Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK TENTANG

ANTENALCARE,BBLR,DAN FAKTOR RISIKO BBLR

Disusun Oleh :

NAHDHEA KHAIRUNISA (1140970120064)

Dosen Pengajar : Ibu Baidah S, Kep., Ns., M.Kep


NIK : 026637120

KELAS 2 B MERPATI
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA BANJARMASIN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ANTANALCARE,BBLR,DAN FAKTOR RISIKO BBLR.”
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata KEPERAWATAN ANAK .Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang antanalcare,bblr,dan faktor risiko bblr .
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Baidah S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen
mata kuliah keperawatan anak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari,makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna .Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Banjarmasin, 13 April 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil terpenting
untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah, 2009). Dengan ANC
perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik dan pengetahuan
tentang persiapan melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau melalui ANC baru ibu
hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan ANC sesuai standar paling sedikit empat
kali (K4).
Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan tidak dapat diketahuinya
berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat mempengaruhi keberlangsungan
kehamilan atau komplikasi hamil sehingga tidak segera dapat diatasi yang akan
mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat (Marmi, 2014).

BBLR merupakan salah satu penyebab kematian pada bulan pertamakelahiran seorang bayi.

Kejadian BBLR menyebabkan berbagai dampak kesehatan masyarakat baik dimasa bayi

dilahirkan maupun dimasa perkembangannya di waktu yang akan datang (Jayant, 2011). BBLR

akan meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian bayi, BBLR merupakan individu

manusia yang karena berat badan, usia kehamilan dan faktor penyebab kelahirannya kurang dari

standar kelahiran bayi normal (Maryuni, 2013).

Karakteristik ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kejadian BBLR adalah riwayat

persalinan (umur ibu), faktor biomedis (psikis dan usia kehamilan), serta sosial ekonomi

(pendidikan ibu). Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir rendah, ibu yang hamil di

bawah umur 20 tahun dan di atas 35 tahun berisiko 2-4 kali lebih tinggi melahirkan BBLR.

(Ahmad,2015). Ibu yang mempunyai paritas lebih dari 4 berisiko 2-4 kali lebih besar untuk

melahirkan BBLR, dan ibu yang usia kandungannya kurang dari 37 minggu memiliki resiko

kemungkinan 11,40 kali untuk melahirkan BBLR. (Dian, 2013). Ibu yang mempunyai

pendidikan rendah erat kaitannya dengan pengetahuan yang rendah mengenai pelayanan

antenatal akan berisiko 3,34 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR, sikap yang kurang baik

terhadap pelayanan antenatal akan berisiko 8,62 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR
karena tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam member respon terhadap

sesuatu (Jayant, 2011).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan antenal care ?
2. Apa yang dimaksud dengan berat bayi lahir rendah ?
3. Apa saja faktor-faktor dari BBLR ?
4. Apa saja karakteristik BBLR ?
5. Bagaimana klasifikasi BBLR ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan antenatal care.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan berat bayi lahir rendah.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor dari BBLR.
4. Untuk mengetahui apa saja karakteristik BBLR.
5. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi BBLR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2


BAB I...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................... 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
2.1 Antenal care ............................................................................................................................... 6
2.1.1. Definisi ................................................................................................................................ 6
2.1.2. Tujuan Dari Antenal Care ................................................................................................ 6
2.1.3. Strandar Pelayanan .......................................................................................................... 6
2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan ......................................................................... 7
2.1.5. Perubahan Fisiologi Pada Ibu Hamil .............................................................................. 8
2.2 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ............................................................................................ 9
2.2.1. Definisi BBLR ..................................................................................................................... 9
2.2.2. Klasifikasi BBLR ................................................................................................................ 9
2.2.3. Karakteristik BBLR ............................................................................................................ 9
2.2.4. Faktor-faktor Risiko BBLR ............................................................................................. 10
BAB III ................................................................................................................................................. 16
REFLEK PADA BAYI................................................................................................................................ 16
3.1. Macam-macam reflek pada Bayi ..................................................................................... 16
BAB III ................................................................................................................................................. 19
PENUTUP ........................................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 20
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Antenal care


2.1.1. Definisi
ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memantau keadaan ibu
dan janin secara berkala yang diikuti oleh upaya koreksi terhadap penyimpanan yang
ditemukan.Menurut Maternal Neonatal Health asuhan antenatal atau yang dikenal antenatal
care merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh petugas (dokter/bidan/perawat)dalam
membina suatu hubungan daalm proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan
persalinan.
Dengan memberikan asuhan antenatal care yang baik akan menjadi salah satu tiang
penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu.

2.1.2. Tujuan Dari Antenal Care


Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan Kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan Kesehatan fisik,maternal,dan social ibu dan
bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil,termasuk riwayat penyakit secara umum,kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan,melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibudan perinatal.

Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah :Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal
mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas,
sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

2.1.3. Strandar Pelayanan


Adapun Standar Pelayanan Kebidanan (7 T) adalah sebagai berikut:
1. Timbang berat badan
2. Ukur Tekanan darah
3. Ukur Tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT lengkap
5. Pemberian Tablet zat besi,minimal 90 tablet selam masa kehamilan dan bisa
diberiakan pada masa nifas 30 tablet
6. Tes penyakit menular seks (PMS)
7. Temu wicara

2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan


Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan,yaitu faktor fisik,faktor psikologi dan
faktor social budaya dan ekonomi.
A.Faktor fisik
seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status
kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan
kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan
dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian Kesehatan ibu dan janin pun
dapat dipatikan keadaanya.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan
selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan
janinnya
4. Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali
kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan
persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan
lancar, seperti yang diharapkan semua pihak
5. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat
berjalan lacar maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar,
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu
faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat
setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun
Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan
terdekat.
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama
masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk
bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin
akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan
gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin
akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses
persalinan.
Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan
kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan,
protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air
putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

B.Faktor Psiologis

Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :


Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir
nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status
kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan
memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih
percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

C.Faktor lingkungan,social,budya,dan ekonomi.


Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas
kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan
ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu
menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus
diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang
dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi.
Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu
hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali
terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap
keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat.
Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan
baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan
bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

2.1.5. Perubahan Fisiologi Pada Ibu Hamil


1. Trimester I (Minggu 1-15) berat badan naik tiap minggu 0,5 kg
a. Perubahan payudara : rasa nyeri,lembek,dan rasa geli
b. Sering kencing dan tidak bisa ditunda
c. Rasa letih,lesu,dan lemah.
d. Mual dan muntah.
e. Hidung tersumbat dan kadang-kadang terjadi mimisan keputihan.

2. Trimester II (Minggu 16-27) berat badan tiap minggu 1kg


a. Pigmentasi bertambah,jerat dan kulit berminyak.
b. Sering pingsan
c. Sembelit
d. Perubahan kulit abdomen : linia nigra dan stria gravidarum
e. Varices pada tungkai,nyeri sampai vulva dan hemoroid

3. Trimester III berat badan naik tiap 1 kg selama 3-4 minggu


a. Sesak napas
b. Insomnia
c. Rasa khawatir dan lemas
d. Rasa tidak nyaman tertekan pada perineum
e. Edema kaki sampai tungkai
2.2 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
2.2.1. Definisi BBLR
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram, tanpa memandang usia kehamilan.Sejak tahun 1961
WHO telah mengganti istilah prematuritas dengan istilah BBLR. Hal ini
dikarenakan tidak semua bayi yang berat kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir merupakan bayi yang lahir premature

2.2.2. Klasifikasi BBLR


a. Berdasarkan Berat Badan
Seiring dengan semakin efektifnya teknologi dan perawatan
neonatus, kategori berat badan lahir yang baru telah ditemukan untuklebih
mendefinisikan bayi berdasarkan berat badan. Kategori berat badan lahir
rendah adalah :
1) BBLR adalah bayi dengan berat badan 1500-2500gr pada saat lahir
2) BBLSR adalah bayi dengan berat badan lahir 1000-1500gr pada
saat lahir.
3) BBLER adalah bayi dengan berat badan lahir <1000 gr pada saat
lahir.
b. Berdasarkan usia gestasi
1) Prematuritas murni
Bayi lahir dengan masa gestasi <37 minggu dan berat badan sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasinya.
2) Dismaturi
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasinya. Berat bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayai yang kecil untuk
masa kehamilannya.

2.2.3. Karakteristik BBLR


a) Berat badan < 2500gr, Panjang badan < 45 cm, lingkar kepala < 33cm,
lingkar dada < 30 cm.
b) Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
c) Umur kehamilan < dari 37 minggu
d) Kepala lebih besar dari badan,rambut tipis dan halus
e) Tulang-tilang tengkorak lunak,fontanel besar dan sutura besar
f) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
g) Jaringan payudara tidak ada dan putting susu kecil
h) Pernafasan belum teratur
i) Kulit tipis dan transparan,lanugo (bulu halus) banyak,terutama pada dahi
dan pelipis dahi serta lengan
j) Lemak subkutan kurang
k) Genetalia belum sempurna,pada wanita labia minora belum tertutup pleh
labia mayora
l) Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk mash lemah
m) Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan
antibodi belum sempurna. Oleh karena itu tindakan preventif sudah
dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan
prematur dan BBLR

2.2.4. Faktor-faktor Risiko BBLR


Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya BBLR,antara lain :
a. Faktor ibu
1. Gizi saat hamil kurang
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bilastatus gizi ibu normal
pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan
melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada
keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Kekurangan gizi pada ibu
hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,
cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan
janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan
bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik,
sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada
gangguan gizi pada masa pra hamil maupunsaat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehatdari pada ibu dengan
kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi
kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang
rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita
anemia. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui
status gizi ibu hamil, antara lain memantau pertambahan berat badan
selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur
kadar Hb.
a) Pertambahan berat badan ibu
Indeks untuk menentukan status gizi wanita hamil dapat
diketahui melalui kenaikan berat badan ibu hamil. Kenaikanberat
badan ibu hamil di negara berkembang rata-rata berkisar 5-7 kg.
6 Di negara maju rata-rata kenaikan BB selama hamil 12- 14 kg.
Normalnya pertambahan berat badan ibu selama hamil adalah
sekitar 10-12 kg. Pada ibu hamil kurang gizi kenaikan BB hanya
7-8 kg berakibat melahirkan BBLR
b) Lingkar lengan atas (lila)
Status gizi normal dapat diketahui dengan melakukan
pengukuran LiLa. Jika LiLa lebih atau sama dengan 23,5 cm
berarti status gizi ibu hamil normal dan LiLa yang kurang dari 23,5
cm berarti tidak normal. Pengukuran LiLa merupakan salah satu
cara untuk mengetahui status gizi tetapi pengukuran inimemiliki
kelemahan yaitu tidak dapat digunakan untuk memantau
perubahan status gizi dalam jangka pendek
c) Kadar HB ibu

Hemoglobin adalah suatu protein yang kompleks, yang tersusun


dari protein globin dan senyawa bukan protein yang dinamai hen.
Fungsi hemoglobin di dalam seldarah merah adalah mengikat dan
membawa oksigen dariparu-paru untuk diedarkan dan dibagikan ke
seluruh jaringan untuk diserahkan dan digunakan oleh sel serta
mengatur pH darah. Kadar hemoglobin sendiri berfungsisebagai
parameter dalam menetapkan prevalensi anemia. Seorang wanita
hamil dikatakan anemia apabila kadar hemoglobin <11 g/dl pada
akhir trimester pertama dan ketiga, sedangkan pada trimester kedua
seorang ibu hamil akan dikatakan mengalami anemia apabila kadar
Hb
<10,5 g/dl
2. Usia ibu

Usia terbaik seorang wanita untuk hamil yaitu di dalamrentang 20-35

tahun. Pada usia tersebut fungsi organ-organ reproduksi seorang wanita

telah mengalami kematangan dan secarapsikologis sudah dewasa. Pada

usia tersebut dikatakan pula paling produktif untuk melahirkan anak

karena organ reproduksi untuk menerima hasil konsepsi dimana


endometrium berfungsi secara optimal dan organ reproduksi belum

mengalami proses degenerasi.18

Usia ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun merupakan
risiko tinggi kehamilan. Organ reproduksi pada wanita usia <20 tahun
belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan
tersebut akan semakin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stres)
psikologis, sosial, ekonomi, sehingga memudahkan terjadinya kegugran,
persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), kelainan bawaan,
infeksi, anemia kehamilan, keracunan kehamilan,dan kematian ibu yang
tinggi
3. Jarak kehamilan
Jarak kehamilan adalah sela antara persalinan yang lalu dengan
kehamilan berikutnya. Jarak kehamilan yang pendek mengurangi
cadangan nutrisi ibu sehingga akan menurunkan berat badan janin. Jarak
kehamilan dan persalinan yang terlalu dekat dapat menyebabkan
BBLRJarak kehamilan kurang dari 2 tahun berisiko karena secara fisik
alat-alat reproduksinya belum kembali normal, rahim dan kesehatan ibu
belum pulih dengan baik. Keadaan tersebut perlu diwaspadain
dikarenakan kemungkinan janin dapat mengalami pertumbuhan kurang
baik, persalinan dan perdarahan. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
menyebabkan kelemahan dan kelelahan otot rahim, sehingga rahim
belum siap menerima implantasi
4. Paritas

Paritas menunjukkan jumlah kehamilan terdahulu yang telah

mencapai batas vasibilitas dan telah dilahirkan (hidup atau mati), tanpa

mengingat jumlah anaknya. Paritas dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. Nullipara yaitu seorang Wanita yg belum pernah menyelesaikan

kehamilan sampai dengan batas viabilitas (20 minggu)

b. Primipara yaitu seorang wanita yang pernah melahirkan

satu kali dengan janin yang telah mencapai viabilitas,

tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu


lahir

c. Mutipara yaitu seorang Wanita yang telah mengalami sua

atau lebih kehamilan

5. Hipertensi

Hipertensi dalam kehamilan didefinikan sebagai tekanan darah

sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg. Signifikansi setiap pengukuran

tekanan darah berhubungan dengan usia gestasi dalam kehamilan dan

umumnya semakin awal hipertensi terjadi dalam kehamilan, semakin

besar kemungkinan hipertensi tersebut menjadi kronis

6. Riwayat kelahitan premature

Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan

kurang dari 37 minggu. Penyebab utama dari BBLR adalah kelahiran

prematur (lahir sebelum 37 minggu kehamilan). Bayi yang lahir prematur

tidak memiliki cukup waktu dalam rahim ibu untuk tumbuh dan

menambah berat badan. Padahal, sebagian besar dari berat badan bayi

diperoleh selama masa akhir kehamilan

b. Faktor Kehamilan

1. Kehamilan dengan hidramnion

Hidramnion yaitu kelebihan cairan amniotik sebanyak 2000ml.

Kejadian hidramnion dalam kehamilan sering berkaitan dengan

malformasi janin, terutama pada kelainan susunan saraf pusat dan

saluran pencernaan. Selain itu, tekanan pada organ-organdi dalam dan

disekitar usus sangat merenggang

2. Kehamilan ganda

Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua

janin atau lebih. Kehamilan ganda lebih besar kemungkinan

menyebabkan berat badan lahir rendah dari pada kehamilan tunggal,


akibat retriksi pertumbuhan janin dan persalinan kurang. Pada kehamilan

ganda suplai darah ke janinharus terbagi dua atau lebih untuk masing-

masing janin sehingga suplai nutrisi berkurang.

3. Pendarahan antepartum

Kurangnya suplai darah dari ibu ke janin menyebabkan kebutuhan

oksigen dan nutrisi janin tidak terpenuhi. Oleh sebab itu, janin yang

dilahirkan akan mengalami berat badan rendah.

4. Pre-eklamsia/eklamasi

Preeklamsia adalah penyebab utama mortalitas dan morbiditas ibu

dan janin. Preeklamsia ditandai dengan hipertensi dan proteinuria yang

baru muncul di trimester kedua kehamilan. Terdapat beragam komplikasi

preeklamsia diantaranya yaitu keterbatasan pertumbuhan intrauterin,

kelahiran prematur, abrupsio plasenta, sindrom HELLP (Haemolysis,

Elevated Liver Enzymes, Low Platelet Count), koagulasi intravascular

diseminata, gagal ginjal dan kematian janin. Eklamsia adalah gangguan

yang ditandaidengan terjadinya kejang sebanyak satu kali atau lebih saat

preeklamsia.Preeklamsia berat ditandai dengan tekanan darah sistolik

>160 mmHg atau diastolik >110 mmHg dengan proteinuria >1 g/l adalah

definisi yang dapat diterima. Eklamsia juga menyebabkan keterbatasan

pertumbuhan intrauterin.

5. Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum

waktunya melahirkan atau sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm

(fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh

sebelum waktunya melahirkan. KPD pretem adalah KPD sebelum usia

kehamilan kurang dari 37 minggu.

c. Faktor janin
1. Kelainan kongenital

Bayi dengan kelainan kongenital yang berat mengalami retardasi

pertumbuhan sehingga berat lahirnya rendahKelainan kongenital

menyebabkan sindrom terdiri atas BBLR, mikrosefal, klasifikasi

intracranial, korioretinitis, retardasi metal dan motorik, kekurang pekaan

saraf sensoris, hepatos-plenomegaly, ikterus, anemia hemolitik, dan

purpura trombositopenik.

2. Infeksi

Infeksi dalam kehamilan yang dapat terjadi pada ibu hamil

diantaranya taksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, dan herpes

simplek. Segala infeksi tersebut dapat berdampak buruk pada janin.

d. Faktor kebiasaan

1. Pekerjaan

Ibu hamil yang bekerja terlalu berat akan menghabiskan banyak

tenaga. Jika tidak diseimbangkan dengan konsumsi makanan yang

seimbang dan istirahat yang cukup, maka kebutuhangizi untuk janin tidak

tercukupi dengan baik, sehingga berat badan bayi yang akan dilahirkan

kecil.

2. Merokok

Ibu hamil yang ketergantungan merokok dapat menimbulkan

gangguan sirkulasi retroplasenter sehingga menyebabkan bayi BBLR.

Selain terjadinya retroplasenter, padaibu hamil yang merokok proses

penyerapan zat gizi pun terhambat

3. Faktor social dan ekonomi yang rendah

Angka kejadian BBLR di negara berkembang lebih tinggi dari pada di

negara maju. Hal tersebut dikarenakan kondisi sosial ekonomi yang

rendah mempengaruhi diet ibu.


BAB III

REFLEK PADA BAYI

3.1. Macam-macam reflek pada Bayi

1. Refleks menghisap ( suckling reflex )


Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika anda
menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi. Refleks menghisap terjadi
ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang
ditempatkan di mulut mereka. Refelks menghisap memudahkan bayi yang
baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan
puting susu dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat
penting pada bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan
akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda-
beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan efisien dan
bertenaga untuk memperoleh susu

2. Refleks Menggenggam ( palmar grasp reflex )


Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari – jari tangan mencengkram
benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syaraf berkembang
normal hilang setelah 3 – 4 bulan Bayi akan otomatis menggenggam jari
ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek menggenggam
terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan
merespons dengan cara menggenggamnya kuat kuat.

3. Refelks mencari ( rooting reflex )


Akan terjadi peningkatan kekuatan otot ( tonus ) pada lengan dan tungkai
sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.

4. Refleks mencari ( rooting reflex )


Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap ( dibelai ) atau di sentuh bagian
pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke
arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang
dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi
berusia sekitar 3 hingga 4 bulan.Refleks digantikan dengan makan secara
sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk
mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang
baru lahir, karena dengan begitu dia begitu dia dapat menentukan susu ibu
untuk meperoleh makanan.

5. Refleks Moro ( moro refleks )


refleks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang
terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.

6. Babinski Reflex.
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari – jari mencengkram ketika
bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal.
Hilang di usia 4 bulan.

7. Swallowing Reflex
adalah refleks gerakan menelan benda – benda yang didekatkan ke mulut,
memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi
berubah sesuai pengalaman.

8. Breathing Reflex,
9. Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara
berulang – ulang , fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2,
permanen dalam kehidupan

9. Eyeblink Reflex, Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata –


fungsi : melindungi mata dari cahaya dan benda – benda asing – permanen dalam
kehidupan jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutup
atau dia akan mengerjapkan matanya.

10.Puppilary Reflex, Refleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya


terang, membesarkan pupil mata terhadap terhadap lingkungan gelap. – fungsi :
melindungi dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap.

11. Refleks Tonic Neck, Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu
bulan dan akan menghilang pada sekitar usia 5 bln. Saat kepala bayi digerakkan
kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan
akan menekuk ( kadang – kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah ).
Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus
menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada
neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, refleks tonick neck merupakan suatu
tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyediakan bayi untuk
mencapai gerak sadar.

12. Refleks Tonic labyrinthine / labirin, Pada posisi telentang, reflex ini dapat
diamati dengan mengangkat bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang
diangkat akan bertahan sesaat kemudian jatuh. Refleks ini akan hilang pada usia
6 bulan.
13. Refleks Merangkak ( crawling ) Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi
baru lahir, ia membentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya
tertekuk kearah tubuhnya.

14. Refelks Berjalan dan melangkah ( stepping ) Jika ibu atau seseorang
menggendong bayi dengan posisi berdiri dan telapak kakinya menyentuh
permukaan yang keras, ibu / orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu
gerakan kaki seperti melangkah ke depan. Jika tulang keringnya menyentuh
sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan melangkahi benda tersebut.
Refleks berjalan ini akan dan berbeda dengan gerakkan berjalan normall, yang ia
kuasai beberapa bulan berikutnya. Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap
sekitar 2 bulan.

15. Refleks Yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, iasanya
kemudian dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Refleks plantar ini
dapat periksa dengan menggosokkan sesuatu di telapak kakinya, maka jari – jari
kakinya akan melekuk secara erat.

16. Refleks Swimming, Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam
ang berisi air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang.
Refleks ini akan menghilang. Pada usia 4 - 6 bulan yang berfungsi untuk
membantu bayi bertahan jika bayi tenggelam ini pun bayi akan mulai mengayuh
dan menendang seperti berenang
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memantau
keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti oleh upaya koreksi terhadap
penyimpanan yang ditemukan.Menurut Maternal Neonatal Health asuhan
antenatal atau yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang
dilakukan oleh petugas (dokter/bidan/perawat)dalam membina suatu hubungan
daalm proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinan.
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram, tanpa memandang usia kehamilan.Sejak tahun 1961
WHO telah mengganti istilah prematuritas dengan istilah BBLR. Hal ini
dikarenakan tidak semua bayi yang berat kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir merupakan bayi yang lahir premature
DAFTAR PUSTAKA

Sakinah. 2005. Antenatal Care. http://www.info-wikipedia.com. Diakses tanggal 29


Maret 2011
http://www.kti-skripsi.com/2010/05/kti-kebidanan-tentang-anc.html
Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai