Anda di halaman 1dari 34

MEI - 17

PENDAHULUAN
Linen dan Laundry yang tercemar dapat menghasilkan
mikroorganisme patogen dalam jumlah besar (Depkes RI
tahun 2000 tentang bakteri pada instalasi laundry).
Linen yang nyata di cemari oleh darah dan cairan tubuh
merupakan kontaminasi mikroorganisme dan dapat
menularkan penyakit melalui kontak langsung
Dasar Hukum
 Dasar Hukum Kesehatan Lingkungan rumah
sakit dengan Peraturan Nomor
986/Menkes/Per/IX/92.
 Keputusan tersebut telah diperbaharui dengan
Kepmenkes Nomor 1024/Menkes/SK/X/2004
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Tujuan Penanganan Linen
Untuk memutus mata rantai transmisi kuman
Untuk meminimalkan infeksi di Rumah Sakit
dengan meningkatkan standar Precaution.
Dapat memberikan rasa aman dan nyaman
kepada pasien sehingga meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit
Definisi
 Linen infeksius:
 Linen kotor yang terkontaminasi dengan darah,
cairan tubuh,sekresi dan ekskresi
 Linen non infeksius:
 Linen kotor yang tidak terkontaminasi dengan
darah cairan tubuh,sekresi dan ekskresi
Pengelolaan Linen di Rumah Sakit

 Penanganan linen di ruangan


 Transportasi Linen ke Laundry
 Penanganan linen di laundry
Penanganan linen di ruangan
 Segera setelah dilepas dari tempat tidur, pisahkan linen
infeksius dengan linen non infeksius
 Linen infeksius masukkan ke kantong plastik warna kuning
 Linen non infeksius masukkan ke kantong plastik warna hitam
 Tidak melakukan dekontaminasi di ruangan
 Tidak meletakkan linen di lantai
 Gunakan alat pelindung diri sesuai indikasi
Penanganan linen di ruangan
 Tidak menyeret linen kotor di lantai
 Tidak meletakkan linen kotor di atas kursi dan meja
pasien, di lantai
 Tidak mengibaskan linen kotor
 Pisahkan ruang penyimpanan linen bersih dari linen
kotor
Melepaskan linen
Kesalahan meletakkan linen di lantai
Transportasi Linen ke laundry
 Petugas ruangan meletakan linen kotor pada tempatnya
Yang sudah disediakan dimasing-masing ruangan sesuai
dengan jenis linennya (infeksius dan non infeksius)
 Petugas loundry mengambil linen kotor ke ruangan
 Pengambilan linen kotor di ruangan harus dibedakan
antara linen kotor infeksius dan non infeksius
 Petugas laundry dan petugas ruangan melakukan
pencatatan jumlah linen, kedua belah pihak harus
memaraf pada buku expedisi.
Transportasi Linen ke laundry
 Pisahkan troli linen kotor dengan linen bersih
 Pisahkan wadah linen infeksius dan non
infeksius
 Bersihkan troli sebelum digunakan kembali
 Bila troli pakai pengalas/ sarung,segera dicuci
setelah linen kotor diturunkan
Penanganan linen di laundry
Penilaian linen kotor
 Tingkat kotornya (berat sedang atau ringan)
 Jenis linen (tebal, tipis, berwarna atau tidak
berwarna, wool atau katun)
 Linen infeksius atau non infeksius
Penanganan linen di laundry
 Bedakan pintu masuk linen kotor ke Laundry dan pintu keluar
linen bersih dari Laundry ke Ruangan
 Linen kotor di laundry harus dibedakan antara linen
infeksius dan non infeksius
 Petugas penerimaan laundry melakukan pencatatan
jumlah linen
 Kedua belah pihak  pengirim dan penerima harus
memaraf pada buku ekspedisi
Penimbangan
 Sebelum pencucian,lakukan penimbangan
untuk menghitung kebutuhan bahan-bahan
kimia (detergent, sodium hypoclorit softener).
Penimbangan untuk menghitung kebutuhan bahan-
bahan kimia (detergent, sodium hypoclorit softener).
Pencucian
 Masukan linen kotor kedalam mesin cuci
 Gunakan detergent berdasarkan tingkat cucian :
infeksius, berat, sedang, ringan khusus dan linen
berwarna
 Waktu pencucian 45 menit (tergantung mesin
cuci)
 Suhu yang di rekomendasikan 30 C – 90 C
Ruang perendaman linen infeksius
Penakaran Detergent, Softener, Bleach, dll.
PROSES PENCUCIAN LINEN
PROSES PENCUCIAN LINEN
Pemerasan dan pengeringan

Pemerasan dan pengeringan


Linen tebal perlu pengeringan dan linen
tipis hanya perlu pemerasan saja.
Pengeringan
 Linen tebal perlu pengeringan selama 10 menit
dengan suhu 70 C,
 Linen tipis hanya perlu pemerasan dengan
menggunakan mesin pemerasan(extractor) selama
5-8 menit.
 Linen tebal perlu pengeringan dan linen tipis
hanya perlu pemerasan saja.
 Proses pengringan
Suhu : 70 ⁰ C selama 10 menit
Penyeterikaan
 Kelompokkan linen yang lembaran dan bukan
lembaran
 Penyetrikaan menggunakan roll press dan rotary
press
 Roll press untuk linen lembaran
 Rotary Press untuk bukan lembaran
 Suhu yang digunakan untuk penyetrikaan
70-80 C.
Penyeterikaan
Pelipatan
 Bertujuan untuk merapikan dan memudahkan
dalam penggantian linen pasien
 Sewaktu proses pelipatan lakukan
penyortiran linen yang rusak
 Tempat pelipatan harus bersih dan jauh dari
daerah kotor  agar tidak terkontaminasi
Penyimpanan
 Linen disimpan di dalam
lemari tertutup atau rak-rak
tertutup sesuai dengan jenis
linen, suhu 22 – 27 C dan
kelembaban 45 – 75 %.
 Simpan linen dgn sistem
FIFO.
Penyimpanan linen di ruangan
 Linen disimpan terpisah dari ruang kotor agar tidak
terkontaminasi
 Gudang penyimpanan linen tidak boleh digabung dengan
benda/cairan yang bersifat menguap atau menitrasi
 Pisahkan linen sesuai dengan jenis linen
 Susun linen dengan tehnik tersendiri dengan prinsip linen
bersih yang lama harus lebih dahulu dipakai
 Untuk linen steril perlu dilakukan pemisahan dengan linen
bersih. Linen steril harus disimpan di lemari khusus dan
digunakan sebelum kadaluarsa.
Pendistribusian
 Pendistribusian tergantung pada sistem pengelolaan
 Bila secara sentralisasi, pendistribusiannya disesuaikan
dengan perminataan/kebutuhan ruangan/unit.
 Bila tidak secara sentralisasi linen bersih diserahkan ke
petugas ruangan, sesuai dengan jumlah linen kotor yang
dikirim.
 Linen bersih dibawa dgn menggunakan trolly tertutup bersih
untuk mencegah kontaminasi dalam perjalanan
Standarisasi laundry

 Bangunan laundry harus terpisah dari bagian


pengelolaan makanan
 Loket penerimaan linen kotor dengan pendistribusian
linen harus dibedakan
 Tekanan udara pada ruang penatalaksanaan linen
kotor harus negatif  mencegah sirkulasi udara
menuju ruang linen bersih
 Pencahayaan harus cukup, sirkulasi udara harus
baik
Standarisasi laundry
 Ruang pengelolaan linen bersih dan kotor
harus dibedakan
 Sanitasi lingkungan yang baik / bersih
 Petugas pengelolaan linen kotor di laundry
harus menggunakan alat pelindung diri 
tutup kepala, masker, kaca mata, sarung
tangan rumah tangga, sepatu boat, apron
sesuai kebutuhan
Kesalahan-kesalahan dalam
penanganan linen
 Penggunaan APD tidak sesuai indikasi
 Melakukan penghitungan linen kotor di area
perawatan
 Tidak memisahkan linen infeksius dengan non
infeksius
 Meletakkan linen kotor di lantai
 Melakukan dekontaminasi di ruangan
KESIMPULAN
 Pengelolaan linen yang benar, baik di ruangan
maupun di laundry dapat memutus mata rantai
transmisi kuman, menghasilkan linen yang
higienis dan siap pakai
 Dapat memuaskan pasien maupun pengunjung
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
di RS
costypandjaitan@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai