Disusun Oleh:
KELOMPOK : 1 KELAS KUBAR
1. Aisyah Ayu Mentari 12. Marhamah
2. Desi Veronika 13. Minah Suci
3. Diah puspita Ulan 14. Munawarah
4. Ekalista 15. Novita Asmiranti
5. Farida Agustini 16. Presensia
6. Indah Susanti 17. Raudah
7. Juliati 18. Rifkah Susilawangi
8. Lisa Rosalina 19. Ririn Noviani Dewi
9. Lisma Heriyanti 20. Romi
10. Lusiana 21. Satriyani
11. Margaritha Sustanti
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
GIP0000 dengan Anemia Ringan”. Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata
Dalam penulisan makalah ini tidak sedikit hambatan yang ditemui. Namun atas dukungan
moral dan materi yang diberikan dalam penulisan makalah ini, maka dalam kesempatan ini
1. Rahmawati Wahyun, M.Keb selaku Dosen mata kuliah Berfikir Kritis yang telah
2. Rekan-rekan kelompok 1 Mata Kuliah Berpikir Kritis yang banyak memberi bahan, saran
dan masukan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Baik dari segi
penyusunan, bahasa maupun penulisan yang mungkin saja belum mampu mencapai kata
sempurna,serta kekurangan isi ataupun materi tentang anemia pada ibu hamil. Oleh karena itu
saran dan kritik dari rekan-rekan yang sifatnya membangun sangat penulis butuhkan untuk
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur
mortalitas dan yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizi. Kualitas hidup yang
digunakan sebagai indikator adalah angka kelahiran hidup,sedangkan untuk mortalitas adalah
angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu per 100.000
kelahiran(Dinas Kesehatan Kota Balikpapan,2015).
Anemia merupakan masalah yang masih terjadi pada wanita khususnya ibu hamil.
Prevalensi anemia secara umum terjadi pada 56 juta ibu hamil yang tersebar di seluruh dunia
dengan pembagian sekitar 7 juta di Eropa dan Amerika dan sisanya yaitu 49 juta terjadi di negara
maju, berkembang dan negara miskin di Asia dan Afrika (Fatimah dan Susi, 2015).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 didapatkan
data Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007)
menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu,AKI di Indonesia Tahun 2013 dan
Tahun 2014 sebanyak 190 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Penyebab kematian ibu di
Indonesia Tahun 2012 adalah 30,1% perdarahan, 26,9% hipertensi dalam kehamilan, 5,6%
infeksi, 1,8% partus lama dan 1,6% abortus. Sedangkan pada tahun 2013 penyebab kematian ibu
di Indonesia adalah 30,3% perdarahan, 27,1% hipertensi dalam kehamilan dan 7,3% infeksi
(Depkes,2014).
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian
Bayi (AKB) di Indonesia mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI,2012). Pada tahun 2013
AKB di Indonesia mencapai 25 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Pada tahun 2015 AKB
di Indonesia menurun menjadi 14 per 1.000 kehairan hidup (Depkes,2014). Penyebab kematian
bayi di Indonesia pada Tahun 2007 adalah 37% gangguan pernafasan, 34% prematuritas, 12%
sepsis, 7% hipotermi, 6% kelainan darah/ikterus, 3% post matur, 1% kelainan
kongenital(Riskesdas,2007). Sementara target yang harus dicapai sesuai kesepakatan MDGs
pada tahun 2015 yaitu, AKI adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan AKB adalah 23 per
1.000 kelahiran (Depkes,2012).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kehamilan
a. Pengertian
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000
gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi
menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin.
a) Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3 jari diatas
pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.
b) Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri adalah setengah jarak
prosesus xifoideus dan pusat
c) Pada usia kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar satu jari di
bawah prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas
panggul.
d) Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun setinggi tiga jari di
bawah prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk
pintu atas panggul.
2) Vagina
3) Ovarium
4) Payudara
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan
tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
6) Metabolisme
Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk
yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.
Sejumlah kekuatan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas,
ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian
dan hak istimewa lain, dan wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan
fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan (Walyani, 2016).
Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang menjadi 12T,
sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T (Walyani,
2016) yakni:
2) Tekanan darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah yang
cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. Apabila
turun di bawah normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal
berkisar systole/diastole: 110/80-120/80 mmHg.
3) Pengukuran tinggi fundus uteri Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik
nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak
boleh ditekan).
Tabel 2.1
Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas,
karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan
janin.
5) Pemberian imunisasi TT
Tabel 2.2
6) Pemeriksaan HB
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini
untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi
10) Perawatan Payudara
Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil didaerah
endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu panas
tinggi disertai menggigil.
14) Temu wicara
a) Defenisi Konseling
b) Prinsip-prinsip konseling
- Keterbukaan
- Empati
- Dukungan
2. Anemia
a. Pengertian Anemia
Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya
zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia
karena kekurangan zat besi (Proverawati, 2011).
Anemia secara praktis didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung
eritrosit di bawah batas “normal”. Namun, nilai normal yang akurat untuk ibu
hamil sulit dipastikan karena ketiga parameter laboratorium tersebut bervariasi
selama periode kehamilan. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar
hemoglobin di bawah11g%. Dalam praktik rutin, konsentrasi Hb kurang dari 11g
% pada akhir trimester pertama dan <10g% pada trimester kedua dan ketiga
diusulkan menjadi batas bawah untuk mencari penyebab anemia dalam
kehamilan. Pada ibu hamil yang mendapat suplementasi besi, yaitu 11g% pada
trimester pertama dan 10,05g/pada trimester kedua dan ketiga (Sarwono, 2014).
b. Klasifikasi anemia
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa dapat
menjadi sumber perdarahan serius. Pada awal kehamilan, anemia akibat
perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik,
dan mola hidatidosa(Sarwono:2005).
d) Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel
megaloblast dalam sumsum tulang. Anemia megaloblast disebabkan oleh
gangguan pembentukan DNA pada inti eritroblast, terutama akibat
defisiensi Vitamin B12 dan asam folat. Sel megaloblast ini fungsinya tidak
normal, dihancurkan semasa dalam sum-sum tulang sehingga terjadinya
eritropoeisis tidak efektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek, keadaan
ini mengakibatkan leukopenia, trombositopenia dan gangguan pada oral,
gastrointestinal dan neurologi(Tarwoto dan Wasnidar, 2013:48).
e) Anemia Hemolitik
- Ringan : Hb 8g%-9,9g%
- Sedang : Hb 6g%-7,9g%
- Berat : Hb <6g%
1) Merasa lelah dan sering mengantuk oleh karena rendahnya Hb dan kurangnya
oksigen, sehingga kurang transport untuk metabolisme dalam tubuh.
2) Merasa pusing dan lemah (dizness dan weaknes) oleh kurangnya oksigen dan
energi menyebabkan ibu meras lemah dan capek
8) Kulit pucat
10) Muka ikterik
d. Etiologi Anemia
Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya asupan makanan
sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil dan menyusi (kebutuhan
fisiologis), dan kehilangan banyak darah saat menstruasi.
Kehilangan darah terjadi melalui operasi, penyakit dan donor darah. Pada
wanita kehilangan darah terjadi melalui menstruasi dan wanita hamil
mengalami perdarahan saat dan setelah melahirkan. Perdarahan patologi
akibat penyakit/infeksi parasit seperti cacingan dan saluran pencernaan
berhubungan positif terhadap anemia. Perdarahan gastroitestinal oleh adanya
luka di saluran gastrointestinal (gastritis, tukak lambung, kanker kolon dan
polip pada kolon). Ibu hamil yang mengalami anemia dengan perdarahan
gastrointestina umumnya akan mengalami anemia sedang namun cukup besar
proporsi untuk mengalami anemia berat. Direkomendasikan wanita hamil
yang terinfeksi parasit usus dan cacingan untuk meakukan skrinning rutin
(Kefiyaew, 2014).
e. Patofisiologi Anemia
Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang
lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.bertambahnya
darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan
mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu ( Tarwoto dan
Wasnidar, 2013)
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada
trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu
hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90
tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas(Manuaba, 2011).
1) Anemia ringan
Anemia ringan dengan kadar Hb 9-10gr%, ibu hamil dengan anemia ringan
produktifitas kerjanya akan menurun tai ibu hamil dengan kondisi ini bisa
melewati kehamian dan persalinan tapna akibat atau komplikasi apapun.
2) Anemia sedang
3) Anemia berat
Anemia berat dengan kadar Hb <7gr% Tiga stadium anemia berat yang
berbeda Telah diakui - kompensasi, Dekompensasi, dan yang terkait dengan
Kegagalan peredaran darah Jantung Dekompensasi biasanya terjadi ketika Hb
Jatuh di bawah 5,0 g/dl. Curah jantung dibesarkan bahkan saat istirahat,
volume stroke menjadi ebih besar dan detak jantung meningkat. Palpitasi dan
sesak bahkan saat istirahat merupakan gejala dari perubahan ini. Ini
Mekanisme kompensasi tidak memadai untuk mengatasi penurunan Hblevels.
Oksigen kurang berakibat anaerob metabolisme dan akumulasi asam laktat
yang akhirnya terjadi peredaran darah membatasi hasil kerja. Jika tidak
diobati, Ini menyebabkan edema paru dan kematian.
Bila Hb <5 g / dl dan sel yang dikemas Volume (PCV) di bawah 14 [12].
Kehilangan darah Bahkan 200 ml di tahap ketiga menghasilkan Shock dan
kematian pada wanita ini. Bahkan hari ini perempuan di daerah pedesaan
terpencil di Indonesia, India sampai di rumah sakit hanya pada saat ini
Dekompensasi panggung Data yang tersedia dari India menunjukkan bahwa
angka morbiditas ibu lebih tinggi pada wanita dengan Hb di bawah 8.0 g / dl.
tingkat kematian ibu menunjukkan kenaikan tajam saat tingkat hb ibu Jatuh di
bawah 5,0 g / dl. Anemia langsung menyebabkan 20 persen kematian ibu di
India dan Secara tidak langsung menyumbang 20 lainnya Persen kematian ibu
(Shaikh sabina dkk, 2015).
Gangguan His, kala satu da pat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar,
kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering melakukan
tindakan opersai kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan
perdarahan postpartum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi
perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.
1) Pencegahan anemia
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mecegah terjadinya anemia jika
sedang hamil atau mencoba hamil. Makan-makananan yang tinggi kandungan
zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal, telur, dan kacang
tanah) dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang
diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk
memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan folat. Pastikan tubuh
mendapatkan setidaknya 27mg zat besi setiap hari. Selama kehamilan ibu
hamil juga mengkonsumsi suplemen zat besi.
2) Penanganan anemia
a) Anemia Ringan
Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat
peroral sekali sehari.
c) Anemia Berat
a) Tatalaksana Umum
b) Tatalaksana khusus
BAB III
1. PENGKAJIAN
Tempat : Pkm. SD
S:
1. Identitas Klien
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. D
Umur : 17 tahun Umur : 20 tahun
Suku : Kutai Suku : Kutai
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Honorer
Alamat : Jl. XY
O:
K/U : Sedang
Kesadaran : composmentis
N : 80 x/m
RR : 20 x/m
T : 36,0 C
BB : 55 kg
TB : 158 cm
LILA : 25 cm
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Golongan Darah : A
2. DIAGNOSIS
A: Ny.S usia 17 tahun G1P0000 hamil 11 minggu 3 hari dengan anemia ringan
3. PERENCANAAN
1. Beritahukan pasien tentang hasil pemeriksaan bahwa tanda-tanda vital dalam batas normal dan
HB 9,6 gr/dl
4. Beritahukan ibu untuk selalu menjaga Personal hygiene dalam kehamilan seperti menjaga
kebersihan tubuh agar terhindar dari infeksi apabila basah ataupun kotor.
5. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melaksanakan aktifitas yang berat dan dapat
membuat ibu kelelahan.
6. Beritahukan ibu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan
7. Beritahukan ibu komplikasi dalam kehamilan dengan keadaan ibu yang sedang mengalami
anemia.
9. Anjurkan ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya minimal satu bulan sekali tetapi bila
ada keluahan ibu boleh datang kapan saja.
4. INTERVENSI
P:
1. Memberitahukan pasien tentang hasil pemeriksaan bahwa tanda-tanda vital dalam batas normal
dan HB 9,6 gr/dl
b. Kebutuhan protein dapat diperoleh dari telur, tahu, tempe, ikan dan susu.
c. Zat besi yang diperlukan setiap hari dapat diperoleh dari daging, hati, telur dan
kedelai.
d. Kebutuhan asam folat (vitamin B) dan vitamin C dapat diperoleh dari misalnya jus
jeruk, brokoli, dan juga roti.
4. Memberitahukan ibu untuk selalu menjaga Personal hygiene dalam kehamilan seperti menjaga
kebersihan tubuh agar terhindar dari infeksi apabila basah ataupun kotor.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melaksanakan aktifitas yang berat dan
dapat membuat ibu kelelahan.
d. Penglihatan kabur
j. Kejang
7. Memberitahuan ibu komplikasi dalam kehamilan dengan keadaan ibu yang sedang mengalami
anemia. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah abortus, persalinan prematur, pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim terganggu. Sedangkan pada masa persalinan dapat
terjadi gangguan his sehingga kala satu dan dua dapat berlangsung lama. Pada masa nifas terjadi
subinvolusio uteri menimbulkan perdarahan postpartum, pengeluaran ASI berkurang.
9. Menganjurkan ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya minimal satu bulan sekali tetapi
bila ada keluahan ibu boleh datang kapan saja.
5. EVALUASI
Proses atau tahapan dalam melakukan critical thinking atau clinical reasoning merupakan proses
yang dinamis. Tenaga kesehatan pada umumnya menggabungkan satu atau lebih tahapan atau
kembali lagi dan mengulang langkah-langkah tersebut untuk membuat keputusan, mengambil
tindakan, dan mengevaluasi hasil asuhan.
2. Mengumpulkan semua data dengan melakukan pengkajian yang berhubungan dengan keluhan
untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan dan lengkap
4. Memutuskan diagnose yang ada perdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan
penunjang
5. Merencanakan tindakan yang akan diberikan contohnya memberi tahu keluarga untuk rencana
tindakan yang akan diberikan
6. Melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan sesuai keadaan
pasien.
7. Melakukan evaluasi apakah ibu sudah mengerti tentang KIE yang diberikan
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Penjelasan
Pada halaman ini membahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan menurut
SOAP pada Ny. S Ibu Hamil dengan Anemia Ringan secara terperinci mulai dari langkah
pertama yaitu pengkajian data sampai dengan penatalaksanaan serta evaluasi sebagai langkah
terakhir. Data objektif pada pasien dengan kasus Anemia Ringan adalah hasil pemeriksaan fisik
dan TTV dalam batas normal, akan tetapi Ny. S memiliki HB : 9,6 gr/dl yang termasuk dalam
kategori Anemia Ringan.
Berdasarkan data diatas masalah aktual adalah ibu hamil dengan keadaan anemia dimana
penegakan diagnosa ini di dapat dari data objektif data objektif dari hasil pemeriksaan penunjang
hasil pemeriksaan laboratorium yang di dapatkan HB 9,6 gr/dl.
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny.S yaitu dengan memberikan pendidikan
kesehatan yang meliputi pengetahuan anemia, asupan zat besi, pemberian suplemen zat besi,
vitamin B12, asam folat, atau vitamin C dan mineral lainnya. Menganjurkan ibu untuk datang
kembali sesuai jadwal yang ditetapkan ataupun bila ada keluhan lain yang dirasakan. Nutrisi
yang baik adalah cara terbaik untuk mecegah terjadinya anemia jika sedang hamil. Makan
makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal,
telur, dan kacang tanah) dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang
diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh
memiliki cukup asam besi dan folat.
BAB V
PENUTUP
2. Kesimpulan
Dan data Objektif Ny.S memiliki HB : 9,6 gr/dl. Menunjukkan adanya temuan diagnosis
kebidanan yaitu : dengan Anemia Ringan.
Baston, Helen dan Jennifer Hall, Midwifery Esesential ANTENATAL, Jakarta: EGC, 2013
Departemen Agama RI. AL-Quran Dan Terjemahannya. Jakarta : Toha putra. 2011
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan,
Makassar: SIK, 2014
Fatimah, Ernawati, Susi, Pelaksanaan Antenatal Care Berhubungan dengan Anemia Pada
Kehamilan Trisemester III, Yogyakarta, 2015
Hasswane Nadia, dkk. Prevelance and Factors Associated with Anemia Pregnancy in a Group Of
Moroccan Pregnant Women. journal of Biosciences and Medicine, No. 3, 88-97, 11
august 2011.
Intan Parulian, “Strategi Dalam Penanggulangan Pencegahan Anemia pada Kehamilan.” Jurnal
Ilmiah Widya,Vol. 3 No. 3, januari-juli 2016.
Jannah, Nurul, Buku Ajar Asuhan Kebidanan-Kehamilan,Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2012 .
Kefiyaew Fiagot, dkk. Anemia Among regnant Women in Southeast Ethioia: revaance,
saverity and Associated Risk Factors. BMC Research Notes 2014, 7: 771 . Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan,edisi pertama, 2013.
Luthfiyati, Yana. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di
Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta tahun 2012. Jurnal Medika Respati, Vol.X No. 2,
April 2015.
Mangkuji Betty. Asuhan Kebidanan Tujuh Langkah Varney. Jakarta. Penerbit buku kedokteran
EGC. 2013.
Manuaba,Ida Ayu, dkk. 1lmu kebidanan, penyakit kandungan dan kb. Edisi 2. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2011.
Prawihardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, 2014.
Purwoatui, Endang. TH dan Elisabeth. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2014.
Roboson, Elizabeth. S dan Jason Waugh, Patologi pada Kehamilan Manjemen dan Asuhan
Kebidanan, Jakarta: EGC, 2013.
Ratih, Rini Hariani. Pengaruh Pemberian Zat Besi (Fe) terhadap Peningkatan Hemoglobin Ibu
Hamil Anemia. Pekanbaru: Jomis( journal of Midwifery Science), Vol 1. No.2, Juli
2017.
Setiawati, Dewi. Kehamilan dan pemeriksaan kehamilan. Maksassar: Alauddin University Press.
2013.
Fatimah, St. dkk. pola konsumsi dan kadar hemoglobin pada ibu hamil di kabupaten Maros,
Sulawesi Selatan.Makassar: bagian gizi fakultas kesehatan masyarakat Universitas
Hasanuddin. 2011.
Tartwoto dan Wasnidar.Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil Konsep Dan
Pentalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media, 2013.