Sistem Reproduksi Heg
Sistem Reproduksi Heg
“HIPEREMESIS GRAVIDARUM”
Fakultas Kesehatan
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami berbagai
macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan keberkahan. Dengan kemurahan
yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami menyelesaikan makalah mini
seminar ini dengan baik.
Ucapkan terima kasih tidak lupa kami hanturkan kepada dosen dan teman-teman yang
banyak membantu dalam penyusunan makalah mini seminar dengan judul Hiperemesis
Gravidarum. Kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal perbuatan.
Oleh karena itu, kami meminta maaf atas ketidaksempurnaannya dan juga memohon
kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis ini. Harapan
kami mudah-mudahan apa yang akan kami susun ini bisa memberikan manfaat untuk diri
sendiri, teman-teman, maupun orang lain.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
TINJAUAN MATERI
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal yang
berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus diperhatikan,
sebab kehamilan bukan sekedar menyimpan anak dalam jangka waktu 9 bulan kemuduan siap
dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan janin selama masa
kehamilan dimana manyak hal patologis yang dapat dialami ibu sesuai situasi dan kondisi.
Salah satu hal patologis ialah hyperemesis gravidarum. Istilah hyperemesis gravidarum dengan
gangguan metabolik yang bermakna karena mual dan muntah sehingga menyebabkan penderita
HEG biasanya dirawat di rumah sakit. Etiologinya belum pasti, diduga ada hubungannya
dengan paritas, hormonal, neurolgis, metabolik, stress psikologis, keracunan, dan tipe
kepribadian.
1
Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekwensi muntah klien
1.3 Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
1. Bagi wanita hamil Jika tidak di obati hg dapat menyababkan gagal ginjal,
mielinolisis pontine pusat, koagulopati, atrofi, Mallory-weiss syndrome,
hipoglikemia, penyakit kuning, kekurangan gizi, ensefalopati Wernicke,
pneumomediastinum, dan vasospams arteri serebral. Depresi merupakan
komplikasi umum pada HEG. Pada kesempatan langka seseorang dapat meninggal
karna hiperemesis.
2. Bagi janin Bayi dari wanita dengan hiperemesis berat yang mendapatkan kurang
dari 7 kg (15,4 lb) selama kehamilan cenderung berat lahir rendah, kecil untuk usia
kehamilan, dan lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sebaliknya, bayi dari
wanita dengan hiperemesis yang memiliki keuntungan kehamilan berat lebih 7 kg
muncul mirip sebagai bayi dari kehamilan tanpa komplikasi. Tidak ada jangka
panjang tindak lanjut penelitian telah dilakukan pada anak dari ibu hiperemesis.
1. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Luminal. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1
dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepertiAvopreg,Avomin. Anti
histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. Antasida
2
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang
baik.. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan
konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat
ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu
pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu
sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.Makanan hanya berupa roti
kering dan buah-buahan,Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C,karena
itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur
mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama
makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
3
BAB II
TINJAUAN KASUS
Ny. A 28 tahun dirawat dirumah sakit dengan keluhan mual dan muntah berat. Badan
lemah dan berat badan menurun, tampak murung karena takut bayi kenapa kenapa. Pasien
mengatakan muntah setiap habis makan dan sudah 2 hari tidak mandi karena tidak mampu
mandi sendiri. Hasil pemeriksaan TD 110/90 mmHg, Nadi 90 x/menit, Suhu 36,5 C,RR
20x/menit
Keadaan umum :
TD : 110/90 mmHg,
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,5 C.
RR : 20x/menit
4
2.3 PENGKAJIAN HEAD TO TOE
A.Kepala
Inspeksi : rambut pasien tampak berwarna hitam, rambut pasien tampak kotor ditandai
dengan adanya ketombe
B..Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera normal tidak ada perubahan
warna, tidak ada menggunakan alat bantu penglihatan (kacamata ), reflek pupil isokor, saat
dilakukan pemeriksaan dengan cara lapang pandang pasien bisa menyebutkan apa yang
diperagakan dengan dilihat sama.
C.Telinga : Simetris kiri dan kanan, telinga pasien tampak kotor ditandai dengan adanya
serumen, telinga pasien berfungsi dengan baik
D.Hidung : Hidung pasien berfungsi dengan baik,tidak terdapat luka di hidung pasien
E.Mulut dan gigi : Mukosa bibir tampak kering, keadaan mulut dan gigi tampak kotor
ditandai dengan mulut berbau, tidak ada gangguan menelan
F.Leher : Simetris kiri dan kanan, vena jugularis tidak terlihat tapi teraba, dan tidakada
pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak ada terdapat lesi
G.Paru-paru : dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dada normal, irama pernafasan
teratur, tidak ada penonjolan tulang dan lesi, tidak ada terdapat sianosis, tidak ada penarikan
dinding dada ( retraksi ), tidak ada bekas luka lecet, tidak ada menggunakan otot bantu
pernafasan seperti otot perut.
I : dada simetris kiri dan kanan, iktus kordis tidak tampak, tidak ada bekas luka, tidak
terdapat sianosis
5
Batas jantung kanan bawah : ICS IV Line Sternalis Dextra
A : bunyi jantung I (lup) dan bunyi jantung II (dup), tidak ada bunyi tambahan
H.Abdomen
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas operasi, tidak ada terdapat lesi :
I.Punggung : Tidak teraba bengkak, simetris kiri dan kanan, dan tidak ada lesi pada
punggung, dan juga tidak ada dekubitus pada punggung
J.Ekstermitas
Bagian atas : Tangan sebelah kiri dan kanan masih bisa bergerak normal,
L.Integumen : Kulit tampak bersih, kulit pasien sawo matang, turgor kulit kering, pasien
tidak berkeringat, Capiler Refill Time 3 detik
6
2.5 ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah keperawatan
DS Hiperemesis Ketidakseimbangan
1. pasien mengatakan sering gravidarum nutrisi kurang dari
mual dan muntah ↓ kebutuhan tubuh
2. pasien mengatakan Intake menurun
badannya lemah ↓
3. Pasien mengatakan bb Energi menurun
nya menurun ↓
Mobilitas lemak protein
DO di jaringan
1. pasien tampak lemah ↓
2. TTV BB Menurun
TD 110/90 mmHg ↓
Nadi 90x/menit Ketidakseimbangan
Suhu 36,5 C nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DS Hiperemesis Ansietas
1.pasien mengatakan gravidarum
khawatir pada kehatan ↓
janinnya Perubahan status
kesehatan
DO ↓
1. pasien tampak murung Kurang pengetahuan
↓
Ansietas
DS Mual muntah Deficit perawatan diri
1. pasien mengatakan sudah ↓
2 hari tidak mandi Hiperemesis
2. pasien mengatakan tidak gravidarum
kuat untuk mandi sendiri ↓
Badan lemah
DO ↓
7
Pasien mengeluarkan bau Kurang perawatan diri
tidak sedap ↓
2. rambut pasien tampak Deficit perawatan diri
berminyak
3. Defisit perawatan diri b.d sudah tidak mandi 2 hari dan tidak bisa mandi sendiri
8
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan
jika perlu
- Fasilitasi menentukan
pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara
menarikdan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi
serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi
vitamin dan
tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian
makan melalui
selang nasogastric jika
asupan oral
dapat ditoleransi
2 Anseitas Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas
keperawatan diharapkan -Identifikasi saat tingkat
kriteria hasil: ansietas berubah (mis:
1.Verbalisasi kebingungan kondisi, waktu, stresor)
menurun -Identifikasi kemampuan
mengambil keputusan
9
2.Verbalisasi khawatir akibat -Monitor tanda-tanda
3.kondisi yang dihadapi ansietas (verbal dan
menurun nonverbal)
4.Perilaku gelisah menurun -Ciptakan suasana
5.Perilaku tegang menurun terapeutik untuk
6.Konsentrasi membaik menumbuhkan
7. Pola tidur membaik kepercayaan
-Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
-Pahami situasi yang
membuat ansietas
-Dengarkan dengan
penuh perhatian
-Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
-Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
-Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
-Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan SIKI Label :
tindakan keperawatan Dukungan perawatan
diharapkan perawatan diri : mandi
diri meningkat dengan 1. Observasi
kriteria hasil : a. Identifikasi usia dan
SLKI Label : budayadalam membantu
10
Perawatan Diri kepersihan diri
1) Kemampuan b. Identifikasi jenis
mandi bantuanyang dibutuhkan
meningkat c. Monitor
2) Mempertahan kan kebersihantubuh
kebersihan diri d. Monitor integritaskulit
meningkat 2. Terapeutik
a. Sediakan
peralatanmandi
b. Sediakan lingkungan
yang amandan
nyaman
c. Fasilitasi mandi
sesuaikebutuhan
d. Pertahankan kebiasaan
kebersihandiri
e. Berikan bantuan
sesuaitingkat
kemandirian
3. Edukasi
a. Jelaskan manfaat
mandi dandampak tidak
mandi terhadapkesehatan
b. Ajarkan kepada
keluargacaramemandikan
pasien (jika perlu)
11
BAB III
PEMBAHASAN
Pengkajian keperawatan dilakukan kepada Ny.A pada 22 Maret 2023 pukul 09.55 WIB.
Hasil dari pengkajian tersebut sebagai berikut :Ny.A berusia 28 tahun dengan diagnosis
hiperemesis Gravidarum dengan keluhan mual dan muntah,badan terasa lemah,berat badan
menurun.keluhan yang di rasakan sesuai dengan teori menurut Nugroho (2010) Hiperemesis
gravidarum adalah mual muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu Muntah
begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan seharihari, berat badan menurun, dan dehidrasi.
Pada riwayat penyakit keluarga pasein Ny. A mengatakan keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit yang sama dengannya. Pasien sebelum nya tidak memilik riwayat
hiperemesis Gravidarum.Seperti teori yang dikemukakan nurgroho (2010) penyakit
hiperemesis gravidarum dapat di pengaruhi beberapa faktor prediposisi yang di temukan Sering
terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda,,Faktor organik karena
masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini,,Faktor psikologik memegang
peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis
gravidarum belum diketahui dengan pasti takut terhadap kehamilan dan persalinan
Bagi wanita hamil Jika tidak di obati hg dapat menyababkan gagal ginjal, mielinolisis
pontine pusat. koagulopati, atrofi, Mallory-weiss syndrome, hipoglikemia, penyakit kuning.
kekurangan gizi, ensefalopati Wernicke, pneumomediastinum, dan vasospams arteri serebral.
Depresi merupakan komplikası umum pada HEG. Pada kesempatan langka seseorang dapat
meninggal kama hiperemesis. Bagi janin,Bayi dari wanita dengan hiperemesis berat yang
mendapatkan kurang dari 7 kg (15.4 lb) selama kehamilan cenderung berat lahir rendah, kecil
untuk usia kehamilan, dan lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sebaliknya, bayi dari
wanita dengan hiperemesis yang memiliki keuntungan kehamilan berat lebih dari 7 kg muncul
mirip sebagai bayi dari kehamilan tanpa komplikasi Tidak ada jangka panjang tindak lanjut
penelitian telah dilakukan pada anak dari ibu hiperemesis.
12
hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut: ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh,ansietas,deficit perawatan diri
Data dari pengkajian pasien ditemukan masalah keperawatan pada pasien memiliki
kesamaan diagnosa yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh,,ansietas,deficit perawatan diri.Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d. badan lemah dan berat badan turun di tandai dengan pasien mengatakan sering mual dan
muntah, pasien mengatakan badannya lemah, pasien BB nya menurun ,Ansietas b.d pasien
nampak murung khawatir dengan anak nya yang di tandai dengan pasien nampak murung
,Defisit perawatan diri b.d sudah tidak mandi 2 hari dan tidak bisa mandi sendiri di tandai
dengan pasien sudah 2 hari tidak mandi dan rambut tampak berminyak
Berdasarkan data diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan, pada tahap ini penulis
akan membahas keterkaitan antara perencanaan yang dibuat dengan teori yang
dipakai.Perencanaan asuhan keperawatan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI) yang dilakukan pada diagnosa ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d badan lemah dan berat badan menurun kriteria hasil mual dan muntah
berkurang ,nafsu makan bertambah,berat badan ideal, bising usus normal dan memberan
mukosa melmbab
13
BAB IV
1. Population (P) : Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 30 ibu hamil.
2. Intervention (I) : Pengumpulan data dimulai dari penetapan pasien yang akan menjadi
sampel dalam penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
yang telah ditetapkan. Sebelum pasien menjadi sampel, peneliti
memberikan penjelasan atau informed consent tentang penelitian yang
akan dilakukan.
3. Comparisson (C) : Dalam jurnal yang di analisa dengan judul “Faktor – Faktor yang
Berhubungan Dengan Kejadian Hyperemesis Gravidarum Pada Ibu
Hamil Trimester I”, pembanding intervensi ini adalah cara untuk
pengambilan data dengan menggunakan lembar observasi.
14
mengalami mual muntah. Mereka merasa bahwa dengan obat yang
diberikan oleh bidan dan dukungan yang diterima dari keluarga
mampu mengatasi keluhan mual muntah.
c) Harapan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
terhadap keluarga maupun tenaga kesehatan adalah dapat
memberikan dukungan serta bantuan pelayanan agar keluhannya
segera hilang.
d) Dalam mengatasi hiperemesis gravidarum ini masih terdapat
beberapa hambatan salah satunya adalah kurangnya pengetahuan
tentang hiperemesis gravidarum dan cara mengatasinya sehingga
masih ada partisipan yang memiliki persepsi tidak benar tentang
hiperemesis gravidarum dan menganggapnya sebagai hal yang
normal. Bahkan ibu hamil dan keluarga menolak saat akan dirujuk
karena tidak paham akan bahaya hiperemesis gravidarum bagi ibu
dan janin.
4. Outcomes (O) : Hasil uji pada penelitian ini disimpulkan ada hubungan bermakna
antara Umur ibu hamil di trimester 1 dengan kejadian hyperemesis
gravidarum. Selanjutnya untuk bagian Paritas, disimpulkan adanya
hubungan bermakna antara paritas dengan kejadian hyperemesis
gravidarum pada ibu hamil trimester 1 di puskesmas bahu Manado. Dan
pada variabel pekerjaan, disimpulkan bahwa pekerjaan ibu hamil
trimester 1 ada berhubungan dengan kejadian hyperemesis gravidarum.
5. Times (T) : Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2018 – Juni 2019.
15
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum adalah suatu
keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat)
dan terus menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas, jadi mual-muntah
yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jelas
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik,
memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan
mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.
4.2 Saran
Saran untuk ibu yang menderita Hiperemesis Gravidarum agar leebih memperhatikan
pola makan dan keadaan fisik ibu, dan sran untuk bidan agar dapat meberikan asuhan dan
pandangan tentang Hioeremesis gravudarum dengan cara menginformasikannya kepada
seorang ibu dengan baik, agar kedepannya seorang ibu dapat menjadi ibu yang tidap lagi
menjadi penderita hiperemesis gravidarum.
16
DAFTAR PUSTAKA
Butu, Y.O., Rottie, J., Bataha, Y. (2019). Faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian
hyperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester i. Manado: eJournal Keperawatan (e-Kp);
7(2)
Dean, C., Bannigan, K., & Marsden, J. 2018. Reviewing the effect of hyperemesis gravidarum
on women’s lives and mental health. British Journal of Midwifery. vol. 26(2): 109–119.
Jurnal Kebidanan : Jurnal Medical Science Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia
Palembang Volume.8 No.2, Desember 2018
Popa, S. L., Barsan, M., Caziuc, A., Pop, C., Muresan, L., Popa, L. C., & Dumbrava, L. P. 2021.
Life-threatening complications of hyperemesis gravidarum. Experimental and Therapeutic
Medicine. vol 21(6): 1-13. https://doi.org/10.3892/etm.2021.10074
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Vliet, R. Van, Bink, M., Polman, J., Suntharan, A., Grooten, I., Zwolsman, S. E., Roseboom,
T. J., & Painter, R. C. 2018. Patient preferences and experiences in hyperemesis gravidarum
treatment: a qualitative study. 2018. Journal of Pregnancy. vol. 2018: 1-9
17