Anda di halaman 1dari 21

DEKONTAMINASI

ALKES DAN LINEN


Ns. Daryati, S.Kep
Pasien dan nakes beresiko mendapatkan
infeksi jika tidak melaksanakan tindakan
pencegahan infeksi
Infeksi HAIs dapat dicegah /dikendalikan
dengan beberapa strategi pencegahan infeksi
Salah satu strategi pencegahan infeksi adalah
dengan melakukan dekontaminasi
(pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi)
KLASIFIKASI INSTRUMEN DAN ALAT
 Kritikal
 Semi kritikal
 Non kritikal

( Teori E. Spaulding)
Intrumen Kritikal
 Peralatan medis yang masuk/ kontak dgn
jaringan tubuh steril atau sistem pembuluh
darah.
 Pengelolaan peralatan dengan cara
sterilisasi.
 Contoh: instrumen bedah
Semi kritikal
 Peralatan medis yang kontak dgn membran
mukosa tubuh.
 Pengelolaan peralatan medis dengan cara
DTT
 Contoh: Kacamulut, Speculum, Endoscopi.
Non kritikal
 Peralatan medis yang kontak dengan
permukaan kulit yang utuh.
 Pengelolaan peralatan medis dengan cara
DTR (desinfeksi Tingkat rendah)
 Contoh: Tensimeter, stetoscope,pulse
oximetri.
PERAWATAN ALAT MEDIS BEKAS
PAKAI
 PEMBERSIHAN
 Pencucian / pembersihan merupakan
prosedur penting dalam proses awal
dekontaminasi
 Baik secara manual atau dengan mesin
otomatis
PENGERTIAN

 Dekontaminasi (Pembersihan, Disinfeksi, dan


Sterilisasi):
 Adalah suatu proses untuk menghilangkan /
memusnahkan mikroorganisme dan kotoran yang
melekat pada peralatan medis sehingga aman untuk
pemakaian selanjutnya
 Pembersihan dengan menggunakan cairan detergen.
 Desinfeksi dengan menggunakan cairan disinfektan.
 Sterilisasi dengan menggunakan mesin sterilisator
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
 DTT merupakan perlakuan minimum yang
direkomendasikan oleh CDC.
 DTT dapat membunuh semua
mikroorganisme, kecuali endospora.
Cara:
 Rebus dalam air mendidih selama20 menit
 Rendam dalam larutan kimiawi:
Glutaraldehyde
 Desinfeksi tingkat rendah
 Proses menghilangkan mikroorganisme pada
permukaan tubuh/kulit yang utuh yang
digolongkan kedalam peralatan non kritikal
dengan menggunakan sabun desinfektan atau
larutan alkohol 70 %
 Membunuh semua bakteri vegetatif serta
sebagian virus dan jamur, tetapi tidak
diharapkan mampu untuk membunuh
mikrobakterium atau spora
PENANGANAN LINEN
 Penanganan linen dan laundry merupakan salah
satu bagian dari prinsip kewaspadaan isolasi
 Linen dan laundry menghasilkan mikroorganisme
patogen dalam jumlah besar dan dapat meningkat 5
kali lipat selama periode sebelum pencucian mulai
di proses
 Pemrosesan linen dilakukan laundry rumah sakit,
dimana merupakan tempat pencucian linen yang
dilengkapi dengan sarana desinfektan, mesin uap
(steam boiler), pengering, meja dan meja setrika
 Linen kotor: linen yang tidak terpapar cairan tubuh
 Linen infeksius : linen yang terpapar cairan tubuh
TUJUAN :
 Mencegah infeksi silang
 Pengelolaan B3
 Kendali pencemaran lingkungan
 Kendali mutu linen
Penanganan Linen Kotor
 Penanganan linen dimulai sejak dari ruang
perawatan
 TIDAK meletakkan linen di lantai
 Iinen kotor dan linen infeksius tidak boleh
dicampur
 Bagian kotor berada disisi dalam
 Pisahkan linen yang terkontainasi berat dalam
wadah tersendiri
 Linen masuk kantong kuning
 Tidak boleh ada kebocoran saat transportasi
Pengiriman Linen Ke Laundry
 Trolley linen harus tertutup rapat
 Trolley linen bersih dan kotor harus berbeda
 Pintu pengiriman dan pengambilan linen
harus berbeda
Pengiriman
 Dokumentasi serah terima linen, segera
bersihkan alat pengangkut linen dengan
desinfektan
 Penanganan, transport dan proses linen yang
terkena darah, cairan tubuh, sekresi, eksresi
dengan prosedur yang benar untuk
mencegah kulit, mucus membran terekspos
dan terkontaminasi linen, sehingga
mencegah mikroba ke pasien lain, petugas
dan lingkungan
 Buang terlebih dahulu kotoran (misal, feses),
ke toilet dan letakkan linen dalam kantong
linen, hindari menyortir linen di ruang rawat
pasien.
 Jangan memanipulasi linen terkontaminasi
untuk hindari kontaminasi terhadap udara,
permukaan dan kontaminasi terhadap udara,
permukaan dan orang
 Cuci dan keringkan linen sesuai SPO, dengan
air panas 70⁰C, minimal 25 menit. Bila pakai
suhu < 70⁰C pilih zat kimia yang sesuai
 Pastikan kantong tidak bocor dan lepas
ikatan selama transportasi. Kantong tidak
perlu di double, petugas yang menangani
linen harus mengenakan APD.
Prosedur pencucian yang perlu diperhatikan
 Proses pencucian
 Waktu pencucian
 Dosis bahan pencuci
 Suhu air
 Pengetahuan, kemampuan dan kepatuhan
operator
 Bahan pembersih sesuai standar
Penyimpanan linen
 Linen di simpan ke dalam lemari tertutup
sesuai dengan jenis linen
 Kondisi ruangan suhu 22-27 ⁰C dan
kelembaban 45 – 75 %
 Perhatikan airflow ruang penyimpanan
PENDISTRIBUSIAN
 Spesifikasi linen sesuai kebutuhan unit
pengguna
 Sistem distribusi sesuai dengan kebijakan
rumah sakit
 Trolly khusus linen bersih.
 FIFO
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai