Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MASALAH GIZI

STATUS GIZI IBU HAMIL BERHUBUNGAN DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR
RENDAH (BBLR)

DOSEN PEMBIMBING : CUKRI RAHMA

MATA KULIAH : BIOKIMIA GIZI

DI SUSUN OLEH :

1. CINDY NABILA
2. DINDA TRI AMANDA
3. NURHASANAH FITRI
4. AYU AMELIA SHABRINA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PRODI GIZI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2022

1
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayahnya sehingga kami bisa menusun tugas biokimia gizi ini dengan baik serta tepat
waktu. Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang masalah gizi tentang status
gizi ibu hamil dengan berat badan lahir rendah (bblr). Mudah-mudahan makalah yang kami
buat ini bisa membuat kita mengetahui apa itu bblr dan menyadari bahwa masih banyak
maslah gizi bayi bblr di indonesia.

Oleh karena itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kulia kami.
Atas perhatian serta waktunya kami ucapkan terima kasih.

Meulaboh, 19 November 2022

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

1.1 latar belakang.........................................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................5

1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5

BAB II...................................................................................................................................................7

PEMBAHASAN...................................................................................................................................7

2.1 Pengertian BBLR.........................................................................................................................7

2.2 Hubungan Lila Ibu Dengan BBLR.............................................................................................7

2.3 Tanda – Tanda Bayi Bblr.............................................................................................................8

2.4 Penyebab bayi BBLR..................................................................................................................8

2.5 Pencegahan bayi BBLR...............................................................................................................9

2.6 Hubungan IMTibu dengan BBLR................................................................................................9

KESIMPULAN...................................................................................................................................10

SARAN...............................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

3
4
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 latar belakang

Bayi berat badan lahir (BBLR) adalah bayi yang saat lahir dengan berat badan kurang
dari 2.500 gram. Bayi berat lahir rendah mungkin premature (kurang bulan), mungkin juga
cukup bulan (dismatur) (hendayani,2021). Bayi lahir dengan berat badan rendah merupakan
salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita energi kronis dan mempunyai status gizi
buruk. Bayi dengan bblr akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak serta
penurunan kecerdasan.

Bayi dengan BBLR memiliki resiko tinggi untuk mengalami gangguan fisik dan mental pada
usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga memerlukan perawatan yang lebih seksama
dengan konsekuen diperlukan biaya yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan perawatan
bayi normal. Terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas terhadap bayi BBLR. Karena
rentan terhadap infeksi saluran pernafasan, juga terjadi gangguan belajar, perilaku dan
sebagainya. BBLR berpeluang mempunyai kecerdasan lebih rendah dibandingkan bayi
dengan berat badan lahir normal (BBLN).

Salah satu penyebab AKB yaitu BBLR. BBLR merupakan faktor utama dalam peningkatan
mortalitas dan disabilitas neonatus bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang
terhadap kehidupannya dimasa depan. Kejadian BBLR diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran didunia dengan batasan 33%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara
berkembang atau sosio- ekonomirendah. Secara statistik menunjukan 90% didapatkan di
negara berkembang dan angka kematiannya 35 kalilebih tinggi dibandingkan bayi dengan
berat lahir lebih dari 2500 gram.

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2017 sekitar 810 wanita
meninggal, pada akhir tahun mencapai 295.000 orang dari 94% diantaranya terdapat dinegara
berkembang. Pada tahun 2018 angka kematian bayi baru lahir sekitar 18 kematian per 1000
kelahiran hidup (3). Penyebab tidak langsung kematian ibu di indonesia yaitu adanya
permasalahan nutrisi meliputi anemia pada ibu hamil 40%. Kekurang energi kronik 37%,
serta ibu hamil dengan kosumsi energi dibawah kebutuhan minimal 44,2%(4).

5
Berat bayi lahir rendah (bblr) merupakan salah satu penyumbang terbesar angka kematian
bayi (akb) . bblr masih merupakan masalah Kesehatan terkait dengan mortalitas (kematian)
dan morbiditas (kesakitan) perinatal. Angka kematian bayi baru lahir di Indonesia masih
lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Bayi yang mengalami
bblr setiap tahun sekitar 20 juta bayi, 98,5% diantaranya di negara berkembang. Pengalaman
dari negara maju dan berpenghasilan rendah dan menengah telah dengan jelas menunjukkan
bahwa perawatan bayi bblr yang tepat, termasuk pemberian makan , pemeliharaan suhu, tali
higienis dan perawatan kulit, serta deteksi dini dan pengobatan infeksi dan komplikasi
termasuk sindrom gangguan pernapasan dapat secara substansia mengurangi kematian .

Bblr dapat menyebabkan dampak besar untuk mengalami berbagai masalah Kesehatan.
Bayi dengan bblr sering terkait dengan premature yang diakibatkan oleh belum matang dan
lengkapnya organ dan fungsi tubuh bayi yang menyebabkan perlu nya perawatan yang
intensif agar kondisi bayi dapat kembali stabil.

Ibu memiliki peran yang penting dalam mengasuh bayi bblr karena akan berdampak kepada
pertahanan hidup bayi tersebut karena memicu timbulnya masalah Kesehatan lain seperti
malnultrisi bahkan hingga kematian . banyaknya ibu yang kurang pengetahuan yang baik
untuk merawat bayi bblr sehingga banyak bayi yang tidak terselamatkan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bblr ?


2. Apakah ada hubungan antara lila ibu dengan bayi bblr?
3. Bagaimana tanda tanda bayi bblr?
4. Apa penyebab bayi bblr?
5.Bagaimana pencegahan bayi bblr?
6. apakah hubungan imt ibu dengan bblr?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa aitu bblr


2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan lila ibu dengan bayi bblr

6
3. Untuk mengenali tanda-tanda bayi bblr
4. Untuk mengetahui penyebab bayi bblr
5.Untuk mengetahui pencegaan terhadap bayi bblr
6. untuk mengetahui hubungan imt ibu dengan bblr

7
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian BBLR

Bblr adalah bayi baru lahir yang berat badan nya 2500 gram atau kurang . menurut WHO bblr
adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
kehamilan. Berat lahir merupakan ukuran antropometri yang sangat penting dan sering
digunakan pada bayi yang baru lahir yang ditimbang satu jam setelah lahir atau 24 jam
setelah lahir.
Menurut WHO bblr dikelompokkan menjadi 3 kategori:

 Bayi berat lahir rendah \ BBLR ( bbl) < 2500 gram


 Bayi berat lahir sangat rendah \ BBLSR (bbl)< 1500 gram
 Berat lahir amat sangat rendah \ BBLASR ( bbl)< 1000 gram

Bblr dapat diklasifikasi kan berdasarkan umur kehamilan ibu yaitu premature dengan umur
kehamilan kurang dari 37 minggu dan dismaturitas yaitu berat badan yang kurang dari berat
badan yang seharusnya pada masa kehamilan.

2.2 Hubungan Lila Ibu Dengan BBLR

Hasil uji chi-square didapatkan bahwa nilai p value sebesar 1,00 menunjukkan ketidak
adaan hubungan antara lila dengan bblr. Status gizi normal dapat diketahui dengan
pengukuran lila jika lila lebih atau sama dengan 23,5 cm berarti status gizi ibu hamil normal
dan lila yang kurang dari 23,5 cm berarti tidak normal. Pengukuran lila merupakan salah satu
cara untuk mengetahui status gizi tetapi pengukuran ini tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Ukuran lila terhadap berat bayi lahir
adalah bahwa lila menggambarkan keadaan konsumsi makan terutama konsumsi energi dan
protein dalam jangka Panjang. Kekurangan energi secara kronis ini menyebabkan ibu hamil
tidak mempunyai cadangan zat gizi yang adek kuat untuk menyediakan kebutuhan fisiologi
selama kehamilan seperti untuk pertumbuhan janin yang menyebabkan kurangnya suplai zat
gizi pada janin yang menyebabkan terhambat nya perkembangan janin dan lahir dengan bblr.

Salah satukondisi yang menggambarkan ibu hamil yang mengalami masalah Kesehatan
adalah KEK yang dapat menilai bahwa status gizi ibu hami adalah baik, kurang, dan cukup
namun alat ukur ini tidak mampu untuk menilai perubahan status gizi ibu hamil dalamjangka

8
pendek sehingga bisa saja pada saat hamil ibu mengalami masalah status gizi namun karna
pengukurannya menggunakan lila didapatkan bahwa status gizi ibu hamil baik baik saja karna
kekurangan gizi pada ibu hamil tidak dapat diukur menggunakan lila karna faktor penyebab
terjadinya bblr sendiri yaitu kondisi perekonomian yang rendah dan tingkat pengetahuan
yang rendah.

2.3 Tanda – Tanda Bayi Bblr

a. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu


b. Berat bayi kurang 2500 gram
c. Panjang badan bayi kurang dari 45cm
d. Lingkar dada bayi kurang 30cm
e. Lingkar kepala kurang dari 33cm
f. Ukuran kepala besar dari pada tubuh bayi
g. Kulit tipis
h. Pernapasan tidak teratur
i. Nadi 100-140x /menit
j. Kepala tidak mampu tegak

2.4 Penyebab bayi BBLR

BBLR dapat disebabkan beberapa faktor yaitu :

1. Faktor ibu
a. Penyakit :
 Toksemia gravidarum
 Pendarahan antepartum
 Trauma fisik dan psikologis
 Diabetes melitus
b. Usia ibu
 Usia kurang dari 16th
 Usia lebih dari 35th
 Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Sebab lain
 Ibu yang perokok
 Ibu peminum alcohol
 Ibu pencandu narkotika

9
2. Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom

2.5 Pencegahan bayi BBLR

Pada kasus bayi bblr pencegahan nya yaitu :


1. Meningkatkan pemeriksaan kehamian secara berkala minimal 4x selama kehamilan
2. Mengikuti penyuluhan Kesehatan tentang pertmbhan dan perkembangan janin dalam
Rahim, tanda tanda dan bahaya selama kehamilan.
3. Ibu dapat merencanakan persalinannya dengan kurun umur reproduksi sehat 20-34th
4. Meningkatkan Pendidikan ibu dan status ekonomi rumah tangga.

2.6 Hubungan IMTibu dengan BBLR

Berdasarkan hasil penelitian didapat kan bahwa nilai p value sebesar 0,029 yang dapat
disimpulkan bahwa ada hungan imt dengan bblr . menurut asumsi peneliti imt berkitan
dengan melihat penambaan berat badan ibu selama hamil untuk melihat status gizi yang cepat
karena berat badan yang sesuai dengan usia kehamilan sehingga menentukan cadangan
makanan yang ada didalam tubuh ibu hamil. Kekurangan cadangan didalam tubuh selama
hamil dapat mengakibatkan permasalahan pada asupan janin seingga berpotensi terjadinya
bblr .

IMT digunakan sebagai pedoman status gizi ibu sebelum hamil dan juga menentukan
penambahan berat badan secara optimal. Berat badan sebelum hami dan perubahan berat
badan selama kehamilan merupakan para meter untuk memperkirakan berat badan bayi, ibu
dengan berat badan rendah sebelum hami atau kenaikan berat badan rendah cenderung
melahirkan bayi bblr . seorang ibu yang sehat akan menghasilkan anak yang sehat , dan ibu
yang mengalami kekurangan gizi berisiko melahirkan bayi yang kurang gizi.

10
KESIMPULAN

Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya merupakan masa yang rawan
karena masi kurang nya kekebalan tubuh serta berpotensi derita gejala penyakit
spesifik. Bayi lahir dengan berat badan rendah merupakan salah satu faktor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi.
Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan status gizi ibu hamil dengan berat
badan lahir rendah diklinik pratama hanum pada tahun 2001 maka disimpulkan tidak
ada hubungan lila dengan berat badan lahir rendah namun terdapat hubungan imt
dengan berat badan lahir rendah .

SARAN
Diharapkan tenaga Kesehatan meningkatkan penyuluhan tentang gizi dan nutrisi
selama kehamilan seningga dapat mencegah terjadinya berat badan lahir rendah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Astuti LW. Hubungan Antara Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian BBLR Di RB Karya
Rini Magelang. 2016;1–36.
Pusitaningrum EM. Hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSIA
ANNISA kota Jambi tahun 2018. Scientia. 2018;7(2):77–95.
Belakang AL. Penerapan Asuhan Kebidanan. 2019;
Suhery, Putra T, Jasmalinda. Jurnal Inovasi Penelitian. J Inov Penelit. 2020;1(3):1–4 Dwi
Listiarini, Utary, et. al., Status Gizi Ibu Hamil Berhubungan Dengan Bayi Berat Badan Lahir
Rendah ... 14 JKM : Jurnal Kesehatan Mahardika Vol. 9, No. 2, September 2022, pp. 10~15
ISSN: 2355-0724, DOI: 10.54867/jkm.v9i2.107
Angela A. hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. N Engl J Med.
2018;372(2):2499–508.
Arabic corporate governance. HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN BAYI
BBLR. 2015;1–27.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Kinerja Kementrian Kesehatan Tahun
2020. Kementeri Kesehat Republik Indones Tahun 2021. 2021;1–224.
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf.
Fay DL. Hubungan Status Gizi Dan Anemia Dengan Kejadian Bayi Lahir Dengan Berat
Badan Rendah. Angew Chemie Int Ed 6(11), 951–952.1967;2(2):161–71.
Purba EM, Nurazizah. Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil dengan Menggunakan Metode
Sahli dan Metode Cyanmethemoglobin Di Wilayah Kerja Puskesmas Sialang Buah Tahun
2019. Excell Midwifery J. 2019;2(2):21–9.
Aucla. Hubungan Antara Kekurangan . M. buyanov. Retrospektif Kohort Study. Angew
Chemie Int Ed 6(11), 951–952. 1967;(2008):22– 8.
Tanzeh A, Arikunto S. Bab III - Metode Penelitian Metode Penelitian. Metod Penelit.
2004;22–34.
Hadi Pratiwi A. Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (Kek) Dan Anemia Saat Kehamilan
Terhadap Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) dan Nilai Apgar (Studi diWilayah Kerja
Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember). Fak Kesehat Masy Univ Jember. 2012
Aucla. Hubungan Antara Kekurangan Energi Kronis Dan Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah Di Puskesmas I Denpasar Selatan Tahun 2019. Αγαη. 2019;8(5):55..
Partini. Hubungan Indeks Massa Tubuh (Imt) Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah (Bblr) Di Puskesmas
https://journal.stikesmahardika.ac.id/index.php/jkm/article/download/107/144

12

Anda mungkin juga menyukai