Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN STUDI KASUS PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

DI PMB BIDAN SUMARTINI KEC.BUNGURSARI PURWAKARTA

TANGGAL 06 MARET 2023

Laporan Studi kasus ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk menyelesaikan Praktik semester V Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Bhakti Asih Purwakarta

Disusun Oleh :

Cici Septiani

0450462005002

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA TAHUN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan berkat dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Study
kasus ini. Penulisan study kasus ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat Untuk menyelesaikan Praktik semester V Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan. Politeknik Bhakti Asih Purwakarta
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan.
Oleh karena itu penulis minta maaf atas segala kekurangan yang ada pada tulisan
ini. Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan, motivasi, dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik dari awal masa perkuliahan hingga sampai saat ini, akan
sangat berat bagi penulis dalam menyelesaikan study kasus. Untuk itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr Ai Yeyeh Rukiyah.,S.SiT.,MKM selaku pembingbing satu


2. Ibu Nova Rati Lova,S.Tr.Keb.,Bd.,M.Keb selaku pembingbing dua
3. Ibu Devita Zakirman,SST.,MKM selaku pembingbing tiga
4. Ibu Metaliasari.,S.Tr.Keb selaku asisten

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga study
kasus ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.

i
Daftar isi

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Kehamilan normal berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari). Kehamilan adalah kondisi fisiologis yang dapat diikuti proses

patologis yang akan mengancam keadaan ibu maupun janinnya (Hutahaean,

2018). Keluhan yang terjadi pada trimester 3 salah satunya adalah nyeri

perut bagian bawah. Nyeri perut bagian bawah umumnya di anggap hal

normal bagi seorang wanita yang sedang mengalami masa kehamilan. Nyeri

perut bagian bawah adalah rasa sakit yang menusuk atau tajam pada perut

bagian bawah atau selangkangan. Hal ini karena perenggangan ligamentum

dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar.

Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologi antara lain

perubahan fisik, perubahan serta perubahan fisiologis. Perubahan-perubahan

yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan

seperti sakit pada punggung, pegal-pegal pada kaki. Perubahan fisiologis

dan psikologis diperlukan guna melindungi fungsi normal ibu dalam

menyediakan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

Perubahan ini menimbulkan gejala spesifik sesuai dengan tahapan

kehamilan yang terdiri dari tiga trimester. Periode yang membutuhkan

perhatian khusus adalah selama trimester III, karena masa ini merupakan

masa terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin yang semakin


meningkat. Berat badan yang meningkat drastis menyebabkan ibu hamil

merasa cepat lelah, sukar tidur, nafas pendek, kaki dan tangan oedema.

Peningkatan tinggi fundus uteri yang disertai pembesaran perut, membuat

beban tubuh lebih ke depan. Dalam upaya menyesuaikan dengan beban

tubuh yang berlebihan sehingga tulang belakang mendorong kearah

belakang, membentuk postur tubuh lordosis. Hal ini menyebabkan ibu

merasakan pegal pada pinggang, varises dan kram pada kaki. Salah satu

perawatan pada trimester III adalah olahraga (Mediarti, Sulaiman, Rosnani&

Jawiah, 2018)

Membedakan ketidaknyamanan selama kehamilan dengan komplikasi

kehamilan, yaitu dengan mengkaji keluhan yang dirasa pasien dengan

anamnesis yang efektif dan komunikatif, dikuatkan dengan pemeriksaan

fisik terutama yang berkitan dengan keluhan yang dirasa pasien,

pengambilan keputusam secara tepat untuk mengurangi resiko komplikasi

(Khairoh, 2019)

Upaya yang bisa dilakukan oleh bidan untuk mengatasi nyeri perut

bagian bawah yaitu dengan memberikan KIE pada ibu hamil mengenai nyeri

perut bawah merupakan fisiologis yang dialami oleh ibu hamil trimester 3,

upaya yang dilakukan ibu hamil berupa mengompres area nyeri dengan air

hangat, mandi dengan air hangat, dengan membungkuk ke arah nyeri untuk

mengurangi peregangan pada ligamentum, memiringkan panggul dan

menyokong uterus dengan menggunakan bantal tepat dibawahnya serta

menggunakan penyokong atau korset abdomen maternal.


Ketika trimester ketiga, olahraga memengaruhi kekuatan otot-otot dasar

panggul sehingga dapat memudahkan persalinan pada orang yang melakukan

olahraga dibandingkan yang tidak melakukan olahraga ketika hamil.

Mengemukakan keuntungan melakukan senam hamil atau olahraga sedang,

yaitu mengurangi keluhan-keluhan fisik; menurunkan berat badan ibu hamil;

waktu proses persalinan menjadi lebih pendek; menurunkan komplikasi

selama proses persalinan; pemulihan selama postpartum menjadi lebih cepat;

menurunnya berat badan pada postpartum lebih cepat (Priyatna, 2014). Yoga

merupakan kombinasi antara olah tubuh dan peregangan dengan nafas dalam

dan meditasi. Yoga didesain untuk meregangkan otot dan menjaga

fleksibilitas tulang belakang dan sendi. Yoga dilakukan dengan pernafasan

dalam sehingga meningkatkan aliran oksigen ke otak sehingga dapat

mengurangi kecemasan, depresi, gangguan psikologis dan gejala nyeri

termasuk nyeri punggung bawah (Field, 2011). Berlatih yoga selama masa

kehamilan dapat membantu melatih pernafasan dan membuat ibu hamil

menjadi rileks sehingga memudahkan adaptasi ibu terhadap perubahan

tubuhnya selama kehamilan. Yoga selama kehamilan dapat menciptakan

ketenangan jiwa yang dibutuhkan oleh ibu hamil. Yoga aman dilakukan

dalam kehamilan dan merupakan cara sederhana serta mudah untuk

mempersiapkan persalinan.

Penelitian Sari, et al (2020) mengatakan ada pengaruh ibu hamil yang

diberikan intervensi senam yoga terhadap tingkat kecemasan ibu hamil

dalam menghadapi persalinan di PMB Eti Ruhayati Serang. Penelitian lain

yang dilakukan oleh Suryani dan Handayani (2018), menyatakan senam


hamil yang dilakukan ibu hamil trimester III dapat mengurangi

ketidaknyamanan pada keluhan bengkak pada kaki, nyeri punggung, nyeri

pinggang, kram kaki dan kesulitan tidur dengan jumlah sampel 12 dan

dilakukan senam hamil selama 4 minggu lamanya 30 menit. Dengan

demikian maka peneliti ingin memberikan senam prenatal yoga untuk

mengatasi ketidaknyamanan tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mengetahui adanya ‘ pengaruh senam prenatal yoga terhadap kenyamanan

ibu hamil Trimester III di Pmb Bidan Sumartini Kec Bungursari

Purwakarta ‘

B. Perumusan Masalah
“Apakah berpengaruh Senam Prenatal Yoga Terhadap Ketidaknyaman Ibu Hamil
Trimester III di Pmb Sumartini Bungursari Purwakarta ?

C. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan umum

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.T
umur 22 tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 38 minggu di Pmb Sumartini
Bungursari Purwakarta dengan menggunakan manajemen varney dan
catatan perkembangan menggunakan SOAP.

2. Tujuan khusus

Pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu hamil, bersalin,


nifas,BBL Bayi Dan Balita dipuskesmas munjuljaya Desa munjuljaya
kecamatan purawakarta kabupaten purwakarta dari tanggal 06 maret -28 maret
2023.
a. Diharapkan penulis mampu :

1) Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil trimester III pada


Ny.T umur 22 tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 38 minggu di
Pmb Sumartini Bungursari Purwakarta.
2) Menginterpretasikan data serta merumuskan diagnosa
kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada ibu hamil trimester
III pada Ny.T umur 22 tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 38
minggu.

3) Merumuskan diagnosa potensial pada ibu hamil trimester III


pada Ny.T umur 22 tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 38
minggu

4) Melakukan intervensi tindakan segera pada ibu hamil trimester


III pada Ny.T umur 22 tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 38
minggu

5) Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan


pengkajian pada ibuhamil trimester III pada Ny.T umur 22
tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 38 minggu berbasis
Holisticare.

6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil


trimester III pada Ny.T umur 22 tahun G1P0A0 Umur
Kehamilan 38 minggu.

7) Mengevaluasi tindakan secara teliti dan cermat pada ibu hamil


trimester III pada Ny.T umur 22 tahun G1P0A0 Umur
Kehamilan 38 minggu .

b. Penulis mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek


pada ibu hamil trimester III pada Ny.T umur 22 tahun G1P0A0 Umur
Kehamilan 38 minggu .

D. Sasaran

Mahasiswi Akademi Kebidanan Bhakti Asih Purwakarta Semester VI,


angkatan ke-I Sarjana Terapan Kebidanan tahun ajaran 2020– 2023

E. Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan penulis khususnya tentang Prenatal Yoga
Dalam Mengurangi Ketidaknyaman pada ibu hamil Trimester III.
2. Bagi profesi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka upaya
mengatasi Ketidaknyaman Ibu Hamil Trimester III.
3. Bagi Institusi pendidikan
Menambah referensi dan bahan informasi, mengenai kehamilan dan
keluhan yang terjadi pada kehamilan terutama dalam mengatasi
Ketidaknyaman Ibu hamil trimester III.

4. Bagi Penulis Diharapkan penulis selanjutnya lebih up to date serta dapat


menambah pengetahuan dan pengalaman penulis untuk menerapkan teori
tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III

5. Bagi Klien Hasil penelitian ini dapat dijadikan edukasi untuk mengurangi
Ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III.

6. Bagi Lahan Praktek Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan. Bidan diharapkan dapat
mengaplikasikan metode Prenatal Yoga Atau Teknik Rebozzo Dalam
Mengurangi Ketidaknyaman Ibu Hamil Trimester III.
F. Sistematika penulisan
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Ruang lingkup
D. Menfaat penulisan
E. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Perkembangan Kehamilan Trimester III
a) Perkembangan Janin
b) Perubahaan Tubuh Ibu Hamil
c) Tanda-Tanda Persalinan
B. Perawatan Kehamilan Trimester III
a) Makanan dan gizi
b) Olaraga
c) Istrahat dan tidur
d) Perawatan Kehamilan resiko Tinggi
C. Persiapan Persalinan
a) Kelas Persalinan
b) Persiapan fisik dan Mental
c) Pemilihan dokter kandungan dan rumah Sakit bersalin
D. Persalinan
a) Tahap Persalinan
b) Jenis persalinan
c) Tindakan Medis dalam Persalinan
d) Perawatan Setelah Persalinan
E. Menjaga kesehatan Pasca persalinan
a) Perawatan Luka Jahitan
b) Kegiatan Seksual
c) Perawatan bayi baru lahir
d) Menjaga Kesehatan Mental
F. Tanya Jawab Seputar kehamilan Trimester 3
a) Pertanyaan Umum Seputar Kehamilan Trimester 3
b) Pertanyaan Seputar Persalinan dan Pasca Persalinan
BAB III Tinjauan Kasus
A. Asuhan Kebidanan yang dilakukan selama kehamilan Trimiester III
B. Sistem penulisana kasus di awal pengkajian memalai 7 langkah varney,
untuk evaluasi memakai sistem pendokumentasian kebidanan secara utuh
dan catatan perkembangan dalam bentuk lampiran
BAB IV PEMBAHASAN
A. Membahas tentang asuhan yang telah dilakukan berdasarkan standar
asuhan serta teori yang mendukung
B. Tulis semua pembahasan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah
Varney’s, dan pendokumentasian kebidanan disesuaikan dengan teori yang
ada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Resume dari teori serta asuhan
B. Saran bagi pihak pmb, klinik, puskesmas, mahasiswa dan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Perkembangan Kehamilan trimester III


a) Perkembangan Janin
Janin Usia 28 Minggu
Saat ini disebut permulaan trimester ke-3, dimana terdapat
perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf mengendalikan gerakan dan
fungsi tubuh, mata sudah membuka,Janin dapat bernafas, menelan, dan
mengatur suhu . Surfaktan terbentuk dalam paru-paru. Mata mulai
membuka dan menutup,berat janin 1000 gram, dapat hidup bila lahir,
suara tangis ada panjang janin 35 cm, tahap penyempurnaan janin .Kulit
berwarna merah ditutupi verniks kaseosa, jika lahir dapat bernapas,
menangis pelan dan lemah, bayi imatur (Mochtar, 2018).
Janin Usia 32 Minggu
Bila bayi dilahirkan ada kemungkinan untuk hidup (50- 70%),
tulang telah terbentuk sempurna, gerakan napas telah regular, suhu relatif
stabil .Simpanan lemak cokelat berkembang dibawah kulit untuk persiapan
pemisahan bayi setelah lahir. Mulai menyimpan zat besi, kalsium dan
fostor Berat janin 1700 gram, kulit merah, gerak aktif .Panjang janin 40-43
cm, kulit merah keriput, jika lahir tampak seperti orang tua kecil (Mochtar,
2015).
Janin Usia 36 Minggu
Berat janin 1500-2500 gram, lanugo mulai berkurang, janin akan
dapat hidup tanpa kesulitan Seluruh uterus terisi bayi, sehingga ia tidak
dapat lagi bergerak dan memutar banyak. Antibodi ibu ditransfer ke janin,
yang akan memberikan kekebalan selama 6 bulan pertama sampai sistem
kekebalan bayi bekerja sendiri Kulit penuh lemak, alat sudah sempurna
Muka berseri tidak keriput.(Mochtar, 2015).
Janin Usia 40 Minggu
Janin akan meliputi seluruh uterus, air ketuban mulai berkurang
tetapi masih dalam batas normal .Berat janin 3000 gram, kepala janin
masuk pintu atas panggul, kepala lanugo baik, kuku panjang, testis telah
turun .Panjang janin 50-55 cm, bayi cukup bulan, kulit berambut dengan
baik, kulit kepala tumbuh baik, pusat penulangan pada tibia proksimal
Bayi cukup bulan, kulit licin,verniks kaseosa banyak, rambut kepala
tumbuh baik, organ-organ baik, pada pria testis sudah berada dalam
skrotum, pada wanita labia mayora berkembang baik, tulang-tulang kepala
menulang (Mochtar, 2015).
b) Perubahan tubuh Ibu Hamil
 Sistem Respirasi
Kehamilan mepengaruhi sistem pernapasan pada volume paru-
paru dan ventilasi. Perubahan fisiologi sistem pernapasan selama
kehamilan diperlukan untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan
kebutuhan oksigen bagi tubuh dan janin. Perubahan tersebut terjadi
karena pengaruh hormonal dan biokimia Relaksasi otot dan kartilago
toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih
naik sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2 cm.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan volume
tidal meningkat sampai 40% (Yuliani, 2021).
 Sistem Endokrin
Trimester III hormon oksitosin mulai meningkat sehingga
menyebabkan ibu mengalami kontraksi. Oksitosin merupakan salah
satu hormon yang sangat diperlukan dalam persalinan dan dapat
merangsang kontraksi uterus ibu. Selain hormon oksitosin ada hormon
prolaktin juga meningkat 10 kali lipat saat kehamilan aterm.
 Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan, karena akibat pembesaran uterus ke posisi depan, lordosis
menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah tungkai. Hal ini
menyebabkan tidak nyaman pada bagian punggung terutama pada
akhir kehamilan sehingga perlu posisi relaksasi miring kiri
 Sistem Perkemihan
Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan ureter
membesar, tonus otot saluran kemih menurun. Kencing lebih sering
(poliuria), laju filtrasi glomerulus meningkat sampai 69 %. Dinding
saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran uterus yang terjadi
pada trimester III, menyebabkan hidroureter dan mungkin
hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam
darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal (Tyastuti dan
Wahyuningsih, 2016).
 Sistem Kardiovaskuler
Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 % dengan
puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac
output) yang meningkat sebanyak kurang lebih 30%. Nadi dan
tekanan darah. Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama
selama trimester kedua dan naik lagi seperti pada pra hamil. Tekanan
vena dalam batas-batas normal. Pada ekstremitas atas dan bawah
cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik,
nilai rata ratanya 84 kali permenit (Rustikayanti, 2016)
 Uterus
Perubahan uterus mulai menekan ke arah tulang belakang, menekan
vena kava dan aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir
kehamilan sering terjadi kontraksi uterus yang disebut his palsu
(braxton hicks). Istmus uteri menjadi bagian korpus dan berkembang
menjadi segmen bawah rahim yang lebih lebar dan tipis, servik
menjadi lunak sekali dan lebih mudah dimasuki dengan satu jari pada
akhir kehamilan. Uterus yang semula hanya berukuran sebesar jempol
atau seberat 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia,
sehingga menjadi seberat 1000 gram di akhir masa kehamilan. Otot
dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi sehingga dapat
menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran janin
karena pertumbuhan janin (Tyastuti dan Wahyuningsih, 2016).
 Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu
estrogen, progesteron, dan somatotropin. Kedua payudara akan
bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih
terlihat, puting payudara akan membesar, berwarna kehitaman, dan
tegak.
 Kenaikan Berat Badan
Peningkatan berat badan pada trimester III merupakan petunjuk
penting
tentang perkembangan janin. Keperluan penambahan berat badan
semua ibu hamil tidak sama tetapi harus melihat dari BMI atau IMT
sebelum hamil. IMT merupakan proporsi standar berat badan (BB)
terhadap tinggi badan (TB). IMT perlu diketahui untuk menilai status
gizi catin dalam kaitannya dengan persiapan kehamilan. Jika
perempuan atau catin mempunyai status gizi kurang ingin hamil,
sebaiknya menunda kehamilan, untuk dilakukan intervensi perbaikan
gizi sampai status gizinya baik. Ibu hamil dengan kekurangan gizi
memiliki risiko yang dapat membahayakan ibu dan janin, antara lain
anemia pada ibu dan janin, risiko perdarahan saat melahirkan, BBLR,
mudah terkena penyakit infeksi, risiko keguguran, bayi lahir mati,
serta cacat bawaan pada janin (Kemenkes RI, 2021)
c) Tanda- Tanda Persalinan
 Terjadinya his persalinan
His adalah kontraksi Rahim yang dapat diraba meningkatkan kontraksi
Rahim yang dapat menyebabkan nyeri pada perut serta terdapat
pembukaan serviks. His efektif mempunyai sifat adanya dominan
kontraksi uterus pada fundus uteri. Kontraksi yang maksimal yaitu
frekuensi his nya sering berkisar 40-60 detik, pengaruh his
menimbulkan desakan didaerah uterus hingga terjadi penurunan
penebalan pada dinding korpus uterus (Sulfianti, 2020).
 Keluar lendir campur darah
Lendir ini berasal dari pembukaan kanalis servikalis. Sedangkan
penegluranya darahnya di sebabkan oleh robeknya pembuluh darah
waktu seviks membuka (Sulfianti, 2020).
 Ketuban pecah
Pengeluaran air ketuban akibat pecah selaput ketuban menjelang
persalinan. Maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24
jam. Namun apabila persalinan tidak tercapai, maka persalinan diakhiri
dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum atau section
caesare (Sulfianti, 2020).

B. Perawatan Kehamilan Trimester III


a) Makanan Dan Gizi
Kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil perhari 2.500 kalori. Trimester III
ini asupan makan pada ibu sangat baik tetapi ibu di hindari makan yang
terlalu berlebihan yang mengandung karbohidrat. Ibu harus meningkatkan
makanan yang mengandung protein, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Kebutuhan untuk minum minimal 8 gelas per hari (Dartiwen. Dkk 2019).
Protein 85 gram/hari, dapat diperoleh dari kacang-kacangan, ikan, ayam,
dan keju yang sangat penting untuk mencegah kelahiran premature, dan
mencegah anemia ibu; kalsium 1,5 kg/hari, dapat diperoleh dari keju, susu
dan yogurt yang digunakan untuk pertumbuhan janin; zat besi 60 mg/hari;
asam folat 400 micro gram/hari dan air 1500-2000 ml/hari
(Asrinah,dkk,2013). Kecukupan gizi ibu hamil dapat dilihat dari
peningkatan berat badan ibu. Kenaikan berat badan rata-rata adalah 6,5-16
kg (10-12 kg). Peningkatan berat badan yang direkomemdasikan yaitu
antara 1-2 kg selama trimester 1 dan 0, minggu pada trimester berikutnya
(Saifuddin, 2016).
b) Olaraga
Manfaat senam hamil menurut Kemenkes RI, (2019) yaitu memperkuat
otototot untuk menyangga tubuh dan memperbaiki postur tubuh sehingga
mengurangi keluhan nyeri pinggang. Kondisi yang tidak memungkinkan
ibu hamil melakukan senam hamil yaitu ketuban pecah sebelum waktunya,
perdarahan, kehamilan kembar, anemia berat, tekanan darah tinggi selama
kehamilan, penyakit jantung.
c) Istrahat Dan Tidur
Ibu hamil dianjurkan tidur malam sedikitnya 6-7 jam dan siang hari
setidaknya 1-2 jam. Pada kehamilan trimester III seiring dengan
bertambahnya ukuran janin, terkadang ibu kesulitan untuk menentukan
posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang
dianjurkan pada ibu hamil yaitu miring kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan
sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, perut bawah sebelah kiri
diganjal dengan bantal untuk mengurangi rasa nyeri pada perut
(Sulistyawati, 2019).
d) Perawatan Kehamilan Resiko Tinggi
Pencegahan terjadinya kehamilan risiko tinggi menurut Widatiningsih dan
Dewi (2017) dapat dijabarkan sebagai berikut:
Penyuluhan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) untuk kehamilan dan
persalinan aman tentang : Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat
persalinan dapat dilakukan di rumah maupun di polindes, tetapi penolong
persalinan harus bidan, dukun membantu perawatan nifas bagi ibu dan
bayinya. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), memberi penyuluhan agar
pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas, dipolindes atau
puskesmas (PKM), atau langsung dirujuk ke rumah sakit, misalnya pada
letak lintang dan ibu hamil pertama (primi) dengan tinggi badan rendah.
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan dirujuk untuk
melahirkan di rumah sakit dengan alat lengkap dan di bawah pengawasan
dokter spesialis.

C. Persiapan Persalinan
a) Kelas Persalinan
Kelas antenatal merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dengan bentuk tatap muka dalam kelompok
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan, pencegahan
komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik/senam hamil.
Kegiatan dalam kelas antenatal adalah pembahasan materi buku kesehatan
ibu dan anak (KIA) yang diikuti dengan diskusi dan tukar pengalaman
antara ibu hamil/suami/keluarga dan petugas kesehatan (Kemenkes RI,
2020).
b) Persiapan fisik dan Mental
Kesiapan fisik berkaitan dengan masalah kondisi kesehatan ibu, dimana
ibu perlu menyiapkan kondisi fisik sebelum hamil. Ibu memahami berupa
adanya perubahan fisiologi sebelum terjadi persalinan kira-kira 2 minggu,
dimana ibu akan lebih mudah bernafas karena fundus uteri agak menurun
berhubung kepala janin mulai masuk ke dalam pintu atas pinggul (PAP),
Ibu akan sering buang air kecil (BAK) karena turunnya kepala janin ke
dalam PAP yang menekan vesika urinaria serta ibu merasakan adanya
gambaran his palsu yaitu kadang-kadang perut mengejang(Joyce Y.
Johnson, 2014).Kesiapan fisik lain yang perlu diperhatikan adalah dengan
melakukan olahraga misalnya senam hamil, karena seorang ibu hamil
memerlukan fisik yang fit untuk melahirkan. Kondisi fit ini ada
hubungannya juga dengan ada atau tidaknya penyakit berat yang diidap
oleh calon ibu. Jika ditemukan riwayat darah tinggi atau asma berat,
misalnya, berarti tidak bisa dilakukan persalinan normal.
c) Pemilihan Dokter Kandungan dan rumah sakit Bersalin
Menurut Purwoastuti (2015) pemilihan penolong persalinan merupakan
suatu penetapan keputusan memilih penolong persalinan terhadap
persalinan ibu yang melahirkan. Salah satu faktor yang paling
mempengaruhi dalam persalinan adalah memilih tenaga penolong
persalinan dalam membantu proses persalinan. Tenaga penolong
persalinan adalah orang yang biasa memeriksa kehamilan atau
memberikan pertolongan selama persalinan dan masa nifas.

D. Persalinan
a) Tahap Persalinan
1) Kala 1
Dimulai sejak adanya his yang teratur dan meningkat dan yang
menyebabkan pembukaan, sampai serviks membuka lengkap 10 cm.
kala 1 terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif (Sulfianti, dkk,
2020).
 Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan pembukaan
sampai bukaan 3 cm, pada umumnya berlangsung 8 jam.
 Fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu:
Fase akselerasi yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi
4 cm.
fase dilatasi maksimal yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan serviks
berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
fase deselerasi yaitu pembukaan serviks menjadi lambat, dalam
2) kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi
dan 1 jam ada multi Tanda dan gejala kala II. Tanda-tanda bahwa kala
II persalinan sudah dekat adalah Ibu ingin meneran, Perineum
menonjol, Vulva vagina dan sphincter anus membuka, Jumlah
pengeluaran air ketuban meningkat, His lebih kuat dan lebih cepat 2-3
menit sekali, Pembukaan lengkap (10 cm ). waktu 2 jam dari
pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.
3) Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban Berlangsung tidak lebih dari 30
menit. Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian
oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan. Tanda-
tanda pelepasan plasenta yaitu Perubahan ukuran dan bentuk uterus,
uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta
sudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim, Tali pusat memanjang,
Semburan darah tiba tiba.
4) Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setela itu Masa
1
jam setelah plasenta lahir Pemantauan 15 menit pada jam pertama
setelah kelahiran plasenta 30 menit pada jam kedua setelah persalinan,
jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering . Observasi atau
pemantauan yang dilakukan yaitu dengan mengecek Tingkat kesadaran
ibu, melakuakan Pemeriksaan tanda-tanda vital, Kontraksi uterus,
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-
500cc (Kurniarum, 2020)
b) Jenis Persalinan
 Persalinan spontan
Persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. Persalinan
melalui jalan lahir ibu tersebut. . (JNPKKR, 2017).
 Persalinan buatan
Persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forsep
atau dilakukan operasi sectio caesaria . (JNPKKR, 2017).
 Persalinan anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau
prostaglandin. (JNPKKR, 2017).
c) Tindakan Medis Dalam Persalinan
PMK Nomor 290/MenKes/Per/III/2020 menyatakan bahwa persetujuan
tindakan medis (informed consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh
pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap
mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan
terhadap pasien.
d) Perawatan Setelah Persalinan
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan pada ibu untuk
menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali
sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana
ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum
dengan baik dengan menggunakan antiseptic dan selalu ingat bahwa
membersihkan perineum dari arah depan kebelakang. Jaga kebersihan diri
secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan
maupun kulit. (Walyani dkk, 2015).

E. Menjaga Kesehatan Pasca Persalinan


a) Perawatan Luka Jahitan
Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu
yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya
organ genetic seperti pada waktu sebelum hamil (Nugroho, 2020).
b) Kegiatan Seksual
Aktivitas seksual dapat dimulai kembali setelah perdarahan berhenti atau
ketika lokia sudah berhenti (Thamrin, 2020). Pendapat lain mengatakan
bila luka jahitan telah sembuh, atau setelah empat sampai enam minggu
setelah bersalin (Walsh, 2008). Enam minggu adalah waktu dimana rahim
telah kembali pada ukuran sebelum hamil. Pengecilan rahim adalah
perubahan fisik utama pasca persalinan yang terakhir. Namun, seorang
wanita sebenarnya tidak perlu menunggu hingga rahimnya kembali ke
ukuran semula, sebelum ia mulai melakukan senggama. Selama enam
minggu sampai enam bulan pertama, vagina tidak cukup dilumasi karena
kadar steroid rendah untuk menahan respon vasokontriksi saat senggama.
Reaksi fisiologis anda terhadap rangsangan seksual selama tiga bulan
pertama setelah melahirkan ditandai dengan penurunan intensitas dengan
kecepatan respon. Vasokongesti pada labia mayora dan minora tertahan
sampai fase stabil (plateau). Dinding vagina tipis dan berwarna merah
muda, suatu keadaan yang menyerupai vaginitis senilis. Keadaan ini
disebabkan oleh jumlah hormon yang rendah pada periode involusi.
Akhirnya, ukuran dan kekuatan kontraksi orgasmik menurun (Bobak,
2019).

c) Perawatan Bayi Baru Lahir


Bayi adalah anak berusia 0-12 bulan. Perawatan bayi adalah suatu tidakan
merawat dan memelihara kesehatan bayi dalam bidang preventif dan
kuratif. Pengertian dasar mengenai perawatan bayi sehari-hari secara
menyeluruh, sangat penting bagi ibu dalam merawat bayi. Perawatan bayi
baru lahir sangat penting dilakukan setelah bayi lahir dan sangat
bermanfaat baik untuk ibu maupun bayi seperti cepatnya pemulihan organ
tubuh ibu yang mengalami perubahan pada saat kehamilan serta terbinanya
hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi (Pricilia, 2013).
d) Menjaga Kesehatan Mental
Depresi pascapersalinan (postpartum depression) adalah jenis depresi yang
terjadi setelah melahirkan. Gejala yang dirasakan sering kali mirip dengan
baby blues, tetapi keduanya merupakan hal yang berbeda. Depresi setelah
melahirkan maupun baby blues dapat muncul pada minggu-minggu awal

setelah melahirkan.

F. Tanya Jawab Seputar Kehamilan trimester III


a) Pertanyaan umum Seputar Kehamilan Trimester III
 Bolehkah Trimester Ketiga Kehamilan Tidur Telentang?
 Bagaimana Jika Janin Berhenti Bergerak?
 Bagaimana Jika Cairan Ketuban Sangat Sedikit? 
 Bagaimana Cara Mengatasi ketidaknyaman Trimester III
BAB III
TINJAUAN KASUS
Manajemen kebidanan pada ibu hamil Asuhan kebidanan pada ibu hamil
kunjungan pertama tanggal 06 Maret 20223 pukul 14.00 WIB. Di Pmb
Sumartini Bungursari Purwakarta
I. Pengkajian Data
Data subjektif Ny.T usia 22 Tahun, Kebangsaan Indonesia, Agama Islam,
Pendidikan SMA (lulus), Pekerjaan Ibu sebagai ibu rumah tangga dengan
Alamat ciwangi, dengan suami Tn. D Usia 24 Tahun, Kebangsaan Indonesia,
Agama Islam, Pendidikan SMA (lulus), Pekerjaan karyawan Swasta
pendapatan : Rp. 3.500.000/ bulan dengan Alamat ciwangi Rt05 Rw 10.
Pada tanggal 06 Maret 2023 Pukul 14.00 WIB di lakukan anamnesa oleh bidan
dan mahasiswi, ibu mengaku ini kehamilan yang pertama, belum pernah
melahirkan dan belum pernah keguguran. Ibu berkunjung untuk memeriksakan
kehamilannya.Ibu mengatakan keluhannya terasa Nyeri pada perut bagian
bawah Ibu mengatakan Tidak memiliki Riwayat Penyakit yang menyertai
kehamilan. Seperti Asma, Hipertensi, Jantung, TBC, Diabetes dan lain-lain.Ibu
mengaku menarche pada umur 14 Tahun, siklus 28 hari, banyaknya 2-3 x ganti
pembalut, tidak pernah disminorhea dan teratur, warna merah segar dan encer,
lamanya 6-7 hari, HPHT 09 – 06 – 2022 dan TP 16 –03– 2023. Riwayat
perkawinan ibu baru menikah 1 x, syah, ibu menikah ketika umur 22 tahun
dengan suami umur 2 tahun. Ibu sudah menikah lamanya 1 tahun. Ibu
mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan dan tidak
pernah keguguran. Saat hamil trimester I ibu mengeluh merasa mual, dan tidak
ada perubahan pola makan dari mulai ngidam sampai sekarang.
Saat Hamil trimester II ibu Mengatakan keluhan yang dialami nyeri pinggang,
dan di Trimester III ibu mengatakan keluhan yang sering dialami yaitu Nyeri
Perut Bagian bawah, Ibu mengatakan sebelumnya belum pernag menggunkan
KB apapun.Ibu mengatakan Tidak mempunyai penyakit sistemik seperti Asma,
Jantung, Diabetes Militus, Hipertensi dan lain-lain saat ini. Ibu mengatakan
tidak pernah di operasi, tidak mempunyai riwayat kehamilan gemelli dan ibu
mengatkan tidak pernah dirawat sebelumnya. Ibu tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan dalam keluarga seperti Diabetes Militus, Asma, Hipertensi
dan lain-lain.Riwayat Kebiasaan Ibu tidak mempunyai riwayat kebiasaan
seperti merokok, minum jamu- jamuan dan alkohol. Riwayat kebiasaan ibu
Pola makan ibu tiga kali sehari dengan menu bervariasi seperti nasi, lauk pauk,
sayur dan buah kadang-kadang : makan pagi (nasi, sayur bayam, tempe
goreng), makan siang (nasi, tahu, sayur toge ), makan malam (nasi,ayam, tahu
goreng). Minum sehari-hari 6-8 gelas/hari sbanyak 280 cc/gelas. Pola
Eliminasi: BAK (5kali sehari), BAB (1 kali sehari). Aktifitas sehari-hari: Ibu
sebagai ibu rumah tangga seperti menyapu,masak, mengepel dan mencuci. Pola
istirahat dan tidur malam:7-8 jam tidur di malam hari, tidur siang: 1/2 jam.
Pola seksualitas : tidak ada keluhan saat melakukan hubungan.frekuensi 1x
seminggu.Riwayat Sosial Kehamilan ini adalah kehamilan yang diinginkan
dengan jenis kelamin laki-laki, ibu mengatakan tidak ada kepercayaan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinaan dan nifas yaitu mengadakan
syukuran. Susunan keluarga yang tinggal di rumah yang petama Tn. D umur 24
tahun status suami Ny. S umur 22 tahun status istri.
Data objektif : Pada saat pemeriksaan: keadaan umum baik, Tekanan darah
130/80 mmHg, Suhu 36,6oC, Berat Badan 96,3 kg, Berat Badan sebelum hamil
80 kg, kenaikan Berat Badan 16 kg, kesadaran composmentis, Nadi 86x/menit,
Respirasi 22x/menit, Tinggi Badan 150 cm, lila 24 cm.Pemeriksaan sistematis
kepala, rambut hitam, bersih, tidak rontok, tidak berketombe, muka simetris
tidak ada oedema mata conjungtiva tidak anemis sclera tidak ikterik palpebra
tidak oedema, hidung tidak ada sekret, serumen dan folip tidak ada pernapasan
cuping hidung, mulut tidak ada stomatitis dan tidak ada labiokizis, gigi bersih
tidak ada caries, telinga tidak ada serumen. Leher tidak ada pembengkakan
kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening, tidak ada tumor, tidak ada nyeri
tekan. Dada sismetris tidak ada retraksi dinding dada dan axila mamae simetris
dan membesar, kolostrum belum ada, areola hiperpigmentasi, puting susu
menonjol, tidak ada tumor, striae tidak ada, Axila tidak ada tumor dan tidak
ada benjolan dan nyeri. Jantung terdengar suara lup dup ,paru -paru tidak
terdengar suara wezing atau ronhki.ekstremitas atas tidak ada oedema
kekakuatan otot tidak ada varices tidak ada .Pemeriksaan abdomen secara
inspeksi membesar tidak ada bekas luka operasi, Leopold 1 TFU : teraba bulat
lunak,melentingbokong(29CM) Leopold 2 : KananTeraba bagian-Bagian
kecil Janin (ekstremitas), Kiri : teraba panjang Keras Sepertti Papan.
Leopolod III : Teraba Keras bulat melenting, Leopolod IV : Konvergen.
Penjaringan ¾ diatas simpisis, TBJ : 2635 DJJ + 155 Ekstremitas bawah
simetris, tidak ada varices, tidak ada oedema, reflek patella positif kanan / kiri.
Genitalia tidak varises dan tidak oedema, tidak ada pembesaran kelenjar
bartholini .Anus tidak ada haemoroid. Hasil Laboratorium : Hb : 13 gr %,
golongan darah : A, Urine : Protein (-) positif, Reduksi (-) negative
II. Analisa masalah / interprestasi data
Diagnose ibu : Ny.T GIPOA0 Usia Kehamilan 38 minggu
Diagnosa Janin: Janin Tunggal Hidup Intrauterine
Dasar ibu ibu mengatakan ini kehamilan pertama belum pernah hamil dan
belum pernah keguguran HPHT: 9-06-2022 dan TP: 16-3-2023. Adanya
pembesaran abdomel sesuai usia kehamilan .TFU : 29 cm
Dasar Janin : Janin tunggal Hidup Intrauterine
Masalah

Tidak Ada

Dasar

Tidak Ada

Kebutuhan
KIE

Dasar

Sakit Perut bagian Bawah Hal yang wajar karena ligament di bawah perut

menegang akibat menahan janin yang semakin membesar.

Antisipasi masalah/potensial masalah

Diagnosa : Tidak Ada masalah potensial


Dasar : Tidak ada masalah potensial
I. Tindakan segara ( bila ada)

Tidak ada
II. Perencanan Tindakan

1. Beritahu Ibu Hasil Pemeriksaan


2. Beritahu Fisiologis Persalinan Trimester III
3. Beritahu ibu tanda-tanda persalinan
4. Beritahu Ibu untuk tidak konsumsi makanan manis
5. Beritahu Ibu Cara Merawat bayi baru lahir
III. Pelaksanaan

1. Memberitahu IBu Hasil pemeriksaan


2. Memberitahu Ibu fisoologis Hasil pemeriksaan
3. Memberitahu ibu Tanda Tanda Persalinan
4. Memberitahu Ibu Untuk Konsumsi Makanan Manis Yang Bernutrisi
5. Memberitahu ibu cara merawat bayi baru lahir
IV. Evaluasi

1. Ibu Sudah Mengerti dan Mengetahu Hasil yang disampaikan


2. Ibu sudah mengetahui Fisiologis Kehamilan
3. Ibu sudah mengetahui Tentang Tanda-tanda Persalinan
4. Ibu sudah mengetahui Untuk Mengkonsumsi makanan Bergizi
5. Ibu sudah mengerti dan paham cara merawat bayi baru lahir
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini didasarkan ada atau tidaknya kesenjangan antara teori dan realita di
lapangan mengenai asuhan kebidanan secara komprehensif di Puskesmas
munjuljaya pada Tanggal 06 Maret – 28 Maret 2023. Dengan pemeriksaan
kehamilan salah satunya pada Ny.T. Dalam pembahasan ini penulis mengkaji
dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney yang terdiri dari
pengkajian data, interpretasi data, potensial masalah, tindakan segera,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

I. Pengkajian Data
Anamnesa dilakukan pada tanggal 06 maret 2023 pukul 14.00
WIB. Pada Ny.T usia 22 tahun ,Ny.T dating untuk melakukan
pemeriksaan kehamilannya dan ini merupakan kunjungan ke 6 dalam
trimester I, II, III,dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan dengan teori
pada 2016, WHO menyarankan minimal 8 kali kunjungan, yakni 1
kunjungan pada trimester pertama, 2 kunjungan pada trimester kedua,
dan 5 kunjungan pada trimester ketiga. Namun, WHO turut
menyebutkan bahwa setiap negara mungkin menyarankan jumlah
minimal ANC yang berbeda tergantung kondisi masing-masing.
Di Indonesia sendiri, pada masa pandemi ini, Kemenkes RI pada
2020 menyarankan minimal 6 kali kunjungan ANC pada kehamilan
normal. Dengan rincian, 2 kali di trimester 1, 1 kali di trimester 2, dan 3
kali di trimester 3.
Setelah dilakukan pengkajian data didapatkan keluhan Nyeri
Perut Bagian bawah yang dirasakan ibu pada usia kehamilan 38
minggu Ibu Hamil yang Memasuki trimester III akan mengalami
ketidaknyaman ,Ketidaknyaman ini disebabkan oleh pengaruh
hormon,yaitu Peningkatan Hormon estrogen dan progeseron yang
dihasilkan oleh korpus graviditas dan dilanjutkan sekresinya oleh
plasenta . Ny.T. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit yang menyertai
kehamilannya saat ini seperti TBC, Hipertensi, Asma, Jantung, Ginjal,
dan Diabetes Militus (DM) ataupun penyakit serius lainnya.
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif didapatkan
keluhan Nyeri Perut bagian bawah pada usia kehamilan 38 minggu
semapai sekarang.
Menurut Teori Ketidaknyamanan pada ibu hamil merupakan
hal yang fisiologis, tetapi apabila ketidaknyamanan dibiarkan akan
mempunyai dampak lanjutan baik secara fisik maupun psikologis
terhadap ibu maupun janin. Secara fisik ibu akan merasakan kesakitan
yang berlanjut dan akan berdampak pada pola aktivitas ibu karena
nyeri yang dirasakan pada perut bagian bawahnya, juga terganggunya
pola istirahat ibu karena kram yang selalu dirasakan ketika ibu tidur.
Secara Psikologis ibu juga akan merasa tidak nyaman dan
menganggap bahwa kehamilannya sangat berat dilalui sehingga ibu
merasa tidak nyaman akan kehamilannya. Sebagai bidan maka upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan konseling cara
mengatasi keluhan dan upaya pencegahan yaitu senam hamil dan
pemberian kalsium.
Setelah ditegakkannya diagnosa sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ny T hamil dengan ketidak nyamanan fisiologis yang biasa
terjadi pada trimester III yaitu Nyeri Perut Bagian Bawah. Maka tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek.
Riwayat menstruasi, Ibu mengatakan pertama kali pada usia 15
tahun, menstruasi dengan teratur tiap bulan dan setiap menstruasi
dengan siklus 28 hari, lamanya 6-7 hari, banyaknya 3 kali ganti
pembalut dalam satu hari, warnanya merah dan encer, tidak pernah
dismenorhoe. Ibu mengaku HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) pada
tanggal 9 Juni 2022 dan TP (Taksiran Persalinan) pada tanggal 16
Maret 2023. Hasil perhitungan TP di dapat dari rumus Neagle yaitu
dihitung dari tanggal haid terakhir, untuk hari ditambah 7, bulan di
tambah 9 atau dikurangi 3, dan tahun dikurangi 1 menurut literature
Rukiyah yang dikaji oleh Prawirohardjo (2010).

Riwayat pernikahan, ibu menikah satu kali, selama 1 tahun


dengan ibu usia 22 tahun dan suami usia 24 tahun.
Riwayat kehamilan lalu, Ibu mengatakan hamil anak pertama ,
tidak pernah keguguran.
Pada kehamilan ini ibu selalu minum tablet Fe 1x/ hari. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa kebutuhan zat besi pada ibu hamil
memerlukan tambahan untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah, janin dan plasenta. Pelayanan asuhan standar pada T ke-7
menurut Saifudin, 2010. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil
memerlukan tambahan untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah, janin dan plasenta yang mana tiap tablet mengandung
FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg, minimal
masing-masing 90 tablet. Maka tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktek.
Ibu mengatakan sudah melakukan imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
sebanyak sebanyak 3 kali TT1 dan TT2 dilakukan sebelum ibu
menikah.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil harus sedini mungkin.
Usia kehamilan 27 hingga 36 minggu merupakan jadwal suntik TT
untuk ibu hamil yang tepat. Imunisasi TT pada ibu hamil diberikan
sebanyak dua kali. Masing-masing pemberian imunisasi TT pada
ibu hamil memiliki jeda 4 minggu. Jadwal suntik TT untuk ibu
hamil ini merupakan jadwal yang direkomendasikan WHO.
Berikut adalah tabel informasi durasi proteksi imunisasi TT pada
ibu hamil menurut WHO.
TT1 Pada kontak pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 masa perlindungan 3 tahun
TT3 Minimum 6 bulan setelah TT2 masa perlindungan 5 tahun
TT4 Minimum 1 tahun setelah TT3masa perlindungan 10 tahun
TT5 Minimum 1 tahun setelah TT4 masa perlindungan 30 tahun
Sesuai dengan teori yang ada.
Pada saat pemeriksaan fisik yaitu didapatkan
hasil,pemeriksaan umum ;baik kesadaran Composmentis ,tekanan
darah 130/80 mmHg. Tekanan darah yang adekuat perlu untuk
mempertahankan fungsi plasenta. tetapi tekanan darah sistolik 140
mmHg dan diastolic 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat
mengindikasikan potensi hipertensi menurut literatur Saifudin,
(2012). Setelah melakukan pemeriksaan tekanan darah Ny.S
130/80 mmHg sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan
darah ibu normal dikarenakan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg
dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg yang mengindikasikan
bahwa ibu tidak mengalami hipertensi.
Pernafasan 22x/menit ,suhu 36.6 ˚c ,nadi 86x/menit,berat
badan 96,3 kg,berat badan sebelum hamil 80 kg,penambahan berat
badan setelah hamil 16 kg, tinggi badan 165cm. Kesadaran untuk
mengambil nafas sering me-ningkat pada awal kehamilan yang
mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu sering
mengesankan adanya kelainan paru atau jantung padahal
sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas selama
kehamilan kemungkinan di- induksi terutama oleh progesteron dan
sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat tersebut
mengakibatkan PCO₂ atau tekanan karbondioksida Berkurang.
Di Indonesia, berat badan ideal calon ibu pada saat mulai
kehamilan adalah 45-65 kg. Jika kurang dari 45 kg, sebaiknya berat
badan dinaikkan lebih dahulu hingga mencapai 45 kg sebelum
hamil. Sebaliknya, bila berat badan diturunkan samapai 65 kg
sebelum hamil.
Kenaikan Berat Badan sesuai Trimester Kehamilan
Trimester I (0-13 Minggu) Umumnya nafsu makan ibu berkurang,
sering timbul rasa mual dan ingin muntah. Pada kondisi ini, ibu
harus tetap berusaha untuk makan agar janin dapat tumbuh dengan
baik. Kenaikan normal antara 0,7-1,4 kg. Maka dapat disimpulkan
bahwa penambahan berat badan, tinggi badan ibu tidak ada
kesenjangan dengan teori.
Pada pemeriksaan sistematis bagian kepala: rambut hitam,
lurus, bersih, tidak rontok dan tidak berketombe. Muka: simetris,
tidak oedema dan tidak ada cloasma gravidarum, telinga tidak ada
serumen, mata: conjungtiva tidak anemis, scelera tidak ikterik,
palpebra tidak oedema,hidung tidak ada purulen dan folip, mulut
simetris, bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada
karies, tidak ada gigi tanggal. Leher tidak ada pembengkakan
kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening, tidak ada tumor, tidak
ada kaku kuduk, tidak ada nyeri tekan pada kelenjar tyroid maupun
kelenjar getah bening. Dada: mammae membesar, belum ada
pengeluaran ASI, simetris, putting susu menonjol, tidak ada
benjolan. Axila tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan. Pada
pemeriksaan ekstremitas bawah tidak ada oedema, tidak ada
pembengkakan, tidak ada varices, reflex patella kanan/ kiri positif.
Pada saat dilakukan pemeriksaan abdomen, pada saat
palpasi hasil pengukuran TFU 29 cm dengan usia kehamilan ibu
38 minggu.
Pemeriksaan laboratorium Hb 13 gr%, urine (-), dan urin
reduksi (-). Dianjurkan pada saat kehamilan diperiksa haemoglobin
untuk memeriksa darah, apakah ibu mengalami anemia atau tidak
dan Hb ibu dalam batas normal ditinjau dari literatur Manuaba,
2010, yang menyetakan bahwa Hb dikategorikan menjadi empat
yaitu Hb >10 gr % tidak anemia, Hb 9-10 gr % anemia ringan, Hb
7- 8,9 gr % anemia sedang, Hb < 7 gr % anemia berat. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
.(Saifudin,2010) adapun standar kadar kekeruhan protein urine
yaitu : a) (-) urine jernih, b) (+) ada kekeruhan, c) (++) kekeruhan
mudah dilihat dan ada endapan, d) (+++) urine lebih keruh dan
endapan yang lebih jelas dan e) (++++) urine sangat keruh dan
disertai endapan yang menggumpal.
II. Interprestasi data

Pada Langkah ini ,penulis membuat diagnose ibu G1P0A0


Hamil 38 minggu,diagnose disadari dengan data subjektif yaitu ibu
mengaku ini kehamilan pertama belum pernag melahirkan dan
belum pernah keguguran,adanya pembesaran bagian abdomen
sesuai dengan usia kehamilan.ibu mengatakan HPHT pada tanggal
9 Juni 2022
Dari HPHT tesebut maka taksiran persalinan Ny.T tanggal 16
Maret 2021. Diagnose janin hidup tunggal intrauterine.Diagnosa
didasari dengan data objektif yaitu TFU 29 Cm

III. Pembahasan Tentang Masalah Potensial


Pada tinjauan pustaka manajemen kebidanan adalah
mengidentifikasi adanya masalahpotensial, melakukan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamatiklien diharapakan dapat pula bersiap-siap bila
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi
berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah
diidentifikasi.Dalam merumuskan diagnosa atau masalah
potensial dengan manajemen asuhan kebidanan adalah
pengambilan keputusan untuk mempersiapkan segala sesuatu
yang mungkin terjadi dan membahayakan klien.

IV. Pembahasan Tentang Tindakan Segera / Kolaborasi

Pada langkah ini penulis tidak menuliskan kebutuhan


terhadap tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan
karena dalam pengkajian data subjektif dan objektif Ketidaknyaman
ini merupakan maslah fisiologis.
Dalam literatur Rukiyah, dkk (2014), tindakan segera atau
kolaborasi dilakukan untuk menetapkan kebutuhan terhadap
tindakan segera apabila pasien mengalami masalah potensial. Pada
tahap ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

V. Pembahasan Tentang Perencanaan Tindakan

Pada langkah ini penulis membuat rencana berdasarkan prioritas


masalah dan rencana tindakan harus sesuai dengan kebutuhan
klien. Pada perencanaan ANC sudah sesuai teori dalam literature
Rukiyah, dkk (2014). Perencanaan tindakan ANC disesuaikan
juga dengan kebutuhan ibu dan berikut yang di rencanakan oleh
penulis.
VI. Pembahasan Tentang Pelaksanaan

Langkah ke 6 ini merupakan rencana yang dilaksanakan


secara efisien dan aman, sesuai dengan teori varney dimana
perencanaan asuhan sama dengan perencanaan tindakan yang
telah di buat, dan sesuai dengan teori yang ada.
Memberikan penjelasan mengenai tindakan – tindakan
medis yang mungkin akan dilakukan untuk menunjang
kesejahteraan ibu dan janin
VII. PembahasanTentang Evaluasi

Langkah ke tujuh ini yaitu evaluasi yang dimaksudkan


adalah untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang dilakukan
pada Ny. S pada praktek ini setelah dilakukan implementasi
terhadap apa yang sudah dijelaskan. Sehingga dari data di atas
dapat dikatakan bahwa asuhan kebidanan yang dilakukan
berjalan efektif dan lancar. Dan dalam evaluasi ini ibu sudah
mengerti tentang penjelasan hasil pemeriksaan yang telah
diberikan bidan. Ibu juga dapat menjelaskan kembali tentang
informasi yang telah disampaikan mengenai kondisi ibu dan
janin, penjelasan Dan ibu bersedia melaksanakan semua yang
dianjurkan oleh bidan.Dalam literatur syahputri R dkk.(2019).
Evaluasi merupakan proses keperawatan dengan siklus yang
berkelanjutan. Menunjukan apabila terjadinya masalah yang
harus dikaji ulang, melakukan intervensi dan implementasi
kembali hingga tujuan asuhan tercapai. Evaluasi memiliki
peranan penting untuk mengetahui respon pasien terhadap
tindakan asuhan yang diberikan. Disini tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan praktek dilapangan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan Asuhan kebidanan komprehensif pada


Ny. S Pmb Sumartini Bungursari Kabupaten Purwakarta pada
Tanggal 07 Maret – 28 Maret 2023 dapat disimpulkan:
Pengkajian data subjektif dan objektif secara komprehensif
pada Ny. S dalam melaksanakan asuhan kebidanan: Pada masa
kehamilan menggunakan pemberian pelayanan standar 10T, tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan peraktik. Diperoleh data pada
kunjungan kehamilan pertama saat dilakukan pemeriksaan ibu
mengeluh nyeri perut bagian bawah, yang dialami ibu merupakan
hal fisiologis yang terjadi selama kehamilan. Saat dilakukan
pemeriksaan Abdomen dalam pengukuran TFU 29 CM sehingga
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

B. Saran
1. Institusi kesehatan

Dengan adannya asuhan komprehensif ini, dapat dijadikan


sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan
terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara
study kasus. Dan untuk tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu
yang dimiliki serta ikut dalam membimbing kepada mahasiswa
tentang cara memberikan asuhan maternal dan neonatal yang
berkualitas sesuai tugas dan tanggung jawab praktik profesi bidan
dalam memberikan pelayanan secara komprehensif untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dimasyarakat.
2. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Pelayanan Kebidanan


serta referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan
Asuhan Kebidanan secara study kasus pada ibu hamil, bersalin, dan
nifas.
Dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam
proses perkuliahan serta mampu memberikan asuhan kebidanan
secara berkesinambungan yang bermutu dan berkualitas di mulai
dari asuhan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Juga
dapat mengevaluasi tingkat keterampilan dan kompetensi mahasiswi
di masyarakat.
3. Pasien

Pasien mendapatkan asuhan kebidanan study kasus yang


sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Ambar, Hafifah Fikriyah dkk., 2021. Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny.
S Gestasi 43 Minggu 1 Hari dengan Serotinus. Window of Midwiferry journal
Vol.
2 No. 2: 118-128

Anita, Wan. 2021. Terapi Komplementer dengan Massage dalam Nyeri Persalinan:
Systematic Review. Jurnal Kesehatan Maharatu. Vol 2 No 2

Sutanto AV, Fitriana Y. Asuhan Pada Kehamilan.pdf. Yogyakarta: Pustaka Baru Press;
2018.
p. 1–333.

Kurniati., Devi Purnamasari. 2019. Nyeri Punggung Bawah pada Ibu Hamil Trimester II
dan III. Midwifery Journal of Galuh University Volume I Nomor I

Syaiful Y, Fatmawati L. Asuhan Keperawatan Kehamilan. Daz B, Rahmawati FA, editors.


Surabaya: CV. Jakad Publishing Surabaya; 2019. 15 p.
Hani U, Kusbandiyah J, Marjati, Rita Y. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.
Jakarta: Salemba Medika; 2014. 144 p.

Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 2010. 670 p.

Yuliarti, Hestiyana N, Wardhina F. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang


Ketidaknyamanan pada Trimester III di Wilayah Kerja Puakesmas Pekauman
Banjarmasin. TjyybjbAcCn [Internet]. 2019;3(2):58– 66.

Walyani E.S, 2015a. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan, Yogyakarta.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai