Disusun oleh:
Mengesahkan,
Pembimbing Institusi,
Mengetahui,
Heti Ira Ayue, SST., M.Keb Erina Eka Hatini, SST., MPH
NIP. 19781027 200501 2 001 NIP. 19800608 200112 2 001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga Laporan Pendahuluan Praktik Klinik Kebidanan Komprehensif mahasiswa
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Angkatan IV Semester VI Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya ini dapat diselesaikan.
Penyusunan laporan ini disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Praktik
Klinik Kebidanan Komprehensif, walaupun waktu pelaksanaannya pada saat terjadinya
Pandemi Covid-19. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Heti Ira Ayue, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan dan selaku Pembimbing Institusi saya.
2. Ibu Erina Eka Hatini, SST., MPH selaku Koordinator MK.PKK Komprehensif.
Saya menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan saya terima dengan senang hati
untuk perbaikan yang akan datang. Saya harap semoga laporan ini dapat memenuhi nilai
ketuntasan saya. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
TINJAUAN TEORI.................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan..............................................................................
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................
BAB II KONSEP DAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
2.1 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk Novel Coronavirus
(Covid-19).....................................................................................
2.2 Kehamilan......................................................................................
2.3 Persalinan dan Bayi Baru Lahir.....................................................
2.4 Nifas dan Menyusui.......................................................................
2.5 Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah..............................
2.6 Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi...........................
2.7 Kegawatdaruratan Maternatal.......................................................
2.8 Kegawatdaruratan Neonatal..........................................................
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN (SOAP)
3.1 Asuhan Kehamilan...........................................................................
3.2 Asuhan Persalinan dan BBL............................................................
3.3 Asuhan Nifas dan Menyusui............................................................
3.4 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah....................
3.5 Asuhan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi................
3.6 Asuhan Kegawatdaruratan Maternatal dan Neonatal.......................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................
TINJAUAN TEORI
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan asuhan komprehensif adalah agar
mahasiswa mampu mengaplikasikan teori yang didapat di bangku kuliah untuk
menangani atau memecahkan permasalahan praktis dengan menyusun Laporan
Pendahuluan yang telah didapat pada semester V dengan bimbingan dosen.
1.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir dan nifas secara mandiri, kolaborasi dan rujukan dengan petugas
kesehatan.
b. Bagi Institusi
Institusi memperoleh gambaran tentang sejauh mana para mahasiswa
memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan tentang asuhan kebidanan
komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas yang telah di
berikan oleh institusi pendidikan selama proses pembelajaran serta menambah
bahan bacaan ilmu pengetahuan.
c. Bagi Lahan Praktik
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tenaga kesehatan, khususnya
bidan dalam menangani asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir dan nifas baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan.
BAB II
1.1 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk Novel Coronavirus (Covid-19)
1. Epidemiologi
Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan berbagai
penyakit, mulai dari batuk pilek hingga yang lebih parah seperti MERS dan
SARS. Novel Coronavirus (nCoV) adalah tipe baru yang sebelumnya belum
ditemui pada manusia.
Virus ini diketahui pertama kali muncul pada 31 Desember 2019, di Wuhan
Provinsi Hubei, Tiongkok. Gejala awal mulai bermunculan tiga pekan
sebelumnya pada tanggal 8 Desember 2019. Pasar ditutup tanggal 1 Januari
2020 dan orang-orang yang mengalami gejala serupa dikarantina, kurang lebih
700 orang yang terlibat kontak dengan terduga pengidap, termasuk 400 pekerja
rumah sakit, menjalani karantina. Seiring berkembangnya pengujian PCR
khusus untuk mendeteksi infeksi, 41 orang di Wuhan diketahui mengidap virus
corona SARS-CoV-2, dua orang diantaranya suami istri, salah satunya belum
pernah ke pasar, dan tiga orang merupakan anggota satu keluarga yang bekerja
ditoko ikan. Korban jiwa mulai berjatuhan pada 9 Januari dan 16 Januari 2020.
Pada 17 Januari, sebuah kelompok, sebuah kelompok, sebuah kelompok
Imperial College London di Inggris menerbitkan perkiraan bahwa terdapat
1.723 kasus (interval kepercayaan 95%, 427-4.471) dengan timbulnya gejala
virus tersebut pada 12 Januari 2020. Perkiraan ini didapat berdasarkan pola
penyebaran awal dari virus 2019-nCoV ke Thailand dari Jepang. Mereka juga
menyimpulkan bahwa “penularan dari manusia ke manusia yang berkelanjutan
tidak harus dikesampingkan”. Ketika kasus-kasus selanjutnya terungkap
mereka kemudian menghitung ulang bahwa”terjadi 4.000 kasus 2019-nCoV di
Kota Wuhan mulai timbul gejala pada 18 Januari 2020”.
Pada 20 Januari, Tiongkok melaporkan peningkatan tajam dalam kasus ini
dengan hampir 140 pasien baru, termasuk dua orang di Beijing dan satu di
Shenzhen. Per 3 Maret, jumlah kasus yang dikonfirmasi laboratorium mencapai
93.000 kasus, yang terdiri dari lebih dari 80.000 kasus di daratan Tiongkok,
dan sisanya di beberapa negara lainnya.
2. Faktor Resiko
Para pakar dari World Health Organization (WHO) menyebutkan ada
beberapa faktor risiko yang menjadikan Covid-19 menginfeksi seseorang
secara lebih parah yaitu Mode penularan seperti tetesan kecil cairan (droplet)
yang disebarkan orang yang terkena, kontak dengan sekresi pernapasan pasien,
permukaan dan peralatan yang terkontaminasi, penularan dari hewan dan dari
orang ke orang. Menurut pakar dari The Center for Disease Control and
Prevention (CDC) faktor risiko Covid-19 menginfeksi seseorang secara lebih
parah seperti mereka yang berusia diatas 65 tahun, mereka yang tinggal di panti
jompo, mereka yang mengalami obesitas (BMI 40 atau lebih tinggi), mereka
dengan beberapa kondisi medis termasuk penyakit paru kronis dan asma akut,
penyakit jantung yang serius, Immunocompromised seperti penyakit kanker,
transplantasi organ, perokok, defisiensi imun, HIV/AIDS.
Hal itu disebabkan karena orang berusia lanjut memiliki masalah kesehatan
jangka panjang sehingga lebih berisiko terkena virus, daya tahan tubuh
seseorang berkurang ketika menginjak usia senja, sehingga sulit melawan
infeksi. Lapisan pada paru kurang elastis pada masa tua, sehingga penyakit
seperti Covid-19 cukup mematikan. Inflamasi pada orang usia senja bisa lebih
membahayakan, dan menyebabkan kerusakan organ.
3. Definisi
Menurut WHO, Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan
berbagai penyakit, mulai dari batuk pilek hingga penyakit yang lebih parah
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome(SARS).
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi
saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu.
Penyakit SARS, MERS dan COVID-19 yang menjadi pandemi saat ini
disebabkan oleh tipe coronavirus lain. Coronavirus merupakan virus zoonosis,
artinya virus ini menyebar dari hewan ke manusia.
4. Simtologi
Menurut WHO, virus biasanya mulai dengan demam, kemudian batuk
kering lalu, setelah satu pekan, mengakibatkan sesak napas. Tahap awal
demam (>38°C) dan Gejala-gejala pernapasan seperti batuk, sesak napas, pilek,
badan lemah, tidak enak badan, mual/muntah, diare, sakit kepala. Tahap lanjut
semua gejala tersebut ditambah dengan radang paru-paru dan bronkitis.
5. PPI dalam konteks Covid-19
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah pendekatan ilmiah yang
disertai solusi praktis untuk mencegah bahaya dari infeksi atas pasien dan
tenaga kesehatan didasarkan pada prinsip-prinsip penyakit menular,
epidemiologi, ilmu sosial dan penguatan sistem kesehatan dan berakar dalam
kualitas layanan keselamatan dan kesehatan pasien. Siapa yang berisiko
terinfeksi adalah semua orang. Manfaat PPI yaitu Melindungi diri kita sendiri,
melindungi pasien kita, dan melindungi keluarga dan komunitas kita.
Tujuan-tujuan PPI dalam kesiapan wabah yaitu mengurangi penularan
infeksi terkait layanan kesehatan, meningkatkan keselamatan staf, pasien dan
pengunjung, meningkatkan kemampuan organisasi/fasilitas kesehatan untuk
menanggapi suatu wabah, dan mengurangi risiko makin parahnya wabah
karena rumah sakit (fasilitas layanan kesehatan) itu sendiri.
Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat
layanan kesehatan termasuk menjalankan langkah-langkah pencegahan standar
standar untuk semua pasien, memastikan dilakukannya triase, identitas awal
dan pengendalian sumber, menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan
empiris atau kasus-kasus suspek infeksi COVID-19, menerapkan pengendalian
administratif dan menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa.
Unsur-unsur Langkah Pencegahan Standar yaitu kebersihan tangan,
kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin), APD sesuai risiko, praktik
suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman,
penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan
aman, membersihkan lingkungan, penanganan dan pencucian linen yang sudah
dipakai dengan aman, dan pengelolaan limbah.
Rantai Penularan :
Kebersihan tangan adalah mata rantai kunci penularan. Cuci tangan dengan
6 langkah dan 5 momen sesuai anjuran WHO. Bersihkan tangan dengan
mengusap dari bahan antiseptik bila selama 20-30 detik, dan cuci dengan air
mengalir dan sabun selama 40-60 detik.
Prosedur kebersihan/etika pernapasan :
1. Jauhkan wajah dari orang lain ketika batuk/bersin.
2. Tutupi hidung dan mulut dengan tisu. Jika menggunakan tisu, segera buang
tisu itu ke tempat sampah.
3. Arahkan batuk/bersin ke lengan jika tidak ada tisu.
4. Bersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir atau produk berbahan
alkohol.
Penilaian risiko dengan antisipasi risiko paparan dan tingkat kontak dengan
darah, cairan tubuh, percikan pernapasan, dan/atau kulit terbuka.
1. Pilih APD yang digunakan berdasarkan penilaian ini.
2. Ikuti kebersihan tangan menurut “5 Momen” WHO.
3. Harus dilakukan setiap kali untuk setiap pasien.
Prinsip pembersihan 2 :
1. Selalu bergerak dari area paling bersih ke area paling kotor.
2. Bersihkan dari area tinggi ke area rendah, dari luar ke dalam.
3. Area isolasi dibersihkan terakhir.
4. Disarankan menggunakan sapu lembab dan lap basah untuk
meminimalisasi debu.
5. Gunakan sistem 3 ember untuk pembersihan dan disinfeksi.
6. Air untuk pembersihan harus air bersih.
7. Penyemprotan disinfektan tidak disarankan
Langkah pembersihan :
1. Pembersihan rutin (berkala)
Membersihkan material organik dan meminimalisasi kontaminasi
mikrobial serta agar ruang tampak bersih.
2. Pembersihan akhir.
Pembersihan material organik setelah pasien dipulangkan/pindahkan dan
eliminasi kontaminasi microbial untuk memastikan tidak ada perpindahan
mikroorganisme ke pasien berikutnya.
Mengelola linen :
1. Gunakan APD sesuai resiko
2. Pegang linen kotor dengan gerakan seminimal mungkin untuk
menghindari kontaminasi
3. Letakkan di wadah linen kotor, jika sangat kotor bersihkan terlebih
dahulu, penataan dan pemindahan linen bersih harus menghindari
kontaminasi, dan linen bersih disimpan di area khusus.
Penggunaan Triase :
1. Lakukan triase cepat, cegah area terlalu penuh, tempatkan pasien dengan
infeksi pernapasan di area khusus, terapkan langkah pencegahan standar,
pastikan tiap pasien berjarak 1m.
2. Harus memiliki daftar pertanyaan skrining, algoritma untuk triase,
berkas dokumentasi, APD, alat dan poster kebersihan tangan,
thermometer infrared, tempat sampah dan akses pembersihan/desinfeksi,
pasang petunjuk berisi pertanyaan skrining sindrom agar pasien dapat
memberitahu tenaga kesehatan.
3. Kursi tunggu harus terpisah sejauh 1m, petunjuk jelas tentang gejala dan
arah, dan keluarga menunggu di luar area triase.
Pada masa hamil ini terjadinya banyak perubahan pada tubuh ibu misalnya,
rahim membesar karena pertumbuhan janin yang semakin berkembang.
Dinding perut semakin melebar mengikuti pertumbuhan janin, payudara
membesar dan tenggang karena produksi ASI.
Kehamilan yang sehat akan menghasilkan bayi yang sehat dan ibu
melahirkan selamat.
Fisiologi Kehamilan
Fertilisasi
Ovum
a. Bisa di buahi jika sudah melewati proses oogenesis
b. Di keluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap siklus
haid dan akan habis jika sudah masuk masa menopause
c. Ovum mempunyai waktu hidup 24-48 jam setelah di keluarkan dari
ovarium
d. Mempunyai lapisan pelindung yaitu sel-sel granulosa dan zona
pellusida yang harus bisa di tembus oleh sperma untuk dapat terjadi
suatu kehamilan
Sperma
a. Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannya disebut
spermatogenis.
b. Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan habis seperti pada
ovum dan tetap berproduksi meskipun pada lansia.
c. Kemampuan fertilisasi selama 2-4 hari, rata-rata 3 hari.
d. Terdapat 100 juta sperma setiap militer air mani yang dihasilkan,
rata-rata 3 cc tiap ejakulasi.
e. Mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melunakkan koron radiata
atau sel-sel granulosa.
f. Mempunyai morfologi yang sempurna, yaitu kepala : berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus), diliputi lagi oleh
alkrosom dan membran plasma. Leher : menghubungkan kepala
dengan bagian tengah. Ekor : panjang kurang lebih 10 kali bagian
kepala dan dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan
cepat.
Fertilasi
Proses kehamilan dimulai dari fertilasi yaitu bertemunya sel telur dan
sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan sperma paling sering adalah
di daerah ampula tuba. Sebelumnya keduanya bertemu, maka akan
terjadi tiga fase yaitu sebagai berikut :
a. Tahap penembusan korona radiata
b. Penembusan zona pellusida
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Fertilisasi terjadi di ampula tuba, hanya satu sperma yang telah mengalami
proses kapasitas dapat melintasi zona pelusida masuk ke dalam vitellus
ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat
dilalui sperma lain.
Nidasi
2. Tanda-Tanda Kehamilan
Gejala Kehamilan Tidak Pasti :
1. Tidak haid adalah gejala pertama yang dirasakan oleh seorang wanita
yang menyadari kalau dirinya sedang hamil. Penting untuk dicatat
tanggal hari pertama haid terakhir guna menentukan usia kehamilan dan
memperkirakan tanggal kelahiran.
2. Mual dengan diikuti muntah ataupun tidak sering terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan.
3. Mengidam atau menginginkan sesuatu baik itu makanan, minuman atau
hal-hal yang lain.
4. Gangguan buang air besar karena pengaruh hormonal.
5. Sering kencing terutama bila kehamilan sudah besar.
6. Kadang-kadang wanita hamil bisa pingsan dikeramaian terutama pada
bulan-bulan awal kehamilan.
7. Tidak ada nafsu makan, mungkin ada hubungannya dengan mual
muntah diatas.
Tanda Kehamilan Pasti :
1. Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap dari sebelumnya yang kira-
kira terjadi diatas minggu ke 12 kehamilan.
2. Keputihan atau keluarnya cairan berlebihan dari vagina karena
pengaruh hormonal.
3. Perubahan payudara menjadi lebih tegang dan membesar.
4. Pembesaran perut terutama tampak jelas setelah kehamilan 14 minggu.
5. Tes kehamilan memberikan hasil positif.
6. Pada perabaan di bagian perut dirasakan adanya janin serta gerak janin.
7. Bila didengarkan menggunakan alat Doppler maka kan terdengar detak
jantung janin.
8. Pada pemeriksaan USG dilihat gambaran janin.
9. Pada pemeriksaan rontgen terlihat gambaran rangka janin.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
Sebelum lahir ke dunia, anak akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim
ibunya selama kurang lebih sembilan bulan lamanya. Setiap bulan janin
mengalami proses perkembangan yang berbeda-beda. Untuk dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik, sang ibu membutuhkan asupan makanan dengan gizi
tertentu.
Ketika hamil seorang wanita mengalami peningkatan kebutuhan asupan
gizi untuk mencukupi kebutuhan dua orangg (sang ibu dan janin bayinya),
yaitu antara lain seperti energi, protein, mineral, kalsium, air, omega 3, vitamin,
asam folat, zat besi dan lain sebagainya.
Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dipengaruhi oleh
beberapa faktor dan subfaktor antara lain :
1. Faktor ibu
2. Faktor janin
3. Faktor plasenta
Faktor ibu
Faktor janin
Faktor plasenta
Plasenta adalah akarnya janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik dalam rahim. Karena itu plasenta sangat penting artinya untuk menjamin
kesehatan janin dalam rahim, yang ditetapkan dengan indeks plasenta. Indeks
plasenta = Berat plasenta.
TRIMESTER SATU
MINGGU 1
MINGGU 2
Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil
terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai
berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-
12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada
endometrium.
MINGGU 3
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar jika sedang
mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel
pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil 0,1-0,2 mm.
MINGGU 4
MINGGU 5
MINGGU 6
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga
bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Pada minggu ini
sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk. Pucuk-pucuk kecil yang
akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.
MINGGU 7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram,
kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi
bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan
dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-
paru.
MINGGU 8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi, ujung
hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Bronchi,
saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai
bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku, bayi sudah mulai
terbentuk diantarnya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah.
Matanya juga sudah keliatan berada dibawah membran kulit yang tipis.
Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna.
MINGGU 9
Telinga bagian luar mulai terbentuk kaki dan tangan terus berkembang berikut
dibawah jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak, dengan
Doppler bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-
30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
MINGGU Ke-10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerja sama. Pertumbuhan
otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap
menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan
berat 7 gram.
MINGGU Ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan
kakinyamulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi
gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan
menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Janin kini sudah bisa
mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah
jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi
kebahagiaan tersendiri.
MINGGU Ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan
kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada didalam rongga
perut. Akibat meningkatnya volume darahibu, detak jantung janin bisa jadi
meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram.
TRIMESTER DUA
MINGGU Ke-13
MINGGU Ke-14
MINGGU Ke-15
Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Kulit
bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darhnya keliatan. Beratnya 49
gram dan panjang 113 mm. Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan
mengisap ibu jari.
MINGGU Ke-16
MINGGU Ke-17
Panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak
cokelat mulai berkembang, untuk menjaga suhu tubuh bayi setelah lahir.
Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari
mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.
MINGGU Ke-18
MINGGU Ke-19
Tubuh bayi diselimuti vernik caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi
kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia
mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram
dan panjang hampir 16 cm.
MINGGU Ke-20
Beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan
vernik, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous.
Kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan sistem
pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat.
MINGGU Ke-21
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau
menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan menuju
usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan
panjangnya 20 cm.
MINGGU Ke-22
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap
minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala
dan tubuh semakin proporsional.
MINGGU Ke-23
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur
sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak
dibandingkan lemak. Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi serta
jari-jari telah terbentuk dengan sempurna.
MINGGU Ke-24
Paru-paru mulai mengambil oksigen dari plasenta. Kulit bayi mulai menebal
dan mengeluarkan air ketuban. Tulang bayi semakin mengeras dan bayi
menjadi bayi yang semakin kuat.
MINGGU Ke-25
Bayi cegukan, ibu merasakannya ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Garis
disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah
semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik.
MINGGU Ke-26
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai
terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan
penglihatannya sudah berfungsi. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780
gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
MINGGU Ke-27
Paru-par, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Indra
perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan
air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890
gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
MINGGU Ke-28
Beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang
dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus
tumbuh. Gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang bertambah.
Matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut
ibunya. Paru-parunya belum sempurna.
MINGGU Ke-29
Mata indah bayi sudah bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain. Kini si kecil
pun sudah mulai memproduksi air mata.
MINGGU Ke-31
MINGGU Ke-32
Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di
bahu dan punggung saat dilahirkan. Kulit bayi semakin merah dan sistem
pendengaran telah terbentuk dnegan sempurna. Rambutnya pun semakin
banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi.
MINGGU Ke-33
Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Bayi
sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih didalam
air. Apabila bayinya laki-laki maka testis sudah mulai turun dari perut menuju
skrotum.
MINGGU Ke-34
Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata
apabila mengantuk dan tidur. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi
melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem
kekebalan tubuhnya.
MINGGU Ke-35
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi
sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini
berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin
membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-
laki maka di bulan ini testisnya sudah sempurna.
MINGGU Ke-36
Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak
sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah
bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini
paru-paru bayi sudah siap bekerja baik.
MINGGU Ke-37
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan
kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat.
MINGGU Ke 38-40
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga di tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan
di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal
kehamilan dansetelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron
dalam jumlah yang relatif minimal.
5. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama strie gravidarum.
Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) dan
kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan
leher yang disebut cloasma atau melasma gravidarum. Hal ini disebabkan
oleh adanya peningkatan kadar serum melanocyte stimulating hormone.
6. Payudara
7. Perubahan metabolik
8. Sistem kardiovaskuler
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini
terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik. Selain itu juga
peningkatan denyut jantung.
9. Traktus digestivus
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan
tergeser. Demikian juga dengan yang lainnya seperti apendiks yang akan
bergeser ke atas dan lateral. Perubahan yang nyata akan terjadi pada
penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan penurunan
sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambang sehingga akan
menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn).
10. Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih.
Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas
panggul, keluhan sering berkemih timbul kembali.
11. Sistem muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior.
(Prawirohardjo, Sarwono. 2014).
5. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Kebutuhan Oksigenasi
Kebutuhan oksigen wanita hamil meningkat kira-kira 20% sehingga
untuk memenuhi kebutuhannya itu, wanita hamil selalu bernapas lebih
dalam dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke sisi. Pada kehamilan 32
minggu atau lebih, usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah
diafragma sehingga diafragma sulit bergerak. Akibatnya, tidak jarang
wanita hamil mengeluh sesak napas dan pendek napas. Untuk memenuhi
kebutuhan oksigen ini, dapat dilakukan senam pernapasan.
Cara senam pernapasan, dengan posisi berdiri atau sambil berjalan-jalan :
1. Tutup mulut.
2. Tarik napas sedalam mungkin dan mengeluarkannya secara perlahan-
lahan.
3. Otot pernapasan yang dilatih adalah otot diafragma dengan
mengendorkan dan mengencangkan dinding abdomen dan melakukan
kontraksi dan relaksasi tulang iga.
4. Lakukan senam pernapasan ini beberapa kali sehingga dapat tercapai
kesegaran jasmani yang optimal.
Nutrisi
Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat. Hal ini
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang janin,
pemeliharaan kesehatan ibu, dan persediaan laktasi baik untuk ibu maupun
janin. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia, abortus, partus
prematurus, inersia uteri, perdarahan pascapersalinan, sepsis puerperalis,
dan lain-lain. Kelebihan nutrisi karena dianggap makan untuk dua orang
dapat berakibat kegemukan, pre-eklamsia, janin besar dan lain-lain.
Energi
Selama kehamilan, terjadi peningkatan kalori sekitar 80.000
kilokalori sehingga dibutuhkan penambahan kalori sebanyak 300
kilokalori/hari. Penambahan kalori ini dihitung melalui protein, lemak yang
ada pada janin, lemak pada ibu, dan konsumsi O2 ibu selama 9 bulan.
Metabolisme basal
Metbolisme basal meningkat 15-20% karena hal-hal berikut.
1. Pertumbuhan janin, plasenta, jaringan pada tubuh.
2. Peningkatan aktivitas kelenjar-kelenjar endokrin.
3. Keaktifan jaringan protoplasma janin sehingga meningkatkan
kebutuhan kalori.
Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena
terdapat kecenderungan peningkatan ekskresi dextrose dalam urine. Hal ini
ditunjukkan oleh frekuensi glukosuria ibu hamil yang relatif tinggi dan
adanya glukosuria pada kebanyakan wanita hamil setelah mendapat 100
gram dextrose per oral. Normalnya, pada wanita hamil tidak terdapat
glukosuria. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang 65% dari total kalori
sehingga perlu tambahan.
Protein
Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, uterus, payudara,
hormon, penambahan cairan darah ibu, dan persiapan laktasi. Kebutuhan
protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari protein hewani mempunyai
nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus adalah 925 gram
selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein loss di urine
+30%.
Lemak
Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan
terjadi mulai bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemaktidak diketahui,
namun kemungkinan dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang.
Mineral
Ferum (Fe)
1. Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi.
2. Pemasukan harus adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.
3. Wanita hamil memerlukan 800 mg atau 30-50 gram/hari.
4. Anjuran maksimal : penambahan mulai awal kehamilan, karena
pemberian yang hanya paada trimester III tidak dapat mengejar
kebutuhan ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus.
Kalsium (Ca)
1. Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
2. Vitamin D membantu penyerapan kalsium.
3. Kebutuhan 30-40 g/hari untuk janin.
4. Wanita hamil perlu tambahan 600 mg/hari.
5. Total kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah 1200 mg/hari.
Natrium (Na)
1. Natrium bersifat mengikat cairan sehingga akan memengaruhi
keseimbangan cairan tubuh.
2. Ibu hamil normal kadar natriumnya bertambah 1,6-88 gram/minggu
sehingga cenderung akan timbul edema.
3. Dianjurkan ibu hamil mengurangi makanan yang mengandung natrium.
Vitamin
- Vitamin A
Untuk kesehatan kulit, membran mukosa, membantu penglihatan pada
malam hari dan menyiapkan vitaminA bagi bayi.
- Vitamin D
Untuk absorpsi dan metabolisme kalsium kalsium dan fosfor.
- Vitamin E
Dibutuhkan penambahan +10 mg.
- Vitamin K
Untuk pembentukan protrombin.
- Vitamin B kompleks
Untuk pembentukan enzim yang diperlukan dalam metabolisme
karbohidrat.
- Vitamin C
Untuk pembentukan kolagen dan darah yang membantu penyerapan Fe.
- Asam folat
Untuk pembentukan sel-sel darah, untuk sintesis DNA, serta untuk
pertumbuhan janin dan plasenta.
Air
Bertambah 7 L. Untuk volumedan sirkulasi darah bertambah ±25%
sehingga dengan demikian fungsi jantung dan alat-alat lain akan meningkat
Peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan dipergunakan antara lain
untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mamae yang
membesar dan metabolisme basal yang meningkat. Kenaikan berat badan
wanita hamil rata-rata 6,5-16 kg. Jika berat badan naik lebih dari
semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, apalagi sayur mayur, dan buah-
buahan. Jika berat badan tetap saja atau menurun, semua makanan
dianjurkan terutama yang mengandung protein dan besi. Jika terdapat
edema kaki, sedangkan kenaikan berat badan sesuai dengan kehamilan,
anjurkan tidak memakan makanan yang mengandung garam atau makanan
yang kaya ion natrium dan klorida. Hal yang penting diperhatikan adalah
cara mengatur menu dan cara pengolahan menu makanan.
Pemberian Obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memerhatikan apakah obat
tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh-kembang janin. Pengaruh obat
terhadap janin dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Obat yang tergolong tidak boleh diberikan saat hamil.
2. Obat yang dapat diberikan saat hamil dengan keamanan terbatas
umumnya aman diberikan setelah hamil trimester II.
3. Obat yang aman diberikan namun tidak ada keterangan tertulis yang
lengkap.
4. Obat atau bahan kimia yang pemberiannya saat hamil memerlukan
pertimbangan dengan seksama.
5. Obat atau bahan kimia yang aman jika diberikan pada kehamilan, yaitu
vitamin khusus untuk ibu hamil.
Merokok, Minum Alkohol dan Kecanduan Narkotik
Ketiga kebiasaan tersebut secara langsung dapat memengaruhi
pertumbuhan, perkembangan janin dan menimbulkan kelahiran dengan
berat badan lahir rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau
kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental.
Personal Hygiene
Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan/hygiene terutama
perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan
menggunakan sabun lembut atau ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Tidak mandi air panas
2. Tidak mandi air dingin
3. Pilih antara shower dan bak mandi sesuai dengan keadaan personal
4. Pada kehamilan lanjut, shower lebih aman daripada bak mandi (bath up)
Perawatan gigi
Saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesis-
hiperemesis gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan
kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil diperlukan untuk
mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi.
Pakaian
Pakaian yang dikenakan harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan
yang ketat pada daerah perut. Selain itu, wanita dianjurkan mengenakan bra
yang menyokong payudara dan memakai sepatu dengan hak yang tidak
terlalu tinggi, karena titik berat wanita hamil berubah. Pakaian dalam yang
dikenakan harus selalu bersih dan menyerap keringat. Dianjurkan pula
memakai pakaian dan pakaian dalam dari bahan katun yangdapat menyerap
keringat. Pakaian dalam harus selalu kering dan harus sering diganti.
Eliminasi
Wanita dianjurkan untuk defekasi tertur dengan mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran. Selain itu,
perawatan perineum dan vagina dilakukan setelah BAK/BAB dengan cara
membersihkan dari depan ke belakang, menggunakan pakaian dalam dari
bahan katun, sering mengganti pakaian dalam dan tidak melakukan
dpuching/pembilasan.
Seksual
Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat perbedaan respons fisiologis
terhadap seks antara ibu hamil dan wanitatidak hamil. Terdapat empat fase
selama siklus respons seksual, antara lain :
1. Fase gairah seksual
Labia mayora
- Nulipara/tidak hamil : pembesaran labia mayora sama.
- Multipara : labia mayora lebih membesar daripada nulipara
Labia minora : nuli dan multipara sama dan terjadi pembesaran 2-3x.
2. Fase plateau
Lanjutan dari fase gairah seksual menuju orgasmus.
- Terjadi perubahan warna kulit labia minora dari warna merah muda
menjadi merah sekali bersamaan dengan orgasme.
- Umumnya, wanita hamil dan tidak hamil sama pada fase ini.
3. Fase orgasmus
- Merupakan puncak dari repsons seksual.
- Pada wanita hamil, terjadi kontraksi 1/3 distal dari vagina dan uterus
- Selama trimester III, khususnya pada minggu ke-4 terakhir
kehamilan, uterus mengalami spasme tonik, di samping ritme
kontraksi yang teratur.
4. Fase resolusi
- Umumnya pada ibu hamil, kembalinya darah tidak seluruhnya
karena tingkat ketegangan seksual ibu hamil lebih tinggi
dibandingkan wanita tidak hamil.
- Perasaan bahagia tidak mengurangi ketegangan untuk beberapa
waktu.
b. Status Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa
kehamilan, karena faktor gizi sangat dipengaruhi terhadap status kesehatan
ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin.
Keterbatasan gizi selama hamil sering berhubungan dengan faktor
ekonomi, pendidikan, sosial atau keadaan lain yang dapat meningkatkan
kebutuhan gizi ibu hamil. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.pengaruh gizi
terhadap kehamilan sangat penting. Berat badan ibu hamil harus memadai,
bertambah sesuai dengan umur kehamilan. Berat badan normal akan
menghasilkan anak yang normal. Demikian juga sebaliknya kenaikan berat
badan lebih dari normal, dapat menimbulkn komplikasi keracunan
kehamilan (pre-eklampsia), anak yang terlalu besar sehingga menimbulkan
kesulitan persalinan. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar
antara lain :
a. Asam folat, asam folat ini berfungsi sebagai menurunkan risiko
kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anansepalus, baik pada
ibu hamil normal maupun berisiko. Minimal pemberian asam folat
dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut 3 bulan pertama
kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 500 kg
atau 0,5-0,8 mg, sedangkan untuk kelompok berisiko adalah 4 mg/hari.
Bila kekurangan asam folat akan memnyebabkam anemia pada ibu dan
cacat bayi yang dilahirkan.
b. Energi, kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses
tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c. Protein, berfungsi sebagai menambah jaringan tubuh ibu seperti
jaringan payudara dan rahim dan dapat diperoleh dari susu, telur dan
keju.
d. Zat besi (Fe), membutuhkan tabahan 700-800 mg zat besi. Jika
kekurangan, bisa terjadi perdarahan sehabis melahirkan.
e. Kalsium, berfungsi sebagai pembentukan tulang dan gigi bayi.
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 500 mg/hari.
f. Vitamin D, berkaitan dengan zat kapur dan jika kekurangan zat kapur
maka pembentukan gigi geliginya dan lapisan luar gigi tidak sempurna.
g. Yodium, berfungsi sebagai mencegah gondongan dan jika kekurangan
yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan janin menderita kretenisme,
sebuah ketidakmampuan yang mempengaruhi pemikiran.
h. Vitamin A, berfungsi sebagai mencegah rabun ayam, kebutaan dan
membantu tubuh untuk melawan infeksi.
c. Gaya hidup
Gaya hidup merupakan kebiasaan-kebiasaan yang ada pada
masyarakat baik masyarakat yang bersifat positif maupun kebiasaan
bersifat negatif yang dapat mempengaruhi kesehatan. Pengaruh gaya hidup
yang mempengaruhi kehamilan seperti kebiasaan minum jamu, aktivitas
seksual, pekerjaan atau aktivitas sehari-hari yang terlalu berat, senamhamil,
konsumsi alkohol, merokok, dan kehamilan yang tidak diharapkan.
2. Faktor Psikologi
3. Gaya hidup
Gaya hidup sehat adalah gaya yang digunakan ibu hamil. Ekonomi
juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang cukup
dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin. Dengan adanya
perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka
kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan bak. Berikut ini
adalah faktor yang mempengaruhi gaya hidup antara lain :
a. Faktor lingkungan
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan ibu hamil. Tenaga
kesehatan harus dapat menyikapi hal ini secara bijaksana dan jangan
sampai menyinggung kearifan lokal pada daerah tersebut. Penyampaian
mengenai pengaruh adat dapat melalui beberapa teknik, misalnya media
massa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang
menggunakan media efektif.
b. Faktor sosial
Faktor sosial tergolong menjadi dua macam yaitu :
a. Fasilitas kesehatan, berfungsi sebagai menentukan kualitas
pelayanan pada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan
adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan
lebih cepat diambil serta adanya fasilitas kesehatan ini dapat
menurunkan angka kematian ibu hamil (AKI).
b. Tigkat pendidikan, tingkat pendidikan ibu hamil sangat berperan
dalam kualitas perawatan bayinya. Informasi yang berhubungan
dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan, sehingga akan
meningkatkan pengetahuannya. Penelitian menunjukkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula
pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan pendidikan
rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup informasi mengenai
kesehatannya maka ia tidak tahu bagaimana cara melakukan
perawatan kehamilan dengan baik.
c. Pekerjaan, pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktifitas dan
tingkat kesejahteraan ekonomi yang didapatkan. Penelitian juga
menunjukkan bahwa ibu hamil yang bekerja akan mempunyai
pengetahuan yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja, karena
ibu yang bekerja akan memiliki kesempatan untuk berinteraksi
dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak peluang juga
untuk mendapatkan informasi seputar kesehatannya.
5) Koma
Mual dan muntah pada pagi merupakan suatu gejala yang sering
ditemukan pada kehamilan trimester I. Perasaan mual ini dapat terjadi
akibat meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah berlebihan (>7 kali dalam
sehari) maka disebut dengan hiperemesis gravidarum. Apabila keadaan
tersebut disertai dengan kondisi ibu yang lemah, tidak selera makan,
penurunan berat badan, dan nyeri ulu hati kemungkinan merupakan
suatu tanda ibu hamil mengalami penyakit berat. Pemberian cairan
infus merupakan suatu tindakan yang dapat menjadi pertolongan
pertama bagi ibu hamil, sebab jika ibu hamil mengalami kekurangan
cairan akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan bayinya (Lalage,
2013).
Tanda-tanda inpartu :
a) Rasa sakit oleh adanya his yang datig lebih kuat, sering dan teratur.
b) Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan
kecil pada bagian servik.
c) Kadang-kadang ketuban pecah.
d) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan
a) Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar
janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan,
maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari :
- Rangka Panggul (Bagian keras tulang-tulang panggul)
1.Os. Coxae (Os. illium, Os. Ischium, Os. Pubis)
2.Os. Sacrum = promotorium
3.Os. Coccygis
- Pintu Panggul (Otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen)
a. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut inlet dibatasi oleh
promontorium, linea inominata dan oinggir atas symphisis.
b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica,
disebut midlet.
c. Pintu bawah panggul (PBP) dibatasi simpisis dan arkus
pubis, disebut outlet.
d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara
inlet dan outlet.
b) Bidang-bidang
a. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan
bagian atas symphisis dan promontorium.
b. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir
bawah symphisis.
c. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina
ischiadika kana dan kiri.
d. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os
coccygis
b) Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang
terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.
Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang
dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
c) Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan
passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah
kepala karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah
kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan.
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak
passanger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti
hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak
muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti
kedudukan lintang atau letak sungsang.
d) Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat
itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu
munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau memproduksi
anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “keadaan yang
belum pasti” sekarang menjadi hal yang nyata.
e) Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan
kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
3. Mekanisme Persalinan
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar
95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan
dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat
awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan
kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan
sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme
persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil
melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan
ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran
dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul
dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika
sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka
hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior
adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu
bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang
menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah
diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
a. Penurunan Kepala
b. Fleksi
c. Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
d. Ekstensi
e. Ekspulsi
f. Rotasi luar (putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan, akan
tetapi untuk lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.
a. Penurunan Kepala
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya
kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan
dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul
(PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis
terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan
promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya.
Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke
belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan
asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu :
- Asinklitimus posterior : Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os
parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan
- Asinklitimus anterior : Bila sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os pariental depan lebih rendah dari os pariental belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal,
tetapi kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvik
dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II
persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari
segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada
bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen
bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini
menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini
juga disebabkan karena tekanan cairan intra uterine, kekuatan mengejan
atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya badan anak.
b. Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang
ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada
pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-
ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena
adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis.
Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm)
menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar
panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
c. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar
ke depan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang
terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan
memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam penting untuk
menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu usaha
untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya
bidang tengah dan pintu bawah panggul.
d. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil
berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini
di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah
ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk
melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar
panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada
perineum dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat
pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas
perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan
gerakan ekstensi.
e. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu
kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan
torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi
pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di
dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam
dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam
diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu
kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan
dengan tuber ischiadikum sepihak.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis
dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua
bahu bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan
sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan
janin dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya
posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan
persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 %
kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh
kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi
mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya
kalau janin besar.
4. Kebutuhan Hygiene
Manfaat personal hygiene yang baik yaitu:
a. Ibu merasa aman dan relax
b. Mengurangi kelelahan
c. Mencegah infeksi
d. Mencegah gangguan sirkulasi darah
e. Mempertahankan integritas pada jaringan dan memelihara
kesejahteraan fisik dan psikis.
Bidan dapat melakukan hygiene pada ibu yaitu memfasilitasi
ibu untuk menjaga kebersihan badan dengan mandi dan
membersihkan daerah genetalia karena pada kala I fase aktif terjadi
peningkatan bloodyshow dan ibu sudah tidak mampu untuk
mobilisasi untuk menghindari terjadinya infeksi intrapartum dan
untuk meningkatkan kenyamanan ibu bersalin.
Sedangkan pada kala II dan III, ibu dapat diberikan alas
bersalin (under pad) yang dapat menyerap cairan tubuh seperti
lendir darah, darah, air ketuban dengan baik. Untuk kala IV
pastikan keadaan ibu sudah bersih. Ibu dapat dimandikan atau
dibersihkan di atas tempat tidur. Pastikan bahwa ibu sudah
mengenakan pakaian bersih dan menggunakan pembalut bersalin
serta underpad dengan baik.
5. Kebutuhan Istirahat
Tindakan bidan yaitu dapat memberikan kesempatan pada
ibu untuk mencoba relaks tanpa adanya tekanan emosional dan
fisik. Hal ini dilakukan selama tidak ada his, ibu bisa berhenti
sejenak untuk melepas rasa sakit akibat his, makan atau minum,
melakukan hal menyenangkan yang lain untuk melepas lelah dan
apabila memungkinkan ibu dapat tidur. Namun pada kala II
sebaiknya ibu diusahakan tidak mengantuk. Pada kala IV sambil
melakukan observasi bidan dapat mengizinkan ibu untuk tidur
apabila kelelahan, memotivasi ibu untuk memberikan ASI dini.
Istirahat yang cukup setelah proses persalinan dapat
membantu ibu untuk memulihkan fungsi alat-alat reproduksi dan
meminimalisasi trauma saat persalinan.
6. Posisi dan Ambulasi
Pada saat persalinan bidan dapat membantu ibu agar tetap
tenang dan rileks, maka bidan sebaiknya tidak mengatur posisi
persalinan dan meneran ibu. Bidan harus memfasilitasi ibu untuk
memilih sendiri posisi persalinan dan posisi meneran serta
menjelaskan alternatif-alternatif posisi persalinan dan meneran bila
posisi yang dipilih ibu tidak efektif.
Pada kala I posisi persalinan untuk membantu mengurangi
rasa sakit akibat his dan membantu dalam meningkatkan kemajuan
persalinan yaitu penipisan cerviks, pembukaan cerviks dan
penurunan bagian terendah. Pada kala I ini ibu diperbolehkan
untuk berjalan, berdiri, posisi berdansa, duduk, berbaring miring
ataupun merangkak. Namun hindari posisi jongkok, ataupun dorsal
recumbent maupun lithotomi, hal ini akan merangsang kekuatan
meneran. Posisi terlentang selama persalinan juga sebaiknya
dihindari karena saat itu berat uterus, janin, cairan ketuban, dan
placenta akan menekan vena cava inferior. Penekanan ini akan
menyebabkan turunnya suplai oksigen utero-placenta sehingga
dapat terjadi hipoksia dan dapat menghambat kemajuan persalinan.
Macam-macam posisi meneran:
a. Duduk atau setengah duduk. Memudahkan bidan dalam
membantu kelahiran kepala janin dan memperhatikan keadaan
perineum.
b. Merangkak, sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit
pada punggung, mempermudah janin dalam melakukan rotasi
serta peregangan pada perineum berkurang.
c. Jongkok atau berdiri, memudahkan penurunan kepala janin,
memperluas panggul sebesar 28% lebih besar pada pintu
bawah panggul dan memperkuat dorongan meneran. Namun
posisi ini beresiko memperbesar terjadinya laserasi jalan lahir.
d. Berbaring miring, dapat mengurangi penekanan pada vena
cava inverior sehingga dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya hipoksia janin karena suplai oksigen tidak
terganggu, memberi suasana rileks bagi ibu yang mengalami
kelelahan dan dapat mencegah terjadinya robekan jalan lahir.
7. Pengurangan Rasa Nyeri
Selama persalinan ibu mungkin akan memberikan respons
fisiologis terhadap nyeri meliputi yaitu peningkatan tekanan darah,
denyut nadi, pernafasan, keringat, diameter pupil dan ketegangan
otot. Rasa nyeri ini apabila tidak diatasi dengan tepat, dapat
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stres, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya persalinan lama.
Meskipun tingkat nyeri bervariasi bagi setiap ibu tetapi diperlukan
teknik yang dapat membuat ibu merasa nyaman saat melahirkan.
Tubuh memiliki metode mengontrol rasa nyeri persalinan
dalam bentuk beta-endorphin. Hormon ini dapat menimbulkan
perasaan senang dan euphoria pada saat melahirkan. Berbagai cara
menghilangkan nyeri yaitu teknik self-help, hidroterapi, pemberian
entonox (gas dan udara) melalui masker, stimulasi menggunakan
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) serta
pemberian analgesik sistemik atau regional.
Peny Simpkin mengemukakan ada beberapa cara untuk
mengurangi nyeri persalinan yaitu mengurangi rasa sakit dari
sumbernya, memberikan rangsangan alternatif yang kuat, serta
mengurangi reaksi mental/emosional yang negatif dan reaksi fisik
ibu terhadap rasa sakit.
Menurut Hellen Varney pendekatan-pendekatan yang
dilakukan bidan untuk mengurangi rasa sakit yaitu sebagai
pendamping persalinan, pengaturan posisi, relaksasi dan latihan
pernafasan, istirahat dan privasi, penjelasan tentang kemajuan
persalinan, asuhan diri dan sentuhan.
8. Penjahitan Luka Pernineum Jika Diperlukan
Robekan perineum yang tidak diperbaiki, akan mempengaruhi
fungsi dan estetika. Oleh karena itu, penjahitan perineum
merupakan salah satu kebutuhan fisiologis ibu bersalin.
9. Kebutuhan Persalinan Terstandar
Pertolongan persalinan yang terstandar dapat meningkatkan
proses persalinan yang alami/normal. Hal yang perlu disiapkan
bidan dalam memberikan pertolongan persalinan terstandar
dimulai dari penerapan upaya pencegahan infeksi, penggunaan
APD, tempat persalinan perlu disiapkan dengan baik dan sesuai
standar, ruang persalinan harus memiliki sistem pencahayaan yang
cukup dan sirkulasi udara yang baik.
Bidan sebaiknya tetap menerapkan APN (asuhan persalinan
normal) pada setiap kasus yang dihadapi ibu. Lakukan penapisan
awal sebelum melakukan APN agar asuhan yang diberikan sesuai.
Segera lakukan rujukan apabila ditemukan ketidaknormalan.
- Kebutuhan Psikologi
Pemenuhan kebutuhan psikologis ibu bersalin bertujuan untuk
mengurangi tingkat kecemasan pada ibu yang cenderung meningkat.
Diharapkan dengan berkurangnya tingkat kecemasan, maka respon
terhadap nyeri persalinan dapat berkurang. Upaya-upaya yang
dilakukan bidan untuk mengurangi tingkat kecemasan ibu bersalin
adalah :
a. Membantu ibu untuk berpartisipasi dalam proses persalinannya
dengan tetap melakukan komunikasi yang baik.
b. Memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinan.
c. Membantu ibu untuk menghemat tenaga dan mengendalikan rasa
nyeri.
d. Mempersiapkan tempat persalinan yang mendukung dengan
memperhatikan privasi ibu.
Cara bidan memberikan sugesti positif pada ibu bersalin adalah
dengan selalu mengucapkan kata-kata positif yang dapat
memotivasi ibu untuk tetap semangat dalam menjalani proses
persalinan. Upaya yang dapat dilakukan bidan/pendamping
persalinan untuk mengalihkan perhatian ibu bersalin dari rasa nyeri
adalah:
a. Dengan mengajaknya berbicara.
b. Sedikit bersenda gurau.
c. Mendengarkan musik kesukaannya atau menonton televisi/film.
Upaya yang dapat dilakukan bidan untuk membangun kepercayaan ibu
bersalin terhadap bidan adalah:
a. Komunikasi efektif
b. Sikap empati dan peduli
c. Melakukan pertolongan persalinan dengan baik sesuai standar.
5. Penampisan
Ibu hamil yang akan melahirkan harus memenuhi beberapa persyaratan
yang disebut Penapisan Awal. Tujuan dari penapisan awal adalah untuk
menentukan apakah ibu tersebut boleh bersalin di PKD/BPM (bidan praktek
mandiri) atau harus dirujuk.
Apabila didapati salah satu/ lebih penyulit seperti di bawah ini maka ibu
harus dirujuk di Rumah Sakit :
a. Riwayat bedah besar
b. Perdarahan pervaginam
c. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
d. Ketuban pecah dengan mekonium kental
e. Ketuban pecah lama (>24 jam)
f. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehmilan kurang dari 37
minggu).
g. Ikterus
h. Anemia berat
i. Tanda/ gejala infeksi
j. Preeclampsia/ Hipertensi dalam kehamilan
k. Tinggi fundus uteri 40 cm atau lebih
l. Gawat janin
m. Primipara dalam fase aktif kala satu persalinan dengan palpasi kepala masih
5/5.
n. Presentasi bukan belakang kepala
o. Presentasi majemuk
p. Kehamilan gemelli
q. Tali pusat menumbung
r. Syok
2. Fisiologis Nifas
a. Involusi uterus
Involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan
sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini segera setelah pascapartum,
berat uterus menjadi 1.000 gr. Selama masa nifas, dua hari setelah
pelahiran uterus mulai berinvolusi. Sekitar 4 minggu setela pelahiran
uterus kembali ke ukuran sebelum hamil (Dewi Vivian&Sunarsih, 2013).
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
- Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus.
- Autolisis
Autolisis merupakan poses penghancuran diri sendiri yang terjadi
didalam otot uterus.
- Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus.
No Waktu TFU Konsistensi After pain Kontraksi
1. Segera Pertengahan simpisis Terjadi
setelah lahir dan umbilikus
Lembut
2. 1 jam setelah Umbilikus
lahir 1 cm di atas pusat
12 jam Turun 1 cm/hari
3. setelah lahir
setelah 2 hari
Berkurang
4.
c. Eliminasi
Buang air besar harus ada dalam 3 hari setalah melahirkan. Bila ada
konstipasi dan timbul koprostase hingga skibala (feses yang mengeras)
tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila terjadi hal demikian
dapat dilakukan klisma atau diberi laksan peroral.
Pengeluaran cairan lebih banyak pada waktu persalinan sehingga
dapat mempengaruhi terjadinya konstipasi. Biasanya 2-3 hari postpartum
masih susah BAB, maka sebaiknya di berikan laksan atau paraffin (1-2
postpartum), atau pada hari ke 3 di beri laksan supositoria dan minum air
hangat.
d. Kebersihan diri
Karena keletihan dan kondisi psikis yang belum stabil, biasanya ibu
post partum masih belum cukup kooperatif untuk membersihkan dirinya.
Bidan harus bijaksana dalam memberikan motivasi ini tanpa mengurangi
keaktifan ibu untuk melakukan personal hygiene secara mandiri. Pada
tahap awal, bidan dapat melibatkan keluarga dalam perawatan kebersihan
ibu.
e. Istirahat
Pengertian
Pengertian
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim
dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60
gram 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau
terganggu disebut sub involusi (Eny, 2009).
Faktor penyebab
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest
merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga
pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7-10 hari. Dapat terjadi
perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau
akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat
pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya.
Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat
(Manuaba, 2008).
Penanganan
c. Cemas
d. Kesepian
Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini
disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum
kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri,
seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah (Eny, 2009).
Gejala-gejala depresi masa nifas adalah :
a. Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur.
b. Nafsu makan hilang.
c. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.
d. Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
e. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.
f. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi.
g. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.
h. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan
berdebar-debar.