Anda di halaman 1dari 23

Upaya Strategis

dalam Pencapaian Eleminasi Malaria


dan Program Penyehatan Lingkungan Secara
Berkelanjutan
di Papua pada Tahun 2030

3 Oktober 2022

DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS


Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

1
Source pic : google
Pendahuluan

2
Proporsi Lingkungan yang 57% 42% 31%
Penyebab Penyakit Diare Malaria Kardiovaskuler

Secara global 24% kematian 20% 17% 15%


Kanker Tuberculosis Kurang Energi
disebabkan oleh penyakit yang dapat
dicegah dengan modifikasi lingkungan Kronis

11%
Modifikasi lingkungan menurunkan Kondisi
Neonatus
kejadian penyakit, salah satunya dengan
Peningkatan sanitasi
Asosiasi antara Malaria dengan Sandingan antara Kab/Kota SBS Tuntas* dengan
Eleminasi Malaria
Akses Air Minum dan Sanitasi
112
Versi jurnal internasional Kab/Kota
SBS Tuntas
Drinking water and sanitation conditions are associated with the risk of
malaria among children under five years old in sub-Saharan Africa: A 318
logistic regression model analysis of national survey data Kab/Kota
Eleminasi
(Journal of Advanced Research 2020 Jan; 21: 1–13. Malaria
Published online 2019 Sep 6)
 doi: 10.1016/j.jare.2019.09.001

Mosquito-borne diseases, as a threat to public health, are primarily • 83,58 % Kab/Kota SBS Tuntas adalah kab/kota
caused by the lack of clean water access and poor sanitation.
Eleminasi Malaria
(Journal of Environmental Chemical Engineering
Volume 4, Issue 4, Part A, December 2016, Pages 3718-3723)
• Dari 134 kab/kota SBS Tuntas di Indonesia, 112
https://doi.org/10.1016/j.jece.2016.08.013 kab/kota sudah Eleminasi Malaria

*SBS Tuntas adalah 100% desa/Kel telah terverifikasi SBS


4
Upaya Strategis dalam Pencapaian
Eleminasi Malaria

5
Tren Malaria Global dan Regional (Asia Tenggara)

Sumber: Kementerian Kesehatan 6


SITUASI ENDEMISITAS MALARIA TAHUN 2021

362 kab/kota telah sertifikasi


eliminasi malaria
109 kab/kota endemis rendah
17 kab/kota endemis sedang
26 kab/kotaendemis tinggi

Kriteria Endemisitas:
Rendah: API <1/1.000
Sedang: API 1-5/1.000
Tinggi: I : API 5-49/1.000
II : API 50-100/1.000
III : API >100/1.000

Kriteria Eliminasi:
• 3 tahun tanpa kasus
indigenous 109 Kab/Kota dengan 156 Kab/Kota yang belum eliminasi, 43
• Positivity Rate (PR) <5% Kab/Kota merupakan daerah
endemis rendah 65 kab/ko
• API <1/1000 endemis tinggi dan sedang yang
diantaranya adalah kab/ko sebagian besar berada di Kawasan
stagnan yang perlu Timur Indonesia (Papua, Papua Barat,
percepatan eliminasi Maluku, NTT) 7
PROFIL MALARIA DI PROVINSI PAPUA TAHUN 2021

Endemis Endemis Endemis Tinggi


Rendah Sedang
1. PANIAI 1. JAYAWIJAY 1. MERAUKE 9. YAHUKIMO
2. PUNCAK A 2. JAYAPURA 10. PEGUNUNGAN
JAYA 2. SUPIORI 3. NABIRE BINTANG
3. TOLIKARA 3. YALIMO 4. KEPULAUA 11. SARMI
Kriteria Endemisitas: 4. NDUGA 4. INTAN JAYA N YAPEN 12. KEEROM
Rendah : API <1/1.000 5. LANNY 5. BIAK 13. WAROPEN
Sedang: API 1-5/1.000 JAYA NUMFOR 14. MAMBERAMO
Tinggi: I : API 5-49/1.000 6. MAMBERA 6. MIMIKA RAYA
II : API 50-100/1.000 MO 7. BOVEN 15. PUNCAK
III : API >100/1.000 TENGAH DIGOEL 16. KOTA
7. DOGIYAI 8. MAPPI JAYAPURA
8. DEIYAI 9. ASMAT
300,000 90

80
250,000
Positif API 70

200,000 60
• Tahun 2021 terjadi peningkatan penemuan kasus 27% di Provinsi Papua
50
150,000
dibandingkan tahun 2020
40 • 55 % Kabupaten/Kota di Prov.Papua merupakan wilayah endemis tinggi
• 61% penduduk di Papua berada di wilayah Endemis Tinggi
100,000 30
• Kelengkapan laporan SISMAL Tahun 2020 Provinsi Papua 74,22%
20 • Cakupan konfimasi lab Prov. Papua sudah > 95% (98%)
50,000
10 • Cakupan pengobatan >95% (99%)
• Kasus Malaria 275.243, Tertinggi tercatat di Kab.Mimika (119.167 kasus),
- 0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Kota Jayapura (30.235 kasus) Kab.Jayapura (26.218 kasus)
• API tertinggi tercatat di Mimika (543,7 ‰),Mamberamo Raya (410,6‰), dan
Keerom (401,37‰
Peta Jalan Eliminasi Malaria di Indonesia
2030
2029
2028 Eminiasi Malaria
2025 Semua Kab/kota Semua Prov & Regio
2019 Indignous terakhir di eliminasi malaria eliminasi malaria Nasional
RPJMN 300 Kab/ko Eliminasi Indonesia

2023
1. Regional Jawa-Bali
Regional Sumatera, Sulawesi, NTB:
Regional Kalimantan-North Maluku:
186 dari 245 kab/Kota (76%)
41 dari of 66 Kab/Kota (62%) 2. Regional Sumatera,
2025
Sulawesi, NTB

Regional Papua: 3. Regional Kalimantan


0 dari 42 kab/Kota (0%) 2027
& Malut

4. Regional Maluku &2028


NTT
National: 362 dari 514 Kab/kota (70%)
merupakan wilayah Eliminasi
5. Regional Papua
2029
& Papua Barat

ELIMINASI MALARIA
2030
Regional Jawa-Bali:
NASIONAL
Regional Maluku, NTT:
127 dari128 kab/kota (99%) 8 dari of 33 kab/kota (24%)

Sumber : Kemenkes
Apa yang bisa dilakukan UPAYA PERCEPATAN ELIMINASI DI PAPUA
masyarakat ?
PENEMUAN PASIF
• Sebagai bagian masyarakat, • Penapisan tinggal di 9 kab endemis tinggi pada semua balita sakit
maka ikut menjaga lingkungan
agar bebas vektor malaria atau
• Penapisan ibu hamil pada kunjungan K1 (rutin)
berperan aktif mengendalikan • Pemeriksaaan semua anak sakit melalui pendekatan MTBS (Managemen Terpadu
tempat perindukan nyamuk Balita Sakit)
anopheles
• Membantu menyebarkan PENEMUAN AKTIF
informasi tentang malaria • Penemuan aktif oleh kader melalui kunjungan rumah
khususnya cara pencegahan • Pemeriksaan darah massal : skrining malaria pada anak sekolah, pemeriksaan
dan pengobatan serta bahaya
malaria kepada masyarakat malaria pada penduduk (cakupan minimal 80%penduduk di desa)
• Membantu menyebarkan
informasi tentang pentingnya PENGENDALIAN VEKTOR
kontribusi lintas sektor dalam • Pengendalian Vektor :Persiapan kelambu massal desa endemis tinggi, Indoor
mencapai masyarakat Residual Spraying (IRS) memerlukan kerjasama lintas sektor, larvaciding
Indonesia bebas malaria
• Menginformasikan kepada PENGUATAN SURVEILANS
puskesmas atau dinas • Penguatan sistem data dan manajemen data malaria : Pencatatan dan pelaporan
kesehatan setempat jika ada
kerabat yang diduga sakit malaria menggunakan SISMAL , Sosialisasi awal SISMAL Versi-3 tingkat provinsi dan
malaria untuk ditangani segera kabupaten.

10
Program Penyehatan Lingkungan di Papua
(Penurunan Kasus Malaria Melalui Penyehatan Lingkungan)
Modifikasi dan Manipulasi Lingkungan terkait Pencegahan Malaria

Pilar 1 STBM Pilar 3 STBM Pilar 4 STBM Pilar ke-5 STBM


• Mengurangi kontak • Pengelolaan Air Minum • Membatasi • Membatasi
Nyamuk dengan Rumah Tangga Perkembangan Vektor Perkembangan Vektor
Manusia dengan Stop • harus akses di rumah dengan Penimbunan dengan Pembuatan
Buang Air Besar diutamakan melalui Genangan dan Drainase
Sembarangan perpipaan Pembersihan
• ketersediaan sarana Lingkungan Tempat
penampungan air Perindukan nyamuk
minum yang terlindungi
dan tidak lembab
sehingga tidak menjadi
tempat perindukan
nyamuk dan langsung
akses sinar matahari

12
SBS Tuntas,
Pilar ke-1 STBM yang menjadi Strategi Kebijakan ke-4 dalam Pembangunan
Sanitasi pada RPJMN 2020-2024

Kebijakan 1: Peningkatan Kapasitas Institusi

Kebijakan 2: Peningkatan Komitmen Kepala Daerah

Kebijakan 3: Pengembangan Infrastruktur

Kebijakan 4: Peningkatan Perubahan Perilaku Strategi kebijakan 4


1. Pelaksanaan Program Perubahan Perilaku di
Kebijakan 5: Peningkatan Kerjasama Pendanaan tiap desa dan kelurahan yang belum Stop
Buang Air Besar Sembarangan (SBS) di tempat
Terbuka
2. Penguatan Mekanisme Monitoring Yang
Gerakan “Stop Buang Air Besar Sembarangan TUNTAS” merupakan Terjadwal
program yang sedang berjalan sebagai bagian dari program Sanitasi
3. Penguatan Keberlanjutan STBM di Tingkat
Total Berbasis Masyarakat (STBM) pilar ke-1 dan harus dituntaskan
Kabupaten dan Kota (Post SBS) menuju 5 Pilar
sebelum 2030 bersamaan dengan Target Pilar STBM Lainnya 50%
STBM
KK (2024)

13
Capaian SBS di Provinsi # Kab/Kota Jumlah KK Capaian SBS Akses Sanitasi

Indonesia Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
23
33
19
12
1.304.570
3.665.892
1.260.499
1.638.648
22,75%
19,20%
34,11%
45,39%
81,04%
85,25%
80,36%
92,97%
Jambi 11 919.053 50,13% 91,35%
Sumatera Selatan 17 2.226.837 54,00% 89,07%
Capaian SBS Provinsi Berdasarkan Target Nasional Bengkulu 10 571.803 38,05% 89,50%
Lampung 15 2.178.205 66,52% 93,59%
Kep. Bangka Belitung 7 558.092 68,29% 95,77%
Kepulauan Riau 7 734.664 24,94% 83,10%
Capaian rata- DKI Jakarta 6 2.846.389 12,36% 93,49%
Capaian SBS Capaian SBS Capaian SBS Jawa Barat 27 13.641.449 65,82% 85,90%
rata 50,23% -
> 80% >20% -50% <20% Jawa Tengah 35 10.495.294 85,14% 96,05%
80% DI Yogyakarta 5 1.088.699 100% 100,00%
Jawa Timur 38 11.726.452 72,38% 94,48%
Banten 8 3.151.332 22,31% 59,93%
5 provinsi 5 Provinsi 15 provinsi 8 provinsi Bali 9 1.064.269 45,53% 95,02%
Nusa Tenggara Barat 10 1.468.226 84,26% 90,82%
Nusa Tenggara Timur 22 1.187.027 79,85% 90,97%
Kalimantan Barat 14 1.315.163 13,55% 73,58%
Sumber : Kemenkes (e-Monev STBM) 2021
Kalimantan Tengah 14 721.765 32,01% 73,95%
Kalimantan Selatan 13 1.067.478 45,00% 86,34%
Kalimantan Timur 10 959.997 36,00% 89,63%
Kalimantan Utara 5 133.011 42,00% 84,88%
Sulawesi Utara 15 657.309 83,00% 89,49%
Sulawesi Tengah 13 793.353 41,00% 79,69%
Sulawesi Selatan 24 2.188.790 96,00% 99,41%
Sulawesi Tenggara 17 602.661 42,00% 89,42%
Gorontalo 6 317.969 11,00% 79,02%
Sulawesi Barat 6 304.759 30,00% 85,99%
Maluku 11 378.069 17,00% 75,08%
PAPUA, Provinsi Capaian SBS Maluku Utara 10 273.583 16,00% 78,21%

terendah di Indonesia
Papua Barat 13 117.759 9,74% 69,87%
Papua 29 640.519 5,52% 56,54%
Total 514 72.199.585 50,23% 86,35%*)
Proporsi Desa/Kel SBS di Papua Triwulan ke-2 Tahun 2022
KOTA JAYAPURA

KAB. INTAN JAYA

KAB. PUNCAK

Hanya 14 KAB. MAMBERAMO

Kabupaten/Kota
TENGAH

di Papua
KAB NDUGA

yang memiliki KAB. SUPIORI

Desa/Kel SBS KAB. KEEROM

KAB. TOLIKARA

11 kab/kota KAB. YAHUKIMO

diantara telah KAB. MAPPI

berkomitmen KAB. MIMIKA

SBS Tuntas KAB. PANIAI

KAB. KEPULAUAN
YAPEN

KAB. JAYAPURA

KAB. MERAUKE
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 15
Data Kemenkes, per Triwulan II 2022
POLA INTEGRASI KEMITRAAN
Target Capaian SBS 80.930 (100%)

• Jumlah RT melakukan perubahan


Jumlah RT mendapat perilaku:

PENDAMPINGAN SBS
bantuan pembangunan
APBN • Menyediakan akses sanitasi sendiri Jumlah desa yang
sanitasi
• Swadaya (termasuk mikro kredit) mengalokasikan ADD
APBD
• Bantuan CSR/lembaga amal untuk SBS
Jumlah desa/kel
Program/ pusat/prov Jumlah desa/kel yang
terkait mendapat akses bantuan Jumlah desa/kel didampingi
memiliki regulasi dan
pendanaan /program
Jumlah tenaga pendamping rencana aksi SBS
sanitasi

PEMICUAN
Dukungan HAKLI dalam advokasi pemda untuk Koordinasi perencanaan dan
percepatan SBS distribusi target
• Tenaga Sanitarian pemicuan dan
pendampingan Jumlah desa/kel dipicu Koordinasi monitoring dan
• Peningkatan suppy sanitasi review progress

40.365 desa/kel (50%)


Jumlah Kab Kota memiliki
regulasi SBS &
Data SBS Eksisting mengalokasikan APBD

Kemen PUPR, Pemkab/Kota Kemenkes Bappenas Kemendagri Kemendes


Supply Demand Enabling Environment
PEMANGKU KEPENTINGAN STBM
Pusat Provinsi Kabupaten/Kota Desa/Kelurahan
• Kementerian • Bappeda • Pemerintah Desa
• Bappeda
Bappenas • Dinas Lingkungan Hidup • Lembaga
• Dinas Kesehatan • Dinas Kesehatan Pemberdayaan
• Kementerian (sebagai
Kesehatan • Dinas Pekerjaan Masyarakat Desa
coordinator
teknis) Umum/Dinas Perkim • Puskesmas
• Kementerian PUPR
• Dinas Pemberdayaan
• Kementerian Desa • Dinas Pekerjaan Masyarakat
Umum/Dinas
• Kementerian Dalam Perkim • Dinas Pendidikan dan
Negeri Kebudayaan
• Dinas • Dinas Pariwisata
• Kementerian Pemberdayaan
Pendidikan dan Masyarakat • Dinas Pasar, dinas
Kebudayaan perhubungan
• Dinas • Tim koordinasi proyek
• Lembaga Donor Lingkungan sanitasi pusat di daerah
• BNPB Hidup
• Ormas, LSM
• Ormas dan Swasta • Lembaga Jasa Keuangan
mitra • CSR dan Lembaga Amal
ADVOKASI kepada KEPALA DAERAH melalui STBM AWARD
Tujuan STBM Award Berkelanjutan : Tahun 2018 : 23 Kab/Kota
1. Menjadi pemicu bagi daerah lainnya untuk mencapai ODF dan Tahun 2019 : 19 Kab/Kota
Pilar lainnya dalam STBM
Tahun 2020 : 29 Kab/Kota
Tahun 2021 : 30 Kab/Kota
2. Diseminasi pembelajaran terbaik bagi Kab/Kota yang
diharapkan dapat mendorong replikasi untuk keberhasilan Total: 125 Kab/Kota telah 100% Stop Buang Air Besar
untuk implementasi STBM Sembarangan.
3. Diharapkan melahirkan inovasi untuk percepatan capaian
5 Kab/Kota mencapai 100% desa/kel 5 Pilar STBM
universal akses 2019 maupun SDGs 2030 (Sumbawa Barat, Kota Banda Aceh, Kota Metro, Kota
Madiun, Kota Mataram)

18
Stop Buang Air Besar
Sembarangan (SBS)
untuk
Air Minum Aman
Hasil Studi Kualitas Air
Minum Rumah Tangga Tahun
2020

1. Rumah Tangga Dengan


Akses Air Minum Layak 93%

2. Rumah Tangga Dengan


Akses Air Minum Aman
11,8%
Sampel Air dari Titik SAM Yang memenuhi syarat

Kabupaten/Kota Total
TDS Suhu pH E.Coli Coliform Nitrat Nitrit
Hasil SKAMRT 2021: 20,4 % KABUPATEN ACEH UTARA 92,2 92,5 77,2 26,9 19,1 95,3 77,2
KABUPATEN PADANG LAWAS
UTARA 89,4 74,5 55,3 7,5 1,6 99,6 91
KOTA PADANG 97,8 65,7 77,8 53 33 87 96,5

Profile Kualitas Air Minum KABUPATEN ROKAN HILIR


KABUPATEN MERANGIN
93
94,4
88,5
85,6
45,5
73
27,5
25,6 12,2
7 84
96,7
93
91,1
KABUPATEN MUSI BANYUASIN 98,9 75,2 48,6 39,6 19,4 97,5 82,4
KABUPATEN BENGKULU UTARA 97,7 76,7 60,3 33,3 16 93,6 95,4
7 Parameter Utama: KABUPATEN PRINSEWU 91,9 89,2 73,5 24,2 6,9 80 85

TDS, Suhu, pH, Nitrate, KABUPATEN BANGKA SELATAN


KOTA BATAM
96,5
91,4
93
86,2
15,6
69,5
28,1
65,2
14,6
51,4
97
100
98
96,7
Nitrite, E. Coli, Total KOTA JAKARTA BARAT 95,1 84,8 95 69,1 62,6 97,7 95,3

Coliform KABUPATEN BOGOR


KOTA SEMARANG
97,1
86,2
77,6
87,8
61,4
88,1
34,6
39,8
25,2
25,7
98,8
94,9
94,4
96,2
KABUPATEN SLEMAN 96,4 94,8 83,6 52,4 19,6 100 99,2
KABUPATEN SIDOARJO 81,9 92,7 91,9 28,1 16,9 98,8 96,5
KABUPATEN TANGERAG 82,8 64,7 73,1 38,3 26,7 95,1 95,1
KABUPATEN GIANYAR 96,2 99,6 94,6 80,4 55,4 99,2 98,5
KABUPATEN LOMBOK BARAT 94 86,5 85 43,5 25 99 98,5

 Keberadaan E Coli dan


KOTA KUPANG
KABUPATEN SINTANG
89,5
99,5
48,4
84,9
83,8
50,8
45,2
33,2
36,2
23,2
100
99,2
100
78,1

Total Coliform masih menjadi KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR 97,1 93,8 66,7 34,3 16,2 98,1 99
tantangan utama dalam KOTA BANJARMASIN 88,5 94,2 88,8 77,7 46,9 100 98,5
menjamin kualitas air minum KABUPATEN KUTAI TIMUR 99 71,4 78,4 36,7 17,1 96 87,9
aman KABUPATEN NUNUKAN 96,6 84,9 42,7 31,5 21,1 99 97,5
KABUPATEN MINAHASA UTARA 100 65,5 72,3 32,3 5,5 96,8 82,7
KABUPATEN SIGI 93,7 78,9 86,6 69,8 51,6 94,4 84,9
KABUPATEN MAROS 97,1 80,4 90,4 32,1 30,4 44,3 98,6
KOTA KENDARI 91,1 61,2 80,3 33,9 19,2 97,8 92,4
KABUPATEN BONE BOLANGO 97,5 94,5 71,5 16,5 1 98,5 99,5
SKAMRT : Survei Kualitas Air Minum Rumah Tangga
KABUPATEN MAMUJU 96,3 89,4 85,6 26,4 19,9 78,2 90,7
KABUPATEN KEP. TANIMBAR 99,6 75,5 98,4 0 0 94,9 97,3
KABUPATEN HALMAHERA SELATAN 98 53,5 80,3 44,8 52,2 97,3 78,6
KABUPATEN MANOKWARI 99 72,2 83,3 12 12,9 85,2 90,9
KABUPATEN JAYAPURA 95 68 64 9 15,5 99 87,5
Arah Kebijakan dalam Mencapai Akses Air Minum Aman

Peningkatan perubahan
Penguatan regulasi
perilaku masyarakat
beserta turunan kebijakan
dalam mencapai akses
dan strategi dan
air minum aman (pilar
pembiayaan pelaksanaan
ke-3 STBM)

Peningkatan pengaasan
kualitas Surveilans Kualitas
Peningkatan Air Minum RT dan
tata kelola Penerapan Mekanisme
Jaminan Mutu
kelembagaan Pengamanan Air
dan pendanaan Minum/Audit Pengamanan
Air Minum

Peningkatan kapasitas Laboratorium Kualitas


penyelenggara air Air Minum di 514
minum (menjamin Kab/Kota terakreditasi
kualitas air minum dan sanitarian kit yang
yang aman) terkalibrasi

Dukungan ketersediaan Tenaga Sanitasi Lingkungan yang Profesional


dalam Pengelolaan Menuju Capaian Air Minum Aman
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai