Anda di halaman 1dari 48

MANAJEMEN LINEN

DI RUMAH SAKIT
TUJUAN MANAJEMEN LINEN

1. Tersediannya linen yang bersih, higienis, harum,


rapih dan siap pakai.
2. Meningkatkan mutu pelayanan di RS
(mendukung program PPI).
3. Membantu unit lain yang membutuhkan linen.
DASAR PELAYANAN LINEN RS

● UU No.36 Th.2009 tentang kesehatan.

● UU No.44 Th.2009 tentang rumah sakit.

● PP No. 47 Th. 2001 tentang penyelenggaraan bidang rumah sakit

● PMK No.27 th. 2017 tentang pedoman Ppidi Fasyankes

● PMK No. 7 th.2019 tentang kesehatan lingkungan RS.


PENGELOMPOKAN LINEN

Linen
infeksius

Linen
Non infeksius
PENANGANAN LINEN
PENANGANAN LINEN RUANG RAWAT
INAP
Penanganan linen dimulai dari proses verbeden
(penggantian linen tempat tidur). Pelaksanaan verbeden
dilakukan oleh perawat dimana sebelum dilakukan
penggantian linen bersih harus melepas linen kotor, dengan
demikian petugas tersebut akan kontak dengan linen kotor
baik itu dengan linen kotor infeksius maupun tidak
infeksius.
PENANGANAN LINEN KOTOR DI
RUANG RAWAT INAP
1. Petugas ruang rawat inap harus
menggunakan APD
2. Pisahkan Linen Infeksius dan Linen Non
Infeksius
3. Tidak boleh diletakkan di lantai, langsung
masukkan ke Kontainer dan trolley Linen
Kotor
4. Bersihkan sampah/alkes bekas pakai buang ke
tempat sampah
5. Linen infeksius masukkan kedalam kantong
linen infeksius (kuning) masukkan ke
Kontainer tutup orange
6. Masukkan Linen kotor kedalam Kontainer
disertai pengisian “Formulir Serah Terima
Linen “dan hitung linen yang masuk kontainer
• Gunakan APD (masker,topi,sarung
tangan,apron)
• Menyiapkan kantong plastik kuning tulisan
linen infeksius & 2 kontainer
• Memisahkan/membersihkan dari sampah
PROSEDUR medis seperti kasa, kapas,plaster, alat
disposible dll.
GANTI • Memisahkan/membersihkan dari sampah
medis seperti kasa, kapas,plaster, alat
LINEN disposible dll.
• Buang
. kotoran noda feses / muntahan di
TEMPAT closet, basahi noda dengan air
• Gulung linen kotor infeksius masukkan ke
TIDUR kantong kuning & linen non infeksius
langsung ke kontainer tutup biru
• Kumpulkan linen kotor ke ruang
penampungan linen kotor
TRANSPORTASI

Transportasi Linen Kotor dari Ruang perawatan ke Unit adalah suatu


kegiatan mengangkut / memindahkan Linen Kotor dari Ruang
perawatan ke ruang binatu dengan menggunakan kontainer tertutup
warna orange untuk linen infeksius dan kontener tutup warna biru
untuk linen non infeksius yang diangkut dengan troli /kereta khusus
untuk Linen kotor.
PERSYARATAN TRANSPORTASI LINEN

● Dipisahkan antara trolli linen kotor dan troli linen bersih.


● Bahan trolli terbuat dari steinless steel (baja anti karat)
● Muatan/loading linen kotor/ bersih tidak berlebihan.
● Kontainer memiliki tutup yang berbeda warna, biru untuk linen non
infeksius, tutup orange untuk linen infeksius.
● Trolli dan Kontainer setelah digunakan mengirim linen kotor
langsung di cuci dengan air & disinfektan clorin 0,5%
● Waktu pengangkutan linen bersih & linen kotor tidak bersamaan.
● Pengiriman linen kotor ke binatu tidak bersamaan dengan
transportasi makanan dari gizi
PENGELOLAAN
LINEN
SERAH TERIMA LINEN INFEKSIUS NON
INFEKSIUS DI UNIT LINEN

● Adalah proses serah terima linen


kotor dari petugas ruang
perawatan ke petugas linen
● Kegiatan penerimaan linen kotor
meliputi ; serah terima,
penimbangan, pemilahan,
penghitungan jumlah dan jenis
linen, dokumentasi, sebelum
dilakukan pencucian
PENCUCIAN LINEN

Adalah suatu proses pencucian


linen kotor yang harus
dijalankan dengan tahapan 2
yang benar sesuai standar,
sehingga menghasilkan linen
bersih, segar, wangi, bebas dari
kuman serta linen awet (tahan
lama).
PEGERINGAN LINEN

 Pengeringan dilakukan dengan mesin pengering/drying , suhu

sampai 700 C sesuai kebutuhan.

 Pada proses ini, microorganisme yang belum mati atau terjadi

kontaminasi ulang diharapkan dapat mati.


PENYIMPANAN
 Hal penting yang perlu diperhatikan dalam Ruang
Linen:
• Standar rak linen
• Permukaan licin
• Tidak mudah untuk sarang serangga
• Mudah dibersihkan
• Standar pencahayaan
• dapat masuk dari segala arah (minimal 200
lux)
• Warna cahaya sedang. Warna terang akan
membuat linen cepat pudar
• Standar sirkulasi udara
• udara bebas dari kanan kiri, atas bawah
• Tidak pengap
• Exhaust fan membantu sirkulasi
• Bila AC diperhitungkan kelembabannya
• Standar kelembaban
• 45-75%
• Suhu ruang linen 22 – 270 C
● DISTRIBUSI

 Pendistribusian linen bersih ditunjang oleh:


• Seragam karyawan yang bersih
• Trolley yang digunakan bersih
• Pengepakan pada linen yang dibawa
• Pendistribusian linen disesuaikan
dengan tanda terima linen kotor yang
diterima sehari sebelumnya.
• Bila ada kekurangan karena rusak atau
belum selesai pencucian harus
diusahakan untuk dipenuhi.
KESEHATAN LINGKUNGAN
DALAM MANAJEMEN
LINEN
PERMENKES 7 TAHUN 2019 TENTANG
KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH
SAKIT DITETAPKAN DENGAN ALASAN :

• Bahwa untuk mewujudkan kualitas kesehatan lingkungan rumah

sakit perlu ditetapkan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan per-

syaratan kesehatan;
• Bahwa untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu kesehatan

lingkungan dan persyaratan kesehatan serta melindungi petugas

kesehatan, pasien, pengunjung termasuk masyarakat di sekitar

rumah sakit dari berbagai macam penyakit dan/atau gangguan

kesehatan yang timbul akibat faktor resiko lingkungan perlu

diselenggarakan kesehatan lingkungan rumah sakit;


PPI DALAM MANAJEMEN
LINEN
Linen rumah sakit sangat berbeda dengan laundry/
binatu perhotelan atau rumah tangga karena terkait
dengan linen yang kotor dan infeksius karena
terkena cairan tubuh pasien.

Oleh karena itu prinsip-prinsip PPI perlu


diterapkan dalam proses laundry/ binatu rumah
sakit untuk mencegah kontaminasi atau penularan
penyakit pada pasien.
PRINSIP PPI PADA PENGELOLAAN LINEN

PEMILAHAN

TRANSPORTASI

PENCUCIAN

PENGERINGAN

PENYIMPANAN

DISTRIBUSI
PEMILAHAN
Dengan menggunakan alat pelindung diri petugas
unit / ruangan melakukan hal-hal berikut :
1. Pisahkan linen infeksius dan non infeksius
2. Tempatkan linen non infeksius dalam kantong
plastik warna hitam
3. Tempatkan linen infeksius dalam kantong
plastik warna kuning
4. Ditulis jumlah dan instruksinya.
5. Tidak melakukan dekontaminasi terhadap
linen infeksius di ruangan
6. Kantong-kantong tersebut dimasukkan ke
dalam kereta linen dan dibawa ke bagian
pencucian.
TRANSPORTASI

Standar Alat Transportasi/ Trolley :


1. Trolley yang berbeda antara linen kotor
dengan linen bersih (pembedaan
warna/kode)
2. Pisahkan wadah linen infeksius dan non
infeksius
3. Trolley/wadah penampung beban linen
dengan muatan tidak berlebih
4. Pembersihan trolley linen dengan chlorin
0,5%
5. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor
tidak boleh dilakukan bersamaan
PENCUCIAN
Pencucian mempunyai tujuan selain
menghilangkan noda (bersih), awet (tidak cepat
rapuh) juga memenuhi persyaratan sehat (bebas
dari mikroorganisme patogen).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencucian


• Suhu (antara 6 - 800 C)  25% (suhu
rekomendasi 30 sd 900 C
• Waktu pencucian yang dibutuhkan untuk 1 kali
proses pencucian (prewash, main wash, fill1,
fill2, fill3 dan extract (+ 1 jam)  25%
• Dosis dan mutu chemical laundry yang
digunakan  25 %
• Mesin cuci yang terawat 25%
PENGERINGAN

Pengeringan dilakukan dengan mesin


pengering/drying , suhu sampai 700 C sesuai
kebutuhan.

Pada proses ini,microorganisme yang belum mati


atau terjadi kontaminasi ulang diharapkan dapat
mati.
PENYIMPANAN

 Penempatan linen pada rak linen


dikelompokkan berdasarkan kesamaan
jenis linennya

 Label nama pada rak linen untuk


mengetahui jenis barang, nama barang dan
jumlah par stocknya memudahkan
pengawasan saat stock opname

 FIFO ( first in first out)

untuk mendapatkan peredaran barang yang


selalu berputar dan bergantian
DISTRIBUSI

 Pendistribusian linen bersih ditunjang oleh:

• Seragam karyawan yang bersih


• Trolley yang digunakan bersih
• Pengepakan pada linen yang dibawa
• Pendistribusian linen disesuaikan dengan
tanda terima linen kotor yang diterima
sehari sebelumnya.
• Bila ada kekurangan karena rusak atau
belum selesai pencucian harus diusahakan
untuk dipenuhi.
MONITORING KERUSAKAN
DAN KEHILANGAN LINEN
TUJUAN MONITORING
• Untuk mengadakan perbaikan, perubahan sistem pelayanan
→ lebih baik
• Untuk menyesuaikan strategi atau pedoman ( SOP )
pelayanan
• Hasil analisis dari monitoring →digunakan untuk perbaikan
rumah sakit
• Monitoring sebaiknya dilakukan secara teratur/kontinyu
ASPEK – ASPEK YANG DIMONITORING LINEN ANTARA
LAIN :

1. Sarana, prasarana dan peralatan laundry


2. Standard / pedomanan pelayanan linen, SOP, kebijakan – kebijakan
direktur rumah sakit, visi, misi dan motto rumah sakit dll
3. Pengamatan dengan penglihatan pada linen yaitu warna yang
kusam,pudar, tidak cerah / putih tua atau keabu-abuan
menggambarkan usia pakai, terdapat bayangan dari barang yang di
bungkus berarti linen sudah menipis.
4. Apabila ada penandaan thn pengadaan/penggunaan, tanggal umur
lamanya sehingga bisa dihitung frekuensi pencuciannya.
BAHAYA YANG PERLU DIWASPADAI
PADA KESELAMATAN DI LINEN

● NSI (Tertusuk Jarum)

● CIDERAPUNGGUNG

● TERPAPAR KUMAN

● TERPLESET, TERSANDUNG, TERJATUH

● TERSENGAT LISTRIK

● TERBAKAR

● TERPAPAR KEBISINGAN

● KECELAKAAN KERJA LAINNYA

● TERPAPAR B3
INDENTIFIKASI JENIS KEGIATAN, ALAT YANG DIGUNAKAN,
BAHAN BAHAYA, RESIKO KERJA DAN PENCEGAHANNYA DI
LINEN

JENIS KEGIATAN PERALATAN YG BAHAN KELUHAN/RESIKO PENCEGAHAN


DIGUNAKAN BERBAHAYA AKIBAT KERJA

Menyetrika Setrika Listrik Kontaminasi dengan Apd ;


pakaian pakaian kotor celemek,sarung
tangan,masker,pen
utup kepala,sepatu
boots

Mendistribusikan Troli linen bersih Troli Terjatuh saat SPO dan


pakaian yang mendorong troli pembuatan jalur
sudah bersih troli yang aman

Mencuci linen Mesin cuci Bahan mencuci Penyakit kulit Pembelian


chemical disertai
dengan MSDS
MAINTENANCE DALAM
LINEN
PERMENKES NO 54 TAHUN 2015 TENTANG
PENGUJIAN DAN KALIBRASI ALAT KESEHATAN

• Pengujian: keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik dan


pengukuran untuk membandingkan alat yang diukur dengan standar, atau
untuk menentukan besaran atau kesalahan pengukuran

• Kalibrasi: kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai


penunjukan alat ukur dan/atau bahan ukur

• Hasil Pengujian dan Kalibrasi: pernyataan tertulis yang menerangkan


bahwa alat kesehatan tsb laik pakai atau tidak laik pakai berdasarkan hasil
pengujian dan kalibrasi
Pengukuran kondisi lingkungan
catu tegangan, konsumsi arus, tahanan
pembumian(ground), suhu dan kelembaban
ruangan

Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi alat


saklar/indikator, tombol/selektor,
kabel/konektor, dan lainnya sesuai dg
PROSEDUR standar

KALIBRASI Pengukuran keselamatan listrik


tahanan isolasi kabel catu daya, impedansi
pembumian alat, arus bocor pada chasis dan
selungkup

Pengukuran kinerja
Temperatur, waktu, tekanan dan warna palet
steril
PEMELIHARAAN MESIN-MESIN
BINATU

 Pastikan tidak terjadi kebocoran (sambungan selang, kran saluran

masuk air, uap dan angin).

 Pastikan isolator kabel jika ada yang terkelupas, hub teknisi.

 Pastikan pengunci pintu sebelum mengoperasikan mesin. Jika

pengunci pintu tidak berfungsi dengan benar, hubungi teknisi


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari peresentasi di atas mengenai managemen linen adalah ;
1. Komponen input
- Tenaga dalam proses pengolahan linen berjumlah 4 orang,jumlah ini masih kurang
untung mengelola semua linen di RSI Al-Ikhlas Pemalang.
- Sarana dan prasarana untuk pengelolaan linen di RSI Al-Ikhlas Pemalang dari segi
jumlah untuk semntara cukup,akan tetapi yang di gunakan belum sesuai dengan
standar RS, ketersediaan apd masih kurang.
- Kebijakan pengelolaan linen di RSI Al-Ikhlas Pemalang sudah ada. Kebijakan tersebut
dituangkan dalam Surat Keputusan Direktur tentang kebijakan pengelolaan linen dan
laundry. Penjabaran dari Kebijakan ini adalah berupa SOP pengelolaan linen, akan
tetapi pelaksanaan dilapangan belum sesuai SOP yang ada.
2. Komponen Process (Proses)

a. Tahap pengumpulan belum adanya pemisahan antara linen infeksius


dan linen non infeksius, dan belum adanya pencatatan jenis dan
jumlah linen oleh perawat ke petugas laundry.
b. Tahap Pencucian tidak adanya penimbangan sebelum dicuci, tidak
dilakukannya desinfeksi, Pencucian menggunakan mesin cuci yang
sudah dipisahkan antara linen dan linen non infeksius. Pembilasan
dilakukan satu kali, selanjutnya pemberian pengarum dan pemerasan
menggunakan mesin.
c. Tahap pengeringan menggunakan mesin pengering, linen
bersih masih kontak dengan petugas cuci linen kotor.

d. Tahap penyetrikaan masih menggunakan setrika


rumahan.

e. Tahap penyimpanan dilakukan di ruangan, linen


disimpan didalam lemari, jumlah lemari penyimpanan
masih kurang .tetapi penyimpanan linen sudah
berdasarkan jenis linen.

f. Tahap pendistribusian menggunakan trolli tertutup, linen


terbungkus plastik, pendistribusian berdasarkan form yang
diisi oleh petugas laundry, dan di tanda tangani oleh
perawat ruangan.
g. Tahap pengangkutan menggunakan satu trolli yang sama antara linen
kotor dan linen bersih, akan tetapi trolli tertutup, trolli yang telah
digunakan tidak dibersihkan dan tidak di desinfeksi.

3. Komponen Output (Keluaran)

Pengelolaan linen di rsi al ikhlas pemalang belum memenuhi


standar Kepmenkes 1204/2004 tentang persyaratan
kesehatan lingkungan, mulai dari tenaga, sarana dan prasarana
dan proses pengelolaannya itu sendiri mulai dari pngumpulan
linen kotor sampai pendistribusian kembali linen bersih.
SARAN
1. Tenaga pengelolaan linen perlu dilakukan penambahan
sebanyak kurang lebih 2 orang untuk mengelola seluruh
linen di Rsi al ikhlas pemalang atas dasar beban kerja
dan pembagian tugas dan diberikan pelatihan kepada
seluruh petugas
2. Perlu adanya penambahan pengalokasian dana untuk
mewujudkan pengelolaan linen yang sesuai standar
3. Perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana seperti
gedung, penyedian air panas yang sesuai dan bahan
cermikal, mesin cuci harus sesuai standar RS, pengadaan
mesin setrika, dan selalu dilakukan pengawasan dan
tanggap ketika terjadi kerusakan.
4. Perlu di Sosialisasikan dan di tempel di dinding kebijakan
pengelolaan linen dan SOP pengumpulan linen kepada
perawat ruangan dan SOP pengambilan linen, SOP
penerimaan, SOP pencucian, SOP pengeringan, SOP
penyetrikaan dan SOP pendistribusian kepada petugas
laundry

5. Peningkatan pengawasan terhadap setiap proses


pengelolaan linen oleh kepala instalasi, kepala ruangan
laundry, dan tim PPI. Dilakukan pengawasan setiap minggu
oleh kepala ruangan dan ka instalasi dan dilakukan evaluasi
setiap bulannya oleh tim PPI.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai