Disusun Oleh:
Endah Sumiyaningsih, A.Md.KL
NIK. 1992101720160101
Amar Ma’ruf, A.Md.KL
NIK. 1994011320161001
Dian Widiastuti
NIK. 1986121020161001
RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SUKOHARJO
2016
A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN PELATIHAN
D. RINCIAN BIAYA
Pelatihan dan workshop laundry ini diikuti oleh 3 orang dari RS UNS.
Rincian biaya yang digunakan untuk pelatihan dan workshop laundry adalah
sebagai berikut:
1. Biaya pendaftaran 3 x Rp 2.000.000,00 Rp 6.000.000,00
2. Biaya transportasi 3 x Rp 50.000,00 Rp 150.000,00
Total Rp 6.150.000,00
F. SARAN
Saran untuk Rumah Sakit UNS:
1. Dari hasil pelatihan yang didapat, bahwa penanggung jawab linen di
Rumah Sakit bukan hanya tanggung jawab unit Laundry saja, tetapi
merupakan tanggung jawab semua pengguna (user) di Rumah Sakit.
2. Pentingnya diadakan pelatihan untuk semua karyawan unit Laundry, agar
semakin terlatih dan paham dalam pengananan linen sesuai dengan
standart yang baik.
3. Menyediakan tempat untuk melakukan pencucian troli linen kotor setelah
digunakan.
4. Lift di ruang bersih laundry sebisa mungkin hanya digunakan untuk
mengantarkan linen bersih ke berbagai unit di rumah sakit.
5. Menyediakan kotak P3K serta eye wash di ruang pencucian linen kotor.
6. Plastik untuk membungkus linen kotor non infeksius bisa diganti dengan
kantong dari kain sehingga bisa digunakan kembali setelah dilakukan
pencucian untuk meminimalkan pemakaian plastik seperti yang dilakukan
di RS PKU Muhammadyah Surakarta.
G. PENUTUP
Tujuan pengelolaan linen adalah untuk memutus mata rantai transmisi
mikroorganisme dengan mengelola dan mengendalikan bahan-bahan linen
serta untuk meminimalkan infeksi di Rumah Sakit. Semua linen baik yang
terlihat kotor maupun masih terlihat bersih harus diproses dengan standar
yang sama. Area kotor dan area bersih di laundry harus dipisahkan. Air yang
digunakan dalam laundry harus sesuai dengan kualitas standar supaya output
yang dihasilkan menjadi baik.
Alur pengelolaan linen cukup panjang, pengelolaan yang komplet dan
membutuhkan SDM yang bervariasi. Pengelolaan yang kurang baik dapat
membahayakan staf, pasien, pengunjung dan lingkungan. Rumah sakit
menurunkan risiko infeksi dengan menjamin pembersihan peralatan dan
sterilisasi yang memadai serta manajemen laundry dan linen yang benar.
Management risiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan
manajemen dengan pendekatan proaktif/reaktif yang dilaksanakan dengan
cara mengidentifikasi dan mengevaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi
sendiri.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
khususnya pelayanan laundry maka diwajibkan menyiapkan dan menyusun
dokumen manajemen secara terpadu sesuai standar akreditasi Rumah Sakit.
Dalam persiapan akreditasi dokumen yang perlu dipersiapkan adalah surat
kebijakan Direktur, SPO, program, sosialisasi, evaluasi dan rencana tindak
lanjut.
H. LAMPIRAN