Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puja dan puji serta rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.Makalah yang berjudul: “PERSALINAN SECARA NORMAL” ini disusun dalam
rangka tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Maternitas. Penulis menyampaikan dan
mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis, mahasiswa dan para pembaca
semuanya. Namun makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................
PENDAHULUAN
Meskipun cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan selalu meningkat dari
tahun ke tahun, namun masih banyak permasalahan yang ditemukan terkait komplikasi saat
persalinan antara lain kelainan letak/presentasi janin, partus macet/distosia, perdarahan pasca
persalinan, infeksi berat/sepsis, placenta previa, Intra Uterine Fetal Death (IUFD).
Timbulnya berbagai permasalahan yang terjadi saat persalinan, pemerintah selalu berupaya
menurunkan angka kematian ibu dengan melakukan perluasan pelayanan kesehatan berkualitas
melalui pelayanan obstetrik yang komprehensif seperti penyediaan fasilitas Pelayanan Obstetrik
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar
(PONED) (Kemenkes RI, 2013).
Tata laksanan ideal persalinan memerlukan dua sudut pandang yang berbeda. Pertama,
persalinan harus dikenali sebagai proses fisiologis normal yang sebagian besar perempuan
mengalaminya tanpa komplikasi. Kedua, komplikasi intrapartum yang muncul secara cepat dan
tiba-tiba harus diantisipasi. Petugas kesehatan harus bisa membuat setiap perempuan yang
melahirkan dan keluarga merasa nyaman dan memastikan keselamatan ibu serta neonatus jika
sewaktu-waktu terjadi komplikasi (Cunningham et al, 2006).
Sebagian besar wanita pada proses persalinan mengalami perubahan fisik dan psikologis
sebagai respon dari apa yang dirasakan dalam proses persalinannya. Perubahan ini dapat
digunakan untuk mengevaluasi kemajuan persalinan pada pasien. Dukungan sosial dan emosional
serta pelayanan selama persalinan adalah salah satu intervensi yang tepat digunakan untuk
mencapai pengalaman melahirkan yang positif (Alexander et al, 2013).
Petugas kesehatan harus memiliki sikap empati dan kesabaran untuk mendukung calon ibu
yang melahirkan dan keluarga. Petugas kesehatan sebagai pemberi perawatan dalam persalinan
juga harus mampu memenuhi tugas diantaranya mendukung wanita; pasangan dan keluarga selama
proses persalinan, mengobservasi saat persalinan berlangsung; memantau kondisi janin dan
kondisi bayi setelah lahir; mengkaji faktor resiko; mendeteksi masalah sedini mungkin, melakukan
intervensi minor jika diperlukan seperti amniotomi dan episiotomi; perawatan bayi baru lahir,
merujuk ke tingkat perawatan yang lebih tinggi jika terjadi komplikasi (Tasnim et al, 2011).
Sebagian besar wanita menyatakan bahwa kehadiran petugas kesehatan saat persalinan
sangat penting karena mereka memberikan dukungan dan informasi terkait proses persalinannya.
Wanita merasa bahwa bentuk dukungan yang diberikan oleh petugas kesehatan saat proses
persalinan menimbulkan dampak yang positif diantaranya dapat menurunkan kecemasan,
menurunkan rasa sakit, menghindari stres dan trauma saat persalinan (Deitrick, 2008).
Hal ini sejalan dengan penelitian Enkin (2000) yang menyatakan bahwa jika wanita
diperhatikan dan diberi dukungan selama proses persalinan, maka mereka akan aman dan merasa
nyaman serta persalinan juga akan berlangsung lebih cepat. Menurut hasil wawancara empat
petugas kesehatan dari empat Puskesmas di Sukoharjo menyatakan bahwa masalah-masalah yang
terjadi pada saat proses persalinan menjadi stressor bagi mereka. Petugas kesehatan mengatakan
bahwa ketika menolong persalinan mereka punya tanggung jawab yang besar karena harus
menanggung dua nyawa sekaligus yaitu ibu dan bayi yang dilahirkan, selain itu petugas kesehatan
harus menghadapi beragam pasien yang memiliki respon fisik dan psikologis serta keadaan yang
berbeda-beda, kadang mereka harus mengahadapi pasien yang awal mula anamnesa keadaannya
baik tetapi tiba-tiba terjadi masalah saat persalinan.
Petugas kesehatan menyatakan bahwa mereka harus mampu untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan yang terjadi selama proses persalinan. Dalam menghadapi berbagai macam
permasalahan yang terjadi saat proses persalinan, petugas kesehatan memiliki respon dan koping
yang berbeda-beda. Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Respon dan Koping Petugas Kesehatan selama Menghadapi Proses Persalinan
Secara Normal di Sukoharjo”
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi, etiologi dan manifestasi Persalinan secara Normal
1.3.2 Mengetahui patofisiologi, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan Persalinan secara
Normal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Persalinan normal menurut WHO (World Health Organization) adalah persalinan yang
dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42
minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat (JNPK-KR
Depkes RI, 2012).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42), lahir spontan dengan presentase belakang kepala berlangsung
dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun janin (Prawirohardjo, 2014).
Persalinan adalah proses alamiah membuka dan menipisnya serviks dan turunnya janin ke
dalam jalan lahir. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin secara alamiah yang
kehamilannya sudah cukup bulan (37-42minggu), lahir spontan tanpa komplikasi pada ibu maupun
janin (Dwi Asri H & Cristine Clervo P, 2010).
Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat hidup diluar
uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu)
dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks,
dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau
bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin (Indah & Firdayanti, 2019).
2.2 Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini masih belum jelas. Ada beberapa flat yang dapat menjadi faktur
predisposisinya yaitu:
1. Infeksi inkompeten
2. Serviks inkompeten
3. Gemeli
4. Hidramnion
5. Kehamitan preterm
6. Disproporsi sefalopelvik
7. Kelainan janin yang menimbulkan ketegangan pada kulit ketuban pada daerah anfisitun uteri
interna dan kemudian pecah
8. Kelainan/kelemahan pada kulit ketuban sendiri hal ini dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan
keadaan ibu seperti:
c. Faktor infeksi terutama daerah serviks, uterus merambat ke atas sehingga terjadi
chorioamnionitis. (Taber, 1994)
1. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning hijau atau kecoklatan sedikit atau sekaligus
banyak
4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
5. Inspekula = tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah
kering (Mansjoer, 2000).
2.4 Patofisiologi
1. Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5 cm dan fase aktif (7
jam) servik membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit
4. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum. (Taber,
1994)
1. Pemeriksaan laboraturium
Cairan yang keluar dari vagina diperiksa dengan Tes Lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus
merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air ketebuan atau bisa melakukan pemeriksaan
Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan
kering.Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis (Hidayat, 2009:16).
Pemeriksaan USG untuk memeriksa oligohidramnion sangat membantu apabila belum jelas
tentang adanya tanda-tanda ketuban sudah pecah (Mustika, 2013:250).
2) Pematangan paru janin dengan pemberian kortiko steroid diberikan pada umur
kebersalinan 34-38 minggu dan 24 jam sebelum persalinan, pemberian surfaktan.
3) Pemberian antibiotic
Obat oral yang di anjurkan diberikan adalah eritromisin 3 x 500 mg selama 3 hari. Obat
pilihan lain adalah ampisilin 3 x 500 mg selama 3 hari atau dapat menggunakan
antibiotic lain seperti klindamisin. Tidak digunakan pemberian ko-amoksiklaf karena
resiko NEC.
4) Cara persalinan
Bila janin presentasi kepala, maka diperbolehkan partus pervaginam bisa dilakukan
episiotomy dari dengan menggunakan forcep mengurangi
trauma kepala dan melindungi kepala janin. Section caesarea tidak memberikan prognosis
yang lebih baik bagi bayi, bahkan merugikan ibu.
Prematuritas janganlah dipakai sebagai indikasi untuk melakukan section caesarea. Oleh
karena itu, section caesarea hanya dilakukan atas indikasi obstetric. Pada kebersihan letak
sunsang 30-34 minggu, section caesarea dapat dipertimbangkan. Setelah kebersalinan
lebih dari 34 minggu, persalinan dibiarkan terjadi karena morbiditas dianggap sama
dengan kebersalinan aterm.
Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan
menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehingga member peluang
untuk dapat beradaptasi dengan dunia luar (Saifuddin, 2009; Rukiyah, 2010)
2.1.2 Pengkajian
2.1.2.1 Anamnesa
1) Identitas Ibu
2) Keluhan Utama
3) Riwayat Kesehatan
4) Riwayat penyakit
((1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan hasil
pemeriksaan kehamilan (Wiknjosastro, 2009)
((2) Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada
perdarahan atau tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana
tempat melahirkan. (Wiknjosastro, 2009)
(2) Kesadaran
((2) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit
(Saifuddin, 2010). Batas normalnya 69-100x/ menit (Taufan, 2014)
(Nugroho T, 2011)
(Nugroho T, 2011)
((5) Bowel (B5)
((3)) Auskultasi : DJJ < 120x/ menit atau > 160x/ menit
(Irmayanti, 2011)
((6) Bone (B6)
Langkah awal dari perumusan keperawatan adalah pengolahan data dan analisa
data dengan menggabungkan data satu dengan lainnya, sehingga tergambar fakta
(Sulistyowati, 2012).
2.1.4.3 Ansietas berhubungan dengan ketidak tahuan tentang situasi persalinan, nyeri
pada persalinan
2.1.5 Perencanaan
2.1.5.1 Tabel 2.1 Perencanaan, Tujuan dan Kriteria hasil pada ibu dengan diagnosa
medis persalinan normal dengan Nyeri Akut berhubungan dengan intensitas
kontraksi (Mitayani, 2009)
2.1.5.2 Tabel 2.2 Perencanan, Tujuan dan Kriteria hasil pada ibu dengan diagnosa
medis persalinan normal dengan Defisit pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi mengenai penyebab dan akibat persalinan (Mitayani,
2009)
2.1.7 Evaluasi
3.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
Persalinan Normal, maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut :
5.1.3 Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus, setelah dilakukan asuhan
keperawatan dengan tujuan nyeri dapat berkurang. Kriteria hasil keaadaan
umum baik, TTV normal (TD : 120/80 mmHg, N : 80x/ menit, S : 36,5°C, RR
: 20x/ menit), wajah tampak rileks, tingkat nyeri berkurang, skala nyeri
berkurang 3-1
5.1.5 Ansietas berhubungan dengan ketakutan ibu akan keselamatan janin dan dirinya.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan tujuan kecemasan pasien dapat
berkurang / hilang. Kriteria hasil pasien mampu menyebutkan cara untuk
mengontrol cemas, cemas tampak berkurang, keluarga pasien terlihat selalu
memberi dukungan pada pasien.
5.1.6 Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat tercapai karena pasien dengan persalinan
normal tidak memiliki resiko apapun. Hasil evaluasi pada Ny. M telah selesai
dan pasien saat ini sudah pulang
102
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/16777/2/BAB_I.pdf
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/1114/1000
Irmayanti., 2011. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dan Pemeriksaan Kehamilan dengan
Komplikasi Persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Medan