Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Eviden
Based” ini dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini, sehingga dapat diselesaikannya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang  jauh  lebih baik.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai masa nifas dan
eviden based, khususnya bagi penulis.

           
                                                                                    Gorontalo, Agustus 2020

                       

Penulis

                                                                            
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
PENDAHULUAN   
1.1    Latar Belakang…………………………………………………………..………..1
1.2    TujuanPenulisan ………………..............……………………………………......1
1.3    Manfaat……………………………………………………………….…………..2

PEMBAHASAN
2.1         Masa Nifas………………………………………………………………………3
2.2         Evidenbce Based………………………………………………………………..4

PENUTUP
3.1  Kesimpulan……………………………………………..………………..……... 10
3.2  Saran…………………………………………………………..……………. …..10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan,
bayi baru lahir, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal.
Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalianan, dan
kala nifas sertapemerian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan
sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi dalam keadaan normal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan
kesanggupan suatu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia,
merupakan Negara yang angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti
kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segera untuk memberikan
pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan
lebih bermutu.
EBM didirikan Oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan
kuat professional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorietasi
akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk
penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada
tahun 2003.  Itu dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang
terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan
untuk ibu dan bayi.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang konsep nifas.
2. Untuk mengetahui Informasi Eviden Based pada masa nifas.

C. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami konsep pada ibu nifas dan mengaplikasikannya.
2. Mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan tentang evidence based pada
masa nifas
BAB II
PEMBAHASAN

A. MASA NIFAS
       Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali sepeti keaadaan semula( sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
       Selama masa pemulihan tersebut    berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat
fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan
maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.

1. Tujuan Asuhan Masa Nifas


 Asuhan yang diberikan  kepada ibu nifas bertujuan untuk:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu.
b. Pencegahan diagnose
c. Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana perlu
d. Medukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk
mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.
e. Imunisasi ibu terhadap tetanus
f. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak,
serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.
2. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas ini, antara lain sebagai:
a. Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat-
saat kritis masa nifas.
b. Pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan
keluarga.
c. Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan,
pemantauan, penanganan masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi
masa nifas.

3. Tahapan Masa Nifas


Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium
intermedial dan remote puerperium.
a. Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium intermedial
Peurperium intermedial merupakn masa kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia, yang lamanya sekitar 6-8minggu.

c. Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi . waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung
selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.
B. EVIDENCE BASED
Pengertian evidence based jika ditinjau dari pemenggalan kata ( inggris ) maka
evidence based dapat diartikan sebagai berikut evidence adalah bukti atau fakta dan
based adalah dasar. Jadi evidence based adalah praktik berdasarkan bukti.
Evidence based midwifery (pranctice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk
membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan
tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah
jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RSCM
Harrogate, inggris 2003 (hemmings et al, 2003). Itu dirancang untuk membantu
bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan
utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi.
Jadi pengertian evidence based midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan
kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah
yang sistematis.

1. anfaat Evidence Based
a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti
ilmiah.
b. Meningkatkan kompetensi (kognitif)
c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan
asuhan yang bermutu.
d. Memenuhi kepuasan pasien yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Perkembangan Evidence Based dalam Kebidanan Postnatal Care
Pada proses asuhan masa nifas ada beberapa hal yang dahulunya
bahkan sampai sekarang kita lakukan dan ternyata setelah dilakukan penelitian
ternyata tidak bermanfaat dan bahkan merugikan pasien.

N Tindakan yang dilakukan Sebelum EBM Setelah EBM


O
1. Pemakaian Tampon Tampon menyerap Tampon dapat
Vagina pendarahan tapi tidak menyebabkan
mengehentikan infeksi.
pendarahan.
2. Perawatan Terpisah (ibu Bayi benar-benar siaga Untuk mempererat
dan bayi) selama 2 jam pertama. bounding
attachment.
3. Pemakaian Gurita atau Gurita untuk Gurita
sejenisnya memperbaiki bentuk mempersulit
tubuh ibu pemantauan
involusio rahim dan
dapat menyebabkan
infeksi.

4. Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat


dikasih alkohol dan sekarang hanya
betadine. menggunakan kasa
steril.

          
Dari tindakan diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat
dikategorikan aman untuk asuhan pada ibu nifas dan bayi baru lahir hasil
penelitiannya:
a. Penggunaan Tampon Vagina
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menhentikan pendarahan,
bahkan pendarahan tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi.

b. Bounding Attacment
Bounding Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu
dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran
bayi. Dalam hal ini kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kembang
anak menjadi optimal. Pada proses ini penggabungan berdasarkan cinta dan
penerimaan yang tulus dari orangtua terhadap anaknya dan memberikan
dukungan asuhan dalam perawatannya. Kebutuhan untuk menyentuh dan
disentuh adalah kunci dari insting primata. Bayi memepelajari lingkungan
dengan membedakan sentuhan dan pengalaman dan benda yang lembut dan
keras, sama halnya dengan membedakan suhu panas dan dingin.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang
dapat diperoleh dari kontak dini:
1) Kadar oksitosin meningkat
2) Refleks menghisap dilakukan dini
3) Pembentukkan kekekbalan aktif dimulai.
4) Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak
Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan Bouding Attachment
1) Dilakukan segera
2) Sentuhan orangtua pertama kali
3) Kesehatan emosional orangtua
4) Terlibat pemberian dukungan pada proses persalinan
5) Adaptasi
6) Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak
7) Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi
kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu dan memberi trasa
nyaman.
8) Penekanan pada hal-hal positif.
9) Libatkan anggota keluarga
10)Ionmformasi bertahap tentang bounding attachment

C. Pemakaian Gurita dan Sejenisnya


Wanita yang setelah melahirkan pasti ingin tubuhnya kembali seperti semula/
langsing. Maka darti itu kebanyakan orang inigin memakai gurita/stagen.
Pada dasarnya, dunia kesehatan tidak menganjurkan setiap pasien bersalin
untuk memakai stagen atau gurita. Stagen atau gurita tidak memberikan efek positif
dalam mengecilkan atau mengencangkan perut karena sifatnya yang pasif. Pada
saat memakai stagen atau gurita perut memang terasa kencang, namun setelah
dilepas perut akan kendur seperti semula.
 Ibu yang melahirkan melalui proses operasi, dan jahitan berada di tengah perut
paling tidak memakai gurita setelah satu minggu setelah persalinan. Ini untuk
memberi waktu agar jahitan bekas operasi kering. Karna jika memakai gurita pada
jahitan masih basahakan membuat jahitan akan parah, jahitan bisa terbuka kembali,
atau bahkan bernana dan akan berakibat infeksi.
Saat hamil otot-otot menjadi kendur, khususnya otot dinding perut dan dasar
panggul. Untuk mengatasinya, jalan paling baik dan sehat adalah dengan senam
atau berolahraga yang dapat kembali mengencangkan otot dinding perut.
Pengencangan otot panggul bisa juga melakukan senam kegel. Senam kegel
berfungsi untuk menguatkan otot-otot dasar panggul dan saluran kemih yang
mampu mencegah mengompol ketika persalinan berlangsung. Dan juga bisa
melakukan dengan senam nifas  yang dilakukan seusai melahirkan. Senam ini lebih
bermanfaat untuk mengembalikan kekencangan perut usai melahitkan, dengan cara
yang tidak menyiksa dan jauh lebih sehat

D. Perawatan Tali Pusat


Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Telah
dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membandingkan cara penanganan tidak ada
peningkatan kejadian infeksi pada  laka tali pusat dibiarkan dan tidak melakukan
apapun selain membersihkan tali pusat dengan air bersih. Untuk di waspadai bagi
negara-negara yang beriklim tropis, penggunaain alkohol yang populer dan terbukti
ekfektif di daerah panas alkohol mudah menguap dan menjadi openurunan
aktifitasnya,
Bedak antiseptik tuja dapat kehilangan efektifitasnya terutama dalam suasana
kelembapan tinggi (apabila tidak dijaga). Sehingga penggunaan bahan tersebut
dapat meningkatkan infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga agar tetap kering
dan dingin. Kerena tidak ada bukti kuat dari penggunaan alkohol tersebut mahal
serta sulit untuk mendapat bahan yang berkualitas, untuk sementara agar ibu nifas
membiarkanluka tali pusat mengagering sendiri. Hasil penelkitian tersebut diatas
menunjukan bahwa dewngan membiarkan talipudsat mengering sendiri dan hanya
membersikan tiap hari dengan air bersih , merupakan cara paling cost effektive
untuk perawatan tali pusat.
Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubukan apapun di sekitar tali
pusat karena dapaty menyebabkan infeksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya
kelembaban (akibat penyerapan dari bahan tersebut ) badan bayi sehingga
menciptakan kondisi yang ideal untuk tumbuhnya bakteri. Penting untuk
dinasehatkan kepada ibu agar tidak membubuhkan apapun dan hendaknya tali
pusat dibiarkan membuka agar tetap keringatau dibalut dengan kasa kering.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan tingginya AKI dan perinatal yang dialami sebagian besar negara
berkembang . maka WHO menetapkan  salah satu usaha yang dapat mencapai
peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannya praktek berdasarpada evidenc based.

B. Saran
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian,
akan pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam
memberikan pelayanan  kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan
AKIdan AKB.

Anda mungkin juga menyukai