“Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan Bayi Berat Lahir Sangat Rendah
(BBLSR)”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal dan Basic Life Suport
Dosen Pengampu :
Yusri Dwi Lestari., S.ST., M.Kes
Disusun Oleh :
Nurul Qomariyah (2131900006)
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB 1.PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................
BAB 2. PEMBAHASAN...............................................................................……....
A. Pembahasan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)................................……....
1. Definisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).................................……....
2. Etiologi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).................................……...
3. Patofisiologi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)..........................……....
4. Faktor Resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)........................………
5. Diagnosis Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)..............................………
6. Penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)....................………
7. Pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)...........................………
B. Pembahasan Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR)..................…........
1. Definisi Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR)...................…........
2. Etiologi Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR)...................……....
3. Patofisiologi Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR)............………
4. Faktor Resiko Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR)..........……....
5. Diagnosis Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR)................………
6. Tata Laksana Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR)...........………
7. Pencegahan Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR).............………
BAB 3. PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang saat lahir dengan berat
badan kurang dari 2.500 gram. Bayi berat lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan),
mungkin juga cukup bulan (dismatur)(Hendayani, 2019).
Berat bayi lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu penyumbang terbesar angka
kematian bayi (AKB) (Labir et al., 2013). BBLR masih merupakan masalah kesehatan terkait
dengan mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan) perinatal. Angka kematian bayi baru
lahir di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang
lainnya. Bayi yang mengalami BBLR setiap tahun sekitar 20 juta bayi, 98,5% diantaranya di
negara berkembang. Pengalaman dari negara maju dan berpenghasilan rendah dan menengah
telah dengan jelas menunjukkan bahwa perawatan bayi BBLR yang tepat, termasuk
pemberian makan, pemeliharaan suhu, tali higienis dan perawatan kulit, serta deteksi dini dan
pengobatan infeksi dan komplikasi termasuk sindrom gangguan pernapasan dapat secara
substansial mengurangi kematian(WHO, 2018).
BBLR dapat menyebabkan dampak besar untuk mengalami berbagai masalah
kesehatan. Bayi dengan BBLR sering terkait dengan prematuritas dan masalah kesehatan
yang terjadi diakibatkan oleh belum matang dan lengkapnya organ dan fungsi tubuh
bayi(Abdiana, 2015). Maka perlu dilakukanya perawatan yang intensif. Bayi BBLR
menjalani perawatan di unit perawatan intensif seperti ruang NICU. BBLR dapat dirawat di
rumah jika kondisi kesehatan bayi tersebut sudah stabil. Selanjutnya perawatan BBLR harus
dilanjutkan di rumah oleh orang tua khususnya ibu dari si bayi.
Keluarga khususnya ibu memiliki peran penting dalam merawat dan mengasuh
bayinya dengan baik. Perawatan ibupada bayi BBLR sangat berdampak pada kualitas dan
pertahanan hidup BBLR dan bila ibu tidak melakukan perawatan dengan baik maka akan
berdampak pada angka kejadian infeksi, malnutrisi dan kematian pada bayi BBLR
(Magdalena br.Tarigan et al., 2012). Hasil penelitian ini juga didukung oleh pernyataan
Surasmi dalam (Magdalena br.Tarigan et al., 2012) yang menyatakan bahwa respon ibu
terhadap permasalahan bayi BBLR sangat mempengaruhi keputusan ibu untuk melakukan
perawatan terhadap bayinya dan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan BBLR,
masih banyak para ibu yang belum bisa merawat bayinya dengan baik, sehingga banyak bayi
BBLR yang tidak terselamatkan disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang
perawatan bayi BBLR.Tingginya kasusBBLR karena kurangnya tingkat pengetahuan ibu
tentang perawatan BBLR ini harus didukung dengan pemberian pendidikan kesehatan, karena
pendidikan kesehatan merupakan suatu cara penunjang program-program kesehatan yang
dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan dalam waktu yang pendek.
Konsep pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu
mengatasi masalah kesehatan menjadi mampu (Ribek et al., 2017).
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang perawatan bayi dengan BBLR
berbeda-beda tiap individunya. Pengetahuan ibu yang berbeda ini akan mengakibatkan
perawatan yang berbeda pula pada setiap bayi. Banyak ibu mengira merawat bayi dengan
BBLR sama dengan merawat bayi normal dan hal tersebut seringkali menyebabkan masalah
kesehatan pada bayi BBLR. Maka dari itu pengetahuan tentang merawat BBLR merupakan
hal yang penting karena pengetahuan merupakan dasar kesiapan ibu dalam merawat BBLR
(Indrayati, 2020).
Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram atau bayi berat lahir sangat rendah
(BBLSR) mempunyai beberapa masalah yang timbul di awal masa kehidupannya.
Permasalah ini merupakan akibat dari imaturitas stuktur dan fungsi sistem organ. Perkiraan
insidensi BBLSR berkisar 4-7% dari total kelahiran hidup namun mempunyai mortalitas 240
kematian per 1000 kelahiran BBLSR dimana angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan
dengan mortalitas pada bayi berat lahir rendah (BBLR). Dalam dekade terakhir angka
kematian BBLSR cenderung turun dengan makin berkembangnya sistem dan alat kesehatan
(National Center for Health Statistic, 2010). Badan organisasi kesehatan dunia WHO
merekomendasikan untuk tetap memberikan air susu ibu (ASI) sebagai nutrisi enteral pada
saat tatalaksana MEN tersebut (WHO, 2001).
Permasalahan yang sering muncul saat tatalaksana pemberian nutrisi pada BBLSR
adalah produksi ASI dari ibu yang melahirkan BBLSR atau bayi prematur tersebut masih
belum mencukupi kebutuhan anak sehingga diperlukan nutrisi enteral pengganti ASI. Susu
formula merupakan jenis nutrisi enteral yang sering digunakan sebagai nutrisi pengganti saat
ASI tidak tersedia (Klein, 2002). Saat ini susu formula pengganti ASI untuk BBLSR yang
direkomendasikan oleh WHO adalah susu formula jenis formula prematur standar yang
kandungannya lebih dikhususkaan untuk bayi BBLR (WHO, 2011).
Susu formula asam amino merupakan jenis susu formula elemental dikarena
mengandung senyawa elemental seperti karbohidrat, protein, lemak, dan mineral dalam
bentuk terkecil atau bentuk yang mudah tercerna dan terserap pada sistem pencernaan
manusia. Pada pasien neonatus dan pediatrik, penggunaan formula asam amino lebih sering
digunakan sebagai formula hipoalergik dalam kasus seperti alergi susu sapi dan malabsorpsi
(Martinez dan Ballew, 2011; Westland dan Crawley, 2013).
Hasil tersebut mendukung untuk mencoba menganalisis tolerasi, efektivitas, dan efek
samping pemberian formula asam amino saat diberikan pada BBLSR sejak awal pemberian
nutrisi enteral dengan pembanding formula prematur standar. Dengan kandungan nutrisi
elemental yang terkandung di dalamnya, diharapkan formula asam amino mempunyai tingkat
toleransi, efektivitas, dan efek samping yang lebih baik dibandingkan formula prematur
standar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud BBLR dan BBLSR?
2. Apakah etilogi BBLR dan BBLSR?
3. Bagaima patofisiologi BBLR dan BBLSR?
4. Apa saja factor resiko BBLR dan BBLSR?
5. Bagaimana mendiagnosis BBLR dan BBLSR?
6. Bagaimana penatalaksanaan BBLR dan BBLSR?
7. Apa saja pencegahan BBLR dan BBLSR?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi BBLR dan BBLSR
2. Untuk Mengetahui etiologi BBLR dan BBLSR
3. Untuk mengetahui patofisiologi BBLR dan BBLSR
4. Untuk mengetahui factor resiko BBLR dan BBLSR
5. Untuk mengetahui diagnosa BBLR dan BBLSR
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan BBLR dan BBLSR
7. Untuk mengetahui pencegahan BBLR dan BBLSR
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan lahir bayi kurang dari 2500
gram terlepas dari berapapun usia gestasinya. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) juga
dikategorikan menjadi Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) yaitu berat badan bayi
<1500 gram, dan Berat Badan Lahir Amat Rendah (BBLASR) dimana berat badan bayi
<1000 gram.
Bayi BBLR mengalami kekurangan nutrisi in-utero diakibatkan karena buruknya
suplai nutrisi dari plasenta. Beberapa penyebab berhubungan dengan buruknya kesehatan
ibu, sosial ekonomi, factor ibu, dan beberapa dari factor janin, Factor genetic dan rasial
juga diperkirakan memicu terjadinya kecil pada berat dan mengukur dengan standar
percentile charts didesain untuk rata-rata untuk populasi European Caucasian. Seringkali
ini terjadi pada bayi-bayi yang original Asians. Hal ini juga diakibatkan diet dan
kesehatan yang buruk, dimana ibu hidup berbeda budaya, susah untuk memenuhi
makanan yang biasanya dia konsumsi. Keadaan plasenta yang kurang baik menyebabkan
janin tidak mendapat cukup asupan glikogen dan saat lahir, bayi akan sulit untuk
mempertahankan suhu tubuh dan kadar gula darah dan dapat menyebabkan bayi kecil
mungkin organ-organ bisa sudah matur, terutama bila usia kehamilannya mendekati
aterm, Jika bayi ini premature, maka masalah-masalahnya bisa imaturitas dari resiko
komplikasi dan prematuritasnya danmembutuhkan sebagai bayi premature.
B. Saran
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) dan Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR). Dan bagi masyarakat agar rajin
melakukan pemeriksaan kehamilan dan menjaga pola aktivitas dan pola nutrisinya.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo S, Winkjosastro H. Plasenta dan Cairan Amnion. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo; 2010.
OECD/WHO. “Low birthweight” in Health at Glance. Asia/Pasific: OECD Publishing; 2012
(diakses 15 Maret 2016) http://dx.doi.org/10.1787/97892661_83902-17-en.