Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR

PEMERIKSAAN MALARIA
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
.... / ... - 1/2
RUMAH SAKIT JIWA /SPO/..../RSJD/VII/20
DAERAH ABEPURA 19
Ditetapkan
Plt. Direktur RSJD Abepura
STANDAR
Tanggal terbit :
OPERASIONAL
09Juli 2019
PROSEDUR
dr. ANTON TONY MOTE
NIP. 19790804 200909 1 001
Pemeriksaan darah penderita yang diduga malaria, baik secara
pemeriksaan mikroskopis maupun pemeriksaan cepat dengan
Rapid Diagnostic Test (RDT). Penderita dinyatakan positif malaria
PENGERTIAN
apabila pada pemeriksaan secara mikroskopis ditemukan
Plasmodium sp. dalam darahnya atau apabila pemeriksaan RDT
positif.
Untuk mengetahui ada tidaknya infeksi oleh plasmodium sp. dalam
TUJUAN
darah yang di periksa.
Berdasarkan SK Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura
No. :..................................... Tentang Pedoman Pelayanan
KEBIJAKAN
Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura.

1. Alat :
a. Blood lancet
b. Objek glass
c.
2. Bahan :
a. Darah
b. Giemsa
c. Buffer
d. Kapas alkohol 70%
PROSEDUR

3. Cara kerja :
I. PENGAMBILAN SEDIAAN MALARIA :
 Untuk bahan pemeriksaan yang terbaik adalah darah dari
ujung jari.
 Bila menggunakan darah vena, sebaiknya darah yang
digunakan adalah darah yang belum tercampur dengan
anti koagulan (darah yang masih ada dalam spuit). SD
harus segera dibuat sebelum darah membeku.
PROSEDUR
PEMERIKSAAN MALARIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

- 2/2
RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH ABEPURA
 Bila menggunakan darah dengan anti koagulan harus
PROSEDUR
segera dibuat SD malaria, karena bila sudah lebih dari 1
jam, jumlah parasit berkurang dan morfologi dapat
berubah.
 Untuk darah yang dimasukkan ke dalam tabung yang berisi
anti koagulan, tabung tersebut harus diisi penuh dengan
darah yang akan diperiksa.
II. PEMBUATAN SEDIAAN DARAH MALARIA
a. Pegang tangan kiri pasien dengan posisi telapak
tangan menghadap ke atas.
b. Pilih jari tengah atau jari manis (pada bayi usia 6-12
bulan darah diambil dari ujung ibu jari kaki dan bayi
<6 bulan darah diambil daritumit).
c. Bersihkan jari dengan kapas alkohol untuk
menghilangkan kotoran dan minyak yang menempel
pada jari tersebut.
d. Setelah kering, jari ditekan agar darah banyak
terkumpul di ujung jari.
e. Tusuk bagian ujung jari (agak di pinggir, dekat kuku)
secara cepat dengan menggunakan lancet.
f. Tetes darah pertama yang keluar dibersihkan
dengan kapas kering, untuk menghilangkan bekuan
darah dan sisa alkohol.
g. Tekan kembali ujung jari sampai darah keluar, ambil
object glass bersih (pegang object glass di bagian
tepinya). Posisi object glass berada di bawah jari
tersebut.
h. Teteskan 1 tetes kecil darah (+ 2μl) di bagian tengah
object glass untuk SD tipis. Selanjutnya 2-3 tetes
kecil darah (+ 6μl) di bagian ujung untuk SD tebal
i. Bersihkan sisa darah di ujung jari dengan kapas.
j. Letakkan object glass yang berisi tetesan darah
diatas meja atau permukaan yang rata.
k. Untuk membuat SD tipis, ambil object glass baru
(object glass kedua) tetapi bukan cover glass.
Tempelkan ujungnya pada tetes darah kecil sampai
darah tersebut menyebar sepanjang object glass.
l. Dengan sudut 450 geser object glass tersebut dengan
cepat ke arah yang berlawanan dengan tetes darah
tebal, sehingga didapatkan sediaan hapus (seperti
bentuk lidah).
m. Untuk SD tebal, ujung object glass kedua
ditempelkan pada ke tiga tetes darah tebal. Darah
dibuat homogen dengan cara memutar ujung object
glass searah jarum jam, sehingga terbentuk bulatan
dengan diameter 1 cm.
n. Pemberian label/etiket pada bagian ujung object
glass dekat sediaan darah tebal, bisa menggunakan
kertas label atau object glass frosted. Pada label
dituliskan KODE/INISIAL NAMA/TANGGAL
PEMBUATAN.
o. Proses pengeringan SD harus dilakukan secara
perlahan-lahan ditempat yang datar. Tidak
dianjurkan menggunakan lampu (termasuk lampu
mikroskop), hair dryer. Hal ini dapat menyebabkan
SD menjadi retak-retak sehingga mempengaruhi
hasil pemeriksaan. Kipas angin dapat digunakan
untuk mengeringkan SD.
p. Selama proses pengeringan, SD harus dihindarkan
dari gangguan serangga (semut, lalat, kecoa dll),
debu, panas, kelembaban yang tinggi dan getaran.
q. Setelah kering, darah tersebut harus segera
diwarnai. Pada keadaan tidak memungkinkan
selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam SD harus
sudah diwarnai.
III. PEWARNAAN SEDIAAN DARAH:
 Pemeriksaan sediaan darah tipis
a. SD tipis yang sudah kering difiksasi dengan methanol.
Jangan sampai terkena SD tebal.
b. Letakkan pada rak pewarna dengan posisi darah berada di
atas.
c. Siapkan 3% larutan Giemsa dengan mencampur 3 cc
giemsa stock dan 97cc larutan buffer.
d. Tuang larutan Giemsa 3% dari tepi hingga menutupi
seluruh permukaan object glass. Biarkan selama 30-45
menit.
e. Tuangkan air bersih secara perlahan-lahan dari tepi object
glass sampai larutan Giemsa yang terbuang menjadi jernih.
Angkat dan keringkan SD. Setelah kering, SD siap
diperiksa.
f. Pada keadaan darurat dapat dipakai pewarnaan cepat
dengan perbandingan 2 tetes giemsa stock ditambah 1 ml
larutan buffer selama 15 menit. Dalam hal ini pewarnaan
standar tetap dilakukan
IV. PEMERIKSAAN RUTIN UNTUK SD MALARIA

a. SD diletakkan pada meja sediaan mikroskop.


b. Lihat SD dengan lensa objektif pembesaran 10 kali dan
fokuskan lapang pandang. Teteskan minyak imersi
c. Ganti lensa objektif dengan pembesaran 100 kali
d. Fokuskan lapang pandang dengan memutar mikrometer
sampai eritrosit terlihat jelas. Periksa SD dengan
menggerakkan meja sediaan dengan arah kekiri dan
kekanan sesuai arah panah (lihat gambar). Pemeriksaan
dilakukan sampai 100 lapangan pandang untuk
menentukan negatif. Bila diperlukan dapat dilihat sampai
400 lapang pandang.
 Pemeriksaan SD Tebal
a. SD diletakkan pada meja sediaan mikroskop
b. Lihat SD dengan lensa objektif 10 kali dan fokuskan lapang
pandang pada bagian tepi SD tebal
c. Ganti lensa objektif dengan pembesaran 100 kali
d. Fokuskan lapang pandang dengan memutar mikrometer
sampai eritrosit terlihat jelas. Periksa SD dengan
menggerakkan meja sediaan dengan arah kekiri dan
kekanan sesuai arah panah (lihat gambar).
e. Pemeriksaan rutin tebal dinyatakan negatif bila tidak
ditemukan parasitpada 200 lapang pandang. Bila ditemukan
parasit, pemeriksaan dilanjutkan dengan 100 lapangan
pandang sebelum diagnosa ditegakkan. Hal ini dilakukan
untuk memastikan ada tidaknya infeksi campur.
4. Interpretasi Hasil :
 Menghitung Jumlah Parasit
Ada dua metode yang digunakan untuk menghitung parasit,
yaitu
 Jumlah parasit/μl darah dihitung berdasarkan jumlah
leukosit pada SD tebal (standar = 8.000 /μl). Untuk
penghitungan parasit diperlukan 2 buah tally counter. Satu
tally counter untuk menghitung parasit, dan yang
lainnya untuk menghitung leukosit.
1. Bila pada 200 leukosit ditemukan 10 parasit atau lebih,
catat hasilnya per 200 leukosit
2. Bila pada 200 leukosit hanya ditemukan 9 parasit atau
kurang,lanjutkan pemeriksaan sampai menjadi 500 leukosit,
catat hasilnya per 500 leukosit.
3. Jadi jumlah parasit dalam 1 μl darah :

jumlah parasit x 8.000


jumlah leukosit

4. Apabila penghitungan parasit dilakukan terhadap 200


leukosit maka jumlah parasit dikalikan 40. Bila
penghitungan parasit dilakukan terhadap 500 leukosit,
jumlah parasit dikalikan 16.
5. Secara umum jumlah gametosit dan stadium aseksual
dihitung secara terpisah.
 Secara semi kuantitatif atau sistem plus
Merupakan metode yang lebih sederhana untuk
menghitung parasite dalam SD tebal. Sistem ini
menggunakan kode 1+ sampai 4+ seperti dibawah ini :
+ = 1 sampai 10 parasit dalam 100 lapang pandang SD
tebal
++ = 11 sampai 100 parasit dalam 100 lapang pandang
SD tebal.
+++ = 1 sampai 10 parasit dalam 1 lapang pandang SD
tebal.
++++ = >10 parasit dalam 1 lapang pandang SD tebal

1. Blanko permintaan pemeriksaan laboratorium


2. Blanko hasil pemeriksaan laboratorium
DOKUMEN
3. Buku register harian

1. Unit Rawat Jalan


2. IGD
UNIT TERKAIT
3. Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai