Anda di halaman 1dari 30

Strategi Eliminasi Malaria

Nasional
Disampaikan oleh:
dr. Desriana Elizabeth Ginting, MARS
pada
Pertemuan Microplanning Kelambu Massal Tingkat Provinsi
Kota Jayapura, 6 Juli 2022
Peta Jalan Eliminasi Malaria di Indonesia
2030
2029
2028 Eminiasi Malaria
Semua Prov & Regio Nasional
2025 eliminasi malaria
Semua Kab/kota
2019 eliminasi malaria
Indignous terakhir di
Indonesia
RPJMN 300 Kab/ko Eliminasi

1. Regional Jawa-Bali 2023

2. Regional Sumatera,
Sulawesi, NTB 2025

3. Regional Kalimantan
& Malut 2027

4. Regional Maluku & NTT 2028


5. Regional Papua
Usulan Sertifikasi Eliminasi Malaria-WHO Per Wilayah Regional 2029
& Papua Barat
SITUASI MALARIA DI INDONESIA 2021

68% atau 347 Kab/Kota telah


mencapai bebas malaria

Dari 167 Kab/Kota yang belum eliminasi,


✓ 43 Kab/Kota merupakan daerah
endemis tinggi dan sedang yang
sebagian besar berada di Kawasan
Timur Indonesia (Papua, Papua Barat,
Maluku, NTT)
✓ 124 Kab/Kota lainnya merupakan
daerah endemis rendah dan 52%
dari 126 K/K mengalami stagnasi

85% Penduduk Indonesia hidup


di daerah bebas malaria
INTERVENSI SPESIFIK PENANGGULANGAN MALARIA PER TAHAPAN

Tahapan Tujuan Sasaran Kegiatan utama


Akselerasi Menurunkan jumlah Kab/kota - Pembagian kelambu massal
kasus secepat mungkin endemis tinggi - IRS pada desa dengan API > 20
API >5‰ - Skrining malaria pada semua Bumil & pembagian kelambu
rutin
- Skrining malaria : MTBS & semua balita sakit
Intensifikasi Menghilangkan daerah Kab/kota - Pembagian kelambu pada populasi khusus atau di daerah
fokus endemis sedang fokus
API 1-5 ‰ - Penemuan aktif kasus yg masif
- IRS pada situasi peningkatan kasus dan pengendalian vektor
lain sesuai bukti lokal
Pembebasan Menghentikan penularan Kab/kota - Surveilans migrasi malaria
setempat/kasus endemis rendah - PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
indigeneous API < 1‰ - Pemetaan & pengamatan daerah reseptif
- Peguatan jejaring diagnosis dan tatalaksana
Pemeliharaan Mencegah munculnya Kab/kota bebas - Surveilans migrasi malaria
penularan malaria malaria - PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
kembali - Pemetaan & pengamatan daerah reseptif
- Surveilans Vektor
- Peguatan jejaring diagnosis dan tatalaksana 4
Kebijakan program malaria

Penanggulangan Promosi
Diagnostik Pengobatan Surveilans Vektor Kesehatan

• Gold Standar • Pengobatan • Peningkatan • Distribusi • Interpersonal


secara standar lini penemuan di
mikroskopis dan pertama daerah endemis kelambu di Komunikasi
RDT, PCR pada menggunakan malaria daerah tinggi Perubahan
situasi tertentu ACT dan • Penyelidikan dan fokus perilaku
• Ditunjang dengan Primaquin (tanpa epidemiologi dan
jejaring komplikasi) surveilans • Surveilans • Advokasi
pemantapan • Pengobatan migrasi di daerah vector dan peningkatan
mutu disetiap dengan rendah dan pemetaan komitmen
level artesunate inj bebas
(malaria berat reseptivitas
dengan
komplikasi) 5
Penanggulangan Vektor
Malaria
Perlindungan menyeluruh (universal protection)
Pencegahan dengan KELAMBU BERINSEKTISIDA (LLIN) di
penularan malaria daerah penularan malaria
melalui
Manajemen
Vektor Perlindungan dengan IRS/Penyemperotan
Terpadu dan dinding rumah di daerah terpilih
upaya lain yang
terbukti efektif,
efisien, praktis dan Pengendalian vektor berbasis masyarakat
aman termasuk integrated vector management seperti
penggunaan repellent, larvasidasi dan
manajemen lingkungan
Tantangan & strategi
regional Papua-
Papua Barat
TANTANGAN PERMASALAHAN DAN STRATEGI
TANTANGAN Strategi
Sistem 3T/EDAT (Early diagnosis and treatment ) yang
Jangkauan diagnosa dan tatalaksana kasus masih
dapat dilakukan oleh kader malaria
rendah.
Pendampingan malaria di kabupaten/kota endemis tinggi
Belum seluruh wilayah endemis tinggi memiliki kader
di Prov Papua dan Papbar
terlatih.
Kelambu massal di daerah endemis tinggi monitoring
Pemanfaatan kelambu belum optimal.
kelambu massal 1-1-3
Management vector terpadu selain kelambuninasi,
Reseptifitas dan transmisi malaria masih tinggi di Prov
larvasidasi, IRS (Indoor Residul Spray) dan manajemen
Papua dan Papua Barat
lingkungan
Integrasi pemeriksaan malaria dengan kegiatan skrining
Keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM di fasyankes
ibu hamil K1 dan MTBS ( Manajemen Terpadu Balita
terkait kompetensi malaria
Sakit)
Belum ada wilayah kabupaten/kota di Regional Papua-
Mobilisasi SDM seperti Nusantara Sehat atau PTT
Papua Barat yang mendapat sertfikat bebas malaria

Melakukan pre-assesment di Kab/Kota endemis rendah

8
KEBIJAKAN
• Penggunaan kelambu anti nyamuk merupakan upaya pemerintah dan
pemerintah daerah untuk melindungi masyarakat dari penularan malaria.
• Kelambu anti nyamuk yang dibagikan adalah kelambu anti nyamuk dapat
dipakai selama 3 tahun, diberikan secara gratis kepada masyarakat dan
tidak diperjualbelikan.
• Pendistribusian kelambu anti nyamuk dilakukan berdasar kelompok tidur
baik di dalam rumah maupun kelompok tidur diluar rumah seperti:
kebun/ tambang/ sawah, ladang, dan lain-lain, sebagai bagian dari
kelompok tidur dalam rumah tersebut.
• Masyarakat diharuskan menggunakan kelambu anti nyamuk yang dibagikan
tahun terakhir/ yang paling baru untuk menjamin efektifitas kelambu anti
nyamuk dalam memutus rantai penularan.
• Target proporsi pendistribusian LLINs ke Populasi berisiko dan proporsi
populasi berisiko tidur di bawah kelambu : minimal 85%
STRATEGI
1. Distribusi kelambu anti nyamuk dilaksanakan oleh pemerintah pusat &
pemerintah daerah bersama LP/ LS, LSM, & masyarakat.
2. Distribusi kelambu anti nyamuk berdasarkan daerah dan penduduk
sasaran dilakukan secara masal, masal fokus, terpadu (integrasi ibu
hamil), respons PE 1-2-5, kondisi bencana, & kondisi KLB.
3. Sebelum distribusi kelambu anti nyamuk dilakukan sosialisasi dan
pembekalan kepada tenaga puskesmas & kader.
4. Kelambu anti nyamuk yang diberikan kepada setiap keluarga disesuaikan
dengan jumlah kelompok tidur.
5. Apabila belum didapatkan data jumlah kelompok tidur dihitung dengan
formula jumlah penduduk dibagi 1,8. ( 1,8 orang per kelambu) &
ditambahkan buffer sebanyak 10%.
STRATEGI
6. Monev pendistribusian & penggunaan kelambu anti nyamuk di masyarakat
diikuti dengan penyuluhan secara berkesinambungan oleh petugas kesehatan
dan/ atau kader kesehatan karena keberhasilan upaya pengendalian malaria
melalui penggunaan kelambu anti nyamuk.
7. Monev pendistribusian dan penggunaan kelambu anti nyamuk dilakukan
sebagai bagian dari kegiatan monitoring program dilakukan dalam waktu 1
(satu) minggu, 1 (satu) bulan dan 3 (tiga) bulan pasca distribusi (monev 1-1-
3).→ koreksi dan problem solving
8. Distribusi kelambu anti nyamuk oleh petugas kesehatan & kader kesehatan
dengan didahului kegiatan:
a. pendataan sasaran,
b. sosialisasi,
c. advokasi,
d. mikroplanning, dan mobilisasi sumber daya
e. Penyediaan & penyebarluasan KIE, mobilisasi massa
STRATEGI
9.Penyampaian Pemanfaatan dan Tata Cara
Pemasangan dan Perawatan Kelambu Anti
Nyamuk meliputi:
1) cara penggunaan/ pemakaian,
2) cara pencucian,
3) cara pengeringan,
4) cara pemeliharaan, dan
5) cara perawatan
10. Pencatatan Pelaporan→ monitoring cakupan
KELAMBU RUTIN
• Pendistribusian kelambu anti nyamuk pada pelayanan
antenatal terpadu dengan malaria yang dilakukan pada
kunjungan pertama kehamilan yang merupakan pelayanan
rutin kesehatan masa hamil,
• Yang bertujuan melindungi ibu hamil untuk menurunkan
risiko tertular malaria pada ibu hamil, bersalin, nifas dan
menyusui.
• Sasaran pada:
➢Kab/kota Endemis Tinggi untuk semua bumil,
➢kab/kota endemis sedang dan rendah untuk bumil selektif yaitu
bumil dengan riwayat berkunjung ke daerah endemis tinggi dalam 1
bulan terakhir atau pernah sakit malaria dalam 2 tahun terakhir.
Distribusi Kelambu Rutin 2022
• Kegiatan integrasi Tahun 2022 termasuk pembagian kelambu rutin pada ibu hamil,
diharapkan dapat dilaksanakan di 28 Kabupaten/Kota endemis tinggi berdasarkan
endemisitas Tahun 2021
• Pada Tahun 2022 akan dilaksanakan pembagian kelambu massal total di 67
kabupaten kota, sedangkan 22 Kabupaten/kota diantaranya merupakan wilayah
endemis tinggi, diharapkan meskipun pembagian kelambu massal berlangsung,
namun pembagian kelambu rutin ibu hamil agar tetap dilaksanakan
• Ibu hamil yang diberikan kelambu melalui kegiatan pembagian kelambu massal
juga dicatat dalam SISMAL pada kolom pembagian kelambu ibu hamil
• Capaian distribusi kelambu rutin merupakan salah satu target GF Tahun 2022
• Dana Distribusi kelambu rutin dari Kab ke Puskesmas dapat diajukan melalui dana
GF Baik bersumber DAK Maupun GF
CAPAIAN SKRINNING BUMIL & KELAMBU RUTIN SEMESTER I TAHUN 2022
Capaian Distribusi %Capaian
%Capaian Distribusi
Target Target Skrinning Kelambu Rutin
Skrinning Kelambu
No Propinsi Kabupaten Sasaran Bumil Sasaran Bumil Bumil Pada Ibu Hamil
Bumil Tahun Rutin
2022 Semester I Semester I Semester I
2022 Semester I
Tahun 2022 Tahun 2022
Tahun 2022
1 NUSA TENGGARA TIMUR SUMBA BARAT 3,790 1,895 880 356 23% 19%
2 NUSA TENGGARA TIMUR SUMBA TIMUR 6,151 3,076 1,116 131 18% 4% • Lokus Distribusi Kelambu
3 NUSA TENGGARA TIMUR SUMBA TENGAH 2,086 1,043 477 313 23% 30%
4 NUSA TENGGARA TIMUR SUMBA BARAT DAYA 9,822 4,911 2,290 671 23% 14% Rutin Tahun 2022 : 28
5 KALIMANTAN TIMUR PENAJAM PASER UTARA 3,125 1,563 290 25 9% 2% Kabupaten/Kota Endemis
6 PAPUA BARAT TELUK WONDAMA 1,014 507 486 53 48% 10%
7 PAPUA BARAT MANOKWARI 3,645 1,823 48 59 1% 3%
Tinggi
8 PAPUA BARAT TAMBRAUW 448 224 15 5 3% 2% • Capaian Skrinning Bumil : 19
9 PAPUA BARAT MANOKWARI SELATAN 587 294 55 115 9% 39% % → Papua : 20%
10 PAPUA MERAUKE 4,911 2,456 1,160 878 24% 36%
11 PAPUA JAYAWIJAYA 3,303 1,652 296 17 9% 1% • Capaian Distribusi Kelambu
12 PAPUA JAYAPURA 3,000 1,500 829 402 28% 27% Rutin Untuk Bumil : 13 % →
13 PAPUA NABIRE 3,090 1,545 564 466 18% 30%
14 PAPUA KEPULAUAN YAPEN 2,267 1,134 358 63 16% 6%
Papua : 15%
15 PAPUA BIAK NUMFOR 3,223 1,612 500 55 16% 3% • Seluruh Kab/kota perlu
16 PAPUA MIMIKA 6,475 3,238 875 501 14% 15% meningkatkan kegiatan
17 PAPUA BOVEN DIGOEL 1,808 904 297 144 16% 16%
18 PAPUA MAPPI 3,061 1,531 711 86 23% 6% terintegrasi dengan KIA
19 PAPUA ASMAT 3,765 1,883 971 - 26% #VALUE! • Kegiatan penemuan kasus
20 PAPUA YAHUKIMO 1,000 500 43 27 4% 5%
21 PAPUA PEGUNUNGAN BINTANG 1,000 500 81 3 8% 1%
(skrinning) dan distribusi
22 PAPUA SARMI 1,092 546 92 55 8% 10% kelambu rutin agar dicatat di
23 PAPUA KEEROM 1,240 620 284 97 23% 16% SISMAL
24 PAPUA WAROPEN 827 414 - - #VALUE! #VALUE!
25 PAPUA MAMBERAMO RAYA 764 382 11 8 1% 2%
26 PAPUA NDUGA 600 300 - - #VALUE! #VALUE!
27 PAPUA YALIMO 1,000 500 - - #VALUE! #VALUE!
28 PAPUA KOTA JAYAPURA 5,856 2,928 2,445 774 42% 26%
KELAMBU MASSAL
(Massal Total & Massal Fokus)
Distribusi Kelambu Massal Di Indonesia
4.5
4.1

4 3.81
3.74 3.7
3.62 2007 – 2008 Sumatera
Island
3.5 3.36 2016 - Outside Eastern
2.5 million LLINs
3.18 Indonesia
1.5 million LLINs
3 2.89

2011 Sulawesi Island


2.47
2.5
xx LLINs
2006 - 2007 Aceh and North 2017 - 2018 Country
Sumatera Province post 1.96 Campaign 3.9 million
2 1.85 LLINs
tsunami : 1.5 million LLINs 1.75
1.69

1.5 1.38

2010 Kalimantan 1.12


0.99
1
Island 0.85 0.84
0.94
0.84
0.93 0.94
xxx LLINs

2014 Eastern Indonesia 2020 Country


0.5
3.5 million LLINs Campaign 3.4 million
LLINs
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
API 3.62 3.74 3.81 3.18 3.7 4.1 3.36 2.89 2.47 1.85 1.96 1.75 1.69 1.38 0.99 0.85 0.84 0.94 0.84 0.93 0.94 1.12
SURAT ALOKASI DISTRIBUSI KELAMBU MASSAL 2022

Sudah dikrimkan by
Email pada 25 Mei
2021
Alokasi Distribusi Kelambu Massal Provinsi Papua Tahun 2022
Alokasi Kelambu Alokasi Setelah Sasaran
No Propinsi Kabupaten Penyesuaian
Sebelum Konfirmasi Konfirmasi Massal/PKMF

1 PAPUA MERAUKE 128,399 110,950 110,950 Ma s al Total • ±1,5 Juta Kelambu akan
2 PAPUA JAYAWIJAYA 61,151 95,550 90,773 PKMF
3 PAPUA JAYAPURA 73,148 75,000 75,000 Ma s al Total
didistribusikan secara Massal (Total
4 PAPUA NABIRE 84,146 87,500 87,500 Ma s al Total Coverage & Massal Fokus) di wilayah
5 PAPUA KEPULAUAN YAPEN 55,414 57,350 57,350 Ma s al Total Papua
6 PAPUA BIAK NUMFOR 42,211 53,200 50,540 PKMF
7 PAPUA PANIAI 49,318 24,800 24,800 PKMF
• PKMF mengarah pada wilayah-
8 PAPUA PUNCAK JAYA 35,871 70,000 66,500 PKMF wilayah fokus yang masih menjadi
9 PAPUA MIMIKA 122,585 136,600 136,600 Ma s al Total sumber penularan di daerah
10 PAPUA BOVEN DIGOEL 38,522 39,950 39,950 Ma s al Total endemis sedang dan rendah
11 PAPUA MAPPI 56,658 55,200 55,200 Ma s al Total
12 PAPUA ASMAT 54,387 63,000 63,000 Ma s al Total • Massal total mencakup seluruh
13 PAPUA YAHUKIMO 107,567 24,250 24,250 Ma s al Total populasi di wilayah endemis tinggi
14 PAPUA PEGUNUNGAN BINTANG 21,161 42,500 40,375 PKMF • Untuk menghitung perkiraan
15 PAPUA TOLIKARA 39,000 35,100 PKMF
16 PAPUA SARMI 22,417 27,150 27,150 Ma s al Total
kebutuhan kelambu, dapat dihitung
17 PAPUA KEEROM 31,742 39,950 39,950 Ma s al Total dengan cara jumlah populasi dibagi
18 PAPUA WAROPEN 17,414 17,800 17,800 Ma s al Total 1,8. Artinya 1 kelambu dapat
19 PAPUA SUPIORI 7,300 6,570 PKMF
melindungi setidaknya 1,8 orang.
20 PAPUA MAMBERAMO RAYA 13,259 17,000 17,000 Ma s al Total
21 PAPUA NDUGA 35,011 29,250 29,250 PKMF
• Untuk mendapatkan angka yang
22 PAPUA LANNY JAYA 26,800 24,120 PKMF lebih tepat, dapat dilakukan sensus
23 PAPUA MAMBERAMO TENGAH 13,679 22,650 20,385 PKMF untuk menghitung jumlah kelompok
24 PAPUA YALIMO 55,473 28,950 28,950 PKMF
25 PAPUA PUNCAK 52,400 49,780 Ma s al Total
tidur yang perlu dilindungi kelambu.
26 PAPUA DOGIYAI 53,650 48,285 PKMF
27 PAPUA INTAN JAYA 13,884 28,100 25,290 PKMF
28 PAPUA DEIYAI 41,400 37,260 PKMF
29 PAPUA KOTA JAYAPURA 169,392 174,550 174,550 Ma s al Total
TOTAL 1,302,809 1,541,800 1,504,228
1. Sasaran pendistribusian adalah seluruh
penduduk yang berdomisili di wilayah
kabupaten endemis tinggi dan desa-desa
endemis tinggi kabupaten endemis sedang
: kelambu dibagikan secara massal.
2. Bagi sasaran ibu hamil yang tinggal di
KEBIJAKAN daerah endemis tinggi, kelambu diberikan
bersamaan dengan kunjungan
TEKNIS pemeriksaan kehamilan di bidan, pustu,
posyandu, dan puskesmas.
3. Dalam setiap proses pembagiannya,
PELAKSANAAN perlunya diinformasukan kepada
masyarakat mengenai cara penggunaan
PEMBAGIAN 4.
dan perawatan kelambu.
Pemberian edukasi dilakukan pada pra-
pembagian, saat pembagian, dan pasca
KELAMBU pembagian kelambu untuk memastikan
efektifitas dari kegiatan.
5. Dilakukan pemantauan 1 minggu – 1 bulan
– 3 bulan pasca pembagian kelambu (1-1-
3)
Distribusi Kelambu Massal:
• Pendistribusian secara serentak kepada seluruh penduduk
(total coverage) di kabupaten/ kota endemis tinggi ( API > 5
per seribu penduduk).
• Tujuan: melindungi semua masyarakat dari penularan
malaria dan menurunkan angka kesakitan di daerah
endemis tinggi
• Sasarannya semua penduduk sesuai dengan jumlah
kelompok tidur.
Distribusi Massal Fokus (PKMF)
• Pendistribusian kelambu di wilayah kabupaten/ kota endemis sedang (API
1-5 per-seribu penduduk)
• Desa/ dusun endemis tinggi dan sedang yang terdapat penularan malaria
pada tahun berjalan atau 1-2 tahun sebelumnya
• Desa/Dusun endemis rendah yang reseptif dan banyak ditemukan pelaku
perjalanan seperti wisatawan, pelaku perjalanan, dan pekerja migran
(migrant worker) seperti daerah tambang, perkebunan, dan pekerja yang
berkaitan dengan hutan.
• Dalam kondisi khusus, apabila penularan malaria terjadi di tempat orang
berkumpul di luar rumah seperti: kebun, tambang, sawah, militer, daerah
pengungsian, dan lain-lain maka sasaran pembagian kelambu adalah
semua orang yang tinggal pada lokasi tersebut, termasuk komunitas adat
tradisional (Suku Anak Dalam, dan lain-lain)
Distribusi Kelambu Massal Di Provinsi Papua Tahun 2020
• Monitoring Kelanjutan Distribusi
Kelambu Massal yang belum
terdistribusi di Tahun 2020 di
Kabupaten Berikut
1. Waropen
2. Yahukimo
3. Nduga
4. Yalimo
5. Puncak
6. Peg. Bintang (hanya pendropingan
ke PKM blm ada laporan dist)
7. Intan Jaya
• Untuk 2 kab sisanya, belum
semuanya didistribusi ke PKM, ada
kab. Mimika dan Supiori
Evaluasi Distribusi Kelambu
Alasan ART Tidak Tidur Dalam Kelambu Malam Sebelumnya

EVALUASI
PENDISTRIBUSIAN
KELAMBU 2020

Sumber : Laporan Survey KAP (Knowledge, Attitude, and Practice) Penggunaan Kelambu Anti Nyamuk,
2021 Hal 51 -52
Monitoring Pemantauan Pasca Distribusi Kelambu
Minggu I

• Terdapat 7,336
laporan
pemantauan pasca
distribusi di Minggu
• Laporan
pemantauan pasca
distribusi kelambu
Papua sebanyak
808 laporan (11%)
berasal dari 4
Kab/Kota (Biak
Numfor, Keerom,
Mimika dan Boven
Digoel)
Monitoring Pemantauan Pasca Pemantauan Kelambu
Bulan I
• Terdapat 5,285
laporan
pemantauan pasca
distribusi di Bulan I
• Laporan
pemantauan pasca
distribusi kelambu
Papua sebanyak
2,074 laporan (7%)
berasal dari 3
Kab/Kota (Keerom,
Boven Digoel, Kota
Jayapura, Jayapura,
Biak Numfor, dan
Sarmi)
Monitoring Pemantauan Pasca Pemantauan Kelambu
Bulan 3
• Terdapat 6,776
laporan
pemantauan pasca
distribusi di Bulan 3
• Laporan
pemantauan pasca
distribusi kelambu
Papua sebanyak
487 laporan (39%)
berasal dari 3
Kab/Kota (Keerom,
Mimika dan Boven
Digoel)
ISU??
• Untuk sampai ke masyarakat, perlu effort agar tercapai diatas
85%
• Penghitungan pembiayaan sampai ke masyarakat dari titik
distribusi perlu di komunikasikan agar tidak terjadi temuan
• Isu keamanan di wilayah tertentu → Kelambu tidak bisa
terdistribusi maksimal
• Pencatatan dan pelaporan → SISMAL vs RAPID PRO
• Monitoring pasca distribusi kelambu 1-1-3 yang tidak konsisten
dan hanya dilakukan dibeberapa wilayah saja
• Supporting UNICEF terkait Support Pelaporan dan Monitoring
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai