Oleh
Annies Shafira Asyarie
NIM P17324112005
Jalur Umum 3A Semester VI
Di Indonesia sendiri rata-rata angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2012
masih sangat tinggi tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup
(SDKI, 2012). Angka tersebut masih sangat jauh jika dibandingkan dengan
Singapura yang merupakan negara tetangga yang hanya memiliki Angka
Kematian Ibu sebesar 6 per 100.000 kelahiran hidup.(Worldbank, 2013)
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari studi kasus ini ialah mampu melaksanakan
asuhan kebidanan secara komprehensif, sesuai standar asuhan
kebidanan dan sesuai manajemen kebidanan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mampu meelakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester
III
2. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala I,
II, III, dan IV
3. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
4. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan
tentang asuhan kebidanan secara komprehensif, serta dapat
menerapkan ilmu dan keterampilan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang
didapat selama perkuliahan di lingungan nyata.
1.4.2. Bagi institusi
1. Sebagai bahan bacaan dan sumber kepustakaan bagi civitas
akademika.
2. Sebagai acuan dalam memberikan asuhan kebidanan dalam
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
1.5. Keaslian Penelitian
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan tugas akhir ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukkan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
disebutkan dalam daftar pustaka.
Penyusun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Fisiologi Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan
yang terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi di
dalam uterus yang berlangsung selama lebih kurang 40 minggu
(Maritalia dkk, 2012).
a. Uterus
b. Serviks
Primigravida
Multigravida
d. Ovarium
f. Kulit
b. Sakit kepala
Penyebab sakit kepala pada ibu hamil umumnya ialah karena
ketegangan otot, stress, perubahan postur, ketegangan mata,
kongesti hidung atau sinus, keletihan, alkalosis respiratorik
ringan dan perubahan cairan otak dinamis.
Jika tidak berhubungan dengan hipertensi atau gangguan
medis lainnya, maka dapat diberi penjelasan kepada ibu bahwa
sakit kepala tersebut masih wajar pada ibu hamil. Tindakan
untuk menurunkan ketegangan, seperti masase, kompres dan
berendam hangat atau mandi air hangat dapat bermanfaat.
Istirahat diruang yang digelapkan dan minum segelas jus juga
dapat membantu. Terapi yang dapat diberikan umumnya
berupa asetaminofen 650 sampai 1000mg per oral setiap 6 jam
(Walsh, 2007).
c. Kram tungkai
Kram didefinisikan sebagai kontraksi tonik atau klonik tiba-tiba
otot gastrokemikus, biasanya pada malam hari. Penyebabnya
belum diketahui, namun hal ini terjadi dikarenakan adanya
perubahan rasio kalsium / fosfor, kekurangan magnesium atau
penambahan asam laktat dalam otot.
Cara mengatasi saat kram terjadi ialah dengan meluruskan kaki
dan menarik jari-jari kaki berlawanan dengan tubuh. Untuk
mengurangi kejadian kram dapat melakukan latihan harian
seperti berjalan, beberapa sumber juga menyarankan untuk
menghindari makanan tinggi fosfor/rendah kalsium, seperti
minuman ringan dan kudapan olahan, juga mengkonsumsi
magnesium oral (Walsh, 2007).
d. Kebas atau kesemutan jari (Carpal Tunnel Syndrom)
Carpal tunnel syndrome adalah ketidaknyamanan umum
musculoskeletal kedua yang paling banyak dilaporkan. Selama
trimester kedua dan ketiga retensi cairan dalam pergelangan
tangan dan lengan dapat menyebabkan kompresipada saraf
median. Tekanan ini menyebabkan kebas kesemutan, dan
nyeri pada jemari dan biasanya bilateral.
Intervensi yang dapat dilakukan diantaranya memberikan
penjelasan tentang terjadinya penyebab masalah dan
meyakinkan bahwa masalah biasanya sembuh sendiri selama
kehamilan. Kemudian penetalaksanaan lainnya ialah dengan
memutar pergelangan tangan menggunakan pemutar plastic
yang dapat di[imdah umtuk memyokong telapak tangan pada
posisi netral dosofleksi ke depan (Walsh, 2007).
e. Nyeri pada lipatan paha atau perut bawah
Pertumbuhan uterus yang cepat di awal trimester dua
menyebabkan penegangan dan peregangan ligament-ligamen
panggul, khususnya ligament rotundum menyebabkan spasme
dengan pergerakan yang tiba-tiba atau perubahan posisi.
(Bickley, 2012)
f. Braxton Hiks
Pada trimester II – III, uterus dapat berkontraksi secera
irregular dan tidak terprediksi, yang mana disebut pula
kontraksi Braxton Hiks. (Bickley, 2012) Braxton hicks atau
kontaksi palsu telah dimulai dan makin frekuen sejak umur
kehamilan 20-23 minggu. Sejak umur kehamialn 20-23 minggu
mulai tumbuh reseptor oksitosin dengan distribusi dominan di
fundus dan korpus uterus. Pengeluaran oksitosin oleh kelenjar
hipofisis posterior terjadi secara pulsatif sehingga timbul
kontraksi Braxton Hicks spontan, sehingga akan terjadi
peningkatan kontraksi seiring dengan meningkatnya pula
jumlah reseptor oksitosin.(Manuaba, 2007)
Asuhan yang dapat diberikan kepada ibu dengan keluhan ini
ialah :
Memberitahu ibu bahwa dapat timbul mulas tanpa
adanya perubahan pada serviks
Tawarkan dukungan individual dan analgesic jika
diperlukan
Dukung ibu untuk tetap tinggal di rumah, kecuali
terdapat indikasi yang mengarah dapat terjadi
persalinan tanpa didampingi bidan bila pulang atau
ibu menjadi stress. (NICE, 2014).
Tinggi 26 - 29 7 – 11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16 – 20,5
Tabel
Rekomendasi penambahan berat badan selama
kehamilan berdasarkan IMT (Cunningham, 2009)
Pertambahan berat badan yang berlebihan dihubungkan
dengan edema dapat mengindikasikan hipertensi akibat
kehamilan. Sedangkan pertambahan berat badan yang buruk
berhubungan dengan peningkatan risiko berat badan lahir
rendah. (Walsh, 2007)
b. Ukur tekanan darah
Peningkatan tekanan darah pada trimester III dapat
mengindikasikan hipertensi akibat kehamilan. (Walsh, 2007)
c. Nilai Status Gizi
d. Ukur tinggi fundus uteri
Tinggi fundus yang kurang dari yang diharapkan dapat
mengindikasikan retriksi pertumbuhan intrauteri, ketidak
akuratan penanggalan, kelahiran preterm dengan bagian
presentasi berada di dalam pelviks atau kematian janin.
Sedangkan tinggi fundus lebih dari yang diharapkan dapat
mengindikasikan polihidramnion, makrosomnia, adanya factor
yang mencegah presentasi turun ke dalam pelvis (pelvis
terkontraksi, plasenta previa, massa jaringan halus yang besar)
atau fibroid. (Walsh, 2007)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Identifikasi letak abnormal/presentasi menjadi penting dalam
membuat rencana secara tepat untuk persalinan. Frekuensi
dan ritme yang abnormal dari denyut jantung janin dapat
mengindikasikan masalah jantung janin. (Walsh, 2007)
f. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
4. Tahapan Persalinan
a. Kala I (Kala pembukaan )
Kala I disebut juga kala pembukaan karena pada kala ini
terjadi pembukaan serviks dari 1 sampai 10 cm
(pembukaan lengkap). Proses pembukaan serviks dari 0
sampai dengan 10 cm dibagi ke dalam 2 fase yaitu :
1) Fase Laten : pembukaan terjadi sangat lambat yaitu
dari 0 sampai 3 cm dan berlangsung rata-rata sekitar 8
jam, dan paling lama hingga 18 jam. (NICE, 2014).
Pemanjangan kala I fase laten mungkin saja terjadi.
Sehingga pada masa ini ibu memerlukan dukungan
dan dorongan dari orang-orang terdekatnya. Respon
ibu mungkin kecewa setelah mendengar bahwa
pembukaan cevix 3 cm setelah beberapa jam. Jika
progress pada fase ini dipertimbangkan akan menjadi
lambat, penatalaksanaan tetap lebih mengutamakan
managemen yang bersifat konservatif dibandingkan
intervensif. Adapun asuhan yang dapat dilakuka
meliputi:
Ibu harus tetap dipastikan untuk terus makan
dan minum jika ibu mampu. Hal ini bukan
hanya dapat memelihara energinya, namun
juga akan membawa rasa nyaman.
Penting bagi ibu untuk istirahat pada fase ini
dan jangan berpikir jika ibu tidur maka kontraksi
akan berkurang.
Saran untuk mengurangi rasa sakit dapat
berupa menggunakan teknik pernapasan dan
relaksasi, pijatan daerah punggung dan
pinggang yang sederhana, merubah posisi,
mandi air hangat atau analgesik sederhana dan
dukung dengan memainkan music untuk
mendukung proses relaksasi; semua itu adalah
bagian asuhan yang penting selama fase ini.
Namun jangan menawarkan akupuntur,
acupressure, atau hypnosis sebagai teknik pain
relieve. Namun jangan melarang apabila ibu
yang menginginkan metode tersebut. (Marshall,
2014 dan NICE, 2014).
5.1.1. Nifas
1. Definisi
Masa nifas atau puerperium, berasal dari bahasa Latin, yaitu
puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau
berarti masa sesudah melahirkan (Saleha, 2009).
Masa nifas atau puerperium adalah masa yang dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung
selama sekitar 6 minggu setelah persalinan (Saifuddin, 2010).
(Stright, 2004)
b. Abdomen
Abdomen tetap lunak dan mengendur selama beberapa
waktu setelah melahirkan. Striae tetap, tetapi putih perak.
Distasis rekti (pemisah otot-otot rektus abdominalis) dapat
terjadi pada wanita dengan tonus otot yang buruk. (Stright,
2004)
c. Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri
dan vagina selama masa nifas. Jumlah rata-rata
pengeluaran lochia adalah sekitar 240 – 270 ml. Berikut
jenis lochia yang terdapat pada wanita selama masa nifas :
1) Lochia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi
darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekonium
selama 2 hari pasca persalinan.
2) Lochia sanguilenta berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir yang keluar pada hari ke- 3 sampai
ke- 7 pasca persalinan.
3) Lochia serosa berbentuk serum dan berwarna merah
jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak
berdarah lagi pada hari ke- 7 sampai hari ke- 14 pasca
persalinan.
4) Lochia alba berbentuk seperti cairan putih berbentuk
krem serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.
(Saleha, 2009).
d. Serviks
Serviks terlihat padat, lubang serviks mengecil. Segera
setelah janin dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat
dimasukkan 2 – 3 jari. Kembalinya ke ukuran, bentuk dan
konsistensi sebelum hamil berlangsung pada bulan
pertama setelah kelahiran. Tonus vagina pada minggu
pertama keahiran tetap lentur, dan dindingnya edema dan
halus. Edema dan kongesti mukosa menurun pada minggu
ketiga, ketika rugae tampak kembali.
Penggunaanlatihan otot yang melibatkan kontraksi
volunteer otot velpis (latihan kegel) dapat meningkatkan
tonus vagina setelah kelahiran dan mengurangi insiden
inkontinensia stress. (Walsh, 2008)
e. Vagina
Timbulnya rugae pada minggu ketiga. Hymen tampak
sebagai tonjolan jaringan yang kecil, dalam proses
pembentukan berubah menjadi karunkulae mitiformis yang
khas bagi wanita multipara (Saleha, 2009).
f. Payudara
Perubahan pada payudara meliputi hal berikut ini:
1) Terjadi penurunan cepat kadar estrogen dan
progesterone, dengan peningkatan sekresi prolaktin
setelah melahirkan
2) Kolostrum sudah ada pada waktu melahirkan; ASI
diproduksi pada hari ketiga atau keempat pascapartum
3) Payudara lebih besar dan lebih keras terjadi karena
laktasi (pembengkakan primer). Kongesti berkurang
dalam 1 atau 2 hari.
4) Di dalam payudara, prlaktin menstimulasi sel-sel
alveolar untuk menghasilkan susu. Pengisapan oleh
bayi baru lahir memicu pelepasan oksitosin dan
kontraktilitas sel-sel mioepitelial, yang menstimulasi
aliran susu; ini dikenal sebagai reflex let-down. Jmlah
rata-rata ASI yang dihasilkan dalam 24 jam meningkat
sejalan dengan waktu.
a. Minggu pertama : 6 sampai 10 ons
b. 1 sampai 4 minggu : 20 ons
c. Setelah 4 minggu : 30 ons (Stright, 2004)
3. Kunjungan pada Masa Nifas
a. Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya
untuk:
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2) Medeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan
merujuk apabila perdarahan berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
4) Pemberian ASI awal.
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia.
Jika bidan menolong persalinan, ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil 2.
7) Early Mobilization, dilakukan dengan tujuan
memperlancar pengeluaran lochea, mempercepat
kembali optimalisasi alat reproduksi dan menghindari
infeksi. Dengan demikian akan dapat menghindari
timbunan lochea, mempercepat aktivitas fisik dan
fungsi organ vital, mempercepat pemberian ASI dan
memperpendek hospitalisasi (Manuaba, 2008).
b. Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya
untuk:
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau, pemeriksaan
diastasis rekti dan tanda human.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal.
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan,
dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan
merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan), tujuannya
untuk: Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
d. Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan), tujuannya
untuk:
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia
atau bayi alami.
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
(Saleha, 2009).
4. Komplikasi dan kelainan dalam masa nifas (Saipuddin, 2010)
a. Perdarahan banyak dari vagina,
b. Pengeluaran cairan dari vagina yang baunya menusuk,
c. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung,
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrium atau
ada gangguan penglihatan,
e. Pembekakan di wajah atau tangan,
f. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau jika merasa
tidak enak badan,
g. Payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit,
h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama,
i. Rasa sakit, merah, lunak atau bengkak pada kaki,
j. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya
sendiri atau dirinya sendiri,
k. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.
l. Merasa kandung kemih penuh disetai ketidak mampuan
untuk berkemih
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dalam satu jam
pertama hingga usia 4 minggu dengan usia gestasi 37 hingga 42
minggu berat badan lahir 2500-4000 gram, langsung menangis dan
tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
Standar I : Pengkajian
A. Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondidi klien.
B. Kriteria pengkajian.
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari data subyektif (hasil anamnesa; biodata,keluhan
utama, riwayat obstetric, riwayat kesehatan dan latar belakang
social budaya).
3. Data obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologi dan
pemeriksaan penunjang).
Standar II: Perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan.
A. Pernyataan standar.
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnose dan masalah kebidanan yang tepat.
B. Kriteria perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan.
1. Diagnose sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.
3. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
Standar III: perencanaan
A. Pernyataan standar.
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose dan
masalah yang ditegakan.
B. Criteria perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan
secara komperehensif.
2. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga
3. Mempertimbangan kondisi psikologi social budaya klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan
yang diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumber daya serta fasilitas yang ada.
Standar IV: implementasi
A. Pernyataan standar.
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komperehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based
kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif kuratif
dan rehabilitataif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan.
B. Kriteria evaluasi.
1. Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai
kondisi klien.
2. Hasil evaluasi segera di catat dan dikomunikasikan kepada klien/
keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
Standar VI : Pencatatn asuhan kebidanan.
A. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat singkat dan jelas
mengenai keadaa/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
B. Kriteria pencatatan asuhan kebidanan..
1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formuilir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/buku
KIA).
2. Ditulis dalam bentuk catatan pengembangan SOAP
3. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
4. O adalah data Obyektif, mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnose dan masalah
kebidanan.
6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
pelaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif ,
tindakan segera, tindakan secara komperehensif, penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi, follow up dan rujukan.
b. Kewenangan:
Episiotomi
Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi
air susu ibu (ASI) eksklusif
Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
Penyuluhan dan konseling
Bimbingan pada kelompok ibu hamil
Pemberian surat keterangan kematian
Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2. Pelayanan kesehatan anak
a. Ruang lingkup:
Pelayanan bayi baru lahir
Pelayanan bayi
Pelayanan anak balita
Pelayanan anak pra sekolah
b. Kewenangan:
Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi
vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-
28 hari), dan perawatan tali pusat
Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera
merujuk
Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah
Pemberian konseling dan penyuluhan
Pemberian surat keterangan kelahiran
Pemberian surat keterangan kematian
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana,
dengan kewenangan:
a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Mulai
Identifikasi
masalah
maksud dan
tujuan penelitian
studi pustaka
Menetapkan
subjek studi
kasus
Asuhan komprehensif :
*Pengumpulan data
*Analisa data
*Merumuskan Masalah
*Penatalaksanaan
*Evaluasi dan dokumentasi
Kesimpulan &
saran
Selesai
1. Triangulasi metode
Dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data
yang diperoleh dengan metode yang berbeda-beda, yaitu
menggunakan metode wawancara / anamnesa, dan observasi.
Apabila ditemukan hasil yang meragukan dari metode
wawancara kepada informan utama, maka dapat dilakukan
metode yang sama dengan informan berbeda yang sekiranya
lebih mengetahui informasi tersebut.
2. Triangulasi sumber
Selain diperoleh dari hasil wawancara dan observasi, data
diperoleh juga dari sumber lain yaitu meliputi sumber dari hasil
observasi terlibat, arsif dokumentasi riwayat asuhan di Klinik
Bidan Maryam, SST., catatan riwayat asuhan dalam buku KIA,
foto hasil USG, dan dokumentasi hasil USG.
TANDA
NO TANGGAL KEGIATAN REKOMENDASI
TANGAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Artal, Raul. 2013. Merck Manual : Risk Factor For Complication During
Pregnancy. [online] Diakses di
https://www.merckmanuals.com/professional/gynecology-and-
obstetrics/high-risk-pregnancy/risk-factors-for-complications-during-
pregnancy [ 23 Juni 2015]
Bobak, M. Irene, et. al. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
Marshall, Jayne E., et al. 2014. Myles' Textbook for Midwives The
Sixteenth Edition. London : Churcill Livingstone Elsevier. [Online]
Diakses di https://books.google.co.id/books?
id=vPbSAwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=f
alse [23 Juni 2015]
National Institute for Health and Care Excellence (NICE). 2014. NICE
Clinical Guide :Intrapartum Care, Care of Healthy Women and Their
Babies During Childbirth. [online] Diakses di
http://www.nice.org.uk/guidance/cg190/resources/guidance-
intrapartum-care-care-of-healthy-women-and-their-babies-during-
childbirth-pdf [23 Juni 2015]