Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

(BBLR)

Disusun Oleh :
Nama :Dara Nauratul Ikramah
NIM : 00219015

PROGAM STUDI D - III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS BATAM

TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

Disusun Oleh :

Nama : Dara Nauratul Ikramah

NIM : 00219015

Disetujui Oleh :

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Tanggal : Tanggal :

Diwani Sari., Amd. Keb


NIK NIDN
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt yang mana atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan berjudul “BBLR”.Laporan ini dibuat
untuk menyelesaikan tugas Praktik Klinik Kebidanan III.

Laporan ini dapat di selesaikan atas dosen pembimbing saya. Penulis


mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Aminah Aatina
Adhyatma .,S.Si.T., M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
Arahan Dan Bimbingan kepada kami. Pada kesempatan ini penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis yang telah memberikan
dukungan material dan moral.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaatt bagi


pembacanya. Penulis menyadari sepenuhnya laporan praktik ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi. Akhir kata penulis
berharap Allah swt. Berkenan membalas segala kebaikan nya Semoga laporan praktik
keterampilan dasar kebidanan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Penyusun

Dara Nauratul Ikramah


DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan2
D. Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA3
A. Definisi BBLR3
B. Patofisiologi BBLR
C. Tanda Gejala BBLR
D. Faktor Resiko BBLR
E. Penatalaksanaan BBLR
BAB III PENUTUP15
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : Lembar Konsul


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan


perhatian di berbagai negara terutama pada negara berkembang atau negara
dengan sosio-ekonomi rendah. WHO (World Health Organization)
mendefinisikan BBLR sebagai bayi yang lahir dengan berat ≤ 2500 gr
(Hartiningrum & Fitriyah, 2018).
Data badan kesehatan dunia (World Health Organization),
menyatakan bahwa prevalensi bayi dengan BBLR di dunia yaitu 15,5% atau
sekitar 20 juta bayi yang lahir setiap tahun, sekitar 96,5% diantaranya terjadi
di negara berkembang (WHO, 2018).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017
angka kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia mencapai
6,2%. Provinsi Sulawesi Tengah menduduki peringkat pertama kejadian
BBLR yaitu 8,9%, sedangkan provinsi yang memiliki persentase angka
kejadian BBLR paling rendah adalah Provinsi Jambi (2,6%) (Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Statistik, Kesehatan, &
USAID, 2018).
Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Batam,
jumlah kejadian BBLR adalah sebanyak 377 bayi (1,19%) dari 31.744
kelahiran hidup yang di timbang, kasus ini menurun di banding tahun 2010
sebanyak 1.015 (3,2%). Penyebab kematian bayi di Kota Batam yaitu BBLR,
Asfiksia, penyakit infeksi dan lain-lain seperti kelainan kongenital dan cedera
(Dinkes Kota Batam, 2012).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat
makalah mengenai asuhan kebidanan kegawatdaruratan neonatus dengan
BBLR untuk penambahan wawasan pengetahuan mahasiswa sebagai salah
satu upaya penurunan angka kematian bayi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan BBLR ?
2. Bagaimana patofisiologi BBLR?
3. Bagaimana tanda gejala BBLR?
4. Apa saja faktor resiko terjadinya BBLR?
5. Bagaimana penatalaksanaan BBLR?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari laporan praktik kebidanan berikut :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan BBLR
2. Mengetahui bagaimana patofisiologi BBLR
3. Mengetahui bagaimana tanda gejala BBLR
4. Mengetahui apa saja faktor resiko terjadinya BBLR
5. Menjelaskan bagaimana penatalaksanaan BBLR

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai penugasan untuk praktik klinik kebidanan 3 dan sebagai
media penambahan wawasan pengetahuan mengenai laporan pendahuluan
tentang BBLR.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sarana pembelajaran dan referensi untuk mahasiswa D-III
dan S-1 Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Awal Bros Batam
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Bblr

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan
saat lahir kurang dari 2500 gram. Istilah BBLR sama dengan prematuritas.
Namun, BBLR tidak hanya terjadi pada bayi prematur, juga bayi yang cukup
bulan dengan BB < 2.500 gram. Bayi berat lahir rendah (BBLR) Adalah bayi
dengan berat lahir kurang dari 2500g tanpa memandang masa gestasi. Berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
Lama kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak
hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi. Bayi
berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi 3,
yaitu:
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara
1500 gram sampai dengan 2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat
lahir antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram
3. Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan
berat lahir kurang dari 1000 gram.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitas yaitu:
1. Prematuritas Murni: Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasinya itu atau
biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB
SMK)
2. Dismaturitas: Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (KMK) Untuk merawat bayi baru lahir digunakanlah
Kurva lubchenco. Kurva Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang
disajikan dalam bentuk tabel. Definisi tentang bayi premature adalah
setiap bayi baru lahir dengan berat lahir < 2500 g.

B. Patofisilogis Bblr
Secara umum bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) ini
berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur),
padahal hampir semua lemak, glikogen, dan mineral, contohnya zat besi,
kalsium, fosfor dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir untuk bayi,
BBLR disamping itu juga disebabkan terjadinya dismaturitas, yang berarti
bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan >37 minggu), tapi berat badan lahirnya
lebih kecil disbanding masa kehamilannya, yaitu kurang dari 2.500 gram.
Masalah ini dapat terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi pada
saat dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit-penyakit ibu contohnya
apabila ada kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain
yang dapat mengakibatkan nutrisi yang diperoleh bayi jadi tidak adekuat.
Gizi yang adekuat dan tercukupi sangat diperlukan ibu hamil agar janin
tidak mengalami hambatan pada pertumbuhannya sehingga ibu dapat
melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal. Kondisi ibu hamil yang
baik, sistem reproduksi ibu hamil normal, tidak sedang sakit, dan juga tidak
ada gangguan gizi sebelum maupun ketika hamil, maka ibu akan melahirkan
bayi lebih besar dan sehat disbanding ibu hamil dengan kondisi kehamilan
sebaliknya. Ibu hamil dengan kondisi kurang gizi yang cukup kronis ketika
hamil dikatakan lebih berisiko melahirkan bayi BBLR, vitalitas renda, serta
prevalensi kematian meningkat, terlebih lagi apabila si ibu mengalami kadar
hemoglobin rendah atau anemia. Ibu hamil umumnya mengalami penyusutan
zat besi, maka hanya akan memberi sedikit zat besi kepada janin yang
dibutuhkan untuk metabolisme zat besi yang normal.
Zat besi yang inadekuat dapat menimbulkan hambatan pada pertumbuhan
janin baik sel tubuh maupun otak. Anemia gizi juga dapat berujung kematian
janin didalam kandungan, kelainan bawaan, terjadi aborsi dan lahirnya bayi
dengan BBLR oleh sebab itu dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas
ibu, kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi, dan melahirkan bayi
BBLR dan premature juga akan lebih besar.
C. Tanda Dan Gejala Bblr
Adapun tanda dan gejala dari BBLR adalah sebagai berikut :
1. BB: < 2.500 gram
2. PB: < 45 cm
3. Lingkar Dada: < 30 cm
4. Lingkar Kepala: < 33 cm
5. UK: < 37 Minggu
6. Kepala relatif lebih besar
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak pada kulit kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Apnea
10. Pernapasan: 45- 50 kali permenit
11. Frekuensi nadi: 100 – 140 kali permenit
12. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah
13. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah
14. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang
15. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
D. Faktor Resiko Bblr

Bayi dengan berat badan rendah saat lahir adalah salah satu hasil dari
kelahiran prematur (sebelum 37 minggu kehamilan ) atau pembatasan
pertumbuhan janin (intrauterine). Berat lahir rendah sangat erat kaitannya
dengan mortalitas dan morbiditas janin danneonatal, menghambat
pertumbuhan dan perkembangan kognitif dan penyakit kronis. Banyak faktor
yang mempengaruhi durasi kehamilan dan pertumbuhan janin yang akan
berpengaruh pada berat lahir bayi. Faktor-faktor tersebut berhubungan untuk
bayi, ibu atau lingkungan fisik dan memainkan peran penting dalam
menentukan berat lahir bayi dan perkembangan kesehatanya. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
1. Untuk umur kehamilan yang sama, berat badan anak perempuan lebih
kurang dari pada anak laki-laki, bayi sulung lebih ringan dari bayi
berikutnya (riwayat BBLR), dan kehamilan ganda.
2. Berat lahir dipengaruhi oleh pertumbuhan janin ibu sendiri dan diet
selama masa kelahiran dengan kehamilan
3. Wanita muda memiliki bayi yang lebih kecil, nutrisi ibu hamil, gaya
hidup (misalnya, alkohol, merokok atau penyalahgunaan obat) dan
eksposur lainnya (misalnya, malaria, HIV atau sifilis), atau komplikasi
seperti hipertensi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin serta durasi kehamilan
4. Ibu dengan kondisi sosial-ekonomi rendah sering memiliki bayi berat
lahir rendah. Berat lahir rendah terutama terjadi disebabkan oleh status
gizi ibu yang buruk dan status kesehatan selama jangka waktu yang
panjang, termasuk selama kehamilan, tingginya prevalensi infeksi
spesifik dan non - spesifik, atau dari kehamilan komplikasi didukung
oleh kemiskinan. secara jasmani menuntut kerja selama kehamilan juga
berkontribusi untuk pertumbuhan janin yang buruk. Penyebab BBLR
umumnya tidak hanya satu, sehingga kadang sulit untuk dilakukan
tindakan pencegahan.
Faktor risiko kejadian BBLR diantaranya ibu hamil yang berumur
kurang dari 20 tahun atau lenih dari 35 tahun, jarak kehamilan terlalu pendek,
ibu mempunyai riwayat BBLR sebelumnya, mengerjakan pekerjaan fisik,
mengerjakan pekerjaan fisik beberapa jam tanpa istirahat, sangat miskin,
beratnya kurang dan kurang gizi, perokok, pengguna obat terlarang,
alkohol,anemia, pre-eklampsi atau hipertensi, infeksi selama kehamilan,
kehamilan ganda, bayi dengan cacat bawaan dan infeksi selama dalam
kandungan. Faktor risiko kejadian BBLR yaituterdiri dari faktor ibu berupa
KEK (Kekurangan Energi Kronik), usia ibu <20 dan >35 tahun, jarak hamil
dan bersalin terlalu dekat, penyakit menahun : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah dan pekerjaan yang terlalu berat. Kemudian faktor kehamilan
berupa hamil dengan hidramnion, hamil ganda, pendarahan antepartum,
komplikasi kehamilan: preeklamsi/eklamsi dan KPD (Ketuban Pecah Dini)
dan faktor janin yang terdiri dari cacat bawaan dan infeksi dalam rahim.

Faktor risiko kejadian BBLR antara lain:


a. Faktor ibu
1. KEK (Kekurangan Energi Kronik) Masalah gizi yang sering
dihadapi ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK). KEK
berdampak negatif terhadap ibu hamil dan janin yang dikandung
berupa peningkatan kematian ibu, sedangkan bayi berisiko
mengalami BBLR, kematian dan gangguan tumbuh kembang.
Kematian bayi merupakan indikator status kesehatan masyarakat
yang penting berhubungan dengan anak sebagai investasi bangsa.
Ibu hamil yang KEK sebaiknya mendapatkan makanan tambahan
dan peyuluhan yang berkualitas (Yulizawati,2019)
2. Umur ibu <20 dan >35 tahun: Pada ibu hamil dengan umur >20
tahun, rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai
ukuran dewasa. Akibatnya, ibu hamil pada umur itu mungkin
mengalami persalinan lama/macet, atau gangguan lainya karena
ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya
sebagai orang tua. Sedangkan pada umur >35 tahun, kesehatan ibu
sudah menurun, akibatnya ibu hamil padaumur itu mempunyai
kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan
lama dan pendarahan.
3. Penyakit: Penyakit dalam kehamilan terdiri dari adanya riwayat
penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes
melitus, penyakit hati, penyakit ginjal dan toksemia, adanya penyakit
infeksi seperti malaria kongenital, penyakit kelamin, kandung kemih,
malaria kongenital serta infeksi vagina dan rubella. Selain itu,
adanya ketidak seimbangan hormonal pada ibu hamil. Disamping
dapat menyebabkan keguguran setelah kandungan besar,
ketidakseimbangan hormonal juga dapat menyebabkan kelahiran
prematur dan BBLR. Dengan melakukan penggantian hormon dapat
mencegah kelahiran prematur dan BBLR yang diakibatkan
ketidakseimbangan hormonal (Maryunani, 2019).
4. Jarak kehamilan ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang
dilahirkan. Seorang ibu yang jarak kehamilannya dikatakan berisiko
apabila hamil dalam jangka kurang dari dua tahun, dan hal ini jelas
menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi
immaturitas, prematuritas, cacat bawaan, atau janin lahir dengan
berat badan yang rendah. Keadaan ini disebabkan karena kurangnya
suplai darah nutrisi akan oksigen pada placenta yang akan
berpengaruh pada fungsi plesenta terhadap janin (Yulizawati,2019)
5. Pekerjaan: Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang
dilakukan oleh semua umur. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan
digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang
bagi seseorang. Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk
mendapatkan nafkah atau pencaharian masyarakat yang sibukdengan
kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang akan memiliki waktu yang
lebih untuk memperoleh informasi (Yulizawati,2019)
6. Pendidikan Rendah: Tingkat pendidikan ibu mengambarkan
pengetahuan kesehatan. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi
mempunyaikemungkinan pengetahuan tentang kesehatan juga tinggi,
karena makin mudah memperoleh informasi yang didapatkan
tentang kesehatan lebih banyak dibandingkan dengan yang
berpendidikan rendah. Sebaliknya pendidikan yang kurang
menghambat perkembangan seseorang terhadap nilai nilai yang baru
di kenal (Notoadmojo,2018).
7. Merokok: Perilaku merokok berhubungan dengan berkurangnya
berat badan bayi yang dilahirkan dan dengan insiden perasalinan
preterm. Selain berisikomengalami penyakit kardiovaskuler,
penyakit paru obstruktif dan kanker paru, wanita yang merokok
selama kehamilan juga merisikokan janinya mengalami penurunan
perfusi uteroplasenta dan penurunan oksigenasi. Bayi yang lahir dari
wanita yang merokok lebih dari ½ pak perhari cenderung lebih kurus
dari pada bayi yang lahir dari wanita bukan perokok.
8. Konsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol telah dihubungkan dengan
deficit neurologist pada bayi baru lahir dan dengan berat bayi lahir
rendah. Peminum berat bisa mengakibatkan terjadinya sindrom janin
alkohol (Indrayani,2019).
9. Konsumsi Obat-obatan Terlarang: Ibu hamil dianjurkan untuk tidak
menggunakan obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter selama
hamil (Maryunani, 2019). Penggunaan obat-obat sebelum hamil atau
selama hamil terutama golongan obat teratogenik merupakan risiko
untuk terjadi gangguan pertumbuhan janin ataupun kelainan
kongenital, dengan demikian kejadian BBLR lebih besar dari pada
ibu hamil yang tidak mempergunakan obat-obatan (Yulizawati,2019)
10. Status Ekonomi rendah: Keadaan sosial, ekonomi dan demografi
merupakan tolak ukur kualitas rumah tangga. Karena keadaan
tersebut erat kaitannya dengan ketahanan pangan, keadaan gizi,
pendidikan dan kesehatan rumah tangga. Bayi berat lahir rendah
(BBLR) merupakan tolak ukur yang sering digunakan dalam
berbagai penelitian untuk menemukan hubungannya dengan banyak
masalah kesehatan dan gizi (Yulizawati,2019).
11. Penambahan berat badan <10kg: Peningkatan berat badan dalam
kehamilan terjadi karena adanya pertumbuhan janin dan perubahan
beberapa tempat dari tubuh ibu. Sebagai respon terhadap
pertumbuhan janin dan plasenta yang cepat serta kebutuhan-
kebutuhan yang semakin meningkat, wanita hamil mengalami
perubahan metabolik. Sebagian besar pertambahan berat badan
selama hamil dihubungkan dengan uterus dan isinya, payudara,
berubahnya volume darah serta cairan ekstrasel ekstravaskuler.
12. Tinggi badan: Tinggi badan ibu hamil yang berisiko BBLR adalah
kurang dari sama dengan 145cm. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa makin tinggi badan ibu hamil maka makin besar juga berat
bayi yang dilahirkan. Hasil ini sesuai dengan penelitian bahwa ibu
yang memiliki postur pendek memiliki risiko melahirkan bayi
dengan berat lahir lebih rendah karena diperkirakan postur pendek
mencerminkan keadaan status gizi yang kurang baik di masa lampau.
13. Riwayat Kelahiran Prematur dan BBLR: Penyebab kelahiran
prematur dan BBLR yang telah diketahui dapat diperbaiki dengan
perawatan pralahir yang sempurna, pengurangan faktor risiko lainya
serta pembatasan kegiatan dapat membantu mencegah hal tersebut
terulang kembali. Bila penyebabkelahiran prematur dan BBLR tidak
dapat dicegah atau diperbaiki maka kelaahiran prematur dan BBLR
dapat ditunda.
14. Anemia Kehamilan: Sebagian besar penyebab anemia pada ibu
hamil adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin.
b. Faktor Kehamilan
1. Komplikasi kehamilan: Kehamilan ganda yaitu kehamilan dimana
jumlah janin yang dikandung lebih dari satu. Laju morbiditas dan
mortalitas meningkat secara signifikan pada kehamilan dengan janin
ganda. Laju mortalitas perinatal lebih tinggi dan adanya peningkatan
risiko persalinan preterm dengan masalah yang berhubungan dengan
prematuritas. Kehamilan ganda meningkatkan insidensi IUGR,
kelainan kongenital dan presentasi abnormal. Bagi ibu kehamilan
ganda dapat menyebabkan peningkatan rasa ketidaknyamanan fisik
selama kehamilan, seperti pernapasan pendek, sakit punggung,
edema kaki juga terjadi peningkatan insidensi PIH (Pregnancy
Induced Hypertension), anemia serta plasenta previa
(Yulizawati,2019)
2. Komplikasi Kehamilan: Komplikasi kehamilan seperti pendarahan,
preeklampsia/eklampsia, ketuban pecah dini. Perdarahan dibedakan
dalam dua kelompok utama yaitu perdarahan antepartum dan
perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum adalah perdarahan
pervaginam yang terjadi sebelum bayi lahir.
3. Umur kehamilan: Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40
minggu atau 280 hari. Umur kehamilan ibu adalah batas waktu ibu
mengandung, yang dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir
(HPHT). Umur kehamilan normal adalah 40 minggu atau 280 hari
seperti kebiasaan orang awam 9 bulan 10 hari. Disebut matur atau
cukup bulan adalah rentang 37-42 minggu, bila <37 minggu disebut
prematur atau kurang bulan, bila >42 minggu disebut post-matur
atau serotinus. Hubungan antara umur kehamilan dengan berat bayi
lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterine.
c. Faktor janin
Cacat bawaan: Cacat bawaan yaitu keadaan janin yang cacat sebagai akibat
pertumbuhan janin didalam kandungan tidak sempurna (Indrayani,2019).

E. Penatalaksanaan Bblr
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada BBLR antara lain:
1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 dengan cara injeksi IM 1 mg atau peroral 2
mg sekali pemberian, atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir 3-10 hari dan
umur 4-6 minggu) (Indrayani,2019).
2. Pemberian, Pengaturan dan Pengawasan Intake Nutrisi
Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi dalam hal ini adalah
menentukan pilihan asupan nutrisi, cara pemberian dan jadwal pemberian
yang sesuai dengan kebutuhan bayi BBLR. Asupan nutrisi misalnya air
susu ibu (ASI) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu menghisap.
ASI merupakan makanan paling utama sehingga ASI didahulukan untuk
diberikan. ASI juga dapat dikeluarkan dan diberikan pada bayi yang tidak
bisa untuk menghisap. Bila faktor menghisapnya kurang, ASI dapat
diperas dan diminumkan dengan sendok dengan perlahan atau dengan
memasang sonde ke lambung (Indrayani,2019).
Pemberian makanan bayi BBLR harus diikuti tindakan pencegahan
khususnya untuk mencegah terjadinya regurgitasi dan masuknya udara
dalam usus. Pada bayi BBLR yang lebih kecil, kurang giat untuk
menghisap dan sianosis ketika minum dapat melalui botol atau menete
pada ibunya dengan melalui nasogastrik tube (NGT). Jadwal pemberian
makanan disesuaikan dengan kebutuhan dan berat badan bayi BBLR.
Pemberian makanan interval tiap jam dilakukan pada bayi dengan berat
badan yang lebih rendah. Alat pencernaan bayi belum sempurna,
lambung kecil, enzim pencernaan belum matang (Indrayani,2019).
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada bayi BBLR akan cepat mengalami kehilangan panas dan
menjadi hipotermia, karena pengaturan pusat panas badan belum
berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan
relatif luas. Oleh akrena itu, bayi prematur haris dirawat di dalam
inkubator, sehingga pnas badannya mendekati dalam rahim.
BBLR dirawat dalam inkubator yang modern dilengkapi dengan alat
pengatur suhu dan kelembabannya agar bayi dapat mempertahankan suhu
tubuhnya yang normal, alat oksigen yang dapat diatur.
Pemberian oksigen untuk mengurangi bahaya hipoksia dan sirkulasi
yang tidak memuaskan harus berhati-hati agar tidak terjadi hiperoksia
yang dapat menyebabkan hiperoplasia retrorental dan fibroplasis paru.
bila mungkin pemberian oksigen dilakukan melalui tudung kepala
dengan alat CPAP (continues positif airway preasurre) atau dengan
endotrakeal untuk pemberian konsentrasi oksigen yang aman dan stabil.
4. Pencegahan infeksi
Bayi BBLR tidak boleh kontak dengan penderita infeksi dalam
bentuk apapun. digunakan masker dan baju khusus dalam penanganan
bayi, perawatan luka tali pusst, perawatan mata, hidung, kulit, tindakan
aseptik dan aseptik alat-alat yang digunakan, isolasi pasien, jumlah
pasien, mengatur kunjungan menghindari perawatan yang terlalu lama
dan pemberian antibiotik yang tepat. bayi prematur mudah sekali
terinfeksi, karena daya tahan tubuhnya masih lemah, kemampuan
leokosit masih kurang, dan pembentukan antibody belum sempurna. oleh
karena itu upaya preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal
sehingga tidak terjadi BBLR.
5. Penimbangan berat badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi nutrisi bayi dan
eratnya kaitannya dengan daya tahan tubuh oleh karena itu penimbangan
berat badan harus dilakukan dengan ketat.
6. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi
BBLR akibatnya tidak adanya alveoli dan surfaktan. konsentrasi O2 yang
diberikan sekitar 30 – 35%. konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa
panjang akan menyebabkan kerussakan pada jaringan retina bayi dan
dapat menimbulkan kebutaan.
7. Pengawasan jalan nafas
Jalan nafas merupakan jalan udara melalui hidung, faring, trakhea,
alveoli, bronkhiolus, bronkheolus respiratorius dan duktus alveolus ke
alveoli. terhambatnya jalan nafas dapat menimbulkan asfiksia, hipoksia,
dan kematian.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi 3, yaitu :Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1500 gram sampai
dengan 2500 gram; Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi
dengan berat lahir antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram; Bayi
Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitas


yaitu:Prematuritas Murni Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasinya itu atau biasa
disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB SMK) dan
Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
Kurva Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk
tabel. Dari kurva Lubchenco dimungkinkan definisi yang lebih tepat lahir
prematur dan adopsi luas dari istilah kecil untuk usia kehamilan, besar untuk
usia kehamilan, kelambatan pertumbuhan intrauterin dan janin dysmaturity.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Untuk pembuatan makalah selanjutnya sebaiknya lebih mencari
referensi lebih lengkap dan terbaru.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan makalah ini dapat menjadi
bahan atau materi pembelajaran untuk kalangan mahasiswa D – III
Kebidanan agar lebih memahami mengenai asuhan kebidanan
kegawatdaruratan neonatus dengan BBLR.
DAFTAR PUSTAKA

Hartiningrum, I., & Fitriyah, N. (2018). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan,
7(2), 97–104. https://doi.org/10.20473/jbk.v7i2.2018.97-104

Yulizawati,dkk. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi dan
Balita. Sidoarjo:Indomedika Pustaka

Sembiring Br Juliana. (2019). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta:Deepublish

Maryunani, Anik. (2021). Buku Saku Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah. Jakarta: Penerbit Buku Kesehatan

Indrayani dan Moundy Djami. (2019). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: PT Trans Info Media

Aisyah, Nur dan Farzani, Dwi Andina. (2021). Factors Affecting The Increasing In
The Incidence Of Lbws In Puskesmas Malunda 2017-2019. Makasar: Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar.
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBIMG INSTITUSI
Nama Mahasiswi : Dara Nauratul Ikramah
NIM : 00219015
Semester : v ( Lima)
Pembimbing Institusi : Aminah Aatina Adhyatma., S.S.It., M.Keb
No Hari/Tanggal Uraian Konsultasi Paraf Pembimbing

Pembimbing Institusi

(Aminah Aatina Adhyatma., S.S.It., M.Keb)


LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING LAHAN
Nama Mahasiswi : Dara Nauratul Ikramah
NIM : 00219015
Semester : v ( Lima)
Pembimbing Lahan : Diwani Sari., Amd. Keb
No Hari/Tanggal Uraian Konsultasi Paraf Pembimbing

1 07-01-2022 1. Revisi bab 1 tambahan data


WHO
2. Revisi judul

Pembimbing Lahan

(Diwani Sari., Amd. Keb)

Anda mungkin juga menyukai