Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI GANGGUAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Mata Kuliah : Gizi dan Diet

Dosen Pengajar : Bapak A. Rasyid Ridha R .,SKM., M.Kes

Disusun Oleh :

1. Lilik Suryanto : 1140970120058


2. Dimas Saputra : 1140970120051
3. Bambang Irawan : 1140970120046
4. Mohammad Anggola Ula Yudha : 1140970120059
5. Bela Indah Safitri : 1140970120047
6. Hadrianur : 1140970120054
7. Maya Suci Parlina Sari : 1140970120060
8. Nahdhea Khairunisa : 1140970120064
9. Noorhikmah Fitriani : 1140970120067
10. Puji Apriliani : 1140970120071
11. Ridho Setiawan : 1140970120074
12. Siska Amalia : 1140970120077
13. Subehan Yamin : 1140970120079

KELAS 1 B MERPATI

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA BANJARMASIN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Makalah Kebutuhan Nutrisi Pada Ibu Hamil Yang
Mengalami Gangguan Hiperemesis Gravidarum ini sesuai dengan waktu yang
ditentukan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya


banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis
menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak
tidaklah mungkin hasil makalah ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada
penulis, mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta Makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.

Banjarmasin, 1 April 2021

Kelompok 3
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................5
BAB II................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Defisini Hiperemesis Gravidarum...............................................................6
B. Etiologi.......................................................................................................6
C. Patofisiologi................................................................................................7
D. Tanda dan Gejala.......................................................................................7
E. Diagnosa....................................................................................................8
F. Penatalaksanaan.......................................................................................8
G. Diet Hiperemesis Gravidarum..................................................................10
H. Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum..........12
BAB III................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala
yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual
biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 –
60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini
menjadi lebih berat. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic
Gonadrotropin) dalam serum.
Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin
karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu
dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut
hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)

B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah dari hiperemesis gravidarum
yang bisa menganggu aktifitas sehari-hari.
1. Apa itu definisi hiperemesis gravidarum ?
2. Apa itu etiologi hiperemesis gravidarum ?
3. Apa itu patofisiologi hiperemesis gravidarum ?
4. Bagaimana tanda dan gejala hiperemesis gravidarum ?
5. Apa diagnosa hiperemesis gravidarum ?
6. Apa saja penatalaksaan medis hiperemesis gravidarum ?
7. Apa saja diet hiperemesis gravidarum ?
8. Apa saja karakteristik ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum ?
9. Apa saja asuhan keperawatan hiperemesis gravidarum ?

C. Tujuan
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hiperemesis
gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan sehingga mengganggu
aktifitas sehari-hari.
a. Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum.
b. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum.
c. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum.
d. Untuk mengetahui tanda dan gejala hiperemesis gravidarum.
e. Untuk mengetahui diagnosa hiperemesis gravidarum.
f. Untuk mengetahui penatalaksaan medis hiperemesis gravidarum.
g. Untuk mengetahui diet hiperemesis gravidarum.
h. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum.
i. Untuk mengetahui asuhan keperawatan hiperemesis gravidarum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defisini Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).

Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara


berlebihan selama kehamilan (Farrer, 1999).

Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual


dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau
setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari
(Arief.B, 2009).

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam


kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang
berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi
dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD).

B. Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :

1. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi


gravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak
ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.

3. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.

4. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini,


rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai
ibu.
C. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.

1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan


lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton –
asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.

2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah


menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun.
Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang

3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya


ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak,
dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan

4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi


robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-
Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.

D. Tanda dan Gejala


Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi
kedalam 3 (tiga) tingkatan.

1. Tingkat I

Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu


merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa
nyeri pda epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah
sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidang mengering dan mata
cekung.

2. Tingkat II

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang,
lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-
kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata menjadi
cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton
tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas
dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

3. Tingkat III

Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah
henti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan
cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada
susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan
gejala : nistagmus, dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah
akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks,
timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

E. Diagnosa
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus
ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus,
sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang
terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat
mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera
diberikan.

F. Penatalaksanaan
1. Obat-obatan

Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang


dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan
seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik
seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.

2. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan


peredaran udara baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter
dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai
muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum
selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3. Terapi Psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,


hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.

4. Cairan Parenteral

Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein


dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin
B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intravena.

5. Penghentian kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi,
ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung diantaranya

a) Gangguan kejiwaan

1) Delirium

2) Apatis, somnolen sampai koma

3) Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle


b) Gangguan penglihatan

1) Pendarahan retina

2) Kemunduran penglihatan
c) Gangguan faal

1) Hati dalam bentuk ikterus

2) Ginjal dalam bentuk anuria


3) Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat

4) Tekanan darah menurun

G. Diet Hiperemesis Gravidarum


1. Tujuan

Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti


persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara
berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang
cukup.

2. Syarat

Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa jenis syarat,


diantaranya adalah:

a. Karbohidrat tinggi

b. Lemak rendah

c. Protein sedang

d. Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan


disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per
hari

e. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran


pencernaan, dan diberikan sering dalam porsi kecil

f. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian


dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam

g. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan


nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi
pasien

3. Macam-macam Diet

Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, diet tersebut


diantaranya yaitu:
a. Diet Hiperemesis I

Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan


hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari
roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau
rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini
zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak
diberikan dalam waktu lama.

b. Diet Hiperemesis II

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah


berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai
dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan
makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada
tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali
kebutuhan energi.

c. Diet Hiperemesis III

Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien


hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai
kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi
kebutuhan energi dan semua zat gizi.

4. Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan


III adalah :

a. Roti panggang, biskuit, crackers.

b. Buah segar dan sari buah.

c. Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak,


teh dan kopi encer.

5. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II,


III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran
pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang
mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat
tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga
tidak dianjurkan.

H. Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum

1. Gravida

Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab


hiperemesis gravidarum adalah pada primigravida (Prawihardjo,
2005).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian


hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida
daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat
kestresan dan usia si ibu saat mengalami kehamilan pertama
(Nining, 2009).

Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-


60% pada multigravida (Arief.B, 2009).

2. Pendidikan

Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu
hamil yang berpendidikan rendah (Prawihardjo, 2005).

Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi


cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya
(Saifuddin, 2002).

3. Riwayat Kehamilan

Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola


hidatiodosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada
mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan
bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk
berlebihan (Prawihardjo, 2005).

4. Riwayat Penyakit Ibu


Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin
seperti hipertiroid, diabetes dan lain-lain (Prawihardjo, 2005).

Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah hiperfungsi


kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolism basal 15-20 %,
kadang kala diserta pembesaran ringan kelenjar tiroid. Penderita
hipertiroid biasanya mengalami gangguan haid ataupun
kemandulan. Kadang juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit
baru, timbul dalam masa kehamilan seperti hiperemesis
gravidarum.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

1. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan


pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari
karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi

2. Etiologi

Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.

3. Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan


muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik.

4. Tanda dan Gejala Tingkat I-Tingkat III

5. Diagnosa

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus


ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus
menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.

6. Penatalaksaan Medis

Obat-obatan, isolasi, terapi psiologi, cairan parental dan


penghentian kehamilan.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa dan mahasiswi keperawatan untuk mengerti dan
memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan
pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermik, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4;


Jakarta. EGC

Manuaba, Ida Bagus. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,


Jakarta, Penerbit: Arcan

Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta;

Tridasa Printer

Anda mungkin juga menyukai