Disusun Oleh :
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
berkurangnya ukuran uterus, involusi puerperium dibatasi pada uterus dan apa
yang terjadi pada organ dan struktur lain hanya dianggap sebagai perubahan
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini
dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Proses involusi uteri pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis
promontorium sakralis. Pada saat inii bedar uterus kira-kira sama dengan
besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu dengan berat 1000 gram
hipertropi, yaitu pembesaran sel-sel yang sudah ada pada masa post partum
1
Varney, et al. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 2007. Edisi 4. Jakarta: EGC.
2
Ambarwati, E R dan Wulandari, D. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra
Cendika Press. Arikunto,S. 2006.
Insiasi menyusui dini (IMD) adalah proses bayi menyusui segera setelah
oleh WHO dan UNICEF tentng asuahan bayi baru lahir satu jam pertama
salah satu dari pernyataanya, yaitu bayi harus mandapatkan kontak kulit
dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam (Ambarwati
setelah bayi lahir ia diletakkan di perut ibu dan dibiarkan merangkak untuk
melakukannya sendiri3.
kesempatan pada bayi untuk mencari dan menghisap ASI sendiri, dalam satu
jam pertama pada awal kehidupannya. Hal ini dapat terjadi jika segera setelah
lahir, bayi dikeringkan dan setelah dipotong tali pusatnya bayi langsung
dibiarkan melakukan kontak kulit dengan kulit ibunya, setidak nya selama 1
(Roesli U, 2008).
otot uterus. Hal ini akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
2008). Menurut Praborini (2008) ibu yang melakukan insiasi menyusu dini
Beberapa faktor, antara lain usia ibu, jumlah anak yang dilahirkan
merupakan titik awal yang penting untuk proses menyusui, serta untuk
bayi pada payudara dilanjutkan melalui saraf ke kelenjar hipofise di otak yang
mengkontraksikan saluran ASI pada kelenjar air susu juga merangsang uterus
2010).
(preeklampsia dan eklampsia) dan aborsi tidak aman. Sisanya disebabkan oleh
penyakit malaria dan AIDS selama kehamilan. Menurut WHO (world health
komplikasi yang terkait dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas. Dengan
kata lain, 1.400 wanita meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 setiap
kematian ibu setiap 2,3 menit. Tujuh faktor kematian maternal di Asia antara
lain: kehamilan ektopik dan komplikasi lain 15%, Anemia 13%, Hipertensi
dalam kehamilan 9%, persalinan obstruktif, abortus 6%, infeksi 12%, serta
perdarahan 31% yang disebabkan oleh retensio plasenta, atonia uteri, dan sisa
plasenta yang tidak segera ditangani (Depkes RI, 2014). Berdasarkan Survey
Ibu (AKI ) Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran Hidup (KH), angka
penyebab tingginya AKI yaitu, perdarahan pervaginam (28 %), hipertensi saat
hamil atau pre eklamsi dan eklamsi (24 %), dan infeksi (11 %). Diperkirakan
% kematian ibu pada masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama yang sebagian
besar disebabkan karena perdarahan post partum akibat involusi uterus yang
tidak baik (Depkes RI, 2014). Data SDKI tahun 2007 menunjukkan bahwa
lebih dari empat pada setiap sepuluh anak atau (44%), disusui dalam satu jam
pertama setelah kelahiran, dan lebih dari enam pada setiap sepuluh anak
(62%) disusui dalam satu hari setelah kelahiran. Penundaan IMD merupakan
Memulai menyusu dini akan mengurangi 22% kamatian bayi berusia 28 hari
karena refleks menghisap bayi paling kuat dalam beberapa jam setelah
selatan dan terdapat BPM Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb di wilayah
cakupan Jakarta selatan. Hasil penelitian ini pada tahun 2019 yang berjudul
semakin sering ibu menyusui, semakin cepat uterus berinvolusi, oleh karena
itu diharapkan pada ibu nifas untuk lebih sering menyusui bayinya karena
banyak sekali manfaatnya antara lain untuk merangsang produksi air susu ibu
dini (IMD) sangat penting karena pengaruh hisapan bayi pada payudara Ibu
kepada bayi melalui ASI ekslusif. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang Hubungan IMD terhadap proses
Involusi uteri di BPM Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb pada tahun 2019.
uteri pada ibu nifas di BPM Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb untuk
mengetahui Hubungan IMD terhadap proses involusi uteri pada ibu nifas di
IMD pada proses Involusi uteri, khususnya mereka yang meiliki Bayi juag
ibu post partum di BPM Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb . Dalam upaya
melakukan IMD sangat penting bagi semua ibu-ibu post pasrtum tanpa
terhadap proses involusi uteri pada ibu post partum di BPM Bidan Meyriska,
proses involusi uteri pada ibu Post Partum di BPM Bidan Meyriska,
tenaga medis dan ibu post partum agar memberikan IMD pada bayi,
Hubungan IMD terhadap proses involusi uteri pada ibu Post Partum di BPM
Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb. Dalam penelitian ini terdapat 79 puskesmas
di Jakarta selatan dan BPM Bidan Meyriska, Wr, Amd. Keb di wilayah
cakupan Jakarta selatan yang masing-masing akan dilipih secara acak dengan
keseluruhannya adalah ibu post partum. Data ini diambil melalui data primer
18
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian
ke bentuk asal.4
a. Autolysis
b. Atofi jaringan
diantaranya :
a. Senam nifas
involusi uteri.
c. Menyusui dini
d. Gizi
energi .
e. Psikologis
f. Faktor usia
berkurang.
g. Faktor paritas
partum.
busuk.
1. Lochea
tahapan :
b. Lochea Sanguilenta
postpartum.
c. Lochea serosa
d. Lochea alba
postpartum
Reproduksi pada masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan
1. Subinvolusi Uterus
tinggi
Penyebab:
dalam uterus
menonjol
b. Perdarahan
2.1.4 Indikator Variabel involusi uteri
2.Involusi Normal
nilai 1 poin.
polos uterus.
kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, bayi segera
karena bau dan rasa cairan ketuban ini sama dengan bau yang
terlebih dahulu segera diletakkan pada perut dan dada ibu dengan
Manfaat kontak kulit dengan kulit segera setelah lahir dan bayi
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung
dari kulit ibunya dan dia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan
bakteri baik dari kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang
karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah
itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. Pemberian ASI
menyusui.
oksitosin adalah:
ibu.
berdua.
d. Merangsang pengaliran ASI dari payudara. Jika dirangsang
kesempatan.
2.2.3 Syarat-Syarat Ibu dan Bayi dapat dan tidak dapat dilakukan
IMD
Keberhasilan Menyusui:
itu sendiri
3. Air Susu Ibu yang selanjutnya disebut ASI adalah cairan hidup
saja tanpa makanan atau minuman lain kepada bayi sejak lahir
menyusui.
10. Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi yang selanjutnya disebut
paripurna.
dilakukan dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Satu jam
proses menyusui.
paritas, inisiasi menyusu dini, usia, status gizi, mobilisasi dini. Inisiasi
pengaruh hormon oksitosin ditandai dengan rasa mulas karena rahim yang
berkontraksi.
dipengaruhi isapan bayi juga oleh suatu reseptor yang terletak dalam sistem
duktus.
persalinan kala III dan involusi uterus didapatkan hasil, ada hubungan antara
IMD dengan proses involusi uterus dengan nila p = 0,000. Ibu yang
dibadingkan yang tidak IMD. Penelitian yang menunjang hasil diatas adalah
pendapat Siswono (2001) yang mengatakan bahwa isapan bayi pada outing
dengan hasil penelitian ini, peneliti lain juga mengatakan bahwa perilaku
uterus dan penurunan TFU dengan respon hormonal oksitosin di otak yang
ANALISIS
Sumber :
X1 Y
Gambar 3.3 Kerangka Analisis
Keterangan:
Cara Skala
No Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur Ukur
1. Involusi Proses pemulihan uterus Proses pemulihan uterus Kuesioner Responden 1. Ya Ordinal
Uteri ke bentuk semula setelah kembali ke bentuk semula mengisi 2. Tidak
melahirkan setelah melahirkan pada ibu kuesioner
post partum
2. Inisiasi Proses membiarkan bayi Bayi segera setelah lahir dinilai Checklist Observasi 1. Ya Nominal
Menyusui dengan nalurinya sendiri selintas, dipotong dan diikat 2. Tidak
Dini dapat menyusu segera tali pusatnya, sesegera
dalam satu jam pertama mungkin diletakkan di dada
setelah lahir, bersama ibu, kemudian merangkak
dengan kontak kulit antara sampai bayi dapat
bayi dengan kulit ibu bayi menyusu/menghisap puting
dibiarkan setidaknya susu ibu sendiri
selama satu jam di dada
ibu, sampai dia menyusu
sendiri
3.5 Hipotesis Penelitian
diteliti lebih lanjut (Notoadmodjo, 2005). Hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ha : ada hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dilakukan oleh ibu 7 hari
METODOLOGI PENELITIAN
dan nilai relatif berupa persentase) kemudian menguji hubungan antar variabel
peneliti mengambil sampel dari satu populasi dengan memakai kuesioner sebagai
alat ukur pengumpulan data. Penelitian survey analitik adalah penelitian yang
lintang. Jenis penelitian potong lintang atau cross sectional, merupakan penelitian
deskriptif dimana subjek penelitian diamati atau diukur atau diminta jawabannya
satu kali saja. Pada penelitian cross sectional atau potong lintang variabel-variabel
yang diteliti ditimpakan sekali saja pada sejumlah subjek yang menjadi sampel
penelitian dan kemudian dilihat hubungan antar variabelnya hanya berdasar satu
kali pengamatan sesaat saja.7 Jenis desain penelitian Cross Sectional ini di
gunakan untuk mengetahui hubungan antara IMD terhadap proses involusi uteri
5
Wibowo A. Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada; 2014
6
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012
7
Wibowo A. Loc. Cit
pada ibu post partum di BPM Jenda tahun 2019. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini ialah kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dikerjakan
Data yang dikumpulkan ialah dengan memakai data primer, data yang
didapatkan dari pengambilan kuesioner kepada ibu post partum yang melakukan
dengan cara menggunakan data sekunder yang di dapat dari BPM Jenda.
dalam mengumpulkan data supaya pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
bagus, dalam arti lebih akurat, komplit dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah. Variasi jenis instrumen penelitian ialah angket atau kuesioner, ceklis atau
dahulu oleh peneliti dan responden tidak diberi kesempatan untuk memberikan
8
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2016.
9
Sujarweni W. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustakabarupress; 2014.
Dalam penelitian ini jawaban yang diberikan oleh responden kemudian
diberi skor dengan mengacu pada skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe
Guttman ialah, bentuk skala pengukuran yang akan mendapatkan jawaban yang
apabila peneliti ingin mendapatkan jawaban yang tegas dari responden terhadap
1. Populasi
juga universe. Populasi ialah keseluruhan subyek yang terdiri dari manusia,
yang terjadi sebagai sumber.11 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu post patum yang melakukan IMD di BPM Meyriska Wr, A.Md.Keb
sebanyak 35 responden.
2. Sampel
Sampel penelitian ialah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
10
Sugiyono. Metode Penelitan Pendidikan. Bandung: Alfabeta; 2011.
11
Taniredja T. Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta; 2012.
12
Ibid. Hlm. 34
4.3.2 Teknik Pengambilan Sampel
menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel bila semua
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi yaitu kriteria atau ciri-ciri yang mesti dipenuhi oleh
setiap anggota populasi sehingga bisa diambil sebagai sampel dalam sebuah
penelitian.14
A.Md.Keb
13
Sugiyono. 2016. Op. Cit.
14
Nurvenia K. Op. Cit.
2) Ibu post partum yang melakukan IMD di BPM Meyriska Wr,
baik.
penelitian atau responden yang tidak memiliki ciri-ciri atau kriteria yang
penelitian ini adalah Ibu post partum yang melakukan IMD di BPM
Meyriska Wr, A.Md.Keb yang tidak berada di wilayah kerja BPM Meyriska
Wr, A.Md.Keb .
3. Kriteria Eksklusi
dan berkomunikasi.
15
Ibid. Hlm. 79
16
Ibid. Hlm. 80
4.4 Manajemen Data
Sebelum instrumen atau alat ukur mengukur data penelitian maka perlu
dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari validitas dan reliabilitas alat ukur
tersebut.
instrumen mengguakan alat bantu pengolahan SPSS Versi 18. Uji coba validitas
Cronbach Alpha.
2. Uji Validitas
Validitas ialah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen atau alat pengukur
dikatakan valid, jika alat ukur itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat
itu. Suatu instrumen yang valid atau masih memiliki validitas tinggi
dengan total skor yang terdapat pada konstruknya sehingga hal tersebut
disebut analisis butir atau item. Jika nilai r hitung (dalam output SPSS
adalah valid. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka dapat dikatakan bahwa
item dari pernyataan tersebut tidak valid. Item pernyataan yang tidak valid
pengujian reliabilitas.18
3. Uji Reliabilitas
ukur bisa dipercaya atau bisa diandalkan. Instrumen yang reliabel berarti
berulangkali terhadap gejala yang sama dan memakai alat ukur yang sama.
Kuesioner telah memiliki reliabilitas, berarti semua item yang ada di dalam
dengan teknik Cronbach Alpha. Untuk menghitung reliabel atau tidak yaitu
(0,444). Apabila nilai r hasil > r tabel, maka instrumen penelitian tersebut
18
Ibid
19
Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alpabeta; 2015
4.4.4 Pengumpulan Data
penelitian.
penelitian ini.
yang sudah disiapkan oleh peneliti dan jika pernyataan tersebut kurang
hubungan antara IMD terhadap proses involusi uteri di BPM Jenda tahun
2019.
1) Editing
2) Coding
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (data entry).
3) Checking
jawaban dalam kuesioner sudah lengkap dan diisi dengan jelas oleh
responden.
kontingensi.
5) Pembersihan data (cleaning)
Jika semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
6) Data bersih
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SPSS versi 18.
variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
komputerisasi.
20
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012
2. Bivariat
Melalui uji satatistik Chi Square akan di peroleh nilai P-value dimana
tidak, jika kedua variabel tersebut mempunyai nilai P-value < 0,05 artinya
ditolak dan Ha diterima, namun jika nilai P-value > 0,05 maka tidak ada
dan Ha ditolak dan untuk mengetahui besarnya peluang yaitu dapat dilihat
dari nilai Odds Ratio (OR), namun jika kedua variabel tersebut tidak
Agar hasil didalam penelitian ini dapat dipercaya, maka data yang telah
diperoleh harus dianalisis dengan tepat. Analisis data ialah suatu proses
penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dipahami, dibaca dan
ini adalah melalui statistik Chi Square yang diolah dan dianalisis sampai dengan
memberikan tanda cek list pada jawaban yang dipilih. Metode dalam
hasil, maka data tersebut disajikan secara tabular dan terstruktur supaya
1. Naratif
Naratif adalah suatu penyajian data dalam bentuk narasi (kalimat) atau
2. Tabel
angka. Jenis yang dipakai dalam penelitian ini adalah master tabel atau tabel
distribusi frekuensi. Dimana data disusun dalam baris dan kolom dengan
4.4.8 Interpretasi
DAFTAR PUSTAKA
(ika, 2004; Martini, 2012; Sari, Darwin and Nurjasmi, 2014; Agustivina, 2015;
Nelwatri, 2015; Wulandari, 2017; Ibrahim Dincer, Marc A. Rosen, 2019)
Sari, F. N., Darwin, E. and Nurjasmi, E. (2014) ‘Hubungan Inisiasi Menyusu Dini
dengan Kadar Oksitosin dan Involusi Uteri 2 Jam Post Partum di Klinik Bersalin
Swasta Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2014’, Kesehatan Andalas, 5(1), pp.
16–19.
Wulandari, A. S. (2017) ‘Hubungan Umur Ibu Dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Dengan Involusi Uteri Di Rsu Pku Muhammadiyah’, Naskah Publikasi, 1(1), pp.
1–12.