DINAS KESEHATAN
Alamat : jl. Inolobunggadue II No. 323
Kompleks Perkantoran Pemda Kab. Konawe Telp. 0408-21024 Fax. 2421745
UNAAHA
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN MASS BLOOD SURVEY (MBS) PROGRAM MALARIA
PERIODE NOVEMBER 2021
GF – ATM KOMPONEN MALARIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
a. Latar Belakang
Malaria adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Penyakit yang berdampak pada penurunan kualitas
sumber daya manusia ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap munculnya
berbagai masalah social dan ekonomi. Berdasarkan data World Malaria Report
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) tahun 2016
terdapat sekitar 212 juta kasus baru malaria dan menyebabkan kematian sekitar
429 ribu orang di seluruh dunia. Upaya penanggulangan malaria terus dilakukan
sejauh ini telah memperlihatkan hasil yang cukup signifikan. Sasaran Millennium
Development Goals (MDGs) untuk malaria yaitu menekan insiden malaria di
seluruh dunia tahun 2015 telah tercapai dengan penurunan insiden malaria
sebesar 37 % di seluruh dunia sejak tahun 2000. Sementara itu, tingkat
kematian akibat amalaria di seluruh dunia antara tahun 2000 – 2015 berhasil
ditekan sampai 60 % dan sekitar 6,2 juta jiwa diselamatkan berkat upaya scale-
up intervensi malaria yang dilakukan oleh seluruh negara di dunia.
Pada tahun 2018 sejumlah 198,7 juta penduduk Indonesia ( 75%) telah
hidup di daerah bebas penularan malaria atau di 285 kabupaten/kota, sejumlah
57,8 juta penduduk (22 %) hidup di daerah risiko rendah penularan malaria atau
di 168 kabupaten/kota, sejumlah 5,1 juta penduduk (2 %) hidup di daerah
endemis sedang atau di 33 kabupaten/kota dan 3,5 juta penduduk ( 1 %) hidup
di daerah endemis tinggi atau 28 kabupaten/kota.
Bila melihat dari capaian API per kabupaten/kota, angka API seluruh
kabupaten/kota sudah < 1‰, dan kabupaten Konawe sudah < 1‰ .Bila ditinjau
dari segi pencapaian program, tujuan program telah tercapai, namun bila dilihat
dari nilai ABER yang dimana seluruh kabupaten/kota masih dibawah standar 10
% dari jumlah penduduk.. Sedangkan capaian ABER diharapkan 10% dari
jumlah penduduk, disadari bahwa pencapaian tersebut belum benar-benar
sesuai dengan kenyataan dilapangan. Hal yang mendasar adalah angka
kesakitan malaria tersebut belum menggambarkan keadaan yang sebenarnya
dilapangan, mengingat masih banyaknya daerah-daerah atau desa-desa yang
menjadi kantong-kantong sumber penularan penyakit malaria yang belum dapat
dilayani dengan pelayanan kesehatan yang baik karena letak dan kondisi
geografisnya yang jauh dan sulit terjangkau. Disamping itu kualitas SDM terlatih
malaria terutama tenaga mikroskopis malaria belum menujukkan performance
yang sesuai dengan standar pemeriksaan laboratorium.
KAB. KONAWE
KAB. KOLAKA
KOTA KENDARI
KAB. KONSEL
KAB. BOMBANA
KAB. BUTUR
KOTA BAU-BAU
Dari gambar diatas dapat dilihat dari tahun 2008- 2014 di Sulawesi
Tenggara terdapat 12 kabupaten/kota. Pada tahun 2008 jumlah daerah endemis
tinggi (merah, API > 5/‰) sebanyak 5 kabupaten/kota, endemis sedang (kuning,
API 1-5/‰) sebanyak 5 kabupaten/kota dan endemis rendah (hijau, < 1‰) 2
kabupaten/kota . Pada tahun 2014 terjadi penurunan signifikan dimana jumlah
daerah endemis tinggi sudah tidak ada dan daerah endemis sedang (kuning,
API 1-5/‰) sebanyak 2 kabupaten/kota, sedang daerah endemis rendah (hijau,
< 1‰) sebanyak 10 kabupaten/kota. Daerah yang telah eliminasi sebanyak 5
kabupaten/kota yaitu Kolaka Utara, Kolaka, Kota Kendari, Konawe Selatan dan
Konawe Utara.
Pada tahun 2015 di Sulawesi Tenggara terjadi pemekaran wilayah
kabupaten/kota dari 12 kabupaten/kota menjadi 17 kabupaten/kota. Daerah
endemis sedang (kuning, API 1-5/‰) sebanyak 3 kabupaten/kota yaitu Muna,
Buton dan Konawe. Bertambahnya daerah endemis sedang pada tahun 2015 ini
disebabkan oleh pemekaran wilayah, dimana kabupaten Konawe merupakan
pemekaran dari kabupaten Buton yang merupakan daerah endemis sedang.
Salah satu kecamatan di Konawe ( Mawasangka) merupakan kantong sumber
Sumber: Laporan Penemuan dan Pengobatan Penderita Malaria Kab/Kota Tahun 2017
Sumber: Laporan Penemuan dan Pengobatan Penderita Malaria Kab/Kota Tahun 2017-2019