan. Kondisi fit ini ada
hubungannya juga dengan ada atau tidaknya penyakit berat yang diidap
oleh calon ibu. Jika ditemukan riwayat darah tinggi atau asma berat,
misalnya, berarti tidak bisa dilakukan persalinan normal.
c) Pemilihan Dokter Kandungan dan rumah sakit Bersalin
Menurut Purwoastuti (2015) pemilihan penolong persalinan merupakan
suatu penetapan keputusan memilih penolong persalinan terhadap
persalinan ibu yang melahirkan. Salah satu faktor yang paling
mempengaruhi dalam persalinan adalah memilih tenaga penolong
persalinan dalam membantu proses persalinan. Tenaga penolong
persalinan adalah orang yang biasa memeriksa kehamilan atau
memberikan pertolongan selama persalinan dan masa nifas.
D. Persalinan
a) Tahap Persalinan
1) Kala 1
Dimulai sejak adanya his yang teratur dan meningkat dan yang
menyebabkan pembukaan, sampai serviks membuka lengkap 10 cm.
kala 1 terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif (Sulfianti, dkk,
2020).
Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan pembukaan
sampai bukaan 3 cm, pada umumnya berlangsung 8 jam.
Fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu:
Fase akselerasi yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi
4 cm.
fase dilatasi maksimal yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan serviks
berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
fase deselerasi yaitu pembukaan serviks menjadi lambat, dalam
2) kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi
dan 1 jam ada multi Tanda dan gejala kala II. Tanda-tanda bahwa kala
II persalinan sudah dekat adalah Ibu ingin meneran, Perineum
menonjol, Vulva vagina dan sphincter anus membuka, Jumlah
pengeluaran air ketuban meningkat, His lebih kuat dan lebih cepat 2-3
menit sekali, Pembukaan lengkap (10 cm ). waktu 2 jam dari
pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.
3) Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban Berlangsung tidak lebih dari 30
menit. Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian
oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan. Tanda-
tanda pelepasan plasenta yaitu Perubahan ukuran dan bentuk uterus,
uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta
sudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim, Tali pusat memanjang,
Semburan darah tiba tiba.
4) Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setela itu Masa
1
jam setelah plasenta lahir Pemantauan 15 menit pada jam pertama
setelah kelahiran plasenta 30 menit pada jam kedua setelah persalinan,
jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering . Observasi atau
pemantauan yang dilakukan yaitu dengan mengecek Tingkat kesadaran
ibu, melakuakan Pemeriksaan tanda-tanda vital, Kontraksi uterus,
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-
500cc (Kurniarum, 2020)
b) Jenis Persalinan
Persalinan spontan
Persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. Persalinan
melalui jalan lahir ibu tersebut. . (JNPKKR, 2017).
Persalinan buatan
Persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forsep
atau dilakukan operasi sectio caesaria . (JNPKKR, 2017).
Persalinan anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau
prostaglandin. (JNPKKR, 2017).
c) Tindakan Medis Dalam Persalinan
PMK Nomor 290/MenKes/Per/III/2020 menyatakan bahwa persetujuan
tindakan medis (informed consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh
pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap
mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan
terhadap pasien.
d) Perawatan Setelah Persalinan
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan pada ibu untuk
menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali
sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana
ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum
dengan baik dengan menggunakan antiseptic dan selalu ingat bahwa
membersihkan perineum dari arah depan kebelakang. Jaga kebersihan diri
secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan
maupun kulit. (Walyani dkk, 2015).
setelah melahirkan.
Tidak Ada
Dasar
Tidak Ada
Kebutuhan
KIE
Dasar
Sakit Perut bagian Bawah Hal yang wajar karena ligament di bawah perut
Tidak ada
II. Perencanan Tindakan
PEMBAHASAN
Pada bab ini didasarkan ada atau tidaknya kesenjangan antara teori dan realita di
lapangan mengenai asuhan kebidanan secara komprehensif di Puskesmas
munjuljaya pada Tanggal 06 Maret – 28 Maret 2023. Dengan pemeriksaan
kehamilan salah satunya pada Ny.T. Dalam pembahasan ini penulis mengkaji
dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney yang terdiri dari
pengkajian data, interpretasi data, potensial masalah, tindakan segera,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
I. Pengkajian Data
Anamnesa dilakukan pada tanggal 06 maret 2023 pukul 14.00
WIB. Pada Ny.T usia 22 tahun ,Ny.T dating untuk melakukan
pemeriksaan kehamilannya dan ini merupakan kunjungan ke 6 dalam
trimester I, II, III,dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan dengan teori
pada 2016, WHO menyarankan minimal 8 kali kunjungan, yakni 1
kunjungan pada trimester pertama, 2 kunjungan pada trimester kedua,
dan 5 kunjungan pada trimester ketiga. Namun, WHO turut
menyebutkan bahwa setiap negara mungkin menyarankan jumlah
minimal ANC yang berbeda tergantung kondisi masing-masing.
Di Indonesia sendiri, pada masa pandemi ini, Kemenkes RI pada
2020 menyarankan minimal 6 kali kunjungan ANC pada kehamilan
normal. Dengan rincian, 2 kali di trimester 1, 1 kali di trimester 2, dan 3
kali di trimester 3.
Setelah dilakukan pengkajian data didapatkan keluhan Nyeri
Perut Bagian bawah yang dirasakan ibu pada usia kehamilan 38
minggu Ibu Hamil yang Memasuki trimester III akan mengalami
ketidaknyaman ,Ketidaknyaman ini disebabkan oleh pengaruh
hormon,yaitu Peningkatan Hormon estrogen dan progeseron yang
dihasilkan oleh korpus graviditas dan dilanjutkan sekresinya oleh
plasenta . Ny.T. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit yang menyertai
kehamilannya saat ini seperti TBC, Hipertensi, Asma, Jantung, Ginjal,
dan Diabetes Militus (DM) ataupun penyakit serius lainnya.
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif didapatkan
keluhan Nyeri Perut bagian bawah pada usia kehamilan 38 minggu
semapai sekarang.
Menurut Teori Ketidaknyamanan pada ibu hamil merupakan
hal yang fisiologis, tetapi apabila ketidaknyamanan dibiarkan akan
mempunyai dampak lanjutan baik secara fisik maupun psikologis
terhadap ibu maupun janin. Secara fisik ibu akan merasakan kesakitan
yang berlanjut dan akan berdampak pada pola aktivitas ibu karena
nyeri yang dirasakan pada perut bagian bawahnya, juga terganggunya
pola istirahat ibu karena kram yang selalu dirasakan ketika ibu tidur.
Secara Psikologis ibu juga akan merasa tidak nyaman dan
menganggap bahwa kehamilannya sangat berat dilalui sehingga ibu
merasa tidak nyaman akan kehamilannya. Sebagai bidan maka upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan konseling cara
mengatasi keluhan dan upaya pencegahan yaitu senam hamil dan
pemberian kalsium.
Setelah ditegakkannya diagnosa sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ny T hamil dengan ketidak nyamanan fisiologis yang biasa
terjadi pada trimester III yaitu Nyeri Perut Bagian Bawah. Maka tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek.
Riwayat menstruasi, Ibu mengatakan pertama kali pada usia 15
tahun, menstruasi dengan teratur tiap bulan dan setiap menstruasi
dengan siklus 28 hari, lamanya 6-7 hari, banyaknya 3 kali ganti
pembalut dalam satu hari, warnanya merah dan encer, tidak pernah
dismenorhoe. Ibu mengaku HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) pada
tanggal 9 Juni 2022 dan TP (Taksiran Persalinan) pada tanggal 16
Maret 2023. Hasil perhitungan TP di dapat dari rumus Neagle yaitu
dihitung dari tanggal haid terakhir, untuk hari ditambah 7, bulan di
tambah 9 atau dikurangi 3, dan tahun dikurangi 1 menurut literature
Rukiyah yang dikaji oleh Prawirohardjo (2010).
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Institusi kesehatan
Ambar, Hafifah Fikriyah dkk., 2021. Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny.
S Gestasi 43 Minggu 1 Hari dengan Serotinus. Window of Midwiferry journal
Vol.
2 No. 2: 118-128
Anita, Wan. 2021. Terapi Komplementer dengan Massage dalam Nyeri Persalinan:
Systematic Review. Jurnal Kesehatan Maharatu. Vol 2 No 2
Sutanto AV, Fitriana Y. Asuhan Pada Kehamilan.pdf. Yogyakarta: Pustaka Baru Press;
2018.
p. 1–333.
Kurniati., Devi Purnamasari. 2019. Nyeri Punggung Bawah pada Ibu Hamil Trimester II
dan III. Midwifery Journal of Galuh University Volume I Nomor I
Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 2010. 670 p.