Anda di halaman 1dari 30

Oleh :

Ns. Mechi Silvia Dora, M.Kep


 Sistem pencernaan atau sistem
gastrointestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam
manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat
gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi
ke dalam aliran darah serta membuang
bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh.
 Saluran pencernaan terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan
yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.
 Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi
untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat
gizi, dan mengekskresi sisa-sisa pencernaan.
 Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat
terjadi pada proses menelan, mengosongkan
lambung, absorpsi zat gizi, dan proses buang
air besar.
 Gangguan ini dapat terjadi karena infeksi,
gangguan motilitas, perdarahan, kondisi
saluran cerna pasca-bedah, dan kanker.

• Stenosis Esofagus
• Gastritis akut atau khronis
• Hematemesis-melena
• Ulkus peptikum
• Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
• Sindroma Dumping
• Divertikulosis
• Inflammatory Bowel Disease
• Haemorrhoid
• Diarrhea
• Konstipasi

a. Diet Disfagia
b. Diet Pasca Hematemesis-Melena
c. Diet Penyakit Lambung
- Diet Lambung 1
- Diet Lambung 2
- Diet Lambung 3

a. Diet Penyakit Usus Inflammatorik
b. Diet Penyakit Divertikular
- Diet Penyakit Divertikulosis
- Diet Penyakit Divertikulitis
 Diet Lambung dibedakan :
◦ Diet Lambung I,
◦ Diet Lambung II, dan Diet Lambung III Penyakit
lambung atau gstrointestinal meliputi gastritis akut
dan khronis, ulkus peptikum, pasca operasi
lambung yang sering diikuti dengan Dumping
Syndrome dan Kanker Lambung Gangguan pada
lambung umumnya berupa sindrome dispepsia,
yaitu kumpulan gejala mual, muntah, nyeri
epigastrum, kembung, nafsu makan berkurang, dan
rasa cepat kenyang
 Tujuan Diet
Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung dan mencegah serta menetralkan
ekskresi asam lambung yang berlebihan

 Syarat Diet
• Mudah cerna, porsi kecil, diberikan sering
• Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya
• Lemak rendah, yaitu 10-15% dari total kebutuhan energi
yang ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan
• Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang
ditingkatkan secara bertahap
• Cairan cukup terutama bila ada muntah
• Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang
tajam baik secara termis, mekanis, atau kimia
• Laktosa rendah apabila ada gejala intoleransi laktosa,
umumnya menghindari produk susu
• Makan dengan perlahan
• Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja
selama 24-48 jam untuk mengistirahatkan lambung
 Diberikan kepada pasien Gastritis Akut, Ulkus
peptikum, pasca perdarahan, dan tifus
abdominalis berat.
 Makanan diberikan dalam bentuk saring
 Dapat merupakan diet peralihan pada pasca
hematemesis-melena atau setelah fase akut
teratasi
 Makanan diberikan tiap 3 jam selama 1-2
hari saja karena membosankan, kurang
energi, protein, zat besi, tiamin dan vitamin C
 Diet lambung II merupakan perpindahan dari
diet lambung I
 Diberikan kepada pasien dengan ulkus
peptikum atau gstritis khronis dan tifus
abdominalis ringan
 Bentuk makanan lunak, porsi kecil, dan
diberikan 3x dalam bentuk makanan lengkap
dan 2-3 kali makanan selingan
 Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C
tetapi kurang thiamin
 Pagi
Bubur nasi/ nasi tim + telur ceplok air +
setup wortel + teh encer
Selingan : puding maizena + sirup
 Siang
Bubur nasi/nasi tim + semur daging giling +
setup bayam + jus pepaya
Selingan : roti bakar
 Malam
Bubur nasi/nasi tim + sup ayam giling +
tumis labu siam + pisang
 Diet Lambung III
• Merupakan perpindahan diet lambung II
• Diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum,
gastritis khronis, dan tifus abdominalis yang hampir
sembuh
• Makanan berbentuk lunak atau biasa
• Cukup energi dan zat gizi lain
 Contoh Menu
• Pagi
nasi tim/nasi+ telur ceplok air + setup wortel + teh
encer
Selingan : puding maizena + sirup
• Siang
nasi tim/nasi + semur daging giling + setup bayam
+ jus pepaya
Selingan : bubur kacang hijau
• Malam
Nasi tim/nasi + sup ayam giling + tumis labu siam +
pisang
 Termasuk diet disfagia dan diet pasca
hematemesis melena
Disfagia adalah kesulitan menelan karena
adanya gangguan aliran makanan pada
saluran cerna. Dapat terjadi karena kelainan
sistem saraf menelan, pasca-stroke, adanya
massa atau tumor yang menutupi saluran
cerna
 Hematemesis-melena adalah keadaan
muntah dan buang air besar berupa darah
akibat luka dan kerusakan pada saluran cerna
 Tujuan
Menurunkan resiko aspirasi akibat masuknya
makanan ke sal.pernapasan dan mengoreksi
defisiensi zat gizi dan cairan

 Syarat
1. Cukup energi dan zat gizi lain
2. Mudah cerna, porsi kecil, sering
3. Cukup cairan
4. Bentuk makanan bergantung pada
kemampuan menelan
5. Makanan cair jernih tidak diberikan karena
sering menyebabkan tersedak
6. Dapat diberikan via oral atau per sonde (NGT)
 Tujuan
Memberikan makanan secukupnya untuk
mengistirahatkan saluran cerna dan mengurangi
resiko perdarahan ulang serta mengusahakan gizi
sebaik mungkin

 Syarat
1. Tidak merangsang saluran cerna
2. Tidak meninggalkan sisa
3. Pada fase akut dapat diberikan makanan
parenteral saja untuk mengistirahatkan lambung
4. Diet dapat diberikan bila perdarahan lambung dan
duodenum sudah tidak ada
5. Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih tiap
2-3 jam selama 1-2 hari saja
 Penyakit yang umum ada 3 : penyakit usus inflamatorik
(biasanya berupa kulitis ulseratif dan chron’s diseasei),
divertikulosis, dan divertikulitis
Macam Diet yang diberikan adalah Diet Rendah Sisa dan
Diet Tinggi Serat

 Definisi Penyakit
1. Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada
ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai darah,
lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang, demam, dan
steatorea
2. Divertikulosis adalah adanya kantong-kantong kecil yang
terbentuk pada dinding kolon karena tekanan intra-kolon yang
tinggi karena konstipasi kronis, umum terjadi pada manula dan
konsumsi rendah serat
3. Divertikulitis adalah penyakit yang terjadi apabila terjadi
penumpukan sisa makanan pada divertikular menyebabkan
peradangan. Gejalanya kram pada kiri bawah perut, mual,
kembung, muntah, konstipasi, atau diare, demam.
 Tujuan Diet Sisa Rendah adalah

::::: >> untuk memberikan makanan sesuai


kebutuhan gizi yang sedikit mungkin
meninggalkan sisa sehingga dapat
membatasi volume feses, dan tidak
merangsang saluran cerna.
 Energi cukup sesuai dengan umur, gender dan aktivitas.
 Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
 Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
 Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total.
 Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang
sehingga asupan serat maksimai 8 g/hari. Pembatasan ini
disesuaikan dengan toleransi perorangan.
 Menhindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar
(liat) sesuai dengan toleransi perorangan.
 Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlaru
manis, terlalu asam, dan berbau tajam
 Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada
suhu tidak terlaru panas
 Makanan sering diberian dalam porsi kecil
 Bila diberikan untuk jangka waku lama atau dalam
keadaan khusus, diet perlu disertai suplemen vitamin dan
mineral, makanan formula, atau makanan parenteral.
 Diet Sisa Rendah diberikan kepada pasien
dengan diare berat, peradangan saluran cerna
akut, divertikulitis akut, obstipasi spastik,
penyumbatan sebagian saluran cerna,
hemoroid berat, serta pada pra dan pasca
bedah saluran cerna.
 Diet biasanya rendah dalam beberapa jenis
zat gizi, sehingga hanya diberikan untuk
jangka waktu pendek. Bila diperlukan,
disamping diet diberikan suplemen vitamin
dan minerar dan/atau makanan parenteral.
1. Makanan diberikan dalam bentuk saring.
2. Makanan yang mengandung banyak serat
sama sekali tidak diperbolehkan, begitu
juga dengan bumbu.
3. Lemak dan gula diberikan dalam jumlah
terbatas (bila penderita tahan).
4. Susu tidak diperbolehkan.
5. Hanya diberikan selama beberapa hari
karena rendah kalori, protein, kalsium, besi,
thiamin dan vit. C.
 Sumber hidrat arang: beras dibubur saring, roti
dibakar, kentang dipure; makaroni, mi, bihun
direbus; biskuit, krakers; tepung-tepungan dibubur
atau dipuding.
 Sumber protein hewani: daging, hati digiling halus;
ikan dicincang; telur direbus, ditim, diceplok air dan
dicampur dalam makanan dan minuman.
 Sumber protein nabati: tahu ditim atau direbus.
 Lemak: margarin dan mentega dalam jumlah
terbatas.
 Sayuran: sari sayuran.
 Buah: air jeruk.
 Minuman: teh, sirop, kopi encer.
 Bumbu: garam, vetsin, gula.
 Diberikan sebagai makanan perpindahan dari
Diet Rendah Sisa I atau kepada penderita
diare kronis.
 Makanan diberikan dalam bentuk cincang
atau lunak.
 Makanan mengandung serat diperbolehkan
dalam jumlah terbatas, begitupun lemak dan
gula.
 Bumbu-bumbu yang merangsang tidak
diperbolehkan.
 Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.
 Sumber hidrat arang: beras dibubur, roti dibakar, kentang
direbus, dipure; makaroni, mi, bihun direbus; krakers;
tepung-tepungan dibubur atau dipuding.
 Sumber protein hewani: daging, hati, ayam, ikan direbus,
ditumis, dikukus, dipanggang; telur direbus, ditim,
diceplok air dan dicampur dalam makanan dan minuman;
susu 2 gelas sehari.
 Sumber protein nabati: tahu, tempe ditim, direbus,
ditumis; keju; kacang tanah; saridele.
 Lemak: margarin dan mentega dalam jumlah terbatas.
 Sayuran: sayuran yang tak banyak serat: kacang panjang,
buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel,
direbus, dikukus, ditumis.
 Buah: buah yang tak banyak serat dan tidak menimbulkan
gas: pepaya, pisang, jeruk, sawo, sari jambu biji, sari
nenas, sari sirsak; apel dikupas dan disetup.
 Minuman: teh, kopi, minuman yang mengandung soda.
 Bumbu: garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit,
kunci dalam jumlah terbatas.

 Diet Tinggi Serat

• Tujuan diet : Meningkatkan volume dan


konsistensi feses, menurunkan tekanan
intraluminal serta mencegah infeksi
 • Syarat Diet :
– Kebutuhan energi dan zat gizi normal
– Cairan tinggi
– Serat tinggi
Indikasi Diet Tinggi Serat
• Pada penyakit divertikulosis
• Pada obstipasi
 Jenis Bahan Makanan yang dianjurkan

• Beras tumbuk, beras ketan hitam, kacang-


kacangan, sayuran mentah, dan buah yang
dimakan dengan kulitnya.
 Fungsi utama kantung empedu adalah untuk
mengkonsentrasikan dan menyimpan
empedu yang diproduksi oleh hati.
Cairan empedu mengandung garam empedu
dan kolesterol.
Fungsi cairan empedu adalah membantu
pencernaan dan absorpsi lemak dan vitamin
larut lemak, mineral besi, dan kalsium
 Contoh Penyakit :

• Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus,batu empedu)


merupakan suatu keadaan dimana
terdapatnya batu empedu di dalam kandung
empedu (vesika felea) yang memiliki
ukuran,bentuk dan komposisi yang
bervariasi.
• Kolesistitis adalah proses inflamasi atau
peradangan akut pada kandung empedu yang
umumnya terjadi akibat penyumbatan pada
saluran empedu.
 • Tujuan Diet :
– Memberi istirahat pada kantong empedu dan
mengurangi rasa sakit
– Makanan dan minuman secukupnya untuk memeliharan
berat badan normal dan keseimbangan cairan tubuh

 Syarat Diet
- Lemak rendah untuk mengurangi kontraksi kantong
empedu. Lemak diberikan dalam bentuk mudah cerna.
• Kalori, protein, dan hidrat arang cukup. Bila terlalu
gemuk jumlah kalori dikurangi.
• Vitamin tinggi, terutama vitamin yang larut lemak.
• Mineral cukup.
• Cairan tinggi untuk membantu pengeluaran kuman-
kuman atau sisa-sisa metabolisme dan mencegah
dehidrasi.
• Makanan tidak merangsang dan diberikan dalam porsi
kecil tetapi sering untuk mengurangi rasa kembung
 Diet Rendah Lemak I
Diberikan kepada pasien cholecystitis (radang
kantong empedu) akut dan cholelithiasis (batu
empedu) dengan kolik akut. Makanan diberikan
berupa buah-buahan dan minuman manis.
Makanan ini rendah dalam kalori dan semua zat
kecuali vitamin A dan C. Sebaiknya hanya diberikan
2-3 hari saja.

 Diet Rendah Lemak II


Diberikan secara berangsur bila keadaan akut sudah
dapat diatasi dan perasaan mual sudah berkurang
atau kepada pasien penyakit kantong empedu kronis
yang terlalu gemuk.
Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam
bentuk cincang, lunak, atau biasa.
Makanan ini rendah dalam kalori dan kalsium.
 Diberikan kepada pasien penyakit kantong empedu
yang tidak gemuk dan cukup mempunyai nafsu
makan. Menurut keadaan penderita, makanan
diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan
ini cukup dalam kalori dan semua zat gizi.

 Bahan Makanan Yang Tidak Boleh Diberikan


Sumber lemak: semua makanan yang digoreng;
semua makanan dan daging yang mengandung
lemak tinggi seperti mayonise, daging kambing, dan
babi.
Bahan makanan yang menimbulkan gas: ubi, kacang
merah, kol, sawi, lobak, durian, nangka, ketimun.
Bumbu-bumbu yang merangsang: cabe, bawang,
merica, asam, cuka, jahe.
Minuman yang mengandung soda dan alkohol.

Anda mungkin juga menyukai