Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

DAN PRA KONSEPSI

KIE PERSIAPAN KEHAMILAN PADA MASA PRANIKAH

   

OLEH:

Eneng Siti Nurpadilah 07180100091 A1


Gina Nuryanti 07180100090 A1
Lenny Cresna Djami Hau 07180100111 A1
Siti Hayat Nurani 07180100100 A1
Vanny Patricia Huky Lena 07180100109 A1

Dosen Pengampu :
Hidayani, Am.Keb., S.KM., M.KM
Retno Sugesti, S.ST., M.Kes
Uci Ciptiasrini, S.KM., M.Kes

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat

menyelesaikan penyusunan makalah Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pra

Konsepsi dengan judul “KIE Persiapan Kehamilan Pada Masa Pra Nikah”.

Makalah ini merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang

harus dilaksanakan oleh civitas akademika khususnya mahasiswa.

Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh

karena itu kami sebagai tim penyusun makalah ini mengharapkan kritik, saran dan

masukkan yang membangun untuk kedepannya makalah ini dapat diperbaiki

menjadi lebih baik.

Jakarta, 21 Oktober 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3

1.1 Latar Belakang..........................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.3 Tujuan........................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................6

2.1 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kesehatan (KIE) Pra-nikah.............6

2.2 Hak Reproduksi Dan Seksual....................................................................7

2.3 KIE Persiapan Kehamilan Pada Masa Pra Nikah......................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

3.1 Kesimpulan..............................................................................................11

3.2 Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konseling pranikah adalah pelatihan berbasis pengetahuan dan
keterampilan yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat
bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan
yang akan menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan nama program
persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif  pranikah dan
terapi pranikah. Konseling pranikah dimaksudkan untuk membantu pasangan
calon pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan
yang akan muncul dalam rumah tangga mereka dan membekali mereka
kecakapan untuk memecahkan masalah.
Dalam melakukan peran mereka sebagai pasangan, seorang suami dan
istri haruslah memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Salah satu
indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah bahwa kesehatan
reproduksinya berada pada kondisi yang baik. Kesehatan reproduksi adalah
keadaan yang menunjukkan kondisi kesehatan fisik, mental, dan sosial
seseorang dihubungkan dengan fungsi dan proses reproduksinya termasuk di
dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan yang mempengaruhi
kegiatan reproduksi tersebut. Dalam kesehatan reproduksi pembagian peran
sosial perempuan dan laki-laki mempunyai pengaruh besar terhadap
kesehatan perempuan dan laki-laki. Peran sosial laki-laki dan perempuan itu
semakin dirasakan dalam kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan
reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia, misalnya masalah
pergaulan bebas pada remaja, kehamilan remaja, aborsi yang tidak aman,
kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Status/posisi perempuan
di masyarakat merupakan penyebab utama masalah kesehatan reproduksi
yang dihadapi perempuan, 10 A. Kesehatan karena menyebabkan perempuan
kehilangan kendali terhadap kesehatan, tubuh, dan fertilitasnya. Perempuan
lebih rentan dalam menghadapi risiko kesehatan reproduksi, seperti
kehamilan, melahirkan, aborsi yang tidak aman, dan pemakaian alat

4
kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksinya, perempuan lebih rentan
secara sosial maupun fisik terhadap penularan IMS, termasuk HIV-AIDS.
Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dari hubungan laki-laki dan
perempuan. Namun keterlibatan, motivasi, serta partisipasi laki-laki dalam
kesehatan reproduksi masih sangat kurang. Laki-laki juga mempunyai
masalah kesehatan reproduksi, khususnya yang berkaitan dengan IMS
termasuk HIV-AIDS. Karena itu dalam menyusun strategi untuk
memperbaiki kesehatan reproduksi harus diperhitungkan pula kebutuhan,
kepedulian, dan tanggung jawab laki-laki. Walaupun korban kekerasan adalah
perempuan dan laki-laki, perempuan pada dasarnya lebih rentan terhadap
kekerasan atau perlakuan kasar, yang pada dasarnya bersumber pada
subordinasi perempuan terhadap laki-laki atau hubungan gender yang tidak
setara.
Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah bahwa
kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang baik. Kesehatan
reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan kondisi kesehatan fisik,
mental, dan sosial seseorang dihubungkan dengan fungsi dan proses
reproduksinya termasuk di dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan
yang mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut. Dalam kesehatan
reproduksi pembagian peran sosial perempuan dan laki-laki mempunyai
pengaruh besar terhadap kesehatan perempuan dan laki-laki. Peran sosial
laki-laki dan perempuan itu semakin dirasakan dalam kesehatan reproduksi.
Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia,
misalnya masalah pergaulan bebas pada remaja, kehamilan remaja, aborsi
yang tidak aman, kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi.
Status/posisi perempuan di masyarakat merupakan penyebab utama masalah
kesehatan reproduksi yang dihadapi perempuan, 10 A. Kesehatan karena
menyebabkan perempuan kehilangan kendali terhadap kesehatan, tubuh, dan
fertilitasnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan KIE Pra-nikah?

5
2. Apa saja Hak Reproduksi dan Seksual pada pasangan Pra-nikah?
3. Apa saja KIE Persiapan Kehamilan Pada Masa Pra Nikah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui KIE Pra-nikah
2. Untuk mengetahui apa saja Hak Reproduksi dan Seksualitas pada
Pasangan Pra-nikah.
3. Untuk mengetahui KIE Persiapan Kehamilan Pada Masa Pra Nikah.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kesehatan (KIE) Pra-nikah


1. Definisi
UU No. 36 tahun 2009, penyuluhan kesehatan diselenggarakan
guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat dan aktif berperan serta dalam upaya
kesehatan. penyuluhan kesehatan diselenggarakan untuk mengubah
perilaku seseorang atau kelompok masyarakat agar hidup sehat melalui
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Promosi dapat dilakukan
dengan pendekatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) berbagai
kategori kelompok sasaran. Setiap jenis kelompok sasaran masyarakat
cara KIE yang berbeda satu sama lain. Kedalaman tujuan KIE pun
berbedabeda, mulai dari KIE yang hanya mengubah pengetahuan sampai
pada pengubahan sikap mental dan keterampilan. Untuk mengubah
pengetahuan, KIE dapat dilakukan dengan komunikasi yang bersifat
informative saja. Sedangkan untuk mengubah sikap mental dan
keterampilan, KIE harus dilakukan dengan komunikasi yang
terusmenerus, terencana, dan dilaksanakan secara sistematis (Slamet,
1980 dalam Badan POM RI 2012).
Konseling pranikah (premarital counseling) merupakan upaya
untuk membantu calon suami dan calon istri oleh seorang konselor
profesional, sehingga mereka dapat berkembang dan mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya melalui cara-cara yang
menghargai,  toleransi dan dengan komunikasi yang penuh
pengertian,sehingga tercapai motivasi keluarga,  perkembangan,
kemandirian, dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga.
Konseling pranikah ini dianggap penting karena banyak orang
yang merasa salah dalam menetapkan pilihannya, atau mengalami banyak
kesulitan dalam penyesuaian diri dalam kehidupan berkeluarga. Banyak
orang yang terburu-buru membuat keputusan tanpa mempertimbangkan

7
banyak aspek sehubungan dengan kehidupan berumah tangga. Konseling
keluarga ini diselenggarakan dengan maksud membantu calon pasangan
membuat perencanaan yang matang dengan cara melakukan asesmen
terhadap dirinya yang dikaitkan dengan perkawinan dan kehidupan
berumah tangga.
2. Media KIE
Media penyuluhan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu
penyuluhan (AVA). Disebut media penyuluhan karena alat-alat tersebut
merupakan alat saluran dalam (chanel) untuk menyampaikan kesehatan
karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan
pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau ‘klien’. Berdasarkan
fungsinya sebagai penyaluran pesanpesan kesehatan (media), media ini
dibagi menjadi tiga, yakni :
a. Media cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan
sangat bervariasi antara lain : booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip
chart (lembar balik), rubrik, poster, dan foto.
b. Media elektronik
Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau
informasi-informasi kesehatan dan jenisnya berbeda-beda, antara lain :
televisi, radio, video, slide, dan film strip.
c. Media papan (bill board)
Papan (bill board) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai
dan diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan.
(Notoatmodjo, 2007)

2.2 Hak Reproduksi Dan Seksual


1. Memiliki hak yang sama dalam memutuskan kapan akan mempunyai
anak, berapa jumlah anak dan jarak kelahiran.
2. Mendapatkan informasi yang lengkap tentang kesehatan reproduksi dan
seksual, serta efek Samping obat –obatan, alat dan tindakan medis yang
digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan Reproduksi dan seksual.

8
3. Mendapatkan informasi yang mudah, lengkap, dan akurat tentang
penyakit menular seksual, agar Perempuan dan laki-laki terlindungi dari
infeksi menular seksual (IMS) dan infeksi saluran reproduksi (ISR) serta
memahami upaya pencegahan dan penularannya yang dapat berakibat
buruk terhadap Kesehatan reproduksi dan seksual bagi laki-laki,
perempuan dan keturunannya.
4. Memperoleh informasi dan pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau,
dapatditerima, sesuai Dengan pilihan tanpa paksaan.
5. Pihak perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi
yang dibutuhkan yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam
menjalani kehamilan, persalinan dan nifas serta memperoleh bayi yang
sehat.
6. Hubungan suami istri harus didasari penghargaan terhadap pasangan
masing-masing dan dilakukan dalam kondisi dan waktu yang diinginkan
bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan.
7. Hak reproduksi juga mencakup informasi yang mudah, lengkap, dan
akurat tentang penyakit menular seksual, agar perempuan dan laki-laki
terlindungi dari infeksi menular seksual (IMS) serta dan memahami
upaya pencegahan dan penularannya yang dapat berakibat buruk
terhadap kesehatan reproduksi laki-laki, perempuan dan keturunannya.

2.3 KIE Persiapan Kehamilan Pada Masa Pra Nikah


1. Persiapan Fisik:
a. Pemeriksaan status kesehatan:
Tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah)
b. Pemeriksaan Darah rutin:
Hb, Trombosit, Lekosit,
c. Pemeriksaan Darah yang dianjurkan:
1) Golongan Darah dan Rhesus
2) Gula Darah Sewaktu (GDS)
3) Thalasemia
4) Hepatitis B dan C

9
5) TORCH (toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus dan herpes
simpleks)
d. Pemeriksaan Urin: urin rutin
2. Persiapan Gizi:
Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui
penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi
serta defisiensi asam folat.
3. Status Imunisasi TT:
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus
dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai
kekebalan penuh.

4. Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi


a. Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.
b. Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non
sintetik.
c. Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang dengan
menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau
tisu.
d. Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau.
e. Khusus untuk perempuan:
1) Tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina.
2) Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama.
3) Pergunakan pembalut ketika menstruasi dan diganti paling lama
setiap 4 jam sekali atau setelah buang air.

10
4) Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna harap
memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
f. Bagi laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehatan

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah bahwa
kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang baik. Kesehatan
reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan kondisi kesehatan fisik,
mental, dan sosial seseorang dihubungkan dengan fungsi dan proses
reproduksinya termasuk di dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan
yang mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut.
Konseling pranikah adalah pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan
yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat
untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan
menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan nama program persiapan
pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif  pranikah dan terapi
pranikah.

3.2 Saran
Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar dapat lebih meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan KIE mengenai kesehatan
reproduksi kepada remaja, WUS maupun PUS pada masa pra nikah
terkhususnya dalam persiapan kehamilan. Hal tersebut perlu ditingkatkan
agar setiap pasangan dapat mengetahui dengan benar apa saja hal yang perlu
dipersiapkan untuk persiapan kehamilan dan petugas kesehatan dapat
mengetahui ada tidaknya masalah kesehatan reproduksi pada remaja, WUS
atau PUS serta dapat mencegah lebih dini. Petugas kesehatan dapat mengikuti
pelatihan atau seminar kesehetan terkait bimbingan konseling, informasi dan
edukasi pada remaja, WUS atau PUS untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

RI, Kementrian Kesehatan. Lembar Balik Kesehatan Reproduksi dan Seksual


Bagi Calon Pengantin. 2015. Kementrian Kesehatan RI
Slamet, 1980. 2012. Bimbingan Konseling BPOM RI. Jogajakarta : Bina
Pustaka
Notoadmojo. 2007. Media Konseling. Jakarta : Salemba Medika
PROLOG

DEMONSTRASI KIE PRANIKAH DI KUA

SEBAGAI BIDAN : Siti Hayat Nurani


SEBAGAI CATIN : 1. Vanny P Huky Lena
2. Lenny C Djami Hau
PETUGAS KUA : 1 Eneng Siti Nurpadilah
2.Gina Nuryanti

CATIN : Asslamwalaikum ( Selamat Pagi )


PETUGAS KUA : Waalaikumsalam ( Selamat Pagi, silakan masuk )
Sambutan senyum dan ramah ) Bagaimana
mas,mbak ada yang bisa dibantu?
CATIN : Baik Bu, Saya datang Kesini bersama Calon Istri
Saya Yang 3 bulan akan melanjutkan ke jenjang
pernikahan.
PETUGAS KUA : Baik apakah berkasnya sudah dilengkapi?
CATIN : Sudah bu
PETUGAS KUA : Boleh saya lihat
Baik Berkas-berkasnya Sudah Lengkap. Bapak ibu
disini sedang ada kegiatan dari puskesmas untuk
sosialisai tentang persiapan kesehatan sebelum
menikah mari saya antar pak dan ibu.
‘Calon Pengantin diantar oleh petugas kua ke ruangan petugas kesehatan ‘
BIDAN : Perkenalkan Saya Bidan Hayat ibu bapak disini
saya akan menjelaskan sedikit mengenai
pemeriksaan kesehatan sebelum menikah yang
harus dilakukan oleh calon pengantin.
“bidan menjelaskan mengenai pemeriksaan kesehatan kepada calon pengantin’
BIDAN : Bagaimna pak bu apakah ada yang ingin
ditanyakan?
CATIN : Begini Bu rumah saya kan jauh dari puskesmas
induk apakah pemeriksaan itu harus dipuskesmas
saja atau bisa juga dilakukan di tempatk praktek
bidan?
BIDAN : (Tersenyum) pemeriksaan lengkap itu hanya ada di
puskesmas dan rumah sakit tetapi ada beberapa
tempat praktek bidan yang menyediakan layanan
suntik TT yang merupakan salah satu pemeriksaan
yang sudah saya jelaskan tadi. Bagaimna ibu apakah
sudah paham?
CATIN : Iya Sudah Paham bu bidan
“pamit kembali ke petugas kua”
CATIN : bu tadi saya sudah mendaptkan informasi dari
petugas kesehatan.
PETUGAS KUA : oh baik bu. Karena tadi pengurusan berkasnya
sudah lengkap bapa dan ibu boleh pulang dan
diharapkan untuk memeriksan diri dengan anjuran
yang sudah tadi dijelaskan oleh petugas kesehatan.
CATIN : Baik Bu terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai