(BBLR)
Disusun Oleh :
Nama :Dara Nauratul Ikramah
NIM : 00219015
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
NIM : 00219015
Disetujui Oleh :
Tanggal : Tanggal :
Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt yang mana atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan berjudul “BBLR”.Laporan ini dibuat
untuk menyelesaikan tugas Praktik Klinik Kebidanan III.
Penyusun
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan2
D. Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA3
A. Definisi BBLR3
B. Patofisiologi BBLR
C. Tanda Gejala BBLR
D. Faktor Resiko BBLR
E. Penatalaksanaan BBLR
BAB III PENUTUP15
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan BBLR ?
2. Bagaimana patofisiologi BBLR?
3. Bagaimana tanda gejala BBLR?
4. Apa saja faktor resiko terjadinya BBLR?
5. Bagaimana penatalaksanaan BBLR?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari laporan praktik kebidanan berikut :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan BBLR
2. Mengetahui bagaimana patofisiologi BBLR
3. Mengetahui bagaimana tanda gejala BBLR
4. Mengetahui apa saja faktor resiko terjadinya BBLR
5. Menjelaskan bagaimana penatalaksanaan BBLR
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai penugasan untuk praktik klinik kebidanan 3 dan sebagai
media penambahan wawasan pengetahuan mengenai laporan pendahuluan
tentang BBLR.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sarana pembelajaran dan referensi untuk mahasiswa D-III
dan S-1 Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Awal Bros Batam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bblr
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan
saat lahir kurang dari 2500 gram. Istilah BBLR sama dengan prematuritas.
Namun, BBLR tidak hanya terjadi pada bayi prematur, juga bayi yang cukup
bulan dengan BB < 2.500 gram. Bayi berat lahir rendah (BBLR) Adalah bayi
dengan berat lahir kurang dari 2500g tanpa memandang masa gestasi. Berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
Lama kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak
hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi. Bayi
berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi 3,
yaitu:
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara
1500 gram sampai dengan 2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat
lahir antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram
3. Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan
berat lahir kurang dari 1000 gram.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitas yaitu:
1. Prematuritas Murni: Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasinya itu atau
biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB
SMK)
2. Dismaturitas: Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (KMK) Untuk merawat bayi baru lahir digunakanlah
Kurva lubchenco. Kurva Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang
disajikan dalam bentuk tabel. Definisi tentang bayi premature adalah
setiap bayi baru lahir dengan berat lahir < 2500 g.
B. Patofisilogis Bblr
Secara umum bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) ini
berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur),
padahal hampir semua lemak, glikogen, dan mineral, contohnya zat besi,
kalsium, fosfor dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir untuk bayi,
BBLR disamping itu juga disebabkan terjadinya dismaturitas, yang berarti
bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan >37 minggu), tapi berat badan lahirnya
lebih kecil disbanding masa kehamilannya, yaitu kurang dari 2.500 gram.
Masalah ini dapat terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi pada
saat dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit-penyakit ibu contohnya
apabila ada kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain
yang dapat mengakibatkan nutrisi yang diperoleh bayi jadi tidak adekuat.
Gizi yang adekuat dan tercukupi sangat diperlukan ibu hamil agar janin
tidak mengalami hambatan pada pertumbuhannya sehingga ibu dapat
melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal. Kondisi ibu hamil yang
baik, sistem reproduksi ibu hamil normal, tidak sedang sakit, dan juga tidak
ada gangguan gizi sebelum maupun ketika hamil, maka ibu akan melahirkan
bayi lebih besar dan sehat disbanding ibu hamil dengan kondisi kehamilan
sebaliknya. Ibu hamil dengan kondisi kurang gizi yang cukup kronis ketika
hamil dikatakan lebih berisiko melahirkan bayi BBLR, vitalitas renda, serta
prevalensi kematian meningkat, terlebih lagi apabila si ibu mengalami kadar
hemoglobin rendah atau anemia. Ibu hamil umumnya mengalami penyusutan
zat besi, maka hanya akan memberi sedikit zat besi kepada janin yang
dibutuhkan untuk metabolisme zat besi yang normal.
Zat besi yang inadekuat dapat menimbulkan hambatan pada pertumbuhan
janin baik sel tubuh maupun otak. Anemia gizi juga dapat berujung kematian
janin didalam kandungan, kelainan bawaan, terjadi aborsi dan lahirnya bayi
dengan BBLR oleh sebab itu dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas
ibu, kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi, dan melahirkan bayi
BBLR dan premature juga akan lebih besar.
C. Tanda Dan Gejala Bblr
Adapun tanda dan gejala dari BBLR adalah sebagai berikut :
1. BB: < 2.500 gram
2. PB: < 45 cm
3. Lingkar Dada: < 30 cm
4. Lingkar Kepala: < 33 cm
5. UK: < 37 Minggu
6. Kepala relatif lebih besar
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak pada kulit kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Apnea
10. Pernapasan: 45- 50 kali permenit
11. Frekuensi nadi: 100 – 140 kali permenit
12. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah
13. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah
14. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang
15. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
D. Faktor Resiko Bblr
Bayi dengan berat badan rendah saat lahir adalah salah satu hasil dari
kelahiran prematur (sebelum 37 minggu kehamilan ) atau pembatasan
pertumbuhan janin (intrauterine). Berat lahir rendah sangat erat kaitannya
dengan mortalitas dan morbiditas janin danneonatal, menghambat
pertumbuhan dan perkembangan kognitif dan penyakit kronis. Banyak faktor
yang mempengaruhi durasi kehamilan dan pertumbuhan janin yang akan
berpengaruh pada berat lahir bayi. Faktor-faktor tersebut berhubungan untuk
bayi, ibu atau lingkungan fisik dan memainkan peran penting dalam
menentukan berat lahir bayi dan perkembangan kesehatanya. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
1. Untuk umur kehamilan yang sama, berat badan anak perempuan lebih
kurang dari pada anak laki-laki, bayi sulung lebih ringan dari bayi
berikutnya (riwayat BBLR), dan kehamilan ganda.
2. Berat lahir dipengaruhi oleh pertumbuhan janin ibu sendiri dan diet
selama masa kelahiran dengan kehamilan
3. Wanita muda memiliki bayi yang lebih kecil, nutrisi ibu hamil, gaya
hidup (misalnya, alkohol, merokok atau penyalahgunaan obat) dan
eksposur lainnya (misalnya, malaria, HIV atau sifilis), atau komplikasi
seperti hipertensi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin serta durasi kehamilan
4. Ibu dengan kondisi sosial-ekonomi rendah sering memiliki bayi berat
lahir rendah. Berat lahir rendah terutama terjadi disebabkan oleh status
gizi ibu yang buruk dan status kesehatan selama jangka waktu yang
panjang, termasuk selama kehamilan, tingginya prevalensi infeksi
spesifik dan non - spesifik, atau dari kehamilan komplikasi didukung
oleh kemiskinan. secara jasmani menuntut kerja selama kehamilan juga
berkontribusi untuk pertumbuhan janin yang buruk. Penyebab BBLR
umumnya tidak hanya satu, sehingga kadang sulit untuk dilakukan
tindakan pencegahan.
Faktor risiko kejadian BBLR diantaranya ibu hamil yang berumur
kurang dari 20 tahun atau lenih dari 35 tahun, jarak kehamilan terlalu pendek,
ibu mempunyai riwayat BBLR sebelumnya, mengerjakan pekerjaan fisik,
mengerjakan pekerjaan fisik beberapa jam tanpa istirahat, sangat miskin,
beratnya kurang dan kurang gizi, perokok, pengguna obat terlarang,
alkohol,anemia, pre-eklampsi atau hipertensi, infeksi selama kehamilan,
kehamilan ganda, bayi dengan cacat bawaan dan infeksi selama dalam
kandungan. Faktor risiko kejadian BBLR yaituterdiri dari faktor ibu berupa
KEK (Kekurangan Energi Kronik), usia ibu <20 dan >35 tahun, jarak hamil
dan bersalin terlalu dekat, penyakit menahun : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah dan pekerjaan yang terlalu berat. Kemudian faktor kehamilan
berupa hamil dengan hidramnion, hamil ganda, pendarahan antepartum,
komplikasi kehamilan: preeklamsi/eklamsi dan KPD (Ketuban Pecah Dini)
dan faktor janin yang terdiri dari cacat bawaan dan infeksi dalam rahim.
E. Penatalaksanaan Bblr
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada BBLR antara lain:
1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 dengan cara injeksi IM 1 mg atau peroral 2
mg sekali pemberian, atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir 3-10 hari dan
umur 4-6 minggu) (Indrayani,2019).
2. Pemberian, Pengaturan dan Pengawasan Intake Nutrisi
Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi dalam hal ini adalah
menentukan pilihan asupan nutrisi, cara pemberian dan jadwal pemberian
yang sesuai dengan kebutuhan bayi BBLR. Asupan nutrisi misalnya air
susu ibu (ASI) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu menghisap.
ASI merupakan makanan paling utama sehingga ASI didahulukan untuk
diberikan. ASI juga dapat dikeluarkan dan diberikan pada bayi yang tidak
bisa untuk menghisap. Bila faktor menghisapnya kurang, ASI dapat
diperas dan diminumkan dengan sendok dengan perlahan atau dengan
memasang sonde ke lambung (Indrayani,2019).
Pemberian makanan bayi BBLR harus diikuti tindakan pencegahan
khususnya untuk mencegah terjadinya regurgitasi dan masuknya udara
dalam usus. Pada bayi BBLR yang lebih kecil, kurang giat untuk
menghisap dan sianosis ketika minum dapat melalui botol atau menete
pada ibunya dengan melalui nasogastrik tube (NGT). Jadwal pemberian
makanan disesuaikan dengan kebutuhan dan berat badan bayi BBLR.
Pemberian makanan interval tiap jam dilakukan pada bayi dengan berat
badan yang lebih rendah. Alat pencernaan bayi belum sempurna,
lambung kecil, enzim pencernaan belum matang (Indrayani,2019).
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada bayi BBLR akan cepat mengalami kehilangan panas dan
menjadi hipotermia, karena pengaturan pusat panas badan belum
berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan
relatif luas. Oleh akrena itu, bayi prematur haris dirawat di dalam
inkubator, sehingga pnas badannya mendekati dalam rahim.
BBLR dirawat dalam inkubator yang modern dilengkapi dengan alat
pengatur suhu dan kelembabannya agar bayi dapat mempertahankan suhu
tubuhnya yang normal, alat oksigen yang dapat diatur.
Pemberian oksigen untuk mengurangi bahaya hipoksia dan sirkulasi
yang tidak memuaskan harus berhati-hati agar tidak terjadi hiperoksia
yang dapat menyebabkan hiperoplasia retrorental dan fibroplasis paru.
bila mungkin pemberian oksigen dilakukan melalui tudung kepala
dengan alat CPAP (continues positif airway preasurre) atau dengan
endotrakeal untuk pemberian konsentrasi oksigen yang aman dan stabil.
4. Pencegahan infeksi
Bayi BBLR tidak boleh kontak dengan penderita infeksi dalam
bentuk apapun. digunakan masker dan baju khusus dalam penanganan
bayi, perawatan luka tali pusst, perawatan mata, hidung, kulit, tindakan
aseptik dan aseptik alat-alat yang digunakan, isolasi pasien, jumlah
pasien, mengatur kunjungan menghindari perawatan yang terlalu lama
dan pemberian antibiotik yang tepat. bayi prematur mudah sekali
terinfeksi, karena daya tahan tubuhnya masih lemah, kemampuan
leokosit masih kurang, dan pembentukan antibody belum sempurna. oleh
karena itu upaya preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal
sehingga tidak terjadi BBLR.
5. Penimbangan berat badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi nutrisi bayi dan
eratnya kaitannya dengan daya tahan tubuh oleh karena itu penimbangan
berat badan harus dilakukan dengan ketat.
6. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi
BBLR akibatnya tidak adanya alveoli dan surfaktan. konsentrasi O2 yang
diberikan sekitar 30 – 35%. konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa
panjang akan menyebabkan kerussakan pada jaringan retina bayi dan
dapat menimbulkan kebutaan.
7. Pengawasan jalan nafas
Jalan nafas merupakan jalan udara melalui hidung, faring, trakhea,
alveoli, bronkhiolus, bronkheolus respiratorius dan duktus alveolus ke
alveoli. terhambatnya jalan nafas dapat menimbulkan asfiksia, hipoksia,
dan kematian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi 3, yaitu :Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1500 gram sampai
dengan 2500 gram; Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi
dengan berat lahir antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram; Bayi
Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.
Hartiningrum, I., & Fitriyah, N. (2018). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan,
7(2), 97–104. https://doi.org/10.20473/jbk.v7i2.2018.97-104
Yulizawati,dkk. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi dan
Balita. Sidoarjo:Indomedika Pustaka
Sembiring Br Juliana. (2019). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta:Deepublish
Maryunani, Anik. (2021). Buku Saku Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah. Jakarta: Penerbit Buku Kesehatan
Indrayani dan Moundy Djami. (2019). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: PT Trans Info Media
Aisyah, Nur dan Farzani, Dwi Andina. (2021). Factors Affecting The Increasing In
The Incidence Of Lbws In Puskesmas Malunda 2017-2019. Makasar: Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar.
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBIMG INSTITUSI
Nama Mahasiswi : Dara Nauratul Ikramah
NIM : 00219015
Semester : v ( Lima)
Pembimbing Institusi : Aminah Aatina Adhyatma., S.S.It., M.Keb
No Hari/Tanggal Uraian Konsultasi Paraf Pembimbing
Pembimbing Institusi
Pembimbing Lahan