Kelompok VA :
Febri Ismail 242014
61
Husna Karimah 242014
62
Anita Larasati 242014
63
Putri Anja Lestari 242014
64
Siti Nur Hidayah 242014
65
2021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA
GLOBAL YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PROFESI
NERS ANGKATAN XXVI
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan “Laporan Tutorial Anemia pada Kehamilan” guna memenuhi tugas
kelompok stase Keperawatan Maternitas Program Pendidikan Profesi Ners STIKES
Surya Global Yogyakarta Tahun 2021.
Disusun oleh :
Kelompok VA
Febri Ismail 242014
61
Husna Karimah 242014
62
Anita Larasati 242014
63
Putri Anja Lestari 242014
64
Siti Nur Hidayah 242014
65
Mengetahui :
Pembimbing Akademik
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa kehamilan volume darah akan bersikulasi secara bertahap dan progresif
dari umur kehamilan 6 minggu akan terus meningkat pada umur kehamilan 14-27 minggu
dan puncaknya pada umur kehamila 32-34 minggu. Peningkatan volume darah ini terjadi
untuk menyuplai darah keuterus, payudara, ginjal, kulit dan sejumlah kecil organ lainnya,
serta memfasilitas pertukaran gas dan gizi pada ibu dan janin (Wylie dan Bryce, 2010).
Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut berkaitan dengan kemiskinan,
sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat lima sempurna. Sedangkan
51% penyebab anemia yang lain di seluruh dunia adalah defisiensi zat besi yang terjadi
pada wanita usia subur dan ibu hamil (Robson &Waung, 2013).
Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi yang dapat membantu tubuh
menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk tubuh. Selain itu pemberian vitamin C juga
dapat mencukupi zat besi dan folat (Proverawati, 2011).
Dalam menangani masalah anemia dalam kehamilan teradapat intervensi yang dapat
dilakukan untuk mengurangi masalah keperawatan yang timbul karena anemia pada ibu
hamil yaitu berdasarkan jurnal “Kepatuhan Konsumsi Zat Besi (Fe) Terhadap Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil”, salah satu tindakan yang dapat diupayakan oleh perawat untuk
mengurangi kejadian anemia pada ibu hamil adalah dengan melakukan pendidikan
kesehatan terkait pentingnya kepatuhan dalam mengonsumsi tablet Zat Besi (Fe) selama
kehamilan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Defenisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, hamil didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2010)
Kehamilan didefinisikan sebagai penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu.
Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, di mana trimester ke satu berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga 27), dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga 40) (Saifuddin, 2009).
b) Ureter tertekan oleh uterus apabila uterus keluar dari rongga panggul.
Ureter juga semakin berkelok-kelok dan kendur sehingga menyebabkan
perjalanan urin ke kandung kemih melambat. Kuman dapat berkembang
di kelokan itu dan menimbulkan penyakit.
c) Pada bulan ke dua kehamilan, ibu berkemih karena ureter lebih antefleksi
dan membesar.
5) Perubahan pada tulang
6) Perubahan pada jaringan pembentuk organ
7) Perubahan pada alat kelamin dalam
b. Perubahan Psikologis
Menurut teori Rubin, perubahan psikologi yang terjadi pada trimester I
meliputi ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir. Pada trimester II, perubahan
meliputi perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari
perkembangan dan pertumbuhan janin meningkat. Kadang tampak egosentris
dan berpusat pada diri sendiri. Pada trimester III, perubahan yang terjadi
meliputi memiliki perasaan aneh, lebih introvert, dan merefleksikan pengalaman
masa lalu (Saminem,2009).
1) Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat besi dan
mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan.
b. pusing, lemah;
c. nyeri kepala;
d. luka pada lidah;
e. kulit pucat;
f. membran mukosa pucat (misal, konjungtiva);
g. bantalan kuku pucat;
h. tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah.
(Rukiyah, 2010).
Hb 11 g% : tidak anemia
Hb 9 – 10 g% : anemia ringan
Hb 7 – 8 g% : anemia sedang
Hb <7 g% : anemia berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada
trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil
mengalami anemia maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet
pada ibu-ibu hamil di puskesmas. (Manuaba, 2010).
6. Macam-Macam Anemia
Menurut Prawirohardjo (2010), macam-macam anemia adalah sebagai berikut
(Astarina, 2014).
(Fraser, 2009).
b. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah gangguan darah di mana ukuran sel lebih
besar dari sel darah merah normal. Anemia ini biasanya disebabkan oleh
defisiensi asam folat dan jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.
Anemia ini sering ditemukan pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran
hijau segar atau makanan dengan protein tinggi (Proverawati, 2011).
c. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang
belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru. Pada sepertiga kasus
anemia dipisu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukemia, dan
gangguan imunologis (Fraser, 2009).
7. Dampak Anemia
Anemia dapat terjasi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus
selalu diwaspadai. Penyakit anemia yang menyerang ibu hamil, berpengaruh
terhadap kehamilan, persalinan, dam saat masa nifas. Adapun pengaruh anemia
terhadap kehamilan, persalinan dan nifas dapat mengakibatkan sebagai berikut
(Astarina, 2014).
b. Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi
pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk mencegah
terjadinya anemia.
c. Pendidikan
Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi pengetahuan
tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat
menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan
kesehatan keluarga.
b. Umur Ibu
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil,
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda
(<20 tahun) perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan
janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua di atas 30 tahun
perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan
diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang
cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung
(Nurhidayati, 2013).
3. Faktor Langsung
a. Kecukupan konsumsi tablet besi
Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi besi
yang diberikan kepada ibu hamil.
b. Jarak kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. c.
Paritas
d. Status gizi
Maulana kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi
ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat, sehingga
janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh
karena itu pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan
(Nurhidayati, 2013).
e. Penyakit Infeksi
Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia. Infeksi itu umumnya
adalah TBC, cacingan dan malaria, karena menyebabkan terjadinya
peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit.
Cacingan jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing akan menyebabkan
malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi.
Selain itu, pendidikan dan peningkatan asupan besi melalui makanan juga
merupakan upaya dalam mencegah anemia. Mengonsumsi makan yang cukup
mengandung kalori, setiap 1000 kkal makanan dari beras mengandung 6 mg Fe.
Meningkatkan makanan yang dapat memacu penyerapan zat besi dan mengurangi
makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Selain itu, juga dengan
memberikan penyuluahn tentang tanda dan gejala anemia serta yang ditimbulkan
oleh anemia (Astarina, 2014).
1) Timbang berat badan (T1). Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan.
Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester
kedua.
Penimbangan berat badan sangat penting dalam pengawasan ibu hamil. Dalam
keadaan normal kenaikan berat badan ibu hamil dari sebelum hamil, terhitung
mulai trimester I sampai trimester III yang berkisar diantara 6,5-16,5 kg ratarata
12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu
terakhir.
2) Ukur tekanan darah (T2). Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila
melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklampsi.
6) Pemeriksaan Hb (T6)
Menurut pendapat Manuaba (2007) pemeriksaan darah di lakukan minimal dua kali
selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III dengan pertimbangan
bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia.
Kriteria anemia menurut WHO untuk wanita hamil memiliki hemoglobin <11 g/dl.
Sedangkan, derajat anemia berdasarkan kadar Hemoglobin menurut WHO yaitu
ringan : Hb 8 g/dl-9.9 g/dl, sedang : Hb 6 g/dl-7.9 g/dl, berat : Hb <6 g/dl.
Dari standar minimal pelayanan antenatal yaitu 14 T di atas, terlihat bahwa untuk
pencegahan maupun penangan anemia terdapat pada T4 yaitu pemberian tablet Fe
sebanyak 90 tablet selama kehamilan, dan T6 yaitu pemeriksaan Hb. T6 tersebut
merupakan program pemerintah untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil
sedangkan untuk T6 berfungsi untuk mengetahui kadar Hb dalam darah seorang ibu
hamil sehingga dapat diketahui tingkat anemia yang dialami oleh seorang ibu hamil.
BAB III
KASUS
Ny. M G2P1A0 hamil 32 minggu datang ke RS dan mengatakan tubuh nya mudah lelah,
pusing, tangan dan kaki sering dingin serta terlihat pada kulit bibir dan kuku pucat. Ny. M
mengatakan gejalanya ini mulai dirasakan saat kehamilan kurang lebih pada usia kehamilan
31 minggu. Selain itu Ny. M juga mengatakan malas minum tablet penambah darah yang
diberikan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas tempat dimana pasien melakukan
pemeriksaan kehamilan. Ny. M mengatakan bahwa ibu tidak suka memakan sayuran dan
kurang minum air putih. Saat dilakukan pemeriksaan konjungtiva terlihat sedikit pucat,
Hb : 9,5 G/dl, TD : 120/80, RR : 18x/m HR : 85x/m, suhu 36,7 0C.
.
BAB IV
RUMUSAN MASALAH
P (Patient, I (Intervention) C C (Comparison) O (Outcome)
Population,
Problem)
Pasien ibu hamil Pemberian tablet zat Tidak ada Tidak terjadi anemia
trimester ke III besi (Fe) pembanding pada ibu hamil
dengan anemia
trimester ke III.
Pertanyaan klinis:
Adakah hubungan
pemberian tablet zat
bese (Fe) dengan
kejadian anemia?
BAB V
Tahap 1
Memasukkan ke search engine alamat website jurnal kesehatan Window of Health
Tahap 2.
Tahap jurnal yang muncul, kemudian klik judul jurnal yang diinginkan
Tahap 3.
Tampilan jurnal yang muncul, kemudian klik pdf untuk preview jurnal dan mendownload
BAB VI
HASIL PENELUSURAN BUKTI
A. Penulis
Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin, Program Studi D III Kebidanan, Universitas Islam
Lamongan.
B. Kata Kunci
Kepatuhan, Tablet Fe, Anemia
C. Tahun Terbit
Oktober, 2020
D. Penerbit
Window of Health: Jurnal Kesehatan
(http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/articel/view/364)
BAB VII
TELAAH KRITIS
Critical appraisal yang digunakan untuk menkritisi jurnal menggunakan instrumen VIA
yang terdiri dari validity, Importance dan applicability seperti sebagai berikut:
A. Validity
1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan desain penelitian survey
analitik dengan pendekatan cross sectional. Untuk melihat apakah ada pengaruh
kepatuhan mengonsumsi zat besi (Fe) terhadap kejadian anemia pada ibu hamil
trimester II dan III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPS Diana
Ernawati Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan. Analisis data
menggunakan Fisher Exact Test, sedangkan data disajikan deskreptif analitik.
3. Sampel
Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini Total Sampling. Yaitu
tehnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.
Jumlah total sampel yaitu 19 orang.
5. Uji statistik
Penelitian ini menggunakan analisis Fisher Exact Test. Uji statistik yang
digunakan sudah sesuai, uji Fisher Exact Test merupakan uji yang digunakan
untuk melakukan analisis pada dua sampel independen yang jumlah sampelnya
yang relatif kecil (biasanya kurang dari 20) dengan skala data nominal atau
ordinal (Notoatmodjo, 2012).
B. Importance
1. Karakteristik Pasien
Dalam penelitian ini memilih pasien ibu hamil trimester ke II dan III sebagai
responden.
2. Beda Proporsi
Jurnal menggunakan proporsi dalam tabel distribusi frekuensi responden. Beda
proporsi ini sudah sesuai untuk pengamatan yang dilakukan dalam tahap analisis
deskriptif yaitu pengamatan terhadap tabel frekuensi (Nursalam, 2018).
3. Nilai ρ
Pada penelitian ini ditetapkan nilai ρ < 0,05, jika nilai ρ < 0,05 berarti Ho
ditolak, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kepatuhan minum tablet Fe
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di BPS Diana Ernawati Desa Laren
Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan. Berdasarkan uji statistic dengan
menggunakan Fisher’s Exact Test didapatkan hasil nilai p-value = 0.011<α
(0.05).
- Penentuan hasil penelitian sudah sesuai dari uji statistik, kemungkinan hasil uji
signifikan/bermakna yaitu adanya perbedaan atau pengaruh antara sampel
yang diteliti pada taraf siginifikansi tertentu (Nursalam, 2018).
4. Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden patuh dalam
konsumsi tablet Fe yaitu sebanyak 12 respoden (63%). Mayoritas responden
tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 13 responden (68.4%). Mayoritas
responden yang patuh konsumsi tablet Fe tidak mengalami anemia yaitu
sebanyak 10 responden (83.4%), sedangkan mayoritas responden yang tidak
patuh konsumsi tablet Fe mengalami anemia sebanyak 4 responden (57.1%).
Simpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh antara kepatuhan minum tablet Fe
dengan kejadian anemia pada Ibu Hamil di BPS Diana Ernawati Desa Laren
Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, dengan p-value (0.011).
BAB VIII
DISKUSI
A. Kepatuhan Konsumsi Zat Besi (Fe) Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mendukung
kebutuhan gizinya sejak merencanakan kehamilan. Tetapi sayangnya, tingkat
kepatuhan ibu hamil untuk mengonsumsi tablet tambah darah demi mencegah anemia
sangat rendah. Padahal, anemia pada ibu hamil berdampak bukan hanya pada ibu tetapi
juga pada janin. Ibu yang menderita anemia berat berisiko mengalami perdarahan saat
persalinan dan kematian. Sementara bayinya beresiko lahir dengan berat rendah serta
prematur.
Kondisi hamil akan membutuhkan nutrisi yang lebih dari perempuan tidak hamil,
seperti kebutuhan nutrisi makro yang dibutuhkan untuk proses pembentukan janin
menjadi manusia yaitu protein, dan nutrisi mikro yang berperan sebagai pembentukan
organ maupun sel janin seperti asam folat, kalsium, vitamin D dan zat besi, selain dari
terpenuhinya asupan makanan yang cukup terkadang masalah yang muncul dari
seorang ibu hamil adalah tingkat anemia yang tinggi.
Ekspansi volume darah terjadi karena peningkatan plasma dan eritrosit. Karena
plasma bertambah cukup besar maka konsentrasi hemoglobin dan hematokrit agak
berkurang selama kehamilan. Akibatnya kekentalan darah secara keseluruhan
berkurang. Konsentrasi hemoglobin di bawah 11 gr% terutama pada akhir kehamilan
perlu dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi bukan karena
hipervolemia kehamilan. (Cunningham, 2013).
Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia defisiensi zat besi berkaitan dengan
asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang cepat.
Kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk
eritropoienis, kehilangan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah
keseluruhanya dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Sebagian
perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan
tambahan ini berakibat pada defesiensi zat besi. Pencegahan anemia defesiensi zat besi
dapat dilakukan dengan suplemen besi dan asam folat.
B. Efektivitas intervensi
Sesuai dengan kasus yang diambil pasien ibu hamil trimester III yang
mengalami anemia dan dapat diketahui bahwa pasien malas untuk minum tablet Zat
Besi yang diberikah oleh petugas kesehatan, merupakan salah satu faktor yang
menyebabakan nilai Hb kurang dari normal. Seperti diketahui anemia dalam kehamilan
merupakan suatu kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr%. Upaya
pemeliharaan kesehatan pada masa kehamilan harus di mulai sejak janin masih dalam
kandungan dengan meningkatkan nutrisi dan asupan gizi selama kehamilan. Status gizi
selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang di kandung.
Jika dibandingkan dengan kondisi di lapangan saat ini, masih banyak sekali ibu yang
mengabaikan mengkonsumsi tablet fe dengan berbagai macam alasan diantaranya
ada yang lupa, malas, tidak suka dengan bau ataupun rasanya, ada yang merasa mual
serta berbagai alasan lainnya. Maka dari itu, dalam kasus ini baik yang dipaparkan
di dalam jurnal maupun kondisi lapangan saat ini dapat ditarik benang merahnya
bahwa pentingnya peran perawat dalam mengupayakan promosi kesehatan,
komunikasi informasi dan edukasi (KIE) untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil
pentingnya dalam kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe serta informasi terkait
dampak yang dapat ditimbulkan bagi ibu dan janin, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran ibu hamil secara mandiri, selain itu diperlukan juga
bantuan orang terdekat seperti suami dan keluarga dalam mendukung dan
mengingatkan ibu hamil untuk patuh dalam mengkonsumsi tablet fe ataupun
perawat bisa menawakan berbagai cara alternatif bagi ibu hamil yang tidak patuh
mengkonsumsi tablet fe dikarenakan tidak suka rasa ataupun baunya dengan
mengkombinasikan mengkonsumsi tablet fe bersamaan dengan makanan kesukaan
ibu hamil serta mnawarkan alternatif lainnya.
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dalam jurnal penelitian ini sudah menggunakan kata yang bersifat baku dan sesuai
dengan EYD bahasa Indonesia serta menyertakan daftar pustaka.
2. Kelebihan jurnal ini memiliki nilai validitas tinggi dikarenakan dilihat dari analisis
data dari VIA ( validitiy, importance dan applicable) sehinggga dapat digunakan
dalam tindakan pada pasien ibu hamil dengan anemia.
3. Kekurangan jurnal ini yaitu tentang kurangnya pemaparan nilai Hb pada setiap
responden, sehingga tidak bisa diketahui mengenai klasifikasi anemia mulai dari
ringan sampai berat.
3. Mengingat peran perawat sebagai peneliti, perlu adanya penelitian lanjutan yang
dapat digunakan dan dikembangkan sehingga implementasi keerawatan dapat
berjalan dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Astarina, Dita. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelurahan Rawabadak Utara Tahun 2014. Jakarta: Poltekkes Jakarta III.
Manuaba, I.B.G, dkk. 2009. “Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan”.
Jakarta: EGC.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Edisi Kedua. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, S. 2012 . Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nurhidayati, Rohmah Dyah. 2013. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Tersedia :
Saifuddin, AB. 2009. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: EGC.
Saminem. 2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: EGC
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tarwoto. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : CV Sagung Seto.
Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihana.
Wylie dan Bryce, 2010. Manajemen Kebidanan Gangguan Medis Kehamilan Dan
Persalinan.Jakarta: EGC
Yanti, Supri Indah. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Di Puskesmas Gedung Negara Kecamatan Hulu Sungkai Kabupaten
Lampung. Jakarta : Poltekkes Jakarta III.