Disusun Oleh
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita penjatkan ke khadirat Allah yang maha kuasa atas
rahmatnya sehinggga penulis dapat menyelesaikan Tugas proposal ini dengan
judul “ HUBUNGAN INSIASI MENYUSUI DINI TERHADAP INVOLUSI
UTERI PADA IBU POST PARTUM DI BPM MEYRISKA WR A.MD.KEB
TAHUN 2019”. Penulisan proposal ini salah satu syarat untuk menyelesaikan
salah satu tugas mata kulia. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang
mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami
selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis
ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.
Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki proposal kami di masa datang. Dengan
menyelesaikan Proposal ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari karya ini.. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih
terjamin dan tidak ada lagi muncul Angka Kematian Ibu di Indonesia bahkan
dunia untuk lebih menurun.
Penulis
2
1
BAB I
PENDAHULUAN
Insiasi menyusui dini (IMD) adalah proses bayi menyusui segera setelah
dilahirkan selama 1 jam. Protocol evidenbased yang baru telah diperbaharui
oleh WHO dan UNICEF tentng asuahan bayi baru lahir satu jam pertama
salah satu dari pernyataanya, yaitu bayi harus mandapatkan kontak kulit
dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam (Ambarwati
dan Walandari, 2008). Pendekatan Inisiasi menyusui Dini (IMD) yang
sekarang dianjurkan adalah dengan metode breast crawl di mana segerrah
setelah bayi lahir ia diletakkan di perut ibu dan dibiarkan merangkak untuk
1
2
2
3
3
4
tidak baik (Depkes RI, 2014). Data SDKI tahun 2007 menunjukkan bahwa
lebih dari empat pada setiap sepuluh anak atau (44%), disusui dalam satu jam
pertama setelah kelahiran, dan lebih dari enam pada setiap sepuluh anak
(62%) disusui dalam satu hari setelah kelahiran. Penundaan IMD merupakan
faktor resiko yang dapat meningkatkan kematian neonatus sebesar 2,4 %.
Memulai menyusu dini akan mengurangi 22% kamatian bayi berusia 28 hari
kebawah, meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan lamanya
bayi disusui, merangsang produksi ASI, memperkuat refleks menghisap bayi,
karena refleks menghisap bayi paling kuat dalam beberapa jam setelah
melahirkan (Depkes RI, 2014). Menurut Profil Kesehatan kota bogor Dan
studi pendahuluan di PPM terdapat 79 puskesmas di Bogor dan terdapat BPM
Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb di wilayah cakupan Bogor . Hasil penelitian
ini pada tahun 2019 yang berjudul Hubungan antara Menyusui Dini dengan
Involusi . Dapat disimpulkan bahwa semakin sering ibu menyusui, semakin
cepat uterus berinvolusi, oleh karena itu diharapkan pada ibu nifas untuk
lebih sering menyusui bayinya karena banyak sekali manfaatnya antara lain
untuk merangsang produksi air susu ibu dan yang penting adalah
mempercepat proses involusi uterus.
Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa inisiasi menyusu
dini (IMD) sangat penting karena pengaruh hisapan bayi pada payudara Ibu
dapat mengakibatkan pengeluaran hormon oksitosin yang dapat mengurangi
kejadian perdarahan setelah nifas dan membantu percepat pemulihan rahim
Ibu. Dari kesimpulan di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul ” Hubungan IMD pada proses Involusi uteri”
menyusui dini sehingga dapat mempercepat kembalinya posisi fundus uterus
ke posisi normal dan menghentikan perdarahan serta dapat memberikan imun
kepada bayi melalui ASI ekslusif. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang Hubungan IMD terhadap proses
Involusi uteri di BPM Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb pada tahun 2019.
Akan dilakukan penelitian tentang Hubungan IMD terhadap proses involusi
uteri pada ibu nifas di BPM Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb untuk
4
5
mengetahui Hubungan IMD terhadap proses involusi uteri pada ibu nifas di
BPM Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb.
IMD pada proses Involusi uteri, khususnya mereka yang meiliki Bayi juag
ibu post partum di BPM Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb . Dalam upaya
melakukan IMD sangat penting bagi semua ibu-ibu post pasrtum tanpa
terkecuali. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Hubungan IMD
terhadap proses involusi uteri pada ibu post partum di BPM Bidan Meyriska,
Wr, Amd. Keb.
Bagaimana Hubungan IMD terhadap proses involusi uteri pada ibu post
partum di BPM Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb ?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
5
6
6
7
BAB II
LANDASAN TEORI
7
8
8
9
a. Senam nifas
Merupakan senam yang dilakukan pada ibu yang
sedang menjalani masa nifas. Tujuan senam :
mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah
melahirkan, mencegah komplikasi yang mungkin terjadi
selama masa nifas, memperkuat otot perut, otot dasar
panggul, dan mem memperlancar sirkulasi pembuluh
darah, membantu memperlancar terjadinya proses
involusi uteri.
b. Mobilisasi dini ibu post partum
Merupakan suatu gerakan yang dilakukan bertujuan
untuk merubah posisi semula ibu dari berbaring, miring-
miring, duduk sampai berdiri sendiri setelah beberapa
jam melahirkan. Tujuan mem perlancar pengeluaran
lochea (sisa darah nifas), mempercepat involusi,
melancarkan fungsi organ gastrointestinal dan organ
perkemihan, memperlancar peredaran sirkulasi darah .
c. Menyusui dini
Menyusui dini merupakan salah satu faktor
pendukung terjadinya Proses involusi uteri karena
dengan memberikan Air Susu Ibu kepada bayi segera
setelah melahirkan sampai satu jam pertama,
memberikan efek kontraksi pada otot polos uterus .
d. Gizi
Merupakan proses organisme dengan menggunakan
9
10
10
11
Tinggi
Involusi Diameter Palpasi Cervik
Fundus
Uteri Uterus Uterus
Berat Uteri
Plasenta Setinggi 12,5 cm Lembut/lunak
Lahir Pusat / 1000
gr
7 Hari Pertengahan 7,5 cm 2 cm
antara pusat
dan
symphisis /
500 gr
14 Hari Tidak 5 cm 1 cm
Teraba / 350
gr
6 Minggu Normal / 60 2,5 cm Menyempit
gr
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
karena bau dan rasa cairan ketuban ini sama dengan bau yang
dikeluarkan payudara ibu yang akan menuntun bayi untuk
menemukan puting (Siswosuharjo dan Chakrawati, 2010).
Menurut pokok-pokok Peraturan Pemerintah No.33 Tahun
2012 tentang pemberian ASI eksklusif IMD adalah suatu proses
dimana bayi begitu dilahirkan dari rahim ibu, tanpa dimandikan
terlebih dahulu segera diletakkan pada perut dan dada ibu dengan
kulit bayi melekat atau bersentuhan langsung pada kulit ibu.
Proses ini dilakukan sekurangnya selama 1 jam dan /atau sampai
dengan bayi berhasil meraih puting ibu untuk menyusu langsung
sesuai kebutuhannya atau lamanya menyusu saat IMD ditentukan
oleh bayi. IMD dapat dilakukan dalam semua jenis kelahiran
normal maupun dengan bantuan vakum atau operasi.
17
18
18
19
19
20
20
21
proses menyusui.
21
22
BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN KERANGKA
ANALISIS
22
23
X1 Y
Gambar 3.3 Kerangka Analisis
Keterangan:
X1= Variabel Inisiasi Menyusui Dini
Y = Variabel
23
24
24
25
26
26
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
27
Sampel dapat diistilahkan sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sampel penelitian ialah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil
dengan memakai teknik tertentu.
4.3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling ialah teknik pengambilan sampel. Untuk menetapkan
sampel yang akan dipakai dalam penelitian, terdapat bermacam-macam teknik
sampling yang bisa digunakan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.
4.3.3 Cara Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini yakni menggunakan
kuesioner. Sebelum membagikan kuesioner, peneliti terlebih dahulu menjelaskan
tata cara pengisian kuesioner kepada responden. Peneliti menunggu responden
selesai mengisi pertanyaan yang diberikan.
4.3.4 Syarat Sampel atau Syarat Informasi
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi yaitu kriteria atau ciri-ciri yang mesti dipenuhi oleh
setiap anggota populasi sehingga bisa diambil sebagai sampel dalam sebuah
penelitian.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Ibu post partum yang melakukan IMD di BPM Meyriska Wr,
A.Md.Keb
2) Ibu post partum yang melakukan IMD di BPM Meyriska Wr,
A.Md.Keb yang bersedia menjadi responden.
3) Ibu post partum yang melakukan IMD di BPM Meyriska Wr,
A.Md.Keb yang dapat menulis, berbicara dan berkomunikasi dengan
baik.
2. Kriteria Non Inklusi
Kriteria non inklusi yaitu kriteria yang tidak termasuk dalam
penelitian atau responden yang tidak memiliki ciri-ciri atau kriteria yang
terdapat didalam kriteria inklusi sehingga responden tersebut tidak dapat
dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Kriteria non inklusi dalam
penelitian ini adalah Ibu post partum yang melakukan IMD di BPM
Meyriska Wr, A.Md.Keb yang tidak berada di wilayah kerja BPM Meyriska
Wr, A.Md.Keb .
3. Kriteria Eksklusi
Kriteria ekslusi yaitu merupakan bagian dari kriteria inklusi namun
dikeluarkan karena faktor tertentu.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Ibu post partum yang melakukan IMD di BPM Meyriska Wr,
A.Md.Keb yang memiliki gangguan atau kesulitan menulis, membaca
dan berkomunikasi.
2) Ibu post partum yang melakukan IMD di BPM Meyriska Wr,
A.Md.Keb yang tidak bersedia menjadi responden.
4.4 Manajemen Data
4.4.1 Uji Coba Instrument
Sebelum instrumen atau alat ukur mengukur data penelitian maka perlu
dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari validitas dan reliabilitas alat ukur
tersebut.
4.4.2 Pengolahan Uji Coba
Dalam penelitian ini pengujian validitas instrumen dan reliabilitas
instrumen mengguakan alat bantu pengolahan SPSS Versi 18. Uji coba validitas
menggunakan rumus kolerasi Produc Moment. Sedangkan dalam pengujian
reliabilitas memakai uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus
Cronbach Alpha.
4.4.3 Hasil Uji Coba
2. Uji Validitas
Validitas ialah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen atau alat pengukur
dikatakan valid, jika alat ukur itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat
itu. Suatu instrumen yang valid atau masih memiliki validitas tinggi
sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti validitasnya rendah.
Untuk mengukur validitas dari kuesioner bisa dilakukan dengan
menghitung korelasi antara skor masing-masing item dari pernyataan
dengan total skor yang terdapat pada konstruknya sehingga hal tersebut
disebut analisis butir atau item. Jika nilai r hitung (dalam output SPSS
dinotasikan sebagai corrected item total correlation) hasil positif dan r
hitung > r tabel, maka akan dikatakan bahwa item pernyataan tersebut
adalah valid. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka dapat dikatakan bahwa
item dari pernyataan tersebut tidak valid. Item pernyataan yang tidak valid
akan dikeluarkan dan tidak dimasukkan dalam proses analisis berikutnya,
sedangkan untuk pernyataan yang valid akan diteruskan sampai ke tahap
pengujian reliabilitas.
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur bisa dipercaya atau bisa diandalkan. Instrumen yang reliabel berarti
hasil pengukurannya tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran
berulangkali terhadap gejala yang sama dan memakai alat ukur yang sama.
Kuesioner telah memiliki reliabilitas, berarti semua item yang ada di dalam
kuesioner tersebut hasil pengukurannya tetap konsisten, apabila dilakukan
pengukuran berulangkali terhadap gejala yang sama dan menggunakan alat
ukur yang sama.
Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu
dengan teknik Cronbach Alpha. Untuk menghitung reliabel atau tidak yaitu
dapat membandingkan nilai r hasil (Cronbach Alpha) dengan nilai r tabel
(0,444). Apabila nilai r hasil > r tabel, maka instrumen penelitian tersebut
dikatakan reliabel. Pengujian reliabilitas dimulai dengan melakukan
pengujian validitas terlebih dahulu.
4. Analisis dengan perbaikan instrumen
4.4.4 Pengumpulan Data
1. Pengorganisasian pengumpulan data
Langkah pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
1) Membuat surat permohonan izin pengambilan data dan izin penelitian
kepada pemilik BPM Jenda yang di keluarkan oleh BAAK Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
2) Mengajukan izin penelitian kepada BPM Jenda untuk mengadakan
penelitian.
3) Mengadakan pengkajian data yang relevan yang dapat mendukung
penelitian ini di BPM Jenda tahun 2019.
4) Memberikan penjelasan secara singkat perihal rencana kegiatan serta
tujuan penelitian kepada responden yang setuju berpartisipasi dalam
penelitian ini.
5) Responden diberikan pertanyaan dari kuesioner untuk dijawab sesuai
dengan petunjuk yang sudah diberi dalam format kuesioner.
6) Responden dibimbing untuk mengisi semua pertanyaan dan pernyataan
yang sudah disiapkan oleh peneliti dan jika pernyataan tersebut kurang
dimengerti ibu tersebut dapat menanyakan kepada peneliti dan
kemudian akan dijelaskan oleh peneliti.
7) Langkah terakhir setelah kuesioner dikumpulkan ialah dilakukan
pengolahan data dan analisis data.
2. Input data ke dalam instrumen
Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi
pernyataan yang diberikan dan diisi oleh responden untuk mengetahui
hubungan antara IMD terhadap proses involusi uteri di BPM Jenda tahun
2019.
3. Data entry atau input
1) Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan pengisian
kuesioner di mana harus lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.
2) Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Setelah semua
kuesioner diedit atau disunting, langkah selanjutnya yaitu dilakukan
pengkodean atau coding, yaitu mengubah data yang semula berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (data entry).
3) Checking
Checking merupakan kegiatan pengecekan kuesioner apakah
jawaban dalam kuesioner sudah lengkap dan diisi dengan jelas oleh
responden.
4) Memasukan data (data entry) atau processing
Prosessing atau data entry adalah kegiatan memasukan data yang
telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer
membuat distribusi frekuensi sederhana atau deangan membuat tabel
kontingensi.
5) Pembersihan data (cleaning)
Jika semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukan, maka perlu dilakukan pengecekan seluruh data untuk
melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan
sebagainya, kemudian dilakukan koreksi.
6) Data bersih
Setelah di cleaning tidak ada (kuesioner) yang belum terisi,
kemudian dengan menggunakan coding atau pengkodean agar data bisa
dimasukkan ke dalam SPSS untuk pengolahan data.
4.4.5 Pengolahan Data
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SPSS versi 18.
Yang hasilnya melputi:
1. Deskriptif data (univariat)
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel. Di
dalam penelitian ini dilaksanakan untuk menerangkan atau mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variabel yang diteliti menggunakan
komputerisasi.
2. Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis yang dilaksanakan untuk menerangkan
dan menganalisa adanya hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen dengan menggunakna uji Chi Square.
Melalui uji satatistik Chi Square akan di peroleh nilai P-value dimana
didalam penelitian ini menggunakan tingkat kemaknaan 5% (0,05). Untuk
melihat ada tidaknya hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen serta apakah hubungan yang dihasilkan tersebut bermakna atau
tidak, jika kedua variabel tersebut mempunyai nilai P-value < 0,05 artinya
terdapat hubungan yang bermakna antara kedua variabel tersebut maka Ho
ditolak dan Ha diterima, namun jika nilai P-value > 0,05 maka tidak ada
hubungan yang bermakna antara variabel tersebut yang artinya Ho diterima
dan Ha ditolak dan untuk mengetahui besarnya peluang yaitu dapat dilihat
dari nilai Odds Ratio (OR), namun jika kedua variabel tersebut tidak
berhubungan maka didalam penyejian data nilai OR tidak perlu di sertakan.
4.4.6 Analisa Data
Agar hasil didalam penelitian ini dapat dipercaya, maka data yang telah
diperoleh harus dianalisis dengan tepat. Analisis data ialah suatu proses
penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dipahami, dibaca dan
diinterprestasikan oleh peneliti. Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah melalui statistik Chi Square yang diolah dan dianalisis sampai dengan
penarikan suatu kesimpulan.
4.4.7 Penyajian Data
Dalam penelitian ini data yang dipakai berupa media lembar pertanyaan
(kuesioner). Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan cara
memberikan tanda cek list pada jawaban yang dipilih. Metode dalam
menganalisa data menggunakan program komputerisasi. Program SPSS
digunakan untuk melakukan analisa univariat dan bivariat. Setelah diperoleh
hasil, maka data tersebut disajikan secara tabular dan terstruktur supaya
informasi data lebih lengkap.
1. Naratif
Naratif adalah suatu penyajian data dalam bentuk narasi (kalimat) atau
memberikan keterangan secara tulisan. Penyajian data dalam bentuk tertulis
digunakan didalam penelitian ini dimulai dari pengambilan sampel,
pelaksanaan pengumpulan data, sampai hasil yang berupa informasi dari
pengumpulan data tersebut.
2. Tabel
Penyajian data secara tabular yaitu memberikan keterangan berbentuk
angka. Jenis yang dipakai dalam penelitian ini adalah master tabel atau tabel
distribusi frekuensi. Dimana data disusun dalam baris dan kolom dengan
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan gambaran dan informasi yang
mudah untuk dimengerti dan dipahami.
4.4.8 Interpretasi
Interpretasi data disajikan dalam bentuk narasi sehingga memudahkan
pemahaman terhadap hasil penelitian, penelitian ini diungkapkan berdasarkan
teori yang ada dan dapat dilihat hubungan antara IMD terhadap proses involusi
uteri di BPM Meyriska Wr, A.Md.Keb tahun 2019.
DAFTAR PUSTAKA
(ika, 2004; Martini, 2012; Sari, Darwin and Nurjasmi, 2014; Agustivina, 2015;
Nelwatri, 2015; Wulandari, 2017; Ibrahim Dincer, Marc A. Rosen, 2019)
Varney, et al. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 2007. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Ambarwati, E R dan Wulandari, D. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta:
Mitra Cendika Press. Arikunto,S. 2006.
arney, et al. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 2007. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Ambarwati, E R dan Wulandari, D. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta:
Mitra Cendika Press. Arikunto,S. 2006.
Varney, et al. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Wulandari, A. S. (2017) ‘Hubungan Umur Ibu Dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Dengan Involusi Uteri Di Rsu Pku Muhammadiyah’, Naskah Publikasi, 1(1), pp.
1–12.
Elisabeth siwi walyani.asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui.PT pustaka
Baru 2017
Wibowo A. Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada; 2014
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012
Wibowo A. Loc. Cit
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta; 2016.
Sujarweni W. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustakabarupress; 2014.
Sugiyono. Metode Penelitan Pendidikan. Bandung: Alfabeta; 2011.
Taniredja T. Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta; 2012.
Ibid. Hlm. 34
Sugiyono. 2016. Op. Cit.
Nurvenia K. Op. Cit.
Ibid. Hlm. 79
Ibid. Hlm. 80
Sugiyono. Metodologi Penelitian Statistika. Jakarta: Rineka Cipta; 2011
Ibid
Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alpabeta;
2015
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012