OLEH:
ADENIA RALIKA
APRIATNA
FIFI SELFIANI
RAHMATUL HUSNA
RANDI IRAWAN
CI KLINIK CI AKADEMIK
( ) ( )
2019/202
KATA PENGANTAR
Kami sadar, bahwa dalam proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal
itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca juga kami
para penulis.
Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan proposal ini
terdapat banyak kesalahan.
Bukittinggi,Oktober 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
LATAR BELAKANG.................................................................................1
RUMUSAN MASALAH............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
Konsep BBLR.............................................................................................3
Defenisi BBLR...........................................................................................3
Klasifikasi BBLR.......................................................................................3
Etiologi BBLR.............................................................................................4
Patofisiologi.................................................................................................6
Komplikasi..................................................................................................8
Pemeriksaan diagnostik.............................................................................8
Penatalaksanaan.........................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................38
BAB V PENUTUP................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) diartikan sebagai bayi yang lahir
tertinggi angka kematian bayi, terutama dalam satu bulan pertama kehidupan
lebih besar di bandingkan dengan bayi yang lahirdengan berat badan normal.
Lebih dari 20 juta bayi di seluruh dunia lahir dengan BBLR dan 95.6%
penyebab ini dipengaruhi oleh faktor risiko, seperti faktor ibu, plasenta,
badan lahir rendah umumnya mengalami proses hidup jangka panjang yang
kurang baik. Apabila tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi BBLR
denganbayi yang lahir dengan berat badan normal. Selain gangguan tumbuh
1
kembang, individu dengan riwayat BBLR mempunyai faktor risiko tinggi
kembang anak di masa yang akan datang. Dampak dari bayi lahir dengan
daripada bayi yang berat lahirnya normal. Bayi BBLR dapat mengalami
gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga
bayi tidak terjadi secara segera dan otomatis, melainkan terjadi secara
bertahap sesuai dengan umur bayi. Peningkatan berat yang adekuat akan
dimasa depan sehingga akan sama dengan perkembangan bayi berat badan
Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi dengan
terhadap infeksi, hidrasi dan nutrisi yang adekuat. Asuhan keperawatan yang
berkualitas pada bayi dengan berat lahir rendah sangat menentukan tingkat
2
Bagaimana Asuhan Keperawatan pada bayi R dengan kasus Bayi Berat
2. Tujuan khusus :
a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data pada bayi R dengan
Mochtar Bukittinggi.
Bukittinggi.
3
f. Dapat mengevaluasi asuhan keperawatan pada bayi R dengan bayi
Bukittinggi.
yang telah dilaksanakan pada bayi R dengan bayi berat lahir rendah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi berat lahir rendah adalah keadaan ketika bayi dilahirkan memiliki
berat badannya kurang dari 2500 gram. Keadaan BBLR ini akan
4
yang paling berbahaya karena menjadi penyebabkematian ibu dan bayi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Sejak
tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan bayi berat
lahir rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang
berat badannya kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi
2. Klasifikasi BBLR
yang lahir dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat
bayi matur akan tetapi sering timbul masalah seperti yang dialami bayi
5
Bayi prematur kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah
bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
syndrome, chronis fetal distress, IUGR dan small for gestational age
(SGA). Setiap bayi baru lahir (prematur, matur dan post matur) mungkin
Pada keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal, akan tetapi
6
Bayi PrematurMenurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan
berikut:
a. Faktor ibu
Faktor ibu merupakan hal dominan dalam mempengaruhi
ginjal).
6) Trauma pada masa kehamilan, antara lain jatuh.
7) Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan alkohol).
8) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun.
9) Bekerja yang terlalu berat.
b. Faktor Janin
Beberapa faktor janin yang mempengaruhi kejadian
darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B dan O), infeksi
dalam rahim.
c. Faktor Lain
7
Selain faktor ibu dan janin ada faktor lain yaitu faktor
kehamilan kembar.
b) Pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya.
c) Cervical incompetence (mulut rahim yang lemah hingga
hemorrhage).
e) Ibu hamil yang sedang sakit.
2. Bayi prematur tipe KMK disebabkan oleh:
a) Ibu hamil yang kekurangan nutrisi.
b) Ibu memiliki riwayat hipertensi, pre eklampsia dan anemia.
c) Kehamilan kembar.
d) Malaria kronik dan penyakit kronik lainnya.
e) Ibu hamil merokok.
4. Patofisiologi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan
lahir rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang
kurang dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil
dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun
ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan
8
menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang kurang dari
45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis,
pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya terjadi pada umur
membran hialin, dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), ada beberapa tanda dan gejala
yang dapat muncul pada bayi prematur antara lain adalah sebagai berikut:
9
turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang
dengan sempurna.
c) Lanugo (rambut halus atau lembut) masih banyak ditemukan
minora.
f) Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan dan
terbentuk.
h) Kadang disertai dengan pernapasan yang tidak teratur.
i) Aktivitas dan tangisan lemah.
j) Reflek menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah.
2. Tanda-tanda bayi prematur kecil untuk masa kehamilan (KMK):
a) Umur bayi bisa cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi beratnya
10
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani
bayi).
b) Hipoglikemia simtomatik.
c) Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
a. Dukungan respirasi
Tujuan utama dalam asuhan bayi risiko tinggi adalah mencapai dan
11
mungkin,karena posisi ini menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, dan
dengan ibunya.
2) Pemancar pemanas
3) Ruangan yang hangat
4) Inkubator (Kosim Sholeh, 2005).
c. Perlindungan terhadap infeksi
Pada BBLR,imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga
kebersihannya.
3) Petugas dan orang tua yang memiliki penyakit infeksi tidak boleh
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting
(70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm).
e. Nutrisi
12
Nutrisi yang optimal sangat pentingdalam manajemen bayi BBLR
ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui
I. Pengkajian
a. Data biografi : Nama, jenis kelamin, usia, riwayat kehamilan (usia kehamilan
jenis persalinan.
ronkhi.
BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan
13
e. Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah,
ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago
h. Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan
i. Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram,
panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30
cm, lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis, halus, lanugo
pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol, sedangkan pada
Pemeriksaan AGD.
neuromuscular.
14
b. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur
hospitalisasi sekunder.
15
1 Tidak efektifnya Pola nafas efektif . Mandiri :
pola nafas b.d Dengan Kriteria
1. Kaji frekwensi pernafasan dan
imaturitas pusat Hasil :
pola pernafasan..
pernafasan,
RR 30-60 x/mnt
keterbatasan 2. Hisap jalan nafas sesuai
perkembangan Sianosis (-) kebutuhan.
otot, penurunan
Sesak (-) 3. Pertahankan suhu tubuh
energi/ kelelahan,
optimal
ketidakseimbangan Ronchi (-)
metabolik 4. Posisikan bayi pada abdomen
Whezing (-)
atau posisi terlentang dengan
gulungan popok di bawah bahu
untuk menghasilkan sedikit
hiperekstensi.
kolaborasi:
16
intra vena bila diperlukan.
Kolaborasi
17
ketidakmampuan Kriteria hasil : perawatan dan setelah itu setiap
mencerna nutrisi hari.
Reflek hisap dan
(Imaturitas saluran
menelan baik 2. Auskultasi bising usus,
cerna)
perhatikan adanya distensi
Muntah (-)
abdomen, dan perilaku
Kembung(-) menghisap.
IV. Implementasi
Menurut Nursalam (2001) pelaksanaan keperawatan adalah inisiatif dari
rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Lyer et al, 1996). Tahap
kepada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan
yang harus diperhatikan adalah timbang berat badan setiap hari dan observasi
18
tanda-tanda vital, memberikan minum, rawat klien dalam inkubator, berikan posisi
V. Evaluasi
Adapun evaluasi yang diharapkan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
suhu tubuh yang stabil, klien tidak mengalami infeksi, kebutuhan nutrisi klien
kembali terpenuhi, kebutuhan cairan klien kembali seimbang, integritas kulit klien
tetap utuh, klien tidak mengalami cidera, klien mencapai pertumbuhan dan
positif.
19
9. Pathway
20
BAB III
PENGKAJIAN
No. MR : 52 00 78
BB / PB : 1400 gram / 40 cm
Anak ke :3
21
Pekerjaan Ayah : Bengkel
Pendidikan Ayah : SD
Reflek : Menggenggam
Tonus/aktivitas : Tenang
Menangis : Keras
Kepala / Leher :
Mata : Bersih
THT :
Telinga : Normal
Hidung : Normal
Abdomen : Kembung
Lingkar Perut : 26 cm
Thorax : Simetris
Klavikula : Normal
Paru-paru
22
Respirasi : Spontan
Umbilikus : Normal
Anus : Paten
Kulit : Pucat
Suhu : Inkubator
HPHT : 01 – 02 – 2019
Kenaikan BB : 14 kg
23
HIV : Ada Hasilnya : Negative
V. Riwayat Persalinan
Budaya
Suku : Minang
Agama : Islam
24
Nama Anak Jenis kelamin Riwayat Imunisasi
Persalinan
An. R Laki-laki Normal Lengkap
An. H Laki-laki Normal Lengkap
An. Kembar Laki-laki Normal lengkap
Keluhan utama : sesak nafas sejak 1 jam yang lalu di ruang perina NICU.
Riwayat kesehatan sekarang : sesak nafas, bayi lahir dengan berat 1400
gram 32-33 minggu, sianosis pada ekstremitas.
X. Pemeriksaan Fisik
KU : Sedang
TTV
Suhu : 35,3 C
Pernafasan : 77 x/menit
BB / TB : 1400 gram / 40 cm
Kepala
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tekstur halus
lembut
Muka
25
Mulut : mukosa bibir kering
Thoraks
Perkusi : Sonor
Abdomen
Permukaan : kembung
Kondisi : lemas
Ekstremitas : akral dingin, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema,
dasar kuku sianosis.
Ukuran
Lingkar kepala : 29 cm
Lingkar dada : 27 cm
Lingkar perut : 26 cm
Panjang lengan: 12 cm
Panjang kaki : 16 cm
Simpisis kaki : 22 cm
RBC : 3,20
HCT : 32,2 %
26
MCU : 100,6 fL
MCH : 31,9 pg
RDW_SD : 67,8 tL
RDN_CV : 19,0%
WBC : 1,99
PLT : 12
ANALISA DATA
Intervensi Keperawatan
27
1 Pola nafas tidak - Depresi pusat Pola nafas Manajemen jalan
efektif pernapsan membaik nafas
- Hambatan dalam waktu Observasi :
upaya nafas 1x24 jam - Monitor pola
- Pernapasan dengan nafas ( frekuensi,
dinding dada kriteria kedalaman, usaha
- Gangguan hasil : nafas)
neuro muskular - Ventilasi - Monitor bunyi
- Gangguan semakin nafas tambahan
neurologis meningkat
- Obesitas - Kapasitas Terapeutik :
- Posisi tubuh vital - Pertahankan
yang meningkat kepatenan jalan
menghambat - Dispnue nafas
ekspansi paru menurun - Posisikan semi
- Sindrom - Pernafasan fowler atau
hipoventilasi cuping fowler.
- Cidera pada hidung - Berikan minum
medula spinalis menurun hangat
- Efek agen - Frekuensi - Lakukan
farmakologis nafan fisioterapi dada
- Kecemasan membaik jika perlu
- Kedalaman - Lakukan hisap
nafas lendir
membaik - Keluarkan
- Ekskusi sumbatan benda
dada padat
membaik - Berikan oksigen
Edukasi :
- Anjurkan asupan
cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
2 Resiko - Kerusakan Termoregula Manajemen
termoregulasi hipotalamus si membaik Hipotermia
tidak efektif - Berat badan dalam waktu Observasi :
ekstrem 1x24 jam - Monitor suhu
- Terpapar suhu dengan tubuh
lingkungan kriteria hasil: - Identifikais
rendah - Menggigil penyebab
- Malnutrisi menurun hipotermia
28
- Pemakaian - Kulit - Monitor tand
pakaian tipis merah agejala hipotermia
- Penurunan menurun
lanju - Kejang Terapeutik :
metabolisme menurun - Sediakan
- Trauma - Konsumsi lingkungan yang
- Efek agem oksigen hangat
farmakologis menurun - Ganti pakaian atau
- Kurang - Pucat linen yang basah
terpapar menurun - Lakukan
informas - Takikardi penghangatan
tentang menurun yang pasif
hipotermia - Takipnue (selimut, menutup
menurun kepala, pakaian
Objektif : - Bradikardi tebal)
- Kulit teraba a menurun - Lakukan
dingin - Hipoksia penghangatan
- Menggigil menurun aktif internal
- Suhu tubuh - Dasar kuku (infus cairan
dibawa normal sianotik hangat, oksigen
- Akrosianosis menurun hangat)
- Bradikardi - Suhu
- Dasar kuku tubuh Edukasi :
sianotik membaik - Anjurkan makan
- Hipoglikemia - Suhu kulit atau minum
- Ventilasi membaik hangat
menurun - Kadar
- Takikardia glukosa
- Vasokontriksi darah
perifer membaik
- Kutis memorata - Ventilasi
membaik
- Tekanan
darah
membaik
- Pengisian
kapiler
membaik
3 Ketidakseimbang - Kurangnya Nutrisi
an nutrisi kurang Observasi
asupan terpenuhi
dari kebutuhan - Identifikasi
tubuh makanan setelah status nutrisi
- Ketidakmampu - Identifikasi
alergi dan
an menelan Kriteria hasil
intoleransi
makanan : makanan
- Ketidakmampu - Identifikasi
Reflek hisap makanan
an mencerna
29
makanan dan menelan yang disukai
- Ketidakmampu - Identifikasi
baik
kebutuhan
an
kalori dan
mengabsorbsi Muntah (-) jenis nutrien
- Identifikasi
nutrien
Kembung(-) perlunya
- Faktor ekonomi
penggunaan
- Faktor
BAB lancar selang
psikologi nasogastrik
Berat badan - Monitor
asupan
meningkat makanan
15 gr/hr - Monitor
berat badan
- Terapeutik
- Berikan
makanan
tinggi serat
mencegah
konstipasi
- Berikan
makanan
tinggi kalori
dan tinggi
protein
- Fasilitasi
menentukan
pedoman
diet
kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi
1. Memonitor pola S : -
nafas (frekuensi,
kedalaman, usaha O : Bayi
dirawat
30
nafas ) = P : 72x per dalam
menit inkubator,
2. Memberikan pasien
kepatenan jalan tampak
nafas sesak,
3. Memberikan oksigen pernapasan
4. Mengajukan asupan
cuping
cairan
hidung ,
penggunaa
n otot
bantu
nafas,
tekanan
ekspirasi n
dan
inspirasi
menurun. P
: 67x per
menit.
A :
Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
31
A :
Masalah
teratasi
P :
intervensi
1234
dihentikan
A :
Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
1. Memonitor pola S : -
nafas (frekuensi,
kedalaman, usaha O : Bayi
nafas ) = P : 65x per dirawat
32
menit dalam
2. Memberikan inkubator,
kepatenan jalan pasien
nafas tidak sesak.
3. Memberikan oksigen P : 58x per
4. Mengajukan asupan
menit.
cairan
A :
Masalah
teratasi
P :
Intervensi
1234
dihentikan
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
33
2019 n nutrisi kurang Implementasi : Evaluasi :
(malam) dari kebutuhan
tubuh 1. Memonitor asupan S:-
makanan
2. Menganjurkan O : Refleks
makan sedikit tapi .hisap
sering belum ada,
3. Memonitor berat BB : 1480
badan (BB : 1450 gram, bayi
gram) terpasang
4. Menganjurkan ogt, TB :
makan selagi hangat 40 cm ,
A :
Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
A :
Masalah
teratasi
34
P :
intervensi
dihentiksn
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
35
Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
A :
Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
1. Memonitor suhu S : -
tubiuh. S : 36,2
O : Akral
2. Mengidentifikasi hangat ,
36
penyebab suhu dalam
hipotermi batas
normal. S :
3. Menyediakan 36,5
lingkungan yang Celcius
hangat
A :
4. Melakukan Masalah
penghangatan teratasi
pasif
P :
intervensi
1234
dihentikan
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
37
(pagi) tidak efektif Implementasi : Evaluasi :
1 Memonitor suhu S : -
tubiuh. S : 36,4
O : Akral
2 Mengidentifikasi hangat ,
penyebab suhu dalam
hipotermi batas
normal. S :
3 Menyediakan 36,6
lingkungan yang Celcius
hangat
A :
4 Melakukan Masalah
penghangatan pasif teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
A :
Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
38
1234
dilanjutkan
Tanggal
09– 10 –
2019
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
39
makan selagi A :
hangat Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
1. Memonitor suhu S : -
tubiuh. S : 36,4
O : Akral
2. Mengidentifikasi hangat ,
penyebab hipotermi suhu dalam
batas
3. Menyediakan normal. S :
lingkungan yang 36,7
hangat Celcius
4. Melakukan A :
penghangatan pasif Masalah
teratasi
sebagian
P :
intervensi
1234
lanjutkan
40
3. Memonitor berat BB : 1550
badan (BB : gram, TB :
1500 40 cm ,
gram)Menganjur
kan makan selagi A :
hangat Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
1. Memonitor suhu S : -
tubiuh. S : 35,6
O : Akral
2. Mengidentifikasi hangat ,
penyebab hipotermi suhu dalam
batas
3. Menyediakan normal. S :
lingkungan yang 36,4
hangat Celcius
4. Melakukan A :
penghangatan pasif Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
41
makan sedikit .hisap
tapi sering belum ada,
3. Memonitor berat BB : 1550
badan (BB : gram, TB :
1550 gram) 40 cm ,
4. Menganjurkan
makan selagi A :
hangat Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
1. Memonitor suhu S : -
tubiuh. S : 37,2
O : Akral
2. Mengidentifikasi hangat ,
penyebab hipotermi suhu dalam
batas
3. Menyediakan normal. S :
lingkungan yang 36,5
hangat Celcius
4. Melakukan A :
penghangatan pasif Masalah
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
42
dari kebutuhan Implementasi : Evaluasi :
tubuh
1. Memonitor S:-
asupan makanan
2. Menganjurkan O : Refleks
makan sedikit .hisap
tapi sering belum ada,
3. Memonitor berat BB : 1550
badan (BB : gram, TB :
1550 gram) 40 cm ,
4. Menganjurkan
makan selagi A :
hangat Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
1. Memonitor suhu S : -
tubiuh. S : 36,4
O : Akral
2. Mengidentifikasi hangat ,
penyebab hipotermi suhu dalam
batas
3. Menyediakan normal. S :
lingkungan yang 36,7
hangat Celcius
4. Melakukan A :
penghangatan pasif Masalah
teratasi
sebagian
P :
intervensi
43
1234
lanjutkan
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
44
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
1. Memonitor suhu S : -
tubiuh. S : 36,4
O : Akral
2. Mengidentifikasi hangat ,
penyebab hipotermi suhu dalam
batas
3. Menyediakan normal. S :
lingkungan yang 36,7
hangat Celcius
4. Melakukan A :
penghangatan pasif Masalah
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
45
4. Menganjurkan 40 cm ,
makan selagi
hangat A :
Masalah
belum
teratasi
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
P :
intervensi
1234
dilanjutkan
46
BAB IV
PEMBAHASAN
badan,peningkatan berat badan selama hamil serta data kesehatan kebidanan harus
ANC dan apakah mengalami masalah dalam kehamilan sekarang dan persalinan
lalu.
bergizi dan menerapkan gaya hidup yang baik akan melahirkan bayi yang
sehat, sebaliknya ibu yang mengalami defisiensi gizi memiliki risiko untuk
mendefinisikan BBLR sebagai bayi yang lahir dengan berat ≤ 2500 gr.
gram), BBLSR (1000-1499 gram), BBLER (< 1000 gram).BBLR tidak hanya
47
mencerminkan situasi kesehatan dan gizi, namun juga menunjukkan tingkat
dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti faktor ibu (status gizi, umur, paritas,
asuhan antenatal care yang buruk, keadaan janin. Wanita dengan status
sanitasi tempat tinggal yang buruk, dan kemampuan untuk mencari perawatan
selama kehamilan yang kurang sehingga dapat mempengaruhi berat lahir bayi
mereka (Perera & Manzur, 2014). Usia ibu ≤ 15 tahun memiliki risiko tinggi
Pada kasus anak R dengan kehamilan ganda yaitu keduanya nya berjenis
kelamin laki aki dengan berat 2400 gram. Hal ini sejalan dengan penelitian
Ladewig pada kehamilan ganda ibu membutuhkan nutrisi yang tinggi. Jika
Pemeriksaan kehamilan sangat penting bagi semua ibu hamil karna untuk
48
dan bayi yang dikandungnya.Mengingat kehamilan yang normal sewaktu-waktu
minimal dilakukan ibu hamil sebanyak 4 kali. ANC yang terdistribusi dalam 3
(Hani,2011).
yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik serta
dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk
persiapan persalinan.
Pada ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan tindakan
Achmad Mochtar Bukittinggi dengan diagnosa medis BBLR dengan berat 1400
gram dengan gravid 32 – 33 minggu. Klien sesak nafas,daya isap tidak ada,
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah BBLR merupakan salah satu
yaitu BBLR (1500–2499 gram), BBLSR (1000-1499 gram), BBLER (< 1000
gram). WHO juga mengatakan bahwa sebesar 60–80% dari Angka Kematian Bayi
(AKB) yang terjadi, disebabkan karena BBLR. BBLR memiliki risiko lebih
49
besar untuk mengalami morbiditas dan mortalitas daripada bayi lahir yang
memiliki berat badan normal. Masa kehamilan yang kurang dari 37 minggu
organ yang berada dalam tubuhnya kurang sempurna. Kemungkinan yang terjadi
akan lebih buruk bila berat bayi semakin rendah. Semakin rendah berat badan
Berdasarkan data dari World Health Rangkings tahun 2014 dari 172
Indonesia pada tahun 2010 sebesar 4.371.800 dengan kejadian BBLR sebesar 15,5
per 100 kelahiran hidup atau 675.700 kasus prematur dalam 1 tahun (WHO,
kelahiran saat usia kehamilan ≤ 37 minggu dan IUGR yang biasa disebut
(Intra Uterine Growth Restriction) merupakan hal yang penting karena tingkat
kematian antara kedua kondisi tersebut berbeda secara signifikan (Astria, et.al.,
dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti faktor ibu (status gizi, umur, paritas,
50
status ekonomi), riwayat kehamilan buruk (pernah melahirkan BBLR, aborsi),
asuhan antenatal care yang buruk, keadaan janin. Wanita dengan status
sanitasi tempat tinggal yang buruk, dan kemampuan untuk mencari perawatan
selama kehamilan yang kurang sehingga dapat mempengaruhi berat lahir bayi
mereka (Perera & Manzur, 2014). Usia ibu ≤ 15 tahun memiliki risiko tinggi
kebutuhan tubuh hal ini diperkuat dengan penelitian (Angraini, 2016) Selain
Bayi Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) memiliki risiko yang lebih
Risiko ini meningkat dengan menurunnya usia gestasi dan berat badan lahir.
Efek jangka panjang ini dapat menjadi beban bagi keluarga, masyarakat, dan
dalam perawatan dini bayi BBLR di NICU adalah pemberian nutrisi yang adekuat
sehingga terjadi peningkatan berat badan pada bayi BBLR. Pada bayi BBLR
secara cepat (immediate). Hal ini dapat diperoleh dengan Total Parenteral
Nutrition (TPN) dan Air Susu Ibu (ASI) terfortifikasi untuk membatasi
51
extrauterin growth restriction dan untuk mengejar pertumbuhan post-term
(Angraini, 2016)
Bayi BBLR yang diberi susu formula BBLR akan mengalami kenaikan
berat badan dengan rata rata 171,8 g/minggu pada satu bulan pertama. Bayi
BBLR yang berumur 1-2 bulan mengalami kenaikan berat badan dengan
rata rata 242,4 g/minggu. Namun pemberian susu formula BBLR terlalu dini pada
bayi BBLR dapat meningkatkan tingkat kesakitan (morbiditas). Selain ASI dan
susu formula BBLR, bila dibutuhkan nutrisi parenteral juga dapat diberikan
cara parental, trophic feeding (pemberian nutrisi enteral minimal) juga harus
perhari atau lebih sering selama euglikemia masih terjaga (Angraini, 2016).
Selain masalah status nutrisi pada bayi BBLR juga terdapat masalah pada
pernafasannya,sesuai dengan jurnal Wahani 2015 pada bayi BBLR sering kali
disertai dengan immaturitas pada organ tubuh seperti pada organ pernafasan. Hal
eksposur yang merugikan dalam usia janin dan anak usia dini seperti adanya
paparan terhadap asap rokok,debu kayu dan pemberian anti biotik yang kemudian
52
akan mengakibatkan terjadinya proses remodelling saluran pernafasan atau airway
remodelling (AR) pada bayi yang lahir prematur memiliki ukuran diameter
saluran pernafasan yang lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang lahir
cukup bulan,dan adanya kekurangan nutrisi intra uterine yang menyebabkan jalan
nafas kecil.
dari kebutuhan tubuh dan pola nafas tidak efektif, dapat dilihat dari teori:
A. Pengendalian suhu.
Pada diagnosa hipotermi bayi prematur cenderung memiliki suhu
yang relatif besar dan tidak adanya lemak subkutan, tidak adanya
pengaturan panas bayi sebagian disebabkan oleh panas immatur dari pusat
memperlihatkan fluktuasi nyata dalam suhu tubuh dan hal ini berhubugan
53
Pada diagnosa gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat
menghisap dan menelan, bayi yang kecil tidak mampu minum secara
efektif dan regurgutasi merupakan hal yang paling sering terjadi. Hal ini
mengarah pada timbulnya distensi dan retensi bahan yang di cerna. Hati
relatif besar, tetapi kurang berkembang, terutama pada bayi yang kecil.
larut. Pencernaan protein berkembang dengan baik pada bayi peterm yang
terkecil sekalipun. Protein baik dari tipe manusia dan hewani tampaknya
masalah, kendati pun sudah dapat enzim pemecah lemak. Hal ini berakibat
mudah di serap.
C. Sistem pernafasan.
Pada diagnosa pola nafas tidak efektif lebih pendek masa gestasi
900 gr. Alveoli cenderung kecil, dengan adanya sedikit pembuluh darah
yang mengelilingi stroma seluler. Semakin matur bayi dan lebih berat
54
di bentuk oleh kaliper, otot pernfasan bayi lemah dan pusat pernafasan
ditemukan apnea, dalam keadaan ini harus dihitung selama 1 menit untuk
perhitungan yang tepat. Pada bayi pretem yang terkecil batuk tidak ada.
Hal ini dapat mengarah pada timbulnya inhalasi cairan yang dimuntahkan
dan mengalami cidera bertahap, hal ini penting diingat untuk memasukan
bervariasi pada semua neonatus dan bayi peterm. Pada bayi neonatus pada
di dengar pada atau segera setelah lahir. Hal ini hilang ketika apartusa
buruk dari dinding pembuluh darah intracranial. Hal ini merupakan sebab
55
sistolik bayi aterm sekitar 80 mmHg dan pada bayi preterm 45-60 mmHg.
Tekanan diastolik bayi aterm sekitar 80 mmHg dari pada bayi preterm 45-
stetoskop
56
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada bayi ny.R dengan kehamilan
ganda dengan berjenis kelamin laki-laki bayi pertama dengan berat 2400 gr
sedangkan bayi yang satunya lagi beratnya 1400 gr lahir dengan usia kandungan
32-33 minggu .Pada bayi ny.R bayi sering mengalami sesak,peningkatan dan
metabolik
Dari diagnosa diatas intervensi yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan
57
didapati dari by ny.R. Untuk evaluasi keperawatn dilakukan dalam setiap
B.SARAN
58
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11800237/Asuhan_Keperawatan_Anak_-_BBLR
https://www.scribd.com/document/395050295/Asuhan-Keperawatan-Bblr-2018-
New
59