MENUJU ELIMINASI
• Latar Belakang
• Situasi Malaria
• Kebijakan dan Strategi
• Isu Resistensi
• Tantangan
• Kesimpulan
LATAR BELAKANG
Golongan Kaya dan terkenal meninggal akibat Malaria Golongan kaya dan terkenal pernah sakit Malaria
Penduduk yg berakitfitas dekat dan tinggal di Penduduk yang tinggal daerah kurang
hutan spt penambang emas ilegal, penyamak karet
dll
terpelihara lingkungannya
PERMASALAHAN MALARIA
Turunnya PAD
MENINGKATNYA
KASUS MALARIA
• Negara negara ASEAN bersama dengan United States, Japan, China, Republic
of Korea, India, Australia dan New Zealand.
• Mempercepat pengendalian malaria menuju eliminasi di kawasan Asia Pasifik
pada tahun 2030.
PROGRAM PRIORITAS: PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Aktifitas Fisik
dan
Lingkungan
Konektivitas
Antarmoda Sehat PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS
Transportasi
Pencegaha NASIONAL NASIONAL
n Penyakit
dan Deteksi 1. Peningkatan 1. Pengendalian Faktor
Dini Cakupan Imunisasi Risiko Penyakit Tidak
Dasar Lengkap Menular
11
PEMBIAYAAN PROGRAM MALARIA
• Studi merupakan hasil olah data Pembiayaan Program per Kapita (US$)
pembiayaan dari seluruh intervensi Menurut tingkat Endemisitas
$4.00
yang dilakukan terkait program $3.61
$3.50
malaria di Indonesia $3.00
• Berdasarkan studi yang dilaksanakan $2.50
pada tahun 2016, menunjukkan hasil $2.00 $1.68
bahwa pembiayaan malaria per kapita $1.50 $1.25
31.29
35.00
30.00
25.00
20.00
7.04
5.81
15.00
2.77
2.03
1.08
0.88
0.85
0.68
0.68
0.57
0.49
0.49
0.47
0.46
0.42
0.42
0.41
0.35
0.31
0.17
0.14
0.13
0.08
0.10
0.10
0.06
0.03
0.03
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
10.00
5.00
0.00
Progress Situasi Malaria menurut Kab/Kota Tahun 2009-2016
2016
2009
Kabupaten/Kota
No Kategori
JUMLAH %
1 Bebas Malaria 247 48 %
2 Endemis Rendah 166 33 %
3 Endemis Menengah 60 11 %
4 Endemis Tinggi 41 8%
Total 514 100.0 %
PENCAPAIAN ELIMINASI MALARIA KAB/KOTA
s.d 2016
NO PROVINSI KAB/KOTA ELIMINASI % NO PROVINSI KAB/KOTA ELIMINASI %
17 Sulawesi Utara 15 3 20%
1 Aceh 23 18 75%
18 Sulawesi Barat 6 1 17%
2 Sumatera Utara 33 18 52% 19 Sulawesi Tenggara 14 8 57%
3 Sumatera Barat 19 16 84% 20 Sulawesi Tengah 13 3 23%
4 Riau 12 7 58% 21 Sulawesi Selatan 24 14 58%
5 Kepulauan Riau 7 3 30% 22 Gorontalo 6 2 33%
6 Jambi 11 3 27% 23 Kalimantan Tengah 14 5 36%
24 Kalimantan Barat 14 2 14%
7 Bengkulu 10 3 30%
25 Kalimantan Timur 10 3 30%
8 Sumatera Selatan 17 7 41% 26 Kalimantan Selatan 13 4 31%
9 Bangka Belitung 7 5 71% 27 Jawa Barat 27 23 85%
10 Lampung 15 5 33% 28 Jawa Tengah 35 28 80%
11 NTB 10 3 30% 29 Jawa Timur 38 37 97%
30 DIY 5 4 80%
12 NTT 22 0 0%
31 Banten 8 6 75%
13 Maluku 11 0 0% 32 Bali 9 9 100%
14 Maluku Utara 10 0 0% 33 DKI 6 6 100%
15 Papua Barat 13 0 0% 34 Kalimantan Utara 5 1 20%
16 Papua 29 0 0% NASIONAL 511 247 48%
17
Capaian Indikator KSP per Provinsi Tahun 2016
Persentase Konfirmasi Laboratorium
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
% Konfirmasi Target
% Pengobatan Target
Persentasi Kasus Malaria Per Parasit Tahun 2016
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pf Pv Lainnya
Kebijakan dan Strategi
Eliminasi malaria adalah suatu upaya untuk
menghentikan penularan malaria setempat dalam satu
wilayah geografi tertentu, dan bukan berarti tidak ada
kasus malaria impor serta sudah tidak ada vektor di
wilayah tersebut, sehingga tetap dibutuhkan kegiatan
kewaspadaan untuk mencegah penularan kembali
SKEMA PENTAHAPAN ELIMINASI MALARIA
MASUK TAHAP PEMELIHARAAN
Kasus
Indigenous nol
< 1 kasus/1000
SPR < 5% penduduk berisiko
3 Tahun
Reorientasi Reorientasi
program menuju program menuju
eliminasi pemeliharaan
Milestone Pencapaian Eliminasi Malaria di Indonesia
2025 2027
Semua Semua
kab/kota provinsi
Target : 300
2030
kab/kota
Eliminasi
Target : 265 2019 malaria
kab/kota nasional
Capaian s.d. 2018
Target : 225 Agust : 251
Target : 285
kab/kota 2017
Capaian : 232
kab/kota
kab/kota 2016
Target : 245 kab/kota
Capaian : 247 kab/kota
2015
Intervensi Utama untuk Eliminasi Malaria
Lima elemen utama :
1 Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
2 Penemuan dan tata laksana kasus
3 Surveilans epidemiologi
4 Promosi kesehatan untuk pemberdayaan
masyarakat
5 Peningkatan sumber daya manusia
Media KIE :
cetak, Kelambu Diagnostik :
elektronik Mikroskop dan
(TV/Radio IRS RDT
Spot),medsos
Larvasida Pengobatan :
Pemberdayaan Repellen ACT, Primakuin
masyarakat
2011 DHP
secara
2008 DHP nasional
di Papua
and Papua
2004
Barat
ACT
(artesunate +
1973 amodiaquine
Resistensi
Klorokuin
Saat ini OAM yang digunakan program nasional adalah derivat
artemisinin dengan golongan aminokuinolin, yaitu:
• Malaria Falciparum :
DHP 3 hari + Primakuin 1 hari
• Malaria Vivaks & Ovale :
DHP 3 hari + Primakuin 14 hari
• Malaria Malariae :
DHP 3 hari
OBAT ANTI MALARIA
34
ISU & MEKANISME RESISTENSI
Resistensi P. falciparum di Dunia
WHO, 2004
Anti Malaria
RESISTENSI Drug Resistance
PLASMODIUM THD In Indonesia,
OBAT MALARIA
DI1978
INDONESIA
- 2003
Resistensi obat anti malaria (OAM)
Tahun 1990an resistensi obat anti-malaria yaitu Klorokuin dan Sulfadoksin Pirimetamine
(SP) mengkhawatirkan di negara-negara endemis malaria termasuk Indonesia
Tahun 2004 Kemenkes merubah kebijakan obat program dari klorokuin dan SP menjadi
Artemisinin based-Combination Therapy (ACT) saat ini : Diidroartemisinin-Piperakuin
(DHP)
Tahun 2005 WHO merekomendasikan agar seluruh negara menggunakan ACT untuk
pengobatan malaria.
Resistensi aremisinin pertama kali dilaporkan di Kamboja bagian barat dan meluas ke
beberapa negara di Asia Tenggara.
Per Juli 2016, telah terjadi resistensi artemisinin di 5 negara di kawasan Greater Mekong
(Cambodia, Lao PDR, Myanmar, Thailand dan Vietnam).
Penyebab resistensi : penggunaan obat yang tidak rasional (tanpa konfirmasi lab, tanpa
resep dokter), penggunaan monoterapi artemisinin (tanpa kombinasi obat lain), obat sub
standard/palsu.
Efikasi Terapi dan Resistensi ACT di Indonesia: 2005-2013
Samarinda (2005): Tomohon
2010, 2011, Jayapura (2007):
AAQ for Pf malaria 2005: AAQ for Pf malaria
2012 : DHP for DHP vs AN for
2011, 2012 : DHP 2007: AL for Pf malaria
Pf and Pv Jayapura (2010, Pf and Pv
for Pf and Pv 2010, 2011, 2012, 2013 : malaria
malaria 2011, 2012):
malaria DHP for Pf and Pv malaria DHP for Pv and
Pf malaria
Timika (2010,
Keterangan: 2011, 2012): Timika (2005): DHP vs
• DHP=dihydroartemisinin-piperaquine; DHP for Pv AAQ for Pv and Pf
• AAQ=artesunate-amodiaquine; and Pf malaria malaria
• AL=artemether-lumefantrine; West Sumba East Sumba Timika (2005): DHP vs
• AN=artemisinin-naphtoquine; (2005): AAQ (2005): AAQ AL for Pv and Pf
malaria
• SP=sulphadoxine-pyrimethamine; for Pf vs SP for Pf
• Pf=P. falciparum; Pv=P. vivax malaria malaria
ISU DAN Tantangan
TANTANGAN PROGRAM MALARIA