Disusun oleh:
Kelompok 6
Siti Aisah 191FK01122
Sitti Maliyya ‘A.B 191FK01125
Syalida asa azkia 191FK01129
Tingkat 2C
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
BAB II .....................................................................................................................4
PEMBAHASAN ....................................................................................................4
2.10 Diagnosa.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2002) Pada masa dulu sectio caesarea dilakukan atas indikasi yang
kejadian sectio caesarea pada waktu sekarang ini justru antara lain
Saat ini sectio caesarea bukan lagi hanya indikasi medis, tetapi banyak
dan lain-lain (Gondo, 2005). Selain itu, kehamilan diatas usia 35 tahun
nasional pada tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau
1
Medan sebesar 27,76 % dan sebesar 13,88 % diantaranya merupakan
sectio caesarea tanpa indikasi medis yaitu atas permintaan ibu bersalin itu
caesaria?
1.3 Tujuan
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut. (amru sofian,2012). Sectio Caesarea adalah
suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatann pada dinding uterus
melalui dinding depan perut atau vagina (Mochtar, 1998 dalam Siti, dkk 2013)
2.2 Etiologi
sebagainya).
4
kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan
2. Panggul sempit
7. Distosia serviks
2.4 Patofisiologi
5
prostaglandin, serta mengakibatkan adanya respon nyeri (Kozier, 2010).
Ketika ibu mengalami nyeri maka akan takut melakukan mobilisasi dini
dan lebih sakit jika melakukan mobilisasi dan ibu semakin takut
Satus, 2017).
b. Pemantauan EKG
d. Elektrolit
e. Hemoglobin/Hematokrit
f. Golongan Darah
g. Urinalis
6
j. Ultrasound sesuai pesanan. (Tucker,Susan martin,1998. Dalambuku
6) Ambulasi satu hari setelah pembedahan klien dapat turun sebentar dari
7) Perawatan luka: insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip) diangkat
7
8) Pemeriksaan laboratorium: Hematokrit diukur pagi hari setelah
mengisyarakatkan hipovolemia.
1) Perawatan awal
3) Periksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jam
6) Jika tanda vital dan hematokrit turun walau diberikan transfusi, segera
bedah.
8
b) Setio caesarea vaginalis :
Menurut arah sayatan pada Rahim, Setiocaesarea dapat dilakukan sebagai berikut :
cm.
2.8 Klasifikasi
2010).
9
rongga Rahim terinfeksi, maka insisi melintang segmenn bawah
pada bayi.
jahitan tiga lapis. Pada masa modern ini hamper sudah tidak
10
Extraperitoneal, seperti metode Waters, Latzko, dan Norton, T.
tekhnik pada prosedur ini relative lebih sulit, sering tanpa sengaja
5) Histerektomi Caesarea
terdapat perdarahan hebat dan pasien terjadi syok, atau jika pasien
secepat mungkin.
2.9 Pengkajian
11
(Padila, 2015).
1. Identitas umum
tanggal dan jam masuk rumah sakit, sumber informasi, diterima dari,
2. Riwayat perawatan
a. Keluhan utama
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tannda vital
menetap atau berulang diatas angka ini pada 24 jam pertama dapat
13
Nadi yang cepat dan dangkal yang dihubungkan dengan hipotensi
b. Pernafasan
14
d. Mata
e. Hidung
masa abnormal dalam hidung dan adanya skret, kaji adanya nyeri
f. Telinga
otitis media
g. Mulut
adanya stomatitis pada mulut, amati jumlah dan bentuk gigi, warna
h. Leher
15
Amati adanya luka, kesimetrisan dan masa abnormal, kaji
tiroid.
i. Paru-paru
terdengar vesiikuler).
j. Cardiovaskuler
k. Payudara
16
bernodul. Wanita sering mengalami ketidaknyamanandengan
l. Abdomen
lingkar abdomen, bising usus, tampak linea nigra attau alba, striae
m. Ekstermitas bawah
17
tromboflebitis adalah bengkak unilateral, kemerahan, panas, dan
n. Genetalia
2.10 Diagnosa
18
6. Resiko perdarahan
2.11 Intervensi
Tujuan:
Intervensi :
19
• Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi
suksion nasotrakeal
2. Dx 2: Nyeri akut b.d agen injuri fisik ( pembedahan, trauma jalan lahir,
episiotomi).
Tujuan:
Intervensi:
20
R/ Dapat membedakan nyeri saat ini dari pola nyeri sebelumnya
Tujuan:
Kriteria hasil : - Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari
Intervensi:
Tujuan:
21
mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya
timbulnya infeksi
Intervensi:
22
5. Dx 5: Defisit perawatan diri : mandi/kebersihan diri, makan,
Tujuan:
bantu
mandi
Intervensi:
23
R/ Mengetahui apa yang dibutuhkan oleh klien
produk aromaterapi).
personal
24
perawatan diri pasien
mengasumsika
R/ partisipasi
6. Dx 6: Resiko perdarahan
Tujuan :
Intervensi:
perdarahan
25
• Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan
perdarahan
26
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1035/1/KTI%20%28IVHA%29.pdf
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/
https://www.academia.edu/35538979/LAPORAN_PENDAHULUAN_ASUHAN_K
EPERAWATAN_PADA_POST_PARTUM_SC_SECTIO_CAESAREA
27