Anda di halaman 1dari 18

Pengelolaan Linen Rumah Sakit

Pendekatan Standar PPI

Veronika Sri Mahayani


Pendahuluan

 Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan ( Healthcare Associated Infection-HAIs ) - salah satu
masalah di dunia termasuk di Indonesia
 Kejadian HAIs secara prinsip dapat dicegah bila fasilitas pelayanan kesehatan konsisten menjalankan
program PPI
 Pelaksanaan program PPI bertujuan untuk melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan
masyarakat dalam lingkungannya - memutus siklus penularan penyakit infeksi melalui kewaspadaan
standar dan berdasarkan transmisi.
Kewaspadaan Standar

 Kewaspadaan utama dan dirancang untuk dilakukan rutin


 Untuk mencegah transmisi silang
 Penting pemahaman dan kepatuhan petugas
Kewaspadaan Standar

1. Kebersihan tangan
2. Alat pelindung diri
3. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
4. Kesehatan lingkungan
5. Pengelolaan limbah
6. Penatalaksanaan linen
7. Perlindungan kesehatan petugas
8. Penempatan pasien
9. Etika batuk dan bersin
10. Praktik menyuntik yang aman
11. Praktik lumbal punksi yang aman
Definisi

 Linen terkontaminasi/infeksius adalah linen yang terkena darah atau cairan tubuh , sekresi dan ekskresi.
 Linen non infeksius adalah linen kotor yang tidak terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan
eksresi
Pengelolaan Linen di Rumah Sakit

 Penanganan linen di ruangan


 Transportasi linen ke laundry
 Penanganan linen
Penanganan Linen di Ruangan

 Pisahkan tempat penyimpanan linen bersih dan linen kotor


 Petugas menggunakan APD sesuai indikasi
 Tidak meletakkan linen kotor di lantai, kursi atau meja di sekitar pasien saat penggantian
 Pisahkan linen infeksius dan non infeksius sejak di ruang perawatan
 Buang terlebih dahulu feces ( jika ada )
 tidak ada proses pencucian di area di mana linen tersebut dipakai
 Linen infeksius dimasukkan di kantong kuning dan diikat rapat agar tidak terjadi kebocoran
 Tidak menyeret linen kotor di lantai
 Tidak mengibaskan linen kotor
Transportasi Linen ke Laundry

 Petugas ruangan mengantar linen kotor ke laundry


 Gunakan APD
 Pisahkan trolley linen kotor dengan linen bersih
 Pisahkan wadah linen kotor infeksius dengan non infeksius
 Bersihan trolley setelah digunakan dan atau sebelum digunakan kembali
 Bila trolley pakai alas/sarung, segera dicuci setelah linen kotor diturunkan atau dikeluarkan
 Serah terima linen kedua belah pihak dan dibuktikan dengan buku ekspedisi
Penanganan Linen di Laundry

 Pisahkan alur linen kotor masuk dengan alur linen bersih keluar ke dan dari laundry
 Untuk menghilangkan cairan tubuh yang infeksius pada linen melalui 2 tahap yaitu menggunakan detergen
selanjutnya chlorin 0.5% ( sesuaikan dengan aturan pakai )
 Apabila melakukan perendaman - wadah tertutup agar tidak toksik bagi staff
 Linen kotor di laundry harus dibedakan antara linen infeksius dan non infeksius
 Gunakan APD
Pencucian

 Tersedia air bersih dengan aliran yang memadai, air panas untuk desinfeksi dan bahan desinfektan
 Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah antara linen infeksius dan non infeksius
 Sebelum pencucian lakukan penimbangan untuk menentukan kebutuhan bahan-bahan kimia yang diperlukan
 Pencucian dipilah berdasarkan infeksius dan non infeksius, tingkat kekotorannya, berat linen dan berwarna
atau tidak
 Rekomendasi suhu air untuk pencucian 700C waktu 25 menit – 950C waktu 10 menit ( disesuaikan dengan
mesin )
 Untuk outsource - mengikuti persyaratan dan tatalaksana yang sudah ditetapkan
 Peralatan pencucian dipasang permanen dan dekat dengan saluran pembuangan air limbah
Pengeringan dan Penyeterikaan

 Dilakukan dengan mesin pengering dengan suhu 700C dalam waktu 10 menit
 Penyeterikaan menggunakan roll press ( untuk linen lembaran ) dan rotary press ( linen bukan lembaran )
 Suhu penyeterikaan yang direkomendasikan 700C – 800C
Pelipatan

 Bertujuan untuk merapikan dan memudahkan dalam penggantian linen pasien


 Sewaktu proses pelipatan lakukan sortir linen yang rusak
 Tempat melipat harus bersih dan jauh dari daerah kotor
Penyimpanan

 Penyimpanan dilakukan untuk mencegah kontaminasi ulang


 Linen bersih disimpan terpisah dari ruang kotor
 Gunakan system FIFO
 Penyimpanan linen steril dipisahkan dengan linen bersih
 Pemakaian linen steril sebelum kadaluarsa
 Kelompokkan penyimpanan berdasarkan jenis linen - rapi dan mudah pencarian
 Penyimpanan linen tidak boleh digabung dengan penyimpanan benda atau cairan yang bersiap menguap
Distribusi

 Bila penyimpanan secara sentralisasi, pendistribusian disesuaikan dengan permintaan/kebutuhan unit


pengguna
 Bila tidak sentralisasi, linen bersih diserahkan langsung ke unit pemilik linen sejumlah linen kotor yang
dikirim
 Linen bersih di bawa dengan menggunakan trolley tertutup bersih
Infection Control Risk Asesment – Laundry
( contoh )

ICRA Linen -contoh.xlsx


Supervisi laundry
( internal maupun outsource )

 Supervisi internal bisa dilakukan setiap bulan atau sesuai program kegiatan mutu rumah sakit
 Supervisi outsource dilakukan minimal 2x dalam 1 tahun dengan kunjungan langsung
 Yang disupervisi adalah seluruh kegiatan pengelolaan linen di rumah sakit - sejak ruang perawatan sampai
dengan distribusi linen bersih
 Dibuat PDSA - upaya peningkatan mutu unit laundry
Penutup

 Pengelolaan linen yang benar, sejak dari ruang perawatan sampai kembali ke ruang perawatan dalam kondisi
bersih, dapat memutus mata rantai transmisi kuman,menghasilkan linen yang higienis dan siap pakai
sehingga dapat memuaskan pasien maupun pengunjung sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di RS

Anda mungkin juga menyukai