Anda di halaman 1dari 20

KEBIJAKAN PENGOBAT

AN MALARIA

Disampaikan pada acara :


Sosialisasi KMK No.556/2019 Tentang Tatalaksana Malaria
Oleh : dr.Guntur Argana,M.Kes
Kasubdit Malaria
SISTEMATIKA

1 PENDAHULUAN

2 REGULASI

3 PENGOBATAN MALARIA

4 PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DALAM


LAYANAN MALARIA
1. PENDAHULUAN
SITUASI GLOBAL 2018
• Negara endemis: 89 negara
• Kasus malaria 2018
• 228 juta kasus
• 93% kasus di Afrika, SEAR 3.4%
• Insiden menurun dari 71/1000
penduduk menjadi 57/1000 penduduk
dari 2010 sampai 2018 Peta Endemisitas Malaria di dunia,
• Di SEAR insiden menurun 70% dari 2018

2010-2018
• Kematian malaria 2018
• 405,000 deaths; 67% balita
• Angka kematian di daerah SEAR
menurun 63% dari tahun 2010
sampai 2018

Indonesia menyumbang 5% kasus malaria plasmodium vivax di dunia


SITUASI MALARIA DI REGIONAL DAN NASIONAL

Di Regional Asia Tenggara : 3 negara


menyumbang 98% dari total kasus yang
dilaporkan, India menjadi contributor
terbesar (58%), diikuti oleh Indonesia
(30%) dan Myanmar (10%)

Rencana strategis  bertujuan untuk


eliminasi malaria paling lambat pada
2030.
KEBIJAKAN TERKAIT TATALAKSANA MALARIA
Diagnosis malaria Pengobatan radikal :
berdasarkan ACT + Primakuin
pemeriksaan darah

STRATEGI TERKAIT TATALAKSANA MALARIA


Persentasi kasus malaria berdasarkan
Penemuan kasus
Penguatan jejaring & jenis parasit  56.7% disebabkan
dini, pengobatan
Penjaminan mutu P.falciparum, 34.5% disebabkan
yang cepat dan
tepat P.vivax
2. REGULASI
Regulasi Pengendalian Malaria
(terkait tatalaksana malaria)
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 275 Tahun 2007 tentang Surveilans Malaria
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
• Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 443.41/465/SJ Tahun 2010 tentang P
elaksanaan Program Eliminasi Malaria di Indonesia
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Laksana
Malaria
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pedoman Jejaring D
an Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria
• Permenkes no. 41 tahun 2018 tentang Pelaksanaan Deteksi Dini dan Pemberian
Obat Anti Malaria Oleh Kader Malaria Pada Daerah Dengan Situasi Khusus
• KMK No.HK.01.07/Menkes/556/2019 tentang PNPK Tata Laksana Malaria
• Surat Edaran Dirjen P2P No.PV.01.02/5801/2020 tgl 23 April 2020 tentang
Protokol Layanan Malaria Selama Masa pandemic COVID-19
3. PENGOBATAN
MALARIA
KEBIJAKAN

Penemuan Kasus
• Diagnosis ditegakkan Pencegahan
berdasarkan pemeriksaan • Perlindungan sendiri
darah • Kemoprofilaksis
(RDT atau mikroskop) • Pengendalian vektor
• Penemuan kasus dini
(MFS, MBS)
Pengobatan Kemitraan
• Pemberian Obat radikal : • PE 1-2-5
ACT + Primakuin • Jejaring
• Pemantauan pengobatan
Diagnosis dini
Diagnosa definitif malaria :
– Menemukan plasmodium dengan pemeriksaan mikroskopis
pada hapusan darah tipis atau tetes darah tebal Diagnosa
mikroskopis merupakan baku emas diagnosa malaria saat ini
– Rapid diagnosis test ( RDT ) / tes cepat malaria
– PCR untuk Plasmodium knowlesi
DIAGNOSIS MALARIA

• Gold Standar secara


mikroskopis dan RDT, • Sediaan darah tebal & tipis  parasit
PCR pada situasi malaria
tertentu
• Rapid test malaria  antigen malaria
• Ditunjang dengan spesifik
jejaring pemantapan
mutu di setiap level • PCR  DNA atau RNA parasit malaria
Therapi malaria

prinsip pemberian OAM :


 Berikan OAM hanya bila hapusan darah (mikroskopis) atau RDT positif 
diagnosis definitive
 Tidak dianjurkan pemberian OAM hanya berdasarkan malaria klinis atau
terapi empiric
 Dosis dan lama terapi harus tepat, sebaiknya dosis ditentukan berdasarkan
berat badan
 Terapi kombinasi : paling sedikit terdiri dari 2 OAM yang efektif dengan
mekanisme kerja yang berbeda
PENGOBATAN MALARIA
Tujuan Pengobatan :
• Menghilangkan parasit dan mencegah
berkembang menjadi berat
• Mencegah resitensi obat anti malaria
• Mencegah penularan
• Semua penderita Malaria yang
Prinsip tatalaksana malaria : dikonfirmasi dengan Laboratorium
• Diagnosis dini (pemeriksaan darah) diobati dengan
• Pemberian obat antimalaria ( OAM ) Artemisinin based Combination Therapy
yang efektif, secepatnya stlh diagnosis (pengobatan kombinasi artemisin)
pasti Yang didapat dari kegiatan penemuan
• Terapi simptomatik : antipiretik, kasus malaria
analgesik, obat muntah, obat kejang
• Obat tersedia di Puskesmas dan RS
• Pada malaria berat : Terapi suportif
disfungsi organ
Pemerintah dan diberikan secara gratis
Adaptasi Pedoman WHO 2015
• WHO 2010  2015
• PERUBAHAN PADA:
- DOSIS PRIMAKUIN UNTUK FALCIPARUM
- PEMBERIAN PRIMAKUIN PADA ANAK >6 BULAN
- PEMBERIAN ACT PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1
• PENGOBATAN UNTUK MALARIA KNOWLESI
• TATALAKSANA MALARIA BERAT
OBAT MALARIA
4. PENCEGAHAN PENULARAN CO
VID-19 DALAM LAYANAN MALARI
A_Diagnostik & Pengobatan
Pencegahan Penularan COVID-19
DALAM Layanan Malaria

PETUGAS LAYANAN MALARIA MASYARAKAT

Menjalankan protokol pencegahan

1
Petugas layanan malaria diwajibkan
menggunakan alat pelindung diri (APD)
dan menerapkan standar protokol
1 penularan COVID-19 (menggunakan
masker kain, cuci tangan pakai sabun)

pencegahan penularan COVID-19


Menghindari penumpukan pasien di
Mengupayakan physical distancing 2 fasyankes (jaga jarak fisik) agar

2 (jaga jarak fisik) dalam menjalankan


aktivitas malaria
pasien tidak terlalu lama berada di
fasyankes
.
Pemeriksaan diagnostik malaria
Petugas yang memberi pelayanan
3 dilakukan dengan RDT dan
3 harus dalam kondisi sehat diberikan pengobatan bila positif
Diagnostik Pasien COVID-19 Dengan Malaria
Tatalaksana pasien malaria
dengan Covid-19
Pasien konfirmasi Covid-19 ringan dan
Malaria (+)
 EKG QTc >500 mDet pasien diberikan CQ
& Azitromisin  Artesunat inj 7 hari
 EKG EKG QTc <500 mDet pasien diberikan
CQ & Azitromisin  DHP oral
 Tanpa periksa EKG pasien diberikan CQ &
Azitromisin  Artesunate inj 7 hari
 PQ ditunda sampai kondisi membaik,
pengobatan Covid-19 selesai

Pasien konfirmasi Covid-19 berat dan


Malaria (+)
 Artesunate inj 7 hari

Pasien belum terkonfirmasi Covid-19 dan


Malaria (+)
 Pengobatan sesuai PNPK Tatalaksana
Malaria
Thank you

Anda mungkin juga menyukai