Anda di halaman 1dari 30

Asuhan Kebidanan pada Ny.

"Z" G1P0A0 UK 39
Minggu di PMB Bidan Siti Khasanah. S.Tr.Keb

Disusun Oleh :

Adinia Selsa setiawan (200550001)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN JEMBER

YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN JEMBER

Tahun Ajaran 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

Makalah berjudul:

Asuhan Kebidanan pada Ny. "Z" G1P0A0 UK 39 Minggu di PMB Bidan Siti
Khasanah. S.Tr.Keb

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui

Telah diketahui dan disetujui oleh:

Dosen Pengampu Dosen PJMK

Istifidatul Ilmiyah, M.Keb Rusdiarti, M.Gz

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena penulisan makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang Laporan Pendahuluan
Kehamilan Trimester III, diharapkan dapat memberi pengetahuan serta menambah
wawasan bagi siapapun yang membaca makalah ini. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Nurul Aini, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Jember.


2. Bdn. Siti Khasanah, S.Tr.Keb selaku CI ruangan
3. Nunik Hindrawati, M.Kes selaku Pembimbing Akademik

4. Sultanah Zahariah, Bd., M.Keb selaku pembimbing Akademik.


5. Teman-teman tingkat 2 Akademi Kebidanan Jember.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, terutama bagi penulis
sendiri untuk mempermudah pemahaman dan peningkatan pengetahuan.

Jember, 1 Juni 2022

Tim Penulis

DAFTAR ISI

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada kehamilan trimester III ibu hamil akan merasakan ketidaknyamanan
pola aktivitas salah satunya adalah sering buang air kecil. Ketidaknyamanan
ini sedikit mengganggu untukk mengharuskan ibu sering ke kamar mandi,
dalam keadaan hamil buang air kecil bisa dihitung dengan jari namun pada
saat hamil frekuensi buang air kecil lebih banyak jumlahnya (Prawirohardjo,
2011).
Data WHO hampir semua ibu hamil merasakan gangguan sering buang
air kecil mulai dari trimester I sampai dengan trimester III. pada trimester I
keluhan sering kencing mencapai 30%, pada trimester II keluhan mencapai
50%, pada trimester III keluhan makin meningkat mencapai 75% (Farliyah,
2016). Di negara Indonesia terdapat ibu hamil yang mengalami gangguan
sering buang air kecil mencapai hampir 75%. Dan di provinsi Jawa Timur ini
terdapat ibu hamil yang menggalami gangguan serinng buang air kecil hampir
45% (Dinkes Jawa Timur, 2014).
Penyebab ibu hamil dengan keluhan sering buang air kecil disebabkan
oleh akibat tekanan dari rahim di masa kehamilan uterus semakin membesar
dan menekan di berbagai rongga yang berbagai rongga yang ada di sekitar
rahim. Salah satunya yaitu kandung kemih, penekanan yang ada pada kandung
kemih akan membuat ibu tidak bisa menahan kencing sehingga menyebabkan
ibu sering buang air kecil. Keluhan ini memang tidak berbahaya akan tetapi
ibu hamil harus tetap waspada karena kemungkinan keluhan ini dapat
menyebabkan resiko ISK (infeksi saluran kemih) apabila tidak ditangani
dengan baik akan meyebabkan infeksi pada bayi ibu. Ibu hamil akan sering ke
kamar mandi karena keluhan yang dialaminya (Prawirohardjo, 2019).
Melihat ketidak nyamanan ini, upaya benar yang harus dialakukan adalah
memberikan ibu KIE tentang penyebab serta kemungkinan yang akan terjadi
pada ketidaknyamanan ibu hamil dengan sering buang air kecil. Solusi untuk
mengatasi keluhan ini adalah jangan menahan keinginan buang air kecil,
karena dapat menyebabkan ISK. Meskipun sering buang air kecil akan tetapi
tidak boleh menggurangi porsi minum, biasakan minum air putih yang banyak
serta hindari minum yang menggandung tinggi glukosa. Ini bermanfaat untuk
mencegah ibu terhindar dari dehidrasi serta air putih bermanfaat untuk
menggurangi ISK pada bumil. Jangan menahan diri jika ingin buang air kecil,
menahan diri untuk buang air kecil akan berakibat timbulnya endapan dan
apabila semakin lama semakin mengeras endapan itu berubah menjadi
nefrolitiasis atau batu ginjal.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan ini agar mahasiswa mampu dalam
membuat laporan pendahuluan Asuhan Kebidanan Kehamilan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa memahami pengertian kehamilan.
2. Mahasiswa memahami proses kehamilan.
3. Mahasiswa memahami tanda-tanda kehamilan.
4. Mahasiswa memahami perubahan fisiologis dalam masa kehamilan
5. Mahasiswa memahami perubahan psikologis dalam masa kehamilan
6. Mahasiswa memahami keutuhan ibu hamil
7. Mahasiswa mampu dalam membuat manajemen asuhan kebidanan
varney pada kehamilan
1.3 Ruang Lingkup
1.3.1 Sasaran
Sasaran dari penulisan laporan ini adalah ibu hamil.
1.3.2 Tempat Praktik
PMB Bidan "S"
1.3.3 Waktu Pelaksanaan
21.00 WIB
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi
Asuhan ini diharapkan akan dapat memberikan pemahaman dan
kompetensi bagi mahasiswa D.III Kebidanan Akademi Kebidanan
Jember mengenai asuhan kebidanan Kehamilan. Sehingga kemudian
diharapkan akan meningkatkan mutu kualitas institusi Akademi
Kebidanan Jember.Penyusunan laporan ini juga diharapkan akan dapat
memperkaya kepustakaan pada institusi Akademi Kebidanan Jember.
1.4.2 Bagi Lahan Praktik
Hasil penulisan laporan dapat menjadi masukan terhadap tenaga
kesehatan untuk selalu menjaga mutu pelayanan dan pelaksanaan
khususnya pada asuhan Kebidanan kehamilan.
1.4.3 Bagi Pasien
Klien mendapatkan Asuhan Kebidanan kehmilan yang bermutu sesuai
Standart Pelayanan

2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan secara berbeda-beda oleh beberapa ahli, namun
pada prinsipnya memiliki inti yang sama. Kehamilan merupakan suatu
periode yang dihitung sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) sampai
dengan kelahiran bayi yang dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester I,
trimester II, dan Trimester III (Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007).
Menurut Federasi Obsteri Ginekologi Internasional, kehamilan adalah
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
(Prawirohardjo, 2011).Kehamilan trimester III merupakan trimester akhir
kehamilan pada periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 29-40
minggu dimana periode ini adalah waktu untuk mempersiapkan persalinan
(Wiknjosastro, 2009).
2.1.2 Proses Kehamilan
Untuk terjadinya kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan
ovum (konsepsi), dan nidasi (implementasi) hasil konsepsi.(Prawirohardjo,
2014 hal 141).
1) Pembuahan (Fertilisasi)
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan sel telur / ovum (oosit sekunder)
dan sel benih / spermatozoa yang berlangsung di ampula tuba. Hanya satu
spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi maupun melakukan
penetrasi membrane sel ovum. (Prawirohardjo, 2014 hal 141)
2) Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi pada stadium
blatokista (Blastula) umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang
uterus (endometrium), dekat pada fundus uteri. jIka nidasi terjadi maka
disebut kehamilan. (Prawirohardjo 2014 hal 143-145).
3) Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.
(Prawirohardjo 2014 hal 145).
2.1.3 Tanda - Tanda Kehamilan
a. Tanda Presumptif Kehamilan (Tanda Tidak Pasti)
1) Amenorea (berhentinya mestruasi).
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de
Graaf dab ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea
dapat dikonfirmasi dengan memastikan hari pertama haid terakhir
(HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan
taksiran persalinan . Tetapi, amenorea juga dapat disebabkan oleh
penyakit kronik tertentu, tumor pituitari, perubahan dan faktor
lingkungan, malnutrisi, dan biasanya gangguan emosional seperti
ketakutan akan kehamilan (Walyani, 2015:70).
2) Ngidam (menginginkan makanan tertentu).
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya

3
kehamilan. (Sari dkk, 2014:3)
3) Mual (nausea) dan Muntah (emesis).
Mual muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak enak sampai
muntah yang berkepanjangan dalam kedokteran sering dikenalmorning
sickness karena munculnya sering kali pada pagi hari. Mual dan muntah
diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga emosi penderita
yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu diberi makanan-
makanan yang ringan, mudah dicerna, dan dalam batas tertentu hal ini
masih fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum
(Romauli, 2011:91).
4) Syncope (pingsan).
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope
atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada pada tempat
yasng ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu (Sari dkk, 2014:2).
5) Gangguan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan
karena desakan uterus yang membesar dan tarikan uterus oleh kranial.
Hal ini terjadi pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh
uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan
III, gejala biasanya timbul karena janin mulai masuk keruang panggul
dan menekan kembali kandung kencing (Romauli, 2011:91).
6) Kelelahan.
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan
basal metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada kehamilan, yang
akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas
metabolisme hasil konsepsi (Kusmiyati, 2008:57).
7) Pigmentasi kulit.
Menurut Hani (2011:74). Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih
dari 12 minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta
yang merangsang melanofor dan kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini.
a). Sekitar pipi : cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi,
hidung, pipi, dan leher).
b). Sekital leher : tampak lebih hitam
c). Dinding perut : sriae livide/grsvidsrum (terdapat pada
seorang primigravida, warnanya membiru), striae
nigra,linea alba menjadi lebih hitam (linea
grisea/nigra).
d). Sekitar payudara, hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk
areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada
yang merah muda pada kulit putih, coklat tuia pada wanita
kulit.coklat , dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar
Montgomeri menonjol dan pembuluh darah manifes sekitar
payudara.
e). Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akiabat
pembesaran bagian tersebut.
8) Epulsi
Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan
pertama (Walyani, 2015:72).
b. TandaTidak Pasti Kehamilan

4
Tanda kemungkinan kehamilan yaitu :
1) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan
konsistensi dari rahim (Sunarsih, 2011:114).
2) Tanda Hegar.
Pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.
3) Tanda Goodel.
Pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung
hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
4) Tanda Chadwicks.
Perubahan warna menjdi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks (Kumalasari, 2015: 3).
5) Tanda Piscaseck.
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio
biasanya terletak disebelah atas, dengan bimanual akan terasa
benjolan yang asimetris (Sunarsih, 2014:144).
6) Tanda Braxton Hicks.
Merupakan perenggangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik.
Sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan
minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada
trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya,
lamanya, dan kekuatannya sampai mendekati persalinan
(Prawiroharjdo, 2008:101).
7) Teraba Ballotement.
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
Hal ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan
bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja
merupakan myomas uteri(Hani, 2011:99).
8) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
Tes urine dilaksanakan minimal 1 minggu setelah terjadi pembuahan.
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormone
gonadotropin dalam urin. Kadar yang melebihi amabang normal,
mengindikasikan bahwa wanita mengalami kehamilan (Meiliya,
2009:15).
c. Pasti Kehamilan
1) Denyut jantung janin.
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop
Laenec, DJJ baru dapat di dengar pada usia kehamilan 18-20
minggu. (Hani, 2011:75).
2) Kerangka janin.
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.
(Hani, 2011:75).
3) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan
janin dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu
(Kusmiyati, 2008:79).
4) Melihat, meraba atau mendengar pergerakan saat melakukan
pemeriksaan. (Sunarti, 2013:79)

5
2.1.4 Perubahan Fisiologis pada Trimester III
Pada trimester ketiga terjadi beberapa perubahan pada tubuh ibu,
yaitu:

a). Uterus

Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram
(berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat
agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat.
Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong
seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan
sangat penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah
wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit
seperti mola hidatidosa dan sebagainya.

Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari


diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada
kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara ½ jarak pusat dan
prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak
kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhanjanin
normal, maka tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu adalah 25
cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm.
Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-
kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala
janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.

b). Serviks Uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena


hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas
kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai
spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti

6
tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin
kebawah.

Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak


menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu
diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa
hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar,
sehingga dapat mengganggu kehamilan. Kelenjar-kelenjar di serviks akan
berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-
kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih
merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron.
Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.

c). Vagina dan Vulva

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.


Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah
dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-
pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti
karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat. Apabila
terjadi kecelakaan pada kehamilan atau persalinan maka perdarahan akan banyak
sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan,
cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.

d). Mammae

Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.

e). Sirkulasi Darah

Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia


kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara
keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga

7
konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar
hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil
mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita yang tidak hamil.
Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian juga
hitung trombositnya.

Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan


meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung
tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi
denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu,
terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.

Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut
karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat tingginya tekanan
darah vena yang kembali dari utrerus dan akibat tekanan mekanik dari uterus
pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai (dan
kadang-kadang pada vena vulva) pada wanita yang rentan.

Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat


hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36. Peningkatan
aliran darah pada kulit disebabkanoleh vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan
mengapa wanita “merasa panas” mudah berkeringat, sering berkeringat banyak
dan mengeluh kongesti hidung.

f). Sistem Respirasi

Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena


pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih
dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat
20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih
rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan
mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan
kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan penampilan badannya.

g). Traktus Digestifus

8
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah
relaksasi, sehingga dapat terjadi reguritasi isi lambung yang menyebabkan rasa
terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih
lama berada di lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan
motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
menyebabkan konstipasi, yang merupakan salah satu keluhan utama wanita
hamil.

h). Traktus Urinarius

Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
berkemih timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat
pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal
pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%.
Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea,
uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.

i). Sistem Imun

HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar IgG,
IgA dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga
mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini,
hingga aterm.

j). Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.


Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophone stimulating hormone
(MSH) yang meningkat. MSH ini merupakan salah satu hormon yang juga
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit
pigmen dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal sebagai kloasma gravidarum.

2.1.5 Perubahan Psikologis Ibu pada Kehamilan Trimester III


Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak
nyaman dan ingin segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan oleh
persiapan-persiapan kebutuhan bayi. Selain itu akan disibukan pula oleh
pengontrolan kehamilan yang lebih ketat. Menjelang dua minggu kelahiran
banyinya, perasaan ibu sudah tidak sabar ingin melihat dan menyentuh bayinya
(Hulliana, 2001). Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi
karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak
semangat dan depresi, ketika bayi membesaar dan ketidaknyamanan bertambah.

9
Calon ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu lama. Reaksi calon ibu terhadap
persalinan secara umum tergantung pada persiapan dan persepsi ibu terhadap
kehamilan ini (Hamilton, 2015).
Pada periode ini, kecemasan-kecemasan menghadapi persalinan akan
muncul dan mulai dirasakan. Bayangan-bayangan negatif mulai menghantui,
misalnya Apakah ia bisa melahirkan normal ? Bagaimanan cara mengejan ?
Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan dirinya pada saat melahirkan ? Apakah
bayinya akan lahir normal?. Sementara itu sang suami hendaknya memberikan
dukungan yang lebih kepada istrinya. Jika kehamilan ini bukan yang yang
pertama kali sang suami dapat melakukan pendekatan terhadap kakak-kakak “si
bayi” agar tidak tergantung kepada ibu sepenuhnya. Dengan demikian, ibu tidak
akan merasa khawatir dan memikirkan kondisi putra-putrinya setelah melahirkan.
Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa aman
pada ibu dan dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya
dengan latihan senam bersama-sama, menemani saat kontrol kehamilan, dan
membantu ibu dalam memenuhi segala kebutuhannya. Dengan cara ini akan
muncul rasa percaya diri ibu sehingga memiliki mental yang kuat untuk
menghadapi persalinan. Selain dari suami dukungan dari keluarga juga sangat
berarti (Hulliana, 2015).
2.1.6 Perubahan Kebutuhan Ibu Hamil pada Trimester III
a) Oksigen
Seorang dewasa, istirahat yang sehat rata-rata 53 liter oksigen per jam.
rata-rata, dewasa sehat bernafas sekitar 500 mL udara per napas.Ini disebut
volume tidal normal. yaitu terdiri dari 150 mL udara ini akan pergi ke daerah
yang tidak berfungsi paru-paru, yang disebut “ruang mati.” Tingkat napas rata-
rata nafas adalah 12 napas per menit. Jadi, jumlah udara yang terhirup adalah 12
x (500 ml -150 ml) = 4.200 mL /.menit. Kalikan dengan 60 untuk mendapatkan
252.000 mL / jam. Artinya, setiap jam, orang akan bernapas dalam 252 liter
udara. Sedangkan kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat 20-25%.
b) Nutrisi bagi Ibu Hamil Trimester 3
Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil
mempunyai berat badan kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-tepungan
dikurangi, dan memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar untuk
menghindari sembelit. Bila terjadi keracunan kehamilan/uedem (bengkak-
bengkak pada kaki) maka janganlah menambah garam dapur dalam masakan
sehari-hari. Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada
kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:
1) Kalori.
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -
80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg.
Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu,
tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar 285-300 kkal.
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin
dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban).
Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan
melahirkan dan menyusui.

10
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot
konsumsi makanan dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa
diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk olahannya, kentang, gula,
kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak, Anda bisa
mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak
nabati.
2) Vitamin B6 (Piridoksin).
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di
dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino,
karbohidrat, lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam
pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf).
Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk
mengantarkan pesan. Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar
2,2 miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
3) Yodium.
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan
mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan
senyawa ini, akibatnya proses perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat
dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara
berlebihan sehingga janin tumbuh melampaui ukuran normal. Karenanya,
cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka yang ideal untuk
konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.
4) Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3).
Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma
sistem pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin
sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin
11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu,
kacang-kacangan, hati dan telur.
5) Air.
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi
juga dari cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu
tubuh, melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta
mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga
terhindar dari sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya
minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus
buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar bobot tubuh
tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan softdrink.
2.1.7 Standar Pelayanan ANC
Pelayanan antenatal diberikan oleh tenaga kesehatan harus mengacu pada
pedoman pelayanan antenatal terpadu. Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI, (2013a)
dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari 10T yaitu:

11
1) Timbang berat badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan pada ibu
hamil yang indeks masa tubuh normal yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan
atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin (Kemenkes, RI 2013a).

2) Tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) hipertensi disertai
edema wajah dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria dapat mengindikasikan
adanya preeklamsia pada kehamilan (Kemenkes, RI 2013a).

3) Ukur lingkar lengan atas (LiLA)

Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko
kurang energi kronik (KEK). Kurang energi kronis dimana LiLA kurang dari 23,5cm. Ibu
hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR), anemia pada
kehamilan dan resiko perdarahan pada saat persalinan (Kemenkes, RI 2013a).

4) Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. jika tinggi
fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan
janin. Standar pengukur menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu
(Kemenkes, RI 2013a).

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap
kali kunjungan. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
janin belum masuk kepanggul berarti ada kelainan letak, panggul.Sedangkan penilaian
DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ
kurang dari 120x/menit atau DJJ lebih dari 160x/menit menunjukkan adanya gawat janin
(Kemenkes, RI 2013a).

6) Beri imunisasi tetanus toksoid

Mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu harus mendapatkan imunisasi TT. Pada
saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TTnya. Pemberian imunisasi
TT pada ibu hamil disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini (Kemenkes, RI 2013a).

7) Beri tablet tambah darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama (Kemenkes, RI
2013a).

8) Test laboratorium

12
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:

a) Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil untuk mengetahui jenis golongan darah ibu
dan untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

b) Pemeriksaan kadar haemoglobin

Pemeriksaan kadar haemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada
trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga.

c) Pemeriksaan protein dalam urin

Pemeriksaan protein dalam urin ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan trimester
ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya proteinuria
pada ibu hamil.

d) Pemeriksaan kadar gula darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes mellitus harus dilakukan pemeriksaan gula
darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada
trimester kedua dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).

e) Pemeriksaan darah malaria

Ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria dalam rangka
skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria atas indikasi.

f) Pemeriksaan tes sifilis Veneral Disease Research Laboratory (VDRL)

Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang
diduga sifilis (Kemenkes, RI 2017).

g) Pemeriksaan Human Imunodeficiency Virus (HIV)

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil
yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberikan
kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV
(Kemenkes, RI 2017).

h) Pemeriksaan Hepatitis B surfance Antigen (HbsAg)

HbsAg merupakan antigen permukaan yang ditemukan pada virus hepatitis B yang
memberikan arti adanya infeksi hepatitis B aktif (Kemenkes, RI 2017).

i) Pemeriksaan Basil tahan Asam (BTA)

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita tuberculosis
sebagai pecegahan agar infeksi tuberkolosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.

9) Tatalaksana kasus

13
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium
setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar
dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan sistem rujukan

10) KIE Efektif

Bimbingan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling sesuai kebutuhan ibu
termasuk P4K dan kontrasepsi setelah melahirkan. KIE efektif dilakukan pada setiap
kunjungan antenatal yang meliputi: a) Kesehatan ibu, b) Perilaku hidup bersih dan sehat,
c) Peran suami atau keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, d) Tanda
bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas serta kesiapan mengahadapi komplikasi, e)
Asupan gizi seimbang, f) Gejala penyakit menular dan tidak menular, g) Penawaran
untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu (resiko tinggi), h) Inisiasi
menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif, i) KB paska persalinan, j) Imunisasi, k)
Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan.

2
2.2 Manajemen Konsep Asuhan Kebidanan (ASKEB Teori Varney)
2.2.1 Pengkajian Data
2.2.2
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III G1P0A0
SUBJEKTIF
A. Biodata/Identitas
Nama Ibu : Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Penghasilan : Penghasilan :
Alamat : Alamat :
No. Telp : No. Telp :
a) Nama : Untuk mengenal dan mengetahui pasien.
b) Umur : Untuk mengetahui faktor resiko.
c) Agama : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien.
d) Suku bangsa : Untuk menetahui faktor bawaan atau ras.
e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual.
f) Pekerjaan : Mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap masalah pasien.
g) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal pasien dan lingkungannya
B. Alasan Kunjungan/Keluhan
Sadar atau tidak ada kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa
hamil, atau ada keluhan atau masalah lain yang dirasakan.
Pada ibu hamil TM 3 dengan UK 39 minggu biasanya keluhan yang sering terjadi
kenceng-kenceng karena kontraksi

14
C. Riwayat Menstruasi
Dikaji untuk mengetahui tentang menarche, berapa lama menstruasi, banyaknya
menstruasi dan untuk mengetahui hari pertama menstruasi terakhir serta untuk
menentukan tanggal kelahiran dari persalinan (Prawirohardjo, 2005)
D. Riwayat Kehamilan Sekarang
a) HPHT dan apakah siklus menstruasi normal
b) Gerakan janin (kapan mulai dirasakan dan apakah ada perubahan yang terjadi)
c) Masalah dan tanda-tanda bahaya (termasuk rabun senja)
d) Keluhan-keluhan lazim pada kehamilan
e) Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
f) Kekhawatiran lain yang dirasakan
Pada kehamilan sekarang dapat membantu menentukan umur kehamilan
dengan tepat. Setelah mengetahui umur kehamilan ibu, dapat memberikan
konseling tentang keluhan kehamilan yang biasanya terjadi dan dapat
mendeteksi adanya komplikasi dengan baik (Sunarsih, 2011)
E. Riwayat Obstetri
a) Pembagian dalam usia kehamilan:
(1) Abortus : kehamilan < 20 minggu/berat janin < 500 gr
(2) Preterm : Usia kehamilan ≥ 20 minggu dan ≤ 37 minggu
(3) Aterm : Usia kehamilan 38-42 minggu
(4) Postmatur/serotinus/postdate : Usia kehamilan diatas 42 minggu
b) Macam Penyulit Kehamilan
(1) Hiperemesis gravidarum
(2) Pre eklamsi-Eklamsi
(3) Kehamilan Ektopik
(4) Perdarahan antepartum
(5) Gemelli
(6) Kelainan dalam lama kehamilan (abortus, imatur, prematur, postdate )
(7) Kelainan dalam placenta & selaput janin (misal : mola hidatidosa, dll)
(Cunningham, 2006)
c) Macam Penyulit Persalinan
(1) Distosia kelainan tenaga, letak dan bentuk janin, panggul, traktus genitalis

(2) Gangguan Kala III (perdarahan postpartum, retensio placenta ) Syok


(3) Prolapsus tali pusat.
d) Macam Penyulit Nifas
(1) Infeksi nifas
(2) Kelainan pada mammae
(3) Subinvolusi uterus
(4) Trombosis
(5) Emboli
F. Riwayat Kontrasepsi
Dikaji untuk mengetahui ibu sebelum hamil pernah menggunakan alat
kontrasepsi atau tidak, berapa lama menggunakannya (Prawirohardjo, 2005)
G. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat penyakit sekarang
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang sedang diderita saat ini oleh ibu
(Prawirohardjo, 2005).
b) Riwayat penyakit yang lalu
Perlu dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit DM, hipertensi, jantung,
asma, TBC, epilepsi atau penyakit lain yang pernah diderita (Prawirohardjo,
2005).
H. Riwayat Kesehatan Keluarga

15
Dikaji apakah dalam keluarganya ada yang mempunyai penyakit menurun seperti
DM, jantung, asma dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis (Prawirohardjo,
2005).
I. Pola Kehidupan Sehari-hari
1.Nutrisi : Untuk mengetahui pola makan dan minum selama hamil dan makanan
apa saja yang dikonsumsi. Pada dasarnya dianjurkan makan menu 4 bintang.
Nilai gizi dapat ditentukan denganbertambahnya berat badan 6,5 sampai 15 kg
selama hamil. Karena bertambahnya berat badan terlalu besar dan kurang Akan
berakibat terjadinya penyulit pada kehamilan. (Manuaba, 2010).
2.Eliminasi : Pada kehamilan trimester III, ibu hamil menjadi sering buang air
kecil dan konstipasi. Hal ini dapat dicegah dengan konsumsi makanan tinggi serat
dan banyak minum air putih hangat ketika lambung dalam keadaan kosong untuk
merangsang gerakan peristaltik usus.
3.Istirahat : Ibu hamil pada TM III biasanya mengalami gangguan pada pola
istirahatnya, karena ibu hamil di TM III mengalami sering kencing.Ha ini dapat
dicegah oleh ibu hamil yaitu dengan minum air putih yang banyak di siang hari
dan mengurangi minum di malam hari agar tidak mengnggu pola istirahat ibu ,
(Manuaba, 2010).
4. Pola Aktivitas : Perlu dikaji, Karena semakin tua kehamilan aktifitas
bekerja harus makin dikurangi dan bekerja sesuai dengan kemampuan.
(Manuaba, 2010; h.117).Olahraga saat hamil dianjurkan adalah jalanjalan waktu
pagi hari untuk ketenangan dan mendapatkan udara Segar (Manuaba 2010
5. Personal Hygiene : Perlu Dikaji untuk menegtahui apakah ibu menjaga
Personal hygiene atau tidak, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan ibu,
(Varney 2006).Perlu pengawasan gigi saat hamil, karena sering terjadi karies gigi
yang berkaitan dengan emesis-hiperemesis gravidarum, hopersalivasi dapat
menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi .(Manuaba 2010).
6. Hubungan seksual : Perlu dikaji, karena ada suatu keadaan tertentu yang tidak
memperbolehkan ibu hamil melaukan hubungan seksual. Hubungan seksual
disarankan untuk dihentikan apabila ada indikasi (Manuaba, 2010)

J. Riwayat Psikososial, spiritual, dan budaya

a)Riwayat psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, misal
wanita mengalami banyak perubahan emosi/ psikologis selama masa
hamil, sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu . Pada kasus
ini ibu mengatakan cemas dengan keadaan atau keadaan yang
dialaminya.
b)Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
(1) Respon ibu hamil pada kehamilan yang diharapkan diantaranya siap
untuk hamil dan siap menjadi ibu, lama didambakan, salah satu tujuan
perkawinan. Sedangkan respon ibu hamil pada
Psikososial budaya : Untuk mengetahui bagaimana keadaan mental ibu
dalam menjalani kehamilan ini, biasanya ibu hamil dengan anemia
sedang akan tampak cemas (Saifuddin, 2002).
Riwayat pernikahan : Menikah atau tidak menikah, cerai, pisah atau
janda sudah berapa lama menikah, umur suami, kesehatan, pekerjaan.
(Lawintono, 2004).
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh perkawinan terhadap Ibu
hamil TM III , karena pada usia menikah kurang dari 20 tahun organ
reproduksinya belum siap untuk menerima kejadiannya, menikah lebih
dari 35 tahun akan menyebabkan resiko tinggi bila terjadi kehamilan

16
(Prawirohardjo, 2005). kehamilan yang tidak diharapkan seperti belum
siap dan kehamilan sebagai beban (mengubah bentuk tubuh, menganggu
aktivitas).
(2) Respon keluarga tanyakan bagaimana respon dan dukungan
keluarga lain misalnya anak (apabila telah mempunyai anak), orang tua,
mertua klien.
c)Riwayat pernikahan :
(1) Usia pertama kali menikah
Tanyakan pada klien pada usia berapa ia menikah. Hal ini diperlukan
karena apabila klien mengatakan bahwa ia menikah di usia muda
sedangkan klien pada saat kunjungan awal ke tempat bidan sudah tidak
lagi muda dan kehamilannya adalah yang pertama, ada kemungkinan
bahwa kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan.
Hal ini akan berpengaruh bagaimana asuhan kehamilannya. Usia yang
baik untuk menikah yaitu 20-25 tahun, pada usia tersebut system
reproduksi wanita sudah matang dan siap untuk dibuahi.
(2) Pernikahan ke
Dikaji untuk mengetahui pernikahan yang keberapa sah maupun tidak,
selain itu kaji pernah hamil atau mempunyai anak di kehamilan
sebelumnya.
(3) Lama menikah
Tanyakan kepada klien sudah berapa lama menikah. Apabila klien
mengatakan bahwa telah lama menikah dan baru saja bisa mempunyai
keturunan, maka kemungkinan kehamilannya saat ini adalah kehamilan
yang sangat diharapkan. Selain itu pengkajian ini juga dapat mengetahui
jarak kehamilan ibu memiliki resiko tinggi atau tidak.
(4) Status pernikahan
Kaji apakah pernikahan sekarang sah atau tidak. Status pernikahan yang
tidak sah akan berpengaruh jika terdapat gawat darurat dan ibu dengan
kondisi ekonomi menengah kebawah akan susah untuk memproses
jamkesmas.
d) Pengambilan keputusan dalam keluarga
Pengambilan keputusan perlu ditanya karena untuk mengetahui siapa
yang diberi kewenangan klien mengambil keputusan apabila ternyata
bidan mendiagnosa adanya keadaan patologis bagi kondisi kehamilan
klien yang memerlukan adanya penanganan serius bidan akan langsung
meminta persetujuan kepada pengambil keputusan.
OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1) Pemeriksaan umum
a)Keadaan umum
Untuk mengetahui apakah keadaan umum pasien baik, sedang, buruk.
b)Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran umum pasien apakah
composmentis,
Apatis
somnolen,
delirium,
semi korna dan
koma.
c)Antropometri

17
(1) BB
Menurut Walyani (2015) berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang,
perlu mendapat perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit
kehamilan.BB juga dikaji untuk mengetahui target penambahan BB dari IMT saat
awal kehamilan apakah kurang atau melebihi target
(2) TB
Tinggi badan juga sebagai tolak ukur apakah ibu hamil dapat bersalin dengan
normal. Normal tinggi badan yang dapat melahirkan secara pervaginam adalah
145 cm.Tinggi badan kurang dari 145 cm ada kemungkinan terjadi Cepalo Pelvic
Disproportion (CPD).
(3) Lila
Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan KEK atau tidak, standar minimal
lingkar lengan adalah 23,5 cm. Apabila ibu mengalami KEK dapat terjadi
komplikasi kehamilan maupun
persalinan.
TTV :
1)TD : Menurut Walyani (2015) tekanan darah yang normal adalah 120/80
mmHg. Jika tekanan darah >140/90 mmHg,waspada adanya
hipertensi/preeklampsi. Pada ibu hamil yang memiliki riwayat tekanan darah
yang tinggi maupun rendah akan dapat berpengaruh pada saat proses persalinan.
2)Suhu : Menurut Walyani (2015) suhu badan normal adalah36,5°C sampai
37,5°C. Bila suhu lebih dari 37,5°C kemungkinan ada infeksi.
3)Nadi : Menurut Marmi (2014) denyut nadi maternal sedikit meningkat selama
hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit (dpm).
4)RR : Menurut Marmi (2014) untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan.
Normalnya 16-24 kali/menit.
e)TP : Untuk menghitung dan mengetahui perkiraan lahir menggunakan
rumus Naegele Rumus menentukan TP
Januari – Maret = +7 +9 +0 (Hari – Bulan – Tahun)
April – Desember = +7 -3 + 1 (Hari – Bulan – Tahun)
e) SKOR KSPR
Skor KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati) digunakan untuk mendeteksi apakah ibu
hamil memiliki resiko tinggi atau tidak, KSPR ini juga dapat menentukan tempat
persalinan dan penolong perslinan sesuai dengan skor yang di dapat
B. Pemeriksaan Fisik
a) Muka : Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan
leher (Chloasma Gravidarum) akibat Melanocyte timulating Hormone. Selain
itu, penilaian pada muka juga ditujukan untuk melihat ada tidaknya
pembengkakan pada daerah wajah serta mengkaji kesimetrisan bentuk wajah.
b) Mata : Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna , yang dalam
keadaan normal berwarna putih. Sedangkan pemeriksaan konjungtiva
dilakukan untuk mengkaji munculnya anemia. Konjungtiva yang normal
berwarna merah muda.Selain itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap
pandangan mata yang kabur terhadap suatu benda untuk mendeteksi
kemungkinan terjadinya pre-eklampsia
c) Hidung : Untuk mengetahui keadaan dan bentuk hidung.
d) Mulut : Melihat keadaan bibir, gigi dan gusi, lidah. Selama hamil sering
terjadi karies berkaitan dengan emesis - hipergravidarum, hipersalivasi dapat
menimbulkan timbunan kalsium disekitar gigi. (Manuaba 2010)
e) Telinga : Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang
telinga, dan pendengaran, pada ibu hamil TM III
f) Leher : Untuk mengetahui adan pembesaran kelenjar thyroid atau tidak,

18
g) Payudara : Pada kehamilan payudara akan membesar dan tegang dan tampak
lebih kehitaman, areola hiper pigmentasi, glandula montgomeri tampak lebih
jelas, putting susu menonjol.(Kusmiyati et al, 2009)
h) Abdomen
(1) Inspeksi menurut Alimul (2008)
Adalah proses pengamatan dilakukan untuk menilai pembesaran perut sesuai
atau tidak dengan tuanya kehamilan, bentuk perut memanjang atau
melintang, adakah linea alba atau nigra, adakah strie albican atau livide,
adakah kelainan pada perut, serta untuk menilai pergerakan anak (Saifuddin,
2002).
(2) Palpasi menurut Manuaba (2007), yaitu :
Adalah pemeriksaan dengan indera peraba yaitu tangan dilakukan untuk
menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta
menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan palpasi dengan metode
Leopold menurut Wiknjosastro (2006), meliputi :
Kontraksi : Untuk mengetahui kontraksi atau tidak
Leopold I : Untuk mengetahui TFU dan bagian apakah yang terdapat di
fundus
Leopold II : Untuk mengetahui bagian punggung janin di sebelah kanan atau
kiri
Leopold III : Untuk mengetahui bagian terbawah janin bokong atau kepala
Leopold IV : Untuk mengetahui apakah bagian terbawah sudah masuk PAP
atau belum
TFU (Mc. Donald) : Untuk mengetahui TFU dengan cara menggunalan
metlin mengukur dari fundus uteri sampai atas simfisis.
TBJ : Untuk mengetahui kisaran berat janin.
C. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium untuk menguji adanya kelainan yang menyertai kehamilan atau
tidak berguna untuk mengetahui kesejahteraan janin (Manuaba, 2007).
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mengkaji kadar Hb ibu hamil dengan
anemia sedang, dimana kadar Hb ibu hanya mencapai 7-8 gr% (Manuaba, 2010).
2.2.3 Interpretasi Data
Interpretasi data (data dari hasil pengkajian) mencakup diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosa masalah yang
spesifik (Varney, 2004).
a. Diagnosa kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan dalam ruang lingkup praktek kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Diagnosa kebidanan
yang ditegakkan pada ibu hamil normal TM III adalah Ny.Z
G….P…..A…. umur…. tahun hamil….. minggu, tunggal/kembar…….,
hidup/ mati ….., intra/ ekstrauteri……, memanjang/ melintang……,
fleksi/ defleksi……, presentasi kepala/ bokong……, punggung kanan/
kiri…..

2.2.4 Diagnosa Potensial


Untuk mengetahui komplikasi yang dapat di alami seorang ibu hamil TM III
yaitu terjadi persalinan preterm, kehamilan ganda, perdarahan pervaginam,
perdarahan solutis plasenta, kehamilan dengan ketuban pecah dini, kehamilan
dengan preklampsi-eklampsi.(Manuaba, 2009).

19
2.2.5 Antisipasi Penanganan Segera
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai
dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya, setelah
bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi
diagnosa atau masalah potensial yang sebelumnya (Varney, 2004).
Penanganan segera pada kasus ini adalah melakukan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain seperti dokter obsgyn, ahli gizi dan laboratorium
(Saifuddin, 2002).
2.2.6 Intervensi
Ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diantisipasi pada langkah
ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Varney, 2004).
Rencana asuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan anemia sedang
menurut Prawirohardjo (2005) adalah :
a. Pemberian obat preparat besi sebanyak 600-1000 mg/ hari
b. Pemberian vitamin C
c. Makan sayuran berwarna hijau dan buah yang kaya akan vitamin C
Menurut saifuddin (2002) adalah:
a. Pemantauan kadar Hb
b .Beri transfusi darah bila perlu
c. Pantau keseimbangan cairan
d. Beri furosemide 20mg IV atau peroral
e. Beri sulfas ferosus 60 mg peroral ditambah asam folat 400 mg per oral
sekali sehari.
2.2.7 Implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan yang menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara
efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan oleh bidan atau
sebagian dilakukan oleh klien atau tenaga lainnya (Varney, 2004)
2.2.8 Evaluasi

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data


ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESETER III G2P00
No Register :

20
Hari/Tanggal : Senin,30 mei 2022
Jam : 20.00 WIB
Tempat : PMB
Pengkaji : Adinia
SUBJEKTIF
A. Biodata/Identitas
Nama Ibu Zahrotul hayati Nama Suami Ismail
Muhammad
Umur 23 tahun Umur 26 tahun
Agama Islam Agama Islam
Suku/Bangsa Madura Suku/Bangsa Madura
Pendidikan SD Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT Pekerjaan Petani
Penghasilan - Penghasilan
Alamat Dsn.pelalangan Alamat Dsn.pelalangan
1/11 jatian 1/11 jatian
No. Telp 085257798085 No. Telp 085257798085

B. Alasan Kunjungan/Keluhanan
Ibu datang mengeluh perutnya kenceng-kenceng
C. Riwayat Menstruasi
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Flour albus : tidak ada
HPHT : 25 - 8 - 2021
D. Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Gerakan janin pertama kali dirasakan :
2. Frekuensi ANC : 6 kali
3. Keluhan selama ANC : mual muntah, tidak enak makan,
4. Status TT : T4
5. Tanda bahaya dan penyulit kehamilan :
6. Obat yang pernah dan sedang di konsumsi :
a. TM I : fe, vitamin
b. TM II : fe, vitamin
c. TM III :
E. Riwayat Obstetri
HAMIL INI
F. Riwayat Kontrasepsi
Suntik 1 Bulan
G. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular dan menurun
H. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit menular,dan
menurun. Tetapi ibu mengatakan mempunyai riwayat keturunan Gemeli.

21
I. Pola kehidupan sehari - hari
POLA SEBELUM SAAT HAMIL
Nutrisi Makan : Makan :
Frekuensi : 3x/hari Frekuensi : 3x/hari
Jumlah : 3 piring Jumlah : 3 piring
Jenis : nasi,ikan,sayur Jenis :
Minum : nasi,sayur,tahu,tempe
Frekuensi : 8 x/hari Minum :
Jumlah : 8 gelas Frekuensi : 10 x/hari
Jenis : Air putih Jumlah : 10 gelas
Jenis : Air putih
Eliminasi BAB BAB
Frekuensi : 1x/hari Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : Padat Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning Warna: Kuning
kecoklatan kecoklatan
BAK BAK
Frekuensi : 3 x/hari Frekuensi : 5 x/hari
Warna : Kuning jernih Warna : Kuning jernih
Aktivitas Ibu mengerjakan Ibu mengurangi
pekerjaan rumah tangga pekerjaan rumah tangga
Istirahat/tidur Tidur Tidur
Lama : 6 jam/hari Lama : 6-7 jam/hari
Seksualitas 2x seminggu 1x seminggu
Personal hygiene Mandi : 2 x/hari Mandi : 2 x/hari
Sikat gigi : 2 x/hari Sikat gigi : 2 x/hari
Tempat : Kamar mandi Tempat : Kamar mandi
Kebiasaan yang Tidak ada Tidak ada
mempengaruhi
kesehatan

J. Riwayat Psikososial, spiritual, dan budaya


1. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Keluarga sangat
mendukung kehamilan
2. Riwayat pernikahan
a. Usia pertama kali menikah : 19 tahun
b. Pernikahan ke : 1
c. Lama menikah : 4 tahun
d. Status pernikahan : sah
3. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
4. Dukungan keluarga : Keluarga sangat mendukung kehamilan
ibu,karena ini anak pertama
5. Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : PMB dan bidan
OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Cukup

22
2. Kesadaran : composmentis
3. Keadaan emosional : stabil
4. Antropometri
a. BB sebelum hamil : 62 kg , IMT : 29.5
b. BB saat ini : 66 kg
c. TB : 145 cm
d. Lila : 30 cm
5. TTV
a. TD terlentang : 100/70 mmHg
b. TD miring : 100/60
c. MAP : 80
d. ROT : 10
e. Suhu : 37 °C
f. Nadi : 80
g. RR :20
6. TP : 2-6-2022
7. Skor KSPR : 6
B. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah : tidak pucat dan tidak oedema
2. Mata : konjungtiva merah muda,sklera putih
3. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis
4. Dada : simetris, tidak ada benjolan,tidak ada keluaran cairan yang
abnormal
5. Abdomen : tidak da bekas luka operasi
Leopold I :TFU 32 cm ,teraba bokong
Leopold II : teraba punggung kiri
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras dan melenting,
sudah masuk PAP
Leopold IV : konvergen 2/5 bagian
TFU mc donald : 32 cm
TBJ : 32 – 11 x 155 : 3.255
DJJ : 140 x/menit
Pemeriksaan panggul luar :
6. Ekstremitas
C. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11,5 gr/dl
Golda : O
Triple E : NR
3.2 Interpretasi Data
Diagnosa : G1P0000 UK 40 Minggu, kesan jalan lahir normal, resiko tinggi
(skor KSPR 6) Janin tunggal, hidup, presentasi kepala
3.3 Diagnosa Potensial
Tidak ada
3.4 Antisipasi Penanganan Segera
KIE posisi tidur yang benar dengan miring ke kiri,dan nutrisi

23
3.5 Intervensi
1. Jelaskan hasil pemeriksaan
2. Beri dukungan mental pada ibu
3. Beri KIE mengenai cara mengatasi pola istirahat ibu yang kurang danposisi
berbaring miring kiri.
4. Buat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang.
5. Lakukan informed consent kepada pasien
6. Lakukan dokumentasi
3.6 Implementasi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, bahwa kondisi
ibu dalam keadaan normal TTV
2. Memberi dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih merasa tenang dalam
menghadapi kehamilannya.
3. Memberikan KIE mengenai posisi tidur miring kiri untuk mencegah
penekanan pada vena cava inferior yang mana menyebabkan ibu
mengalami hipotensi dan mengakibatkan beratnya kinerja jantung.
4. Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang.
5. Melakukan informed consent kepada pasien
6. Melakukan pendokumentasian mengenai pemeriksaan yang dilakukan
3.7 Evaluasi
1. Ibu dan keluarga mengerti mengenai kondisi ibu dan bayinya dalam
keadaan baik.
2. Ibu mengerti bahwa keluhan yang dialaminya merupakan hal yang
normal dan ibu bersedia mengikuti saran yang dianjurkan oleh
bidan,yaitu posisi tidur dengan miring ke kiri.
3. Kunjungan ulang akan dilaksanakan seminggu kemudian.
4. Pasien menyetujui dan menandatangani informed consent
5. Telah dilakukan pendokumentasian pada buku pemeriksan

24
BAB 4

PEMBAHASAN

Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat
konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7
hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari
bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin, 2012. Kehamilan merupakan masa yang cukup berat
bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,
terutama suami agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman
dan nyaman (Yuliana, 2015).
Dari data yang telah di kaji didapatkan hasil pemeriksaan ibu normal, TD :
100/70 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 37° C, Pernafasan : 20x/menit. Ibu tampak
stabil dan kesadaran ibu composmentis. Ny "Z" mengatakan bahwa dirinya mempunyai
keturunan bayi kembar sehingga dia mempunyai resiko tinggi dengan skor KSPR 6.
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi
menjadi sakit atau meninggal sebelum kelahiran berlangsung (Indrawati, 2016).
Rencana asuhan yang diberikan kepada Ny. "Z" yaitu menjelaskan hasil
pemeriksaan, Memberikan KIE tentang posisi tidur miring, Memberikan kekuatan
mental, Menyuruh ibu untuk tetap memenuhi nutrisi ibu dengan baik, Dan
Menandatangani Informed Consent.
Dalam penulisan laporan pendahuluan ini tidak ditemukan kesenjangan antara
tinjauan pustaka/teori dengan pengaplikasian ketika kunjungan ANC dilakukan, artinya
kasus Kunjungan Kehamilan Trimester III ini sesuai dengan apa yang di bahas pada
tinjauan pustaka/teori.

25
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015:
2. Untuk terjadinya kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan
ovum (konsepsi), dan nidasi (implementasi) hasil konsepsi.(Prawirohardjo,
2014 hal 141).
3. Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak
nyaman dan ingin segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan
oleh persiapan-persiapan kebutuhan bayi. Selain itu akan disibukan pula
oleh pengontrolan kehamilan yang lebih ketat. Menjelang dua minggu
kelahiran banyinya, perasaan ibu sudah tidak sabar ingin melihat dan
menyentuh bayinya (Hulliana, 2001).
5.2 Saran
1. Bagi Institusi
Asuhan ini diharapkan akan dapat memberikan pemahaman dan kompetensi
bagi mahasiswa D.III Kebidanan Akademi Kebidanan Jember mengenai
Asuhan Kebidanan Kehamilan. Sehingga kemudian diharapkan akan
meningkatkan mutu kualitas institusi Akademi Kebidanan Jember.
Penyusunan laporan ini juga diharapkan akan dapat memperkaya kepustakaan
pada institusi Akademi Kebidanan Jember.

2. Bagi Lahan Praktik


Besar harapan hasil penulisan laporan dapat menjadi masukan terhadap tenaga
kesehatan untuk selalu menjaga mutu pelayanan dan pelaksanaan khususnya
pada asuhan Kebidanan kehamilan.

3. Bagi Pasien
Diharapkan kepada klien untuk lebih terbuka dengan petugas kesehatan,
sehingga jika ditemukan sebuah permasalaha petugas dengan cepat dapat
langsung memberikan respon dan klien akanmendapatkan Asuhan Kebidanan
Kehamilan yang bermutu sesuai Standart Pelayanan

26
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati, L., Sari, W., & Devi, C, S (2016). Antenatal Care. Jakarta. Penebar
Swadaya
Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta. EGC

Priharjo, Robert. Pengkajian Fisik Kebidanan. Jakarta: ECG, 2006.


Pusdiknakes. Konsep Asuhan Kebidanan, Pusdiknakes WHO JHPIGO. Jakarta;
2003.
Rukiyah, Al Yeyeh. Asuhan Kebidanan 1. Cetakan Pertama, Jakarta ; 2009.
Romauli, S. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika; 2011.
Saifuddin, A.B. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo;
2009.
Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo;
2010.

27

Anda mungkin juga menyukai