Anda di halaman 1dari 2

POLICY BRIEF

TIM PENANGANAN PENANGGULANGAN KASUS


MALARIA

DI KABUPATEN BANGKA BARAT

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit (Plasmodium) yang ditularkan oleh
gigitan nyamuk yang terinfeksi. Malaria pada manusia dapat disebabkan oleh P. malariae, P.
vivax, dan P. ovale. Pada tubuh manusia, parasit membelah diri dan bertambah banyak di dalam
hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah (Depkes RI, 2008).

LATAR BELAKANG
Di provinsi bangka belitung khususnya kabupaten bangka Barat, malaria ditemukan
hampir di semua wilayah. Pada tahun rentan antara 2018 - 2020 ditemukan kasus malaria yang
masih tinggi, dengan jumlah penderita sebanyak 424 orang. Menurut laporan dinas kesehatan
bangka barat, di kabupaten bangka barat nilai API ( Annual Parasite Insidens) tertinggi terdapat
pada wilayah kerja puskesmas Puput 2,62 0/00. sebagian besar disebabkan oleh Plasmodium
falciparum dan Plasmodium vivax.

Dengan masih tingginya angka penderita kasus Malaria, maka dari itu perlu adanya Tim
Penanganan dan Penangulangan Kasus Malaria untuk di daerah Kabupaten bangka barat.Untuk
Mewujudkan Status BANGKA BARAT BEBAS MALARIA / ELIMINASI BANGKA
BARAT DARI MALARIA
Dalam penanganan dan penanggulangan kasus malaria di wilayah
bangka barat harus adanya pembentukan tim lintas sektor yang lebih
komprehensif yang mana pada penderita kasus malaria positif di daerah
tersebut mempunyai kebiasaan yang berpindah – pindah dari tempat ke
tempat yang lainnya atau tingkat mobilitas penderita sangatlah tingggi
karena mayoritas dari penderita adalah penambah Timah.

PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara tropis masih menghadapi masalah penyakit malaria ;
indonesia merupakan sau dari bagian negara ASEAN dengan Morbiditas
dengan kasus Malaria tertinggi ini di kerenakan Indondesia merupakan daerah
Endemis Malaria. Pada tahun 2009 Pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 293 Tentang Eliminasi Malaria. Tujuan penelitaian
ini mengkaji Implementasi SK Menkes No : 293/2009 tentang kebijakan
Eliminasi Malaria.
METODE : Jenis penelitian adalah Observasional, penelitian ini dilakukan di
berbagai daerah. Penggumpulan data dengan diskusi kelompok Terarah dan
data sekunder, Analisis dilakukan terhadap :
1. pemahaman terhadap SK Menkes No. 293/2009
2. Penerapan
3. Komitmen kebijakan Tersebut Didaerah
4. Kegiatan Inovasi Dalam Mendukung Pencapaian Eliminasi Malaria
5. Kesinambungan Keegiatan Dengan Pemberdayaan Masyarakat
6. Proporsi dari Total Anggaran

Hasil :

Menunjukan adanya Kabupaten yang Belum menerbitkan Kebijakan tentang Eliminasi Malaria,
Penerapan dengan Komitmennya terutama yaitu Puskesmas di daearah study melakukan
Pendekatan Diagnosa dengan Pemeriksaan Laboratorium dan pengobatan malaria Artemisin
Combinet Therapy ( ACT ), walaupun masih ada yang melakukan pengobatan Malaria klinis.
Kegiatan Inovatif bersifat lokal spesifik, dan pemberian Reward Juru Malaria Desa ( JMD ) dalam
Meningkatkan penemuan kasus suspek Malaria.

Saran :

Untuk memberikan Advokasi agar semua daerah endemis Malaria Menerbitkan kebijakan
Tentang Eliminasi Malaria di daerah. Intervensi Program prioritas dengan menetapakan target
dan waktu pencapaian Eliminasi Malaria serta meningkatkan Surveilens terutama Analis
Laboratorium untuk data stabilitas penyakit Malaria, dan juga Advokasi ke PEMDA untuk
memperoleh komitmen pendanaan, pemerataan / mutasi SDM kesehatan, Peningkatan sarana
dan Prasarana kesehatan, dan peningkatan sistem kesehatan dalam kegiatan program
pencegahan malaria.

Kata Kunci : Eliminasi Malaria,Implementasi kebijakan, Faktor pendukung keberhasilan.

Anda mungkin juga menyukai