Anda di halaman 1dari 46

PERSI

Disampaikan pada acara Pelatihan Tingkat Dasar


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS
Hotel Pomelotel
Jakarta, 10 – 13 Desember 2018
 Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi, peserta mampu menjelaskan
penanganan linen di rumah sakit dengan tapat dan benar
sesuai stantard yang sudah ditetapkan
 Tujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah mengikuti materi, peserta mampu :
1.Menjelaskan latar belakang
2.Menjelaskan definisi linen
3.Menjelaskan tujuan
4.Menjelaskan struktur Laundry
5.Menjelaskan Pengadaan Linen
6.Menjelaskan Pengelolaan Linen
7.Menjelaskan Standarisasi Unit Laundry
Pokok/Sub Pokok Bahasan
1. Latar belakang
2. Pengertian linen
3. Tujuan
4. Struktur Laundry
5. Pengadaan Linen
6. Pengelolaan Linen
1. Penerimaan ,

2. pencucicn,

3. pengeringan,

4. penyetrikaan,

5. penyimpanan, pendistribusian

7. Standarisasi Unit Laundry


PENDAHULUAN
Linen dan Laundry yang tercemar dapat
menghasilkan mikroorganisme patogen dalam jumlah
besar (Depkes RI tahun 2000 tentang bakteri pada
instalasi laundry).
Linen yang nyata di cemari oleh darah dan cairan
tubuh merupakan kontaminasi mikroorganisme dan
dapat menularkan penyakit melalui kontak langsung
Dasar Hukum
 Dasar Hukum Kesehatan Lingkungan
rumah sakit dengan Peraturan Nomor
986/Menkes/Per/IX/92.
 Keputusan tersebut telah diperbaharui
dengan Kepmenkes Nomor
1024/Menkes/SK/X/2004 tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
TUJUAN PENANGANAN LINEN

1. Untuk memutus mata rantai transmisi kuman


2. Untuk meminimalkan infeksi di Rumah Sakit
dengan meningkatkan standar Precaution.
3. Dapat memberikan rasa aman dan nyaman
kepada pasien sehingga meningkatkan
mutu pelayanan Rumah Sakit.
Struktur Organisasi di Laundry
 Bergabung dengan CSSD
 Berdiri sendiri sebagai instalasi laundry

Ketenagaan
 Perawat
 Tenaga non medis telah mengikuti
pelatihan khusus mengenai laundry
Fasilitas dan sarana ruang laundry
 Ada ruang administrasi
 Ada kebijakan pedoman, SPO dan atau Instruksi
kerja
 Tersedia ruang pernerimaan,penghitungan,
penimbangan,ruang untuk pencucian,pengeringan
,penghitungan linen bersih,ruang distribusi,gudang
bahan kimia
 APD lengkap
 Trolley pengangkut linen kotor dan linen bersih
 Fasilitas kebersihan tangan
 Ada eye wash dan body shower/kamar mandi & toilet
 Tempat penyimpanan alat kebersihan tangan ( janitor)
Chemicals Laundry
Jenis Chimichal Fungsi Chemical Efek berlebih

Disinfectan Membunuh -
mikroorganisme
Alkali Menaikan PH Wrana pudar
Detergen Mengangkat nod
Clorin bleach Disinfectan/pemutih rapuh
Oxigent Bleach Bleach untuk kain rapuh
berwarna
Emusifer Menghilangkan Berbusa
minyak,lemak,oli
Neutralizer Penetrasi kimia laundry

Softener Pelembut
Alat Pelindung Diri ( APD)

Area Kotor Area Bersih


Tutup kepala Tutup Kepala
Goggle Masker
Masker
Gown tahan air
Sarung tangan karet/rumah
tangga
Sepatu booth
PENGERTIAN
 Linen infeksius:
 Linen kotor yang terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh,sekresi dan ekskresi
 Linen non infeksius:
 Linen kotor yang tidak terkontaminasi dengan
darah cairan tubuh,sekresi dan ekskresi
JENIS LINEN
 LINEN BERSIH
 LINEN STERIL
 LINEN KOTOR
 KOTOR INFEKSIUS
 KOTOR TIDAK INFEKSIUS
PROSES PENGELOLAAN LINEN DI RUMAH
SAKIT

A. Penanganan Linen di ruangan


B. Transportasi linen kotor
C. Pencucian di laundry
D. Penyetrikaan linen di laundry
E. Pendistribuan linen bersih
F. Penyimpanan linen bersih
1PENANGANAN LINEN DI RUANGAN
Linen kotor

Linen kotor dipisahkan antara linen infeksius


dan non infeksius dengan trolley tertutup yang
berbeda warna
Petugas yang menangani menggunakan APD
Tidak melakukan penghitungan di ruangan

15
A. PENANGANAN LINEN BEKAS PAKAI
DI RUANGAN
Segera setelah dilepas dari tempat tidur,
pisahkan linen infeksius dengan linen non
infeksius
Pengelolaan linen diruangan
 Tidak menyeret linen kotor dilantai
 Tidak meletakkan linen kotor diatas kursi
atau meja pasien
 Tidak mengibas – ngibaskan linen
 Pisahkan ruangan linen bersih dan linen kotor
 Tidak melakukan desinfeksi linen di ruangan
 Tidak meletakkan linen di lantai
Transportasi Linen
Pengiriman linen kotor dari ruangan
Petugas menggunakan APD
Troli pengiriman harus tertutup
Troli dibersihkan setelah selesai pengiriman
Lakukan penghitungan bersama dengan
petugas unit dan petugas laundry
B. TRANSPORTASI LINEN
Pengiriman Linen Kotor ke Laundry
 Pisahkan antara troli linen kotor
dengan linen bersih
 Pisahkan wadah linen infeksius dan
non infeksius
 Bersihkan troli sebelum digunakan
kembali
 Bila troli pakai pengalas/ sarung,
segera dicuci setelah linen kotor
diturunkan
.
PENERIMAAN LINEN KOTOR
 Linen kotor adalah linen yang telah dipakai oleh
pasien, pegawai, perkantoran maupun oleh
keluarga pasien di rumah sakit.

 Linen kotor merupakan sumber infeksi yang dapat


menjadi perantara tertularnya penyakit dari orang
yang menderita penyakit infeksius ke orang lain
yang mempunyai daya tahan tubuh rendah .
Hal – hal yg harus diperhatikan pada
penanganan linen di laundry
- Petugas ruangan masuk dari pintu linen kotor dan
tidak boleh masuk ke ruangan linen bersih.

- Linen kotor di laundry harus dibedakan antara linen


infeksius dan non infeksius.

- Bagian penerimaan di laundry melakukan


penimbangan, pemilahan, perhitungan dan
pencatatan jumlah linen, kedua belah pihak harus
serah terima dengan petugas laundry dan paraf
( Nama Jelas) pada formulir penerimaan linen kotor.
C. PENANGANAN LINEN DI LAUNDRY
 Bedakan pintu masuk linen kotor ke
Laundry dan pintu keluar linen bersih dari
Laundry ke Ruangan

Linen bersih`
Linen kotor
Petugas wajib menggunakan Alat Pelindung Diri
CHEMICAL (BAHAN KIMIA), 1.

1. Detergent :
untuk menghilangkan kotoran (noda keringat, darah dan
muntah)
2. Alkali :
untuk mengangkat segala jenis noda yang menempel pada
linen
3. Bleach :
memutihkan linen putih, membunuh bakteri dan mengangkat
noda pada linen
4. Emulsifier :
membersihkan segala jenis pengotor yang bersifat lemak
CHEMICAL (BAHAN KIMIA), 2.

5. Oxygen bleach:
untuk mencerah warna pada linen
6. Netralizer :
menetralkan sisa detergent
7. Softener :
Pelembut linen
8. Desenfectan :
Penghilang bau linen
9. Anti klor :
Menetralisir residu
1. Pembasahan dan pemerasan
 Pembasahan linen kotor direndam/dibasahi agar debu
dan kotoran yang melekat dapat terlepas.
 Pemerasan merupakan proses pengurangan kadarair
setelah tahap pencucian selesai.
 Pemerasan dilakukan dengan mesin cuci yang juga
memiliki fungsi pemerasan
2. Pencucian
Pencucian mempunyai tujuan selain menghilangkan
noda (bersih) awet ( tidak cepat rapuh) namun
memenuhi persyaratan sehat (bebas dari
microorganisme phatogen)
3. Pembilasan

 Pembilasan dilakukan untuk


membersihkan secara total kotoran
maupun atau pewangi.busa yang masih
melekat di linen sehingga linen benar-
benar bersih dari kotoran atau busa dan
kemudian diberikan pelembut
4. Pemerasan

 Proses pemerasan dilakukan untuk mengurangi kadar


air yang ada di linen menjadi kering kurang lebih 80%
hingga 90% tergantung dari linennya.

5. Pengeringan
 Proses pengeringan ini dilakukan untuk menjadikan
linenbenar-benar kering dengan kondisi 100%
 Pengeringan dilakukan dengan mesin
pengering/drying, pada proses ini, microorganisme
yang belum mati atau terjadi kontaminasi ulang
diharapkan dapat mati.
6. Penyetrikaan
Proses penyetrika dilakukan untuk
mengembalikan kondisi linen yang
kumal setelah melalui beberapa
proses diatas sehingga menjadi rapi
dan licin lagi seperti linen baru.
6. Penyetrikaan dan pelipatan

 Proses penyetrika dilakukan untuk mengembalikan


kondisi linen yang kumal setelah melalui beberapa
proses diatas sehingga menjadi rapi dan licin lagi seperti
linen baru.
 Melipat linen mempunyai tujuan selain kerapihan juga
mudah digunakan pada saat penggantian linen, saat
pasien berada di tempat tidur.
 dilakukan dengan mesin strika besar dapat disetel
sampai dengan suhu 120 C, (70-80 C)
PENYETRIKAAN
• Kelompokkan linen yang
lembaran dan bukan lembaran.
• Penyetrikaan menggunakan
Roll Press dan Rotary Press.
• Roll Press untuk linen
lembaran, sedangkan Rotary
Press untuk bukan lembaran.
• Suhu yang digunakan untuk
penyetrikaan 70-80OC.
PELIPATAN
 Bertujuan untuk merapikan dan
memudahkan dalam penggantian linen
pasien.
 Proses pelipatan, dilakukan penyortiran
linen yang rusak.
 Tempat pelipatan harus bersih dan jauh
dari daerah kotor agar tidak
terkontaminasi.
D. PENYIMPANAN LINEN BERSIH
PENYIMPANAN LINEN
 Linen disimpan di dalam lemari tertutup sesuai
dengan jenis linen, suhu 22 – 270 C dan kelembaban
45 – 75 %.

 Simpan linen dgn sistem FIFO.


Penyimpanan linen bersih Laundry
 Penyimpanan linen bersih di laundry harus dalam ruangan
terpisah

 Rak penyimpanan harus mempunyai jarak dari lantai ± 30


cm, dari langit langit ± 60 cm dan dari dinding ± 25 cm

 Harus ada kartu kontrol dari masing masing jenis linen

 Disimpan dengan sistem FIFO

 Ruang penyimpanan terkontrol temperatur dan


kelembabannya setiap hari sesuai standar
( temperatur 20 – 24 0 dan kelembaban 40 – 60 %)
E. DISTRIBUSI LINEN BERSIH

DISTRIBUSI LINEN

 Linen bersih dibawa dgn


menggunakan trolly
(tertutup) untuk
mencegah kontaminasi
dalam perjalanan
Distribusi linen bersih
 Tempat pendistribusian berbeda / terpisah
dari tempat penerimaan

 Petugas ruangan tidak dianjurkan masuk ke


tempat pendistribusian

 Lakukan pendokumentasian dalam


pendistribusian linen
Distribusi Linen Bersih
Pengiriman/ pengambilan linen bersih dari
laundry

 Kondisi troli bersih, jika menggunakan kantong


berbahan dasar kain, harus selalu dicuci setiap
selesai pengangkutan

 Pembersihan troli dilakukan sesuai jadual


pembersihan

 Petugas harus melakukan kebersihan tangan


1PENANGANAN LINEN BERSIH DI RUANGAN

 Tempatkan linen bersih dalam lemari yang


tertutup.
 Ruang penyimpanan linen bersih tidak

bercampur dengan peralatan lain


 Penyimpanan dengan sistem FIFO
 Ruang penyimpanan harus dipantau suhu
dan kelembabannya
PEMBERSIHAN LAUNDRY

- Buat dan tetapkan jadwal pembersihan


ruang laundry
- Ruangan laundry harus bersih
- Lantai kering dan tidak licin
-Petugas laundry harus dilatih dan
diawasi
Monitoring Mutu Hasil Cucian
Tiga aspek yang di nilai menggunakan indra
yaitu :
 Penciuman
 Perabaan
 Penglihatan
Uji mikrobiologi ( tidak rutin) :
 Hygienic cleanlinnes < 12 CFU/25 cm²
 Bacteriological cleanliness < 5 CFU/25 cm²
MONITORING PELAYANAN LINEN

 Sarana, prasaran dan peralatan.


 Standard/pedoman pelayanan linen.SOP,kebijakan
Dirktur RS,visi, misi dan motto RS dll.
 Pengamatan dengan penglihatan pada linen, yaitu warna
yang kusam,pudar tidak cerah,/putih tua, linen sudah
menipis.
 Dari perabaan bila ditarik terjadi perobekan/lapuk
 Linen melewati batas pencucian 150 x cuci dan 200 x
cuci
EVALUASI
 Evaluasi pada tahap proses pencucian,
pengeringan, dsb. dan evaluasi kinerja
pengelolaan linen di rumah sakit.
 Tujuan Evaluasi antara lain :

Melaksanakan evaluasi kepuasan


pelanggan dengan menyebar kuesioner ke
unit kerja pelayanan.
Kesimpulan
Unit Laundry dan pengelolaan linen rumah sakit
sangatlah penting karena merupakan bagian mutu
rumah sakit
Pengelolaan yang baik dan sesuai dengan standar
akan mencegah terjadinya tranmisi mikroorganisme
dari pasien ,petugas dan lingkungan rumah sakit
Dengan monitoring yang baik maka pasien dan
petugas aman dan nyaman menggunakan linen
yang di proses di rumah sakit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai