Anda di halaman 1dari 29

1

LABORATORIUM MALARIA:
STRUKTUR, JEJARING DAN TUGAS

Oci Kresnowati, S.Si

Disampaikan pada Pelatihan Manajemen Quality Assurance (QA)


Laboratorium Malaria, Bogor, 7 - 13 April 2019
Peraturan Menteri Kesehatan No.68 Tahun 2015
Tentang : Pedoman Jejaring Dan Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

UU Kes. No 36/2009 :
Penguatan Jejaring Mikroskopis
 ps 5 (2) : Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau
 ps 19 : Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk

 Malaria di Prov. Jambi


upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau
ps 25 (1) : Pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
melalui pendidikan dan/atau pelatihan

(Permenkes No.68 Tahun 2015)


Disampaikan
PELAYANAN oleh
LAB HARUS BERMUTU
Lamiran
Jejaring Laboratorium Malaria

adalah suatu jaringan laboratorium yang


melaksanakan pelayanan kepada pasien yang
diduga malaria maupun penduduk yang
tinggal di daerah endemis malaria, sesuai
jenjangnya mulai dari pemeriksaan di tingkat
puskesmas sampai tingkat pusat untuk
menunjang program pengendalian menuju
eliminasi malaria dan melaksanakan pembinaan
secara berjenjang.
MENGAPA DIPERLUKAN JEJARING LAB ?

 Meningkatkan jangkauan pemeriksaan


 Meningkatkan efisiensi

 Meningkatkan mutu

 Mengembangkan sistem rujukan laboratorium

di setiap tingkatan.
 Meningkatkan pelaksanaan manajemen

dan informasi lab malaria di sektor peme-


rintah, swasta, LSM dan organisasi profesi
terkait.
Struktur Jejaring Laboratorium

Kementerian Kesehatan melalui :

unit di Kementerian Kesehatan Laboratorium Rujukan


yang mempunyai tupoksi
pengendalian penyakit malaria Tingkat Nasional
dan unit di Kementerian
Kesehatan yang mempunyai
tupoksi pembinaan laboratorium

Dinas Kesehatan Laboratorium Rujukan


Provinsi Tingkat Provinsi
Keterangan :
: Rujukan pelayanan, konsultasi,
Dinas Kesehatan Laboratorium Rujukan rujukan uji silang, pencatatan
Kabupaten/Kota dan pelaporan
Tingkat Kabupaten/Kota
: Pembinaan

: Pembinaan, Koordinasi
Laboratorium Pelayanan
Jejaring Laboratorium Malaria

 Laboratorium Pelayanan
Laboratorium klinik; laboratorium di puskesmas; laboratorium di klinik;
laboratorium di rumah sakit; laboratorium di Kantor Kesehatan Pelabuhan;
Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK); Balai/Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan Pengendalian Penyakit (B/BTKLPP); laboratorium di Unit Transfusi
Darah (UTD);laboratorium kesehatan daerah kabupaten/kota; Balai
Laboratorium Kesehatan, (BLK)/laboratorium kesehatan daerah provinsi; dan,
malaria center.
 Laboratorium Rujukan Tingkat Kabupaten/Kota
Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK); Balai/Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan Pengendalian Penyakit (B/BTKLPP), Laboratorium kesehatan
daerah kabupaten/kota; Balai Laboratorium Kesehatan(BLK)/laboratorium
kesehatan daerah provinsi; dan/atau malaria center.
Laboratorium Rujukan Tingkat Provinsi
B/BLK, B/BTKLPP, Malaria Center, Labkesda provinsi
Laboratorium Rujukan Nasional
B/BLK, B/BTKLPP, Malaria Center, Labkesda provinsi
Litbangkes
Laboratorium Pelayanan (1)
Tugas dan fungsi laboratorium tingkat pelayanan
 Melakukan pemeriksaan mikroskopis malaria yang
merupakan gold standard dari penegakkan
diagnosis malaria. Bagi laboratorium pelayanan
yang tidak mampu melakukan pemeriksaan
mikroskopis, dapat menggunakan pemeriksaan
RDT.
 Membuat sediaan darah tebal dan tipis malaria
serta pemeriksaan mikroskopis malaria dengan
pencatatan dan pelaporan.
Laboratorium Pelayanan (2)
 Melakukan uji kualitas reagen Giemsa secara rutin setiap bulan
dan/atau membuka batch baru.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan pemeriksaan
secara rutin setiap 1 (satu) bulan.
 Melakukan analisis data secara sederhana menurut orang,
tempat, dan waktu sehingga apabila ditemukan peningkatan
kasus dapat melakukan sistem kewaspadaan dini dan segera
melaporkan ke Dinas Kesehatan setempat.
 Merencanakan kebutuhan laboratorium malaria minimal untuk 3
(tiga) bulan ke depan.
Laboratorium Pelayanan (3)
Mikroskop Pengolahan Penanggung
Ruang SDM
Binokuler Limbah Jawab
- Ukuran min. - 1 unit dengan - Tempat • Paling sedikit 1 orang Kepala
tenaga dengan
3x4 m pembesaran sampah Fasyanke
kualifikasi pendidikan
- Memiliki okuler infeksius dan paling rendah s/ Kepala
SOP 10x dan objektif non infeksius diploma tiga ahli Instalasi
teknologi
- Bench 100x - Alat
laboratorium medik
Aid(Atlas penghancur (ATLM)
Malaria) jarum dan • Memiliki kompetensi
paling rendah level
- Penerangan spuit
tiga*
yang cukup • Sudah mengikuti
- Ventilasi pelatihan sesuai
standar program
- Air bersih
nasional 3 tahun
mengalir terakhir
Catatan : Ruangan laboratorium di puskesmas dapat juga digunakan untuk pemeriksaan laboratorium lainnya.
*level tiga : kompetensi dengan nilai sensitifitas ≥70% - 79%, spesifisitas ≥70% - 79%, dan akurasi spesies ≥70% - 79%.
Laboratorium Tingkat Kabupaten/Kota (1)

Tugas dan fungsi :


 Melaksanakan pemeriksaan mikroskopis malaria dan melakukan
uji silang mikroskopis dari laboratorium pelayanan dalam sistem
jejaring.
 Memiliki sarana, pelaksana dan kemampuan yang memenuhi

kriteria sebagai rujukan uji silang mikroskopis.


 Melakukan bimbingan teknis laboratorium pelayanan untuk

pemeriksaan mikroskopis dan RDT malaria di wilayah kerjanya.


 Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi

kegiatan laboratorium pelayanan di wilayah kerjanya.


Laboratorium Tingkat Kabupaten/Kota
(2)
 Merencanakan dan mengusulkan pengadaan kebutuhan alat
dan reagen pada laboratorium pelayanan.
 Membuat pemetaan sumber daya manusia laboratorium
pelayanan meliputi tenaga teknis terlatih, aktif, belum dilatih
(jumlah, pendidikan, pelatihan yang pernah diikuti, level
sertifikasi).
 Mengidentifikasi jumlah serta kondisi sarana dan prasarana
laboratorium pelayanan yang ada di wilayah kerjanya.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan
pemeriksaan dan PME uji silang laboratorium malaria
secara rutin setiap 1 (satu) bulan.
Laboratorium Tingkat
Kabupaten/Kota (3)
 Melakukan analisis data kasus malaria
berdasarkan data individu, tempat, dan waktu
sehingga apabila ditemukan peningkatan
kasus, segera dapat dilaporkan ke dinas
kesehatan provinsi.
 Melakukan rekapitulasi perencanaan
kebutuhan laboratorium pelayanan di
wilayahnya minimal untuk kebutuhan selama 3
(tiga) bulan.
Laboratorium Tingkat Kabupaten/Kota
(3) Mikroskop Pengolahan
Ruang SDM P.Jawab
Binokuler Limbah
• Tempat sampah • Paling sedikit 2 Kepala
- Ukuran min. Min 2 unit
infeksius dan non orang tenaga fasilitas
3x4 m dengan infeksius dengan kualifikasi pelayanan
kesehatan
- Memiliki SOP pembesaran • Pengolahan pendidikan paling
atau instalasi
limbah (jarum dan rendah diploma
- Bench Aid okuler 10x spuit) tiga ahli teknologi
(Atlas dan objektif bekerjasama laboratorium medik
dengan pihak (ATLM)
Malaria) 100x ketiga atau • Memiliki kompetensi
- Penerangan melalui Dinkes paling rendah level
Kab/Kota dua
yang cukup • Instalasi PAL • Sudah mengikuti
- Ventilasi pelatihan sesuai
standar program
- Air bersih nasional 3 tahun
mengalir terakhir

*level dua : kompetensi dengan nilai sensitifitas 80% - 89%, spesifisitas 80% -
89%, dan akurasi spesies 80% - 89%
Laboratorium Rujukan Provinsi (1)

Yang dapat berperan sebagai lab Provinsi adalah laboratorium di


BBLK /BLK, BBTKL /BTKL, Labkesda provinsi, Malaria Center
Tugas dan Fungsi:
 Melakukan pembinaan teknis laboratorium rujukan
tingkat kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
 Melakukan pemeriksaan laboratorium mikroskopis
malaria, dan PCR. Apabila di Laboratorium Rujukan
Tingkat Provinsi belum memiliki kemampuan
pemeriksaan PCR, dapat melakukan kerja sama
dengan laboratorium dalam jejaring yang ada di
wilayahnya atau dengan Laboratorium Rujukan
Nasional.
Laboratorium Rujukan Provinsi (2)

 Melakukan pemeriksaan dan penilaian ketidaksesuaian


(discordance) uji silang mikroskopis malaria dari
laboratorium rujukan tingkat kabupaten/kota di
wilayah kerjanya.
 Menyelenggarakan pemantapan mutu eksternal
pemeriksaan laboratorium rujukan tingkat
kabupaten/kota di wilayah kerjanya (uji mutu
reagensia, mikroskop dan kinerja laboratorium).
 Menyelenggarakan pelatihan teknis untuk laboratorium
pelayanan dan laboratorium rujukan tingkat
kabupaten/kota.
Laboratorium Rujukan Provinsi
(3)
 Membuat pemetaan sumber daya manusia pada laboratorium rujukan
tingkat kabupaten/kota meliputi tenaga teknis terlatih (jumlah,
pendidikan, pelatihan yang pernah diikuti, level sertifikasi)
 Mengidentifikasi jumlah serta kondisi sarana dan prasarana
laboratorium rujukan tingkat kabupaten/kota yang ada di wilayah
kerjanya.
 Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi
laboratorium rujukan tingkat kabupaten/kota yang ada di wilayah
kerjanya.
 Menyelenggarakan pengujian kompetensi teknis bagi tenaga
pelaksana pemeriksaan malaria di laboratorium pelayanan.
Laboratorium Rujukan
Provinsi (4)
 Menyelenggarakan pengujian kompetensi teknis bagi
tenaga pelaksana uji silang mikroskopis malaria di
laboratorium rujukan tingkat kabupaten/kota.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan
pemeriksaan dan PME secara rutin setiap 1 (satu)
bulan.
 Melakukan pengolahan dan analisis data, serta
melaporkan ke unit di Kementerian Kesehatan yang
mempunyai tupoksi pengendalian pengendalian
malaria dan Unit di Kementerian Kesehatan yang
mempunyai tupoksi pembinaan laboratorium.
Laboratorium Rujukan Provinsi (5)
Ruang Peralatan

Ruang Mikroskop Teaching


Ruang Mikroskopik PCR
PCR Binokuler mikroskop

- Ukuran min.3x4 m - Ukuran - Min 4 unit 1 unit - Biosafety


Min.3 cabinet
- Memiliki SOP ruang, dengan - Deep freezer
- Bench Aid (Atlas Ukuran pembesaran minus 200 C
min. 3x3 dan minus
Malaria) m2 tiap okuler 10x dan 800 C
- Penerangan yang ruang objektif 100x - Centrifuge
- SPO - Hot plate
cukup - Thermocycle
- Ventilasi machine
- Elektroforesis
- Air bersih mengalir - Gel doc
Laboratorium Rujukan Provinsi (6)
SDM
Pengelolaan Limbah
Penanggung Jawab Mikroskopik

Kepala instalasi • Min 3 orang dengan kualifikasi • Tempat sampah infeksius


pendidikan paling rendah dan non infeksius
dengan kualifikasi diploma tiga analis • Tempat sampah : Bio
pendidikan dokter kesehatan/sederajat Hazard
• Memiliki minimal 1 tenaga ToT • Pengolahan limbah (jarum
spesialis, S2 di bidang (Training of Trainer) dan spuit) bekerjasama
laboratorium, atau S1 • Sudah mengikuti pelatihan dengan pihak ketiga atau
sesuai standar program nasional melalui Dinkes Provinsi atau
dengan pengalaman 3 tahun terakhir incinerator
lab. Molekuler • Memiliki kompetensi level satu • Needle container
• Instalasi PAL

*level satu : kompetensi dengan nilai sensitifitas >90%, spesifisitas >90%, dan
akurasi spesies >90%
Laboratorium Rujukan Nasional (1)
Tugas dan fungsi :
 Melakukan penilaian dan pembinaan terhadap
Laboratorium Rujukan Tingkat Provinsi.
 Melakukan pemeriksaan molekuler malaria dan
pemeriksaan teknologi baru.
 Melakukan evaluasi terhadap kit RDT malaria yang
beredar di Indonesia.
 Melakukan validasi sediaan darah standar.

 Menyelenggarakan Pemantapan Mutu Eksternal


untuk laboratorium provinsi secara periodik setiap
6 (enam) bulan.
Laboratorium Rujukan Nasional (2)

 Mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal tingkat


internasional secara periodik setiap 1 (satu) tahun.
 Menyelenggarakan TOT (Training of Trainer) untuk
laboratorium rujukan tingkat provinsi.
 Bekerja sama dengan unit terkait dalam menjalankan
kebijakan program nasional, prosedur operasional
baku laboratorium malaria dan pedoman teknis
laboratorium pemeriksaan malaria.
 Pembinaan teknis laboratorium rujukan tingkat provinsi.

 Monitoring dan evaluasi laboratorium rujukan tingkat


provinsi.
Laboratorium Rujukan
Nasional (3)
 Menyelenggarakan pengujian kompetensi teknis
bagi tenaga pelaksana uji silang mikroskopis
malaria di laboratorium rujukan tingkat provinsi.
 Mengoptimalkan sistem informasi pelaporan
laboratorium malaria dan melakukan pengolahan
serta analisis data laporan Laboratorium Rujukan
Tingkat Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota.
Laboratorium Rujukan Nasional (4)

Ruang Peralatan

Ruang Mikroskop Teaching


Ruang PCR PCR
Mikroskopik Binokuler mikroskop
- Ukuran Min.3 ruang, - Min 5 unit Minimal 1 unit • Biosafety cabinet
• Deep freezer minus
min.3x4 m Ukuran min. 3x3 dengan
200 C dan minus
- Memiliki SOP m tiap ruang pembesaran 800 C
- Bench Aid - SOP okuler 10x • Centrifuge
• Hot plate
- Listrik Ventilasi dan objektif
• Thermocycle
- Air bersih 100x machine
mengalir • Elektroforesis
• Gel doc
Laboratorium Rujukan Nasional (5)
SDM
Penanggung Jawab Mikroskopik PCR Pengelolaan Limbah

Kepala instalasi • Min 3 orang dengan - Paling sedikit 1 - Tempat sampah


kualifikasi pendidikan
dengan kualifikasi orang dengan infeksius dan non
paling rendah diploma
pendidikan tiga analis kualifikasi infeksius
kesehatan/sederajat pendidikan - Tempat sampah : Bio
dokter spesialis, • Memiliki minimal 1
paling rendah Hazard
S2 di bidang tenaga ToT (Training of
Trainer) S1 Laboratorium - Alat penghancur
laboratorium, • Sudah mengikuti Berpengalaman jarum dan spuit
atau S1 dengan pelatihan sesuai
dalam - Needle container
standar program
pengalaman lab. nasional 3 tahun operasional - Incinerator
Molekuler terakhir PCR - Instalasi PAL
• Memiliki kompetensi
level satu

level satu : kompetensi dengan nilai sensitifitas >90%, spesifisitas >90%, dan
akurasi spesies >90%
Tim Pemantapan Mutu
 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
Laboratorium Rujukan Tingkat Nasional perlu dibantu
oleh Tim Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria
untuk memberi masukan dan pertimbangan kepada
Laboratorium Rujukan Tingkat Nasional.
 Tim Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria
ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan dan beranggotakan ahli laboratorium
malaria perwakilan dari instansi dan organisasi
profesi terkait pemeriksaan laboratorium malaria.
Tim Pemantapan Mutu mempunyai tugas:

 Membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Laboratorium Rujukan


Malaria Nasional dalam melakukan perencanaan, pemantauan,
evaluasi, bimbingan teknis, dan pemantapan mutu laboratorium
malaria.
 Memberikan masukan kepada Laboratorium Rujukan Nasional untuk
manajemen pengembangan laboratorium malaria.
 Membantu melaksanakan sosialisasi, koordinasi, dan advokasi
jejaring laboratorium malaria di provinsi.
 Membantu pembinaan Sumber Daya Manusia laboratorium malaria
melalui Peningkatan Kemampuan Teknis Tenaga Laboratorium
Malaria
TERIMA KASIH

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


2019
 Bagaimana menjaga mutu pemeriksaan
laboratorium malaria di daerah yang sudah
eliminasi malaria?
 Apa saja tugas petugas uji silang kabupaten?

Anda mungkin juga menyukai